Anda di halaman 1dari 10

MIND MAPPING

KURIKULUM

KONVENSI PBL
ONAL
SEJARAH PENDEKATAN KEUNGGULA
PRINSIP N DAN
TEACHER KELEMAHAN
CENTER DUNIA DI STUDENT
COLLABORATI CONSTRUCTI SELF-
INDONESIA CENTER VE LEARNING VE LEARNING DIRECTED CONTEXTUAL
1970 DI MAC LEARNING LEARNING
MASTER DI MULAI
STRATE
UNIVERSITY 2006, DI GI GAYA
FACULTY OF UNJA BELAJAR BELAJAR
HEALTH DIMULAI
SCIENCE DI 2007
KANADA OLEH VISUAL AUDIRTORI KINESTETIK
HOWARD
BARROW
7. SINTESIS

1. Jelaskan 4 prinsip PBL

1. Pembelajaran merupakan suatu proses konstruktif. (Learning should be a constructive


process)
Pembelajaran merupakan suatu proses di mana mahasiswa secara aktif membangun
pengetahuan mereka sendiri. Mahasiswa tidak lagi secara pasif mendapatkan pengetahuan
tentang fakta-fakta melalui perkuliahan satu arah oleh dosen (one-way lecture), mereka
diharapkan dapat memahami tentang suat teori berdasarkan pengalaman mereka sendiri dan
juga interaksi dengan lingkungan sekitar.
Pada pertemuan pertama diskusi tutorial mahasiswa berusaha untuk menjawab berbagai
pertanyaan yang timbul dalam diskusi dengan menggunakan prior knowledge. Selanjutnya dalam
proses diskusi dengan sesama anggota kelompok dan juga belajar mandiri, mereka akan
mendapatkan pengetahuan baru10.
2. Pembelajaran merupakan suatu proses yang dimotori oleh keinginan dari dalam diri
sendiri (Learning should be a self directed process)
belajar tersebut termasuk didalamnya strategi belajar yang harus diterapkan, sumber
pembelajaran yang bisa digunakan, apa saja kemungkinan kelemahan yang dapat menghambat
keberhasilannya dalam mencapai tujuan belajar.
Dalam hal monitoring, mahasiswa harus mampu mengevaluasi pencapaian apa saja
yang sudah ia dapatkan, tindakan apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai
kekurangannya. Hal ini antara lain dapat dilakukan mahasiswa dengan melatih diri melakukan
proses refleksi terhadap proses belajar dan pencapaian yang sudah didapat.
Prinsip kedua ini diharapkan dapat diterapkan mahasiswa pada langkah kelima dan
keenam dalam diskusi tutorial. Pada langkah kelima, mahasiswa berusaha mengidentifikasi
permasalahan apa saja yang belum mereka pahami dan masih perlu dipelajari selama proses
belajar mandiri, dan dalam langkah keenam, yaitu belajar mandiri mahasiswa diharapkan mampu
mengatur dirinya untuk mencari sumber-sumber pembelajaran yang dapat membantu mereka
memahami berbagai permasalahan yang telah disepakati sebagai learning objective pada diskusi
pertama10.
3. Pembelajaran merupakan suatu proses kolaborasi (learning should be a collaborative
process)
Dalam diskusi tutorial, mahasiswa didorong untuk berinteraksi satu sama lain, melalui
interaksi dengan sesama anggota kelompok, mahasiswa akan mampu membentuk suatu
pemahaman baru tentang suatu permasalahan10
4. Pembelajaran merupakan sesuatu yang diberikan kontekstual (Learning should be a
contextual process)
Proses pembelajaran dengan sistem PBL akan memfasilitasi mahasiswa untuk dapat
belajar dengan permasalahan yang bersifat nyata, masalah yang nantinya akan sering mereka
jumpai pada saat pendidikan klinik dan pada saat mereka menjadi dokter10.

2. Apa saja macam-macam Gaya Belajar

GAYA BELAJAR :

Mahasiswa harus mengetahui dahulu macam-macam cara belajar yaitu ada 3 (tiga) antara
lain : visual, auditori, kinestetik. Setelah itu, mengetahui ciri khas dari masing-masing cara/gaya
belajar tersebut dan membandingkan mana yang sesuai dengan diri kita dari ciri-ciri gaya belajar
tersebut yang paling sesuai, itulah cara/gaya belajar kita.Adapun macam-macam cara belajar5 :
A. Visual (belajar dengan cara melihat) :
Lirikan keatas bila berbicara, berbicara dengan cepat. Bagi siswa yang bergaya belajar visual, yang
memegang peranan penting adalah mata / penglihatan ( visual ), dalam hal ini metode pengajaran
yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak / dititikberatkan pada peragaan / media, ajak mereka
ke obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat
peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis

Ciri-ciri gaya belajar visual :


- Bicara agak cepat
- Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi
- Tidak mudah terganggu oleh keributan
- Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar
- Lebih suka membaca dari pada dibacakan
- Pembaca cepat dan tekun
- Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata
- Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato
- Lebih suka musik dari pada seni
- Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali minta
bantuan orang untuk mengulanginya
B. Auditori (belajar dengan cara mendengar) :
Lirikan kekiri/kekanan mendatar bila berbicara, berbicara sedang-sedan saja. Siswa yang bertipe
auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga ( alat pendengarannya ), untuk itu
maka guru sebaiknya harus memperhatikan siswanya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang
mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan
mendengarkan apa yang guru katakan.

Ciri-ciri gaya belajar auditori :


- Saat bekerja suka bicaa kepada diri sendiri
- Penampilan rapi
- Mudah terganggu oleh keributan
- Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat
- Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
- Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
- Biasanya ia pembicara yang fasih
- Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
- Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
- Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual
- Berbicara dalam irama yang terpola
- Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara

C. Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh) :


Lirikan kebawah bila berbicara, berbicara lebih lambat. Anak yang mempunyai gaya belajar
kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk
diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa
yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.

Ciri-ciri gaya belajar kinestetik :


- Berbicara perlahan
- Penampilan rapi
- Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan
- Belajar melalui memanipulasi dan praktek
- Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
- Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
- Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita
- Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca
- Menyukai permainan yang menyibukkan
- Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat itu
- Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka Menggunakan kata-kata yang
mengandung aksi

Sebagai pembelajar yang baik harus mengetahui cara/gaya belajarnya serta mengetahui strategi
yang tepat untuk mempermudah proses belajar dari gaya belajarnya6

A. Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual :


a. Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.
b. Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.
c. Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
d. Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).
e. Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.

B. Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori :


a. Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam
keluarga.
b. Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.
c. Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
d. Diskusikan ide dengan anak secara verbal.
e. Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk
mendengarkannya sebelum tidur.

C. Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik:


a. Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.
b. Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia baca
sambil bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru).
c. Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.
d. Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan.
e. Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan
3. Kapan kurikulum unja menerapkan PBL?
ADANYA SISTEM PBL DI PSPD UNJA :
Program Studi Pendidikan Dokter UNJA menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi sejak tahun
2007, yang selanjutnya disebut KBK-2007. PSPD UNJA telah menerapkan metode pembelajaran
tutorial sejak KBK-2007.Namun dalam KBK-2012, tutorial semakin dikembangkan dengan
mempertimbangkan kondisi yang dimiliki PSPD UNJA.Beberapa modifikasi pada pelaksanaan
tujuh langkah tutorial juga dirasa perlu dilakukan pada KBK-2012 ini. Oleh karena itu, KBK-2012
ini pun disusun berpedoman pada Standar Pendidikan Profesi Dokter tersebut. Perumusan KBK-
2012 berlandaskan pada pencapaian ketiga ranah kompetensi, yaitu ranah kognisi, keterampilan,
dan sikap.
Tujuan KBK-2012 dirumuskan untuk dapat dicapai secara bertahap, dengan dimulai dari
tiga setengah tahun pendidikan tahap Sarjana Kedokteran.KBK-2012 diselenggarakan selama lima
setengah tahun dengan sekuen tiga fase pembelajaran, yaitu Fase 1 Landasan Ilmu Kedokteran,
Fase 2 Aplikasi Ilmu Kedokteran, Fase 3 Rotasi Klinik (Gambar 1 Peta KBK-2012). Fase 1 dan
Fase 2 diselenggarakan selama masa pendidikan tahap Sarjana Kedokteran, sedangkan Fase 3
diselenggarakan pada masa pendidikan Profesi Dokter. Kurikulum pendidikan tahap Sarjana
Kedokteran dirumuskan dengan pengorganisasian materi dalam 21 tema blok, namun ada sebagian
materi yang dilaksanakan dalam sistem konvensional dengan sks maksimum 3 sks. Kurikulum
sarjana kedokteran memiliki total 156 sks.Materi pembelajaran dimulai dari pembekalan
keterampilan belajar dan materi ilmu kedokteran dasar di tahun 1, yang akan menjadi dasar bagi
pembelajaran di tahun-tahun berikutnya. Secara bertahap ilmu kedokteran klinis diajarkan dengan
dimulai dari penekanan pada mekanisme kelainan sistem organ di tahun kedua, dilanjutkan hingga
tata laksana komprehensif gangguan kesehatan di tahun ketiga hingga pemahaman kedokteran
komunitas dan aplikasi penelitian di tahun keempat. Pada tahun pertama dan kedua, pembelajaran
materi kuliah dasar umum yang merupakan materi wajib pembelajaran di pendidikan tinggi, yaitu
agama, bahasa Indonesia, Pancasila dan Kewarganegaraan, serta Ilmu Sosial Budaya Dasar
masing-masing dilaksanakan melalui perkuliahan yang berlangsung satu semester dengan bobot 3
sks14.
4. Apa Manfaat PBL??
PBL memberikan beberapa manfaat sebagai berikut (Halonen, 2010):
1.Kemampuan retensi dan recall pengetahuan lebih besar
2. Mengembangkan keterampilan dalam mengakses dan menggunakan informasi dari aneka
domain subjek,mengintegrasikan pengetahuan dengan lebih baik,mengintegrasikan belajar di
kelas dan lapangan
3.Mengembangkan keterampilan belajar seumur hidup
4. Menciptakan lingkungan belajar yang aktif, kooperatif, berpusat pada mahasiswa, efektivitas
tinggi.
5. Menciptakan lingkungan belajar yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan
memecahkan masalah.
6. Meningkatkaan motivasi dan kepuasan mahasiswa, interaksi antarmahasiswa, dan interaksi
mahasiswa dan fasilitator

5. Bagaimana Perbedaan mahasiswa yang menerapkan system PBL dengan yang tidak memakai PBL

Beberapa indikator yang menyebabkan lulusan dari sistem ini baik13, yaitu :
1) Lulusan yang dihasilkan memiliki kemampuan abstract thinking, system thinking,
experimentation, dan collaboration
2) Lulusan yang dihasilkan tidak hanya memiliki skill yang diberikan, tetapi juga lulusan yang
mampu secara terus menerus belajar tanpa harus diarahkan dari oranglain
3) Lulusan yang harus dapat hit the ground learning ketika memasuki dunia kerja
6. Apa kelebihan dan kekurangan tutorial?
Menurut Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada tentang kelebihan
Problem Based Learning adalah

KEUNGGULAN PBL :

a. Student Centered Problem Based Learning mendorong pembelajaran yang lebih aktif.
Memperbaiki pemahaman mahasiswa dan pengembangan keterampilan belajar.
b. Generic Competencies Problem Based Learning memberikan pembelajaran kepada setiap
mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan umum dan sikap untuk praktik kerja di
kemudian hari.
c. Integration Problem Based Learning memberikan fasilitas kurikulum inti yang terpadu
kepada setiap mahasiswa.
d. Motivation Problem Based Learning memiliki situasi belajar yang menyenangkan bagi
setiap mahasiswa dan tutor. Lingkungan belajar Problem Based Learning dapat memberikan
dan meningkatkan motivasi tiap mahasiswa.
e. Deep Learning Problem Based Learning membuat pembelajaran yang lebih mendalam.
Mahasiswa di hadapkan dengan kasus atau materi pembelajaran yang kemudian di hubungkan
dengan aktivitas yang ada di kehidupan sehari-hari.
f. Constructivist approach Mahasiswa dibuat untuk mengaktifkan prior knowledge dan
mengembangkan nya kepada materi atau kasus yang sedang di hadapi.
g. Dapat meningkatkan kolaborasi antara ilmu-ilmu kedokteran dasar dengan klinik atau praktik
kerja. (ilmu kedokteran)
h. Relevansi Kurikulum yang relevan untuk mahasiswa,karena Problem Based Learning
membuat kurikulum yang tidak relevan tidak ada untuk mahasiswa.
KELEMAHAN PBL :
a. Tutors who cant teach Tutor hanya sebagai fasilitator tetapi tidak bisa memenuhi tugas
nya. Karena dalam Problem Based Learning yang di tuntut aktif adalah mahasiswa.
b. Human Resources Jumlah pengajar atau tutorial lebih banyak di butuhkan dalam Problem
Based Learning di bandingkan Konvensional system.
c. Other Resources Seluruh / banyak Mahasiswa yang ingin mengakses komputer,internet dan
perpustakaan secara bersamaan.
d. Role Models System atau cara belajar dapat berbalik karena mahasiswa yang terbawa dalam
situasi konvensional. Sehingga tutor yang lebih aktif dibandingkan mahasiswa itu sendiri
e. Information Overload Mahasiswa dalam step self directed study mengalami kebingungan /
kegamangan sampai dimana mereka harus mencari dan apakah informasi yang mereka
dapatkan merupakan informasi yang relevan atau tidak.

7. Bagaimana pengaruh strategi belajar terhadap gaya belajar anak kedokteran?

Sebagai pembelajar yang baik harus mengetahui cara/gaya belajarnya serta mengetahui strategi
yang tepat untuk mempermudah proses belajar dari gaya belajarnya6

D. Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual :


f. Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.
g. Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.
h. Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
i. Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).
j. Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.

E. Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori :


a. Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam
keluarga.
b. Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.
c. Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
d. Diskusikan ide dengan anak secara verbal.
e. Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk
mendengarkannya sebelum tidur.

F. Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik:


a. Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.
b. Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia baca
sambil bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru).
c. Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.
d. Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan.
e. Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan

Anda mungkin juga menyukai