Anda di halaman 1dari 6

A.

Terminologi
1. racoon eyes = mata rakun, adalah ekimosis bilateral di daerah periorbital yang
timbul tidak akibat dari trauma jaringan lunak muka. Biasanya raccoon eyes ini
merupakan indikator dari fraktur basis cranii, yang terjadi ketika fraktur
mengenai meningens dan mengakibatkan sinus-sinus vena berdarah ke vili
arakhnoid
2. otorhea = keluarnya cairan otak melalui telinga menunjukan terjadi fraktur pada
petrous pyramid yang merusak kanal auditory eksternal dan merobek membrane
timpani mengakibatkan bocornya cairan otak atau darah terkumpul disamping
membrane timpani (tidak robek)
3. rhinorrhea = suatu kondisi di mana rongga hidung dipenuhi dengan sejumlah
besar cairan lendir.
4. Hematuria = istilah medis yang menandakan adanya darah di dalam urine. Urine
akan berubah warna menjadi kemerahan atau sedikit kecokelatan
5. adverse effect = efek samping

B. Identifikasi Masalah
1. Kenapa pasien tidak sadar dan keluar cairan berwarna merah dari telinga dan
hidung?
2. Bagaimana interpretasi pemeriksaan pasien?
3. Kenapa dokter melakukan stabilisasi leher, memasang infus RL dan memasang
kateter urin?
4. Kenapa pasien mengalami hematuria diperjalanan?
5. Kenapa terjadi trauma saat pemasangan kateter? Dan apa adverse effect nya?

C. Analisis Masalah
1. Kenapa pasien tidak sadar dan keluar cairan berwarna merah dari telinga dan
hidung?

kesadaran menurun sebagai akibat dari berbagai macam gangguan atau penyakit
yang masing-masing pada akhirnya mengacaukan fungsi reticular activating
system secara langsung maupun tidak langsung.
a. Disfungsi otak difus
1. Proses metabolik atau submikroskopik yang menekan aktivitas neuronal.
2. Lesi yang disebabkan oleh abnormalitas metabolik atau toksik atau oleh
pelepasan general electric (kejang) diduga bersifat subseluler atau
molekuler, atau lesi-lesi mikroskopik yang tersebar.
3. Cedera korteks dan subkorteks bilateral yang luas atau ada kerusakan
thalamus yang berat yang mengakibatkan terputusnya impuls
talamokortikal atau destruksi neuron-neuron korteks bisa karena trauma
(kontusio, cedera aksonal difus), stroke (infark atau perdarahan otak
bilateral).
4. Sejumlah penyakit mempunyai pengaruh langsung pada aktivitas
metabolik selsel neuron korteks serebri dan nuclei sentral otak seperti
meningitis, viral ensefalitis, hipoksia atau iskemia yang bisa terjadi pada
kasus henti jantung.
5. Pada umumnya, kehilangan kesadaran pada kondisi ini setara dengan
penurunan aliran darah otak atau metabolisme otak.

b. Efek langsung pada batang otak


1. Lesi di batang otak dan diensefalon bagian bawah yang
merusak/menghambat reticular activating system.
2. Lesi anatomik atau lesi destruktif terletak di talamus atau midbrain di
mana neuron-neuron ARAS terlibat langsung.
3. Lebih jarang terjadi.
4. Pola patoanatomik ini merupakan tanda khas stroke batang otak akibat
oklusi arteri basilaris, perdarahan talamus dan batang otak atas, dan
traumatic injury.

c. Efek kompresi pada batang otak


1. Kausa kompresi primer atau sekunder
2. Lesi masa yang bisa dilihat dengan mudah.
3. Massa tumor, abses, infark dengan edema yang masif atau perdarahan
intraserebral, subdural maupun epidural. Biasanya lesi ini hanya
mengenai sebagian dari korteks serebri dan substansia alba dan sebagian
besar serebrum tetap utuh. Tetapi lesi ini mendistorsi struktur yang lebih
dalam dan menyebabkan koma karena efek pendesakan (kompresi) ke
lateral dari struktur tengah bagian dalam dan terjadi herniasi tentorial
lobus temporal yang berakibat kompresi mesensefalon dan area
subthalamik reticular activating system, atau adanya perubahan-
perubahan yang lebih meluas di seluruh hemisfer.
4. Lesi serebelar sebagai penyebab sekunder juga dapat menekan area
retikular batang otak atas dan menggesernya maju ke depan dan ke atas.
5. Pada kasus prolonged coma, dijumpai perubahan patologik yang terkait
lesi seluruh bagian sistim saraf korteks dan diensefalon

Keluarnya cairan berwarna merah dari hidung disebut Epistaksis


merupakan perdarahan yang keluar dari hidung, baik dari salah satu
hidung atau kedua hidung. Durasi epistaksis juga berbeda pada setiap
kejadian. Ada yang mengalaminya hanya beberapa saat tetapi ada pula
yang mengalaminya dalam waktu yang lama. Pada umunya penyebab
epistaksis tidaklah berbahaya namun ada jenis epistaksis yang berbahaya
dan membutuhkan penanganan lebih lanjut. Dua hal yang paling sering
menyebabkan epistaksis adalah:

Udara yang kering karena dapat menyebabkan bagian dalam hidung


menjadi kering yang akan lebih retan terhadap infeksi

Tidak sengaja melukai hidung pada saat mengorek hidung

Penyebab lain dari epistaksis, seperti;

Sinusitis akut

Alergi

Penggunaan aspirin
Penyakit hemofilia

Iritasi bahan-bahan kimia seperti amonia

Penggunaan kokain

Tulang hidung yang bengkok

Trauma pada hidung

Penyebab yang jarang:

Penggunaan alkohol

Penyakit ITP (Idiopathic Thrombocytopenic Purpura)

Polip hidung

Operasi hidung

Tumor hidung

Kehamilan trimester kedua

Keluarnya cairan berwarna merah dari telinga adalah akibat pecahnya


gendang telinga yang dapat disebabkan karena infeksi telinga tengah.
Pecahnya gendang telinga akibat infeksi ini biasanya dapat disertai dengan
demam, sakit kepala yang amat sangat, nyeri di telinga, dan biasanya disertai
dengan penurunan pendengaran. Selain karena pecahnya gendang telinga,
keluarnya darah dari telinga dapat disebabkan karena kondisi yang lebih
serius misalnya trauma kepala, trauma telinga, infeksi telinga dengan
komplikasi meningitis (radang selaput otak), kanker telinga, dsb.

Keluarnya cairan dari dalam telinga baik berupa darah, nanah, serumen
(kotoran telinga), ataupun cairan jernih lainnya dalam dunia kedokteran
dikenal sebagaiotorrhea. Pada umumnya, cairan yang sering keluar dari
telinga adalah serumen (kotoran telinga), namun keluarnya cairan lain seperti
darah atau nanah dari telinga dapat terjadi akibat adanya iritasi atau infeksi
di dalam telinga. Keluarnya cairan dari telinga akibat adanya iritasi atau
infeksi dalam telinga biasanya akan diawali dengan gejala demam tinggi atau
kuping yang terasa sakit. Disamping itu, pecahnya gendang telinga juga
seringkali menimbulkan keluhan berupa keluarnya cairan berwarna kuning
keputihan dengan sedikit darah dari telinga.

2. Bagaimana interpretasi pemeriksaan pasien?

airways : patent -> tidak ada hambatan jalan napas


nafas 28x/menit = cepat
nadi 120x/menit = takikardi
TD 90/70 mmHg = hipotensi
GCS 13 = GCS : 9 13 = CKS (cidera kepala sedang)
Raccoon eyes = indicator adanya fraktur basis cranii
Orthorea dan rhinorrhea = adanya cairan merah keluar dr telinga dan
hidung

3. Kenapa dokter melakukan stabilisasi leher, memasang infus RL dan memasang


kateter urin?
Stabilisasi leher untuk mencegah terjadinya hambatan jalan napas
Infus RL = Tujuan akhirnya adalah menormalkan kembali oksigenasi
jaringan. Karena penyebab gangguan ini adalah kehilangan darah maka
resusitasi cairan merupakan prioritas
Jalur intravena yang baik dan lancar harus segera dipasang.
Gunakan kanula besar (14 - 16 G). Dalam keadaan khusus mungkin
perlu vena sectie
Cairan infus (NaCL 0,9%) harus dihangatkan sampai suhu tubuh
karena hipotermia dapat menyababkan gangguan pembekuan
darah.
Hindari cairan yang mengandung glukose.
Ambil sampel darah secukupnya untuk pemeriksaan dan uji silang
golongan darah.
Memasang kateter Urin = Produksi urine menggambarkan normal atau
tidaknya fungsi sirkulasi jumlah seharusnya adalah > 0.5 ml/kg/jam. Jika
pasien tidak sadar dengan syok lama sebaiknya dipasang kateter urine.

4. Kenapa pasien mengalami hematuria diperjalanan?

Adanya perdarahan saat buang air kecil disebut dengan hematuria. Hematuria
bisa tampak kasat mata dan bisa tidak tampak mata namun terlihat dari
pemeriksaan mikroskop. Hematuria yang tampak seperti yang Anda alami
dinamakan gross hematuria. Ada kemungkinan perdarahan menetes setelah
buang air kecil yang disebabkan karena pemasangan dan pelepasan kateter. Hal
tersebut cukup sering terjadi. Selain timbul perdarahan, setelah kateter dilepas
biasanya juga timbul rasa nyeri saat buang air kecil.

Jika disebabkan karena pemasangan kateter, biasanya nyeri dan perdarahan


akan membaik dalam waktu beberapa hari hingga 2 minggu.

5. Kenapa terjadi trauma saat pemasangan kateter? Dan apa adverse effect nya?
Pemasangan kateter sementara dilakukan jika tindakan untuk mengeluarkan urin
dari kandung kemih pasien dibutuhkan. Efek samping dari penggunaan kateter
ini berupa pembengkakan pada uretra, yang terjadi saat memasukkan kateter
dan dapat menimbulkan infeksi.

Anda mungkin juga menyukai