Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KE PABRIK

PEMBUATAN SIOMAY
DESA KUNCUP PRINGSEWU BARAT

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
1. RAIS FACHRIZAL
2. RIMA ARIYANTI
3. YULIA AGUSTINA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWTAN
2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Keselamatan kerja adalah Kemampuan untuk mengidentifikasikan dan


menghilangkan (mengontrol ) risiko yang tidak bisa diterima. Dan merupakan bagaian
dari upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja sendiri
merupakan Kejadian yang tidak diduga, tidak diharapkan yang mengganggu suatu proses
dari aktivitas yang telah ditentukan dari semula dan mengakibatkan kerugian dengan
korban manusia dan harta benda. Untuk mengatasinya perlu norma keselamatan dan
kesehatan kerja.
Kecelakaan kerja dapat terjadi disebabkan beberapa penyebab yang terdiri dari 5
golongan yaitu : golongan fisik, golongan kimia, golongan biologi, golongan fisiologi,
dan golongan psikologi. Setiap tahun ada sekitar 1,1 juta jiwa kematian karena penyakit
atau kesehatan yang berhubungan dengan pekerjaan. Data dari Internasional Labour
Organization (ILO) mengungkapkan terjadinya 250 juta kasus penyakit akibat hubungan
kerja dan menyebabkan 300.000 kematian di seluruh dunia.
Setiap tahun terjadi 160 juta penyakit akibat hubungan kerja baru. Dan hanya sedikit
pekerja yang mempunyai akses terhadap pelayanan kesehatan kerja yang memadai, yaitu
sekitar 5-10% pekerja di negara berkembang dan 20-50% pekerja di negara industri. Dari
hasil laporan ILO 2002, standar keselamatan kerja di Indonesia paling buruk di Asia
Tenggara. Yang mana pada tahun 2002, sekitar 57.000 kecelakaan atau 400 kasus setiap
harinya, jumlah korban kecelakaan kerja di Indonesia adalah 40 per 100.000 pekerja,
menempatkan Indonesia di peringkat 2 terburuk dari 27 negara didunia.
Dari berbagai pekerjaan yang ada dan dapat menimbulkan kecelakaan kerja, tempat
penggilingan padi merupakan salah satu pekerjaan yang dapat menimbulkan potensi
kecelakaan dan bahaya kesehatan kerja. Penggilingan padi merupakan proses produksi
beras, yang mana proses ini padai yang berwarna kecoklatan masih berkulit akan di
proses menjadi beras yang berwarna putih akibat kulit terkelupas. Proses penggilingan
padi ini meliputi proses pelepasan kulit secara kasar, dilanjutkan proses penggilingan
padi menjadi beras setelah itu beras ditimbang dan diangkut.
Dan dalam proses penggilingan padi tersebut ada beberapa faktor yang mengganggu
kesehatan karyawan, faktor atau golongan itu antara lain seperti faktor fisik, dan
ergonomi. Karena pekerjaan penggilingan padi ini dapat menimbulkan beberapa
gangguan kesehatan, maka kami dari kelompok 14 memilih tempat penggilingan padi
sebagai tempat kerja untuk dilakukannya observasi atau work true survey sebagai tugas
dan proses pembelajaran di blok ilmu kesehatan komunitas.

B. TUJUAN

1. Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan siomay


2. Untuk mengetahui bahaya kesehatan kerja dan kecelakaan kerja yang dapat terjadi
pada saat proses pembuatan siomay di tempat pembuatan siomay
3. Untuk mengetahui bagaimana proses pembuangan limbah yang dapat mengganggu
kesehatan di tempat pembuatan siomay
4. Untuk mengetahui bagaimana upaya yang sudah dilakukan pihak pembuatan siomay
dalam mencegah bahaya kesehatan dan kecelakaan kerja
5. Untuk memenuhi proses pembelajaran di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)
Muhammadiyah Pringsewu Lampung
C. MANFAAT

1. Manfaat bagi Mahasiswa Sebagai suatu proses pembelajaran, pengetahuan dan


pengalaman bagi mahasiswa dalam bidang ilmu keperawatan yang mana disini
mahasiswa terjun langsung dalam observasi untuk mengetahui bahaya kesehatan dan
keselamatan kerja di sebuah tempat pekerjaan.
2. Manfaat bagi Perusahaan Sebagai sebuah tolok ukur agar perusahaan bisa lebih
memperhatikan cara menjaga kesehatan dan keselamatan kerja yang terjadi pada
tempat kerjanya sehingga dapat meminimalis kecelakaan serta gangguan kerja.

BAB II

HASIL KEGIATAN

A. INFORMASI UMUM
Survey terhadap pabrik pembuatan siomay, kami laksanakan pada tanggal 7
November 2017 (hanya satu kali kunjungan), tetapi 1 hari sebelumnya kami telah
melakukan survey terlebih dahulu serta meminta perizinan dari pabrik pembuat
siomay tersebut. Pabrik siomay milik ibu yang beralamat di desa kuncup, RT/RW
05/03 Pringsewu Lampung adalah sebuah tempat kerja pembuatan siomay yang
menerima jasa pembuatan siomay. Jumlah pekerja adalah 3 orang yaitu sebagai
berikut :
1) Pemilik : 1 orang
2) pekerja di bidang pengolahan bahan pembuatan siomay : 1 orang
3) pekerja di bidang perebusan siomay : 1 orang

B. PROFIL PERUSAHAAN

Tempat pembuatan siomay ini merupakan usaha sederhana milik pribadi.


Pemilik usaha ini bernama ibu . usaha ini sudah berdiri sejak 15 tahun yang lalu
sekitar tahun 2002. Melayani jasa pembuatan siomay bagi para pembeli/penjual
siomay disekitar daerah setempat. Dalam proses pembuatan siomay ini dilakukan oleh
2 karyawan yang berkerja dari pukul 13.00 WIB sampai sore hari pukul 17.00 WIB.
Untuk proses distributor dilakukan oleh 1 orang karyawan, namun apabila
tidak sedang mendistribusikan barang karyawan tersebut ikut membantu dalam proses
pembuatan. Bangunan tempat pembuatan siomay ini mempunyai luas sekitar 7x6 m
yang berbentuk seperti dapur.
Di dalam bangunan ini terdapat berbagai macam alat untuk proses pembuatan
siomay adalah estalase, wajan dan spatula, kompor dan tabung gas, panci dandang,
garpu, sendok serta gelas.

C. ALUR PRODUKSI

Bahan Dasar :

Daging ikan tenggiri 500 gram


Tepung tapioka atau sagu kurang lebih 150 gram

Air kurang lebih sebanyak 75-150 ml (tergantung kadar air)

Bumbu :

Garam sekitar dua (2) atau tiga (3) sendok teh


Gula kurang lebih satu seperempat (1 ) sendok makan

Merica bubuk setengah (1/2) sendok the

Minyak wijen kira-kira 1 sendok makan

Tambahan :

Boleh ditambahkan daun bawang yang di iris-iris kecil untuk menambah aroma agar
semakin menarik. Ini dilakukan sesuai selera saja yah, bagi yang tidak suka daun
bawang boleh tidak memakainya. Atau jika teman-teman punya alternatif lain,
silahkan dicoba.

Cara Membuat Siomay Ikan :

Ikan dipotong kecil-kecil lalu dihaluskan. Proses pemotongan ini bisa menggunakan
pisau, blender, food processor atau alat lainnya. Ikan yang telah dihaluskan kemudian
dicampur dengan bumbu-bumbu yang sudah disiapkan sebelumnya.

Campur air secukupnya ke dalam adonan tadi, kemudian aduk dengan tangan hingga
merata lalu tambahkan tepung sagu atau tepung tapioka sedikit demi sedikit
kedalamnya. Aduk dan remas-remas kesemua adonan tadi sambil perhatikan juga
kemerataan atau komposisi air didalamnya. Pastikan tidak berlebih atau kurang,
pokok nya harus pas :D.

Setelah semua adonan tercampur merata dengan baik, silahkan bentuk siomay sesuai
selera dan keinginan. Hanya saja pastikan bahwa bentuk siomay ini nantinya
memudahkan untuk bisa membuat matang siomay secara merata luar dalam pada
rentang waktu yang relatif cepat.

Bila proses membuat adonan dan membentuknya sudah selesai, silahkan kukus
siomay tadi. Lama tidaknya waktu pengukusan, tergantung pada besar atau kecilnya
bentuk siomay yang telah dibuat sebelumnya. Jika besar siomay nya dalam ukuran
standar, maka biasanya membutuhkan waktu sekitar 10-15 menit untuk membuat
siomay nya matang secara merata.
Silahkan sajikan jika siomay sudah siap untuk dimakan. Penyajiannya bisa
ditambahkan dengan tahu atau sayuran yang biasa dicampur dengan siomay seperti
kol, kentang dan pare. Bisa juga ditambahkan dengan telur rebus atau campuran lain,
silahkan ditambahkan sesuai selera.

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Makanan

Makanan diperlukan untuk kehidupan karena makanan merupakan salah satu


kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Makanan berfungsi untuk memelihara
proses tubuh dalam pertumbuhan atau perkembangan serta mengganti jaringan tubuh
yang rusak, memperoleh energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari, mengatur
metabolisme dan berbagai keseimbangan air, mineral, dan cairan tubuh yang lain,
juga berperan di dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit
(Notoatmodjo, 2003).

Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat


dan dimanapun ia berada serta memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar
bermanfaat bagi tubuh. Tanpa adanya makanan dan minuman, manusia tidak dapat
melangsungkan hidupnya. Adapun pengertian makanan menurut WHO (World Health
Organization)
yaitu semua substansi yang diperlukan tubuh, kecuali air dan obat-obatan dan
substansi-substansi yang dipergunakan untuk pengobatan (Putraprabu, 2008).

Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan


tersebut layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, diantaranya :
a. Berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki
b. Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan selanjutnya.
c. Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari
pengaruh enzym, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan
kerusakan-kerusakan karena tekanan, pemasakan dan pengeringan.
d. Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang
dihantarkan oleh makanan (food borne illness).

2. Siomay Sebagai Makanan Jajanan


Makanan jajanan merupakan makanan dan minuman yang diolah oleh pengrajin
makanan di tempat penjualannya dan atau disajikan sebagai makanan siap santap
untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan atau restoran,
dan hotel (Depkes RI, 2003).
Makanan jajanan yang dijual oleh pedagang kaki lima atau dalam bahasa Inggris
disebut street food menurut Food and Agriculture Organization(FAO) didefisinikan
sebagai makanan dan minuman yang dipersiapkan dan/atau dijual oleh pedagang kaki
lima di jalanan dan di tempat-tempat keramaian umum lain yang langsung dimakan
atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut. Jajanan kaki lima dapat
mejawab tantangan masyarakat terhadap makanan yang murah, mudah, menarik dan
bervariasi. Karena pengolahannya yang praktis dan hemat waktu maka makanan
jajanan sangat digemari (Februhartanty dan Iswarawanti, 2004).
Seperti dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jajanan berarti jenis
makanan selingan yang biasanya dijajakan pedagang keliling atau warung. Makanan
jajanan atau disingkat jajanan saja, sejak dulu telah menghias dunia kuliner Indonesia.
Baik sebagai panganan selingan saat menyantap menu utama maupun sebagai
panganan jajan semata. Jumlah dan ragamnya banyak sekali. Mulai dari kerak telor,
siomay, batagor, bakso, beragam jenis es, kembang tahu, toge goreng, martabak,
hingga jenis kue baik kering atau basah. Karena bervariasi itulah maka makanan
jajanan sangat digemari.Siomai atau siomay adalah salah satu jenis dimsum. Dalam
bahasa Mandarin, makanan ini disebut shaomai, sementara dalam bahasa Kanton
Disebut siu maai. Makanan ini konon berasal dari Mongolia Dalam.

B. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Keselamatan kerja adalah Kemampuan untuk mengidentifikasikan dan


menghilangkan (mengontrol) risiko yang tidak bisa diterima. Dan merupakan bagaian
dari upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja sendiri
merupakan Kejadian yang tidak diduga, tidak diharapkan yang mengganggu suatu
proses dari aktivitas yang telah ditentukan dari semula dan mengakibatkan kerugian
dengan korban manusia dan harta benda. Untuk mengatasinya perlu norma
keselamatan dan kesehatan kerja.
Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat
kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian Penyakit Akibat
Kerja merupakan penyakit yang artifisial atau man made disease. Dalam melakukan
pekerjaan apapun, sebenarnya kita berisiko untuk mendapatkan gangguan Kesehatan
atau penyakit yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut. Ada beberapa faktor yang
menjadi penyebab terjadinya gangguan keselamatan dan kesehatan kerja, dibagi
menjadi 5 golongan , yaitu golongan fisik, golongan biologi, golongan psikologi,
golongan kimia, dan golongan ergonomi.
1. Potensi bahaya fisik, yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan-
gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar, misalnya: terpapar
kebisingan intensitas tinggi, suhu ekstrim (panas & dingin), intensitas penerangan
kurang memadai, getaran, radiasi.
2. Potensi bahaya kimia, yaitu potesni bahaya yang berasal dari bahan-bahan kimia
yang digunakan dalam proses produksi. Potensi bahaya ini dapat memasuki atau
mempengaruhi tubuh tenga kerja melalui: inhalation (melalui pernafasan),
ingestion (melalui mulut ke saluran pencernaan), skin contact (melalui kulit).
Terjadinya pengaruh potensi kimia terhadap tubuh tenaga kerja sangat tergantung
dari jenis bahan kimia atau kontaminan, bentuk potensi bahaya debu, gas, uap,
asap, daya acun bahan (toksisitas); cara masuk ke dalam tubuh.
3. Potensi bahaya biologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh
kuman-kuman penyakit yang terdapat di udara yang berasal dari atau bersumber
pada tenaga kerja yang menderita penyakit-penyakit tertentu, misalnya: TBC,
Hepatitis A/B, Aids, dll maupun yang berasal dari bahan-bahan yang digunakan
dalam proses produksi.
4. Potensi bahaya fisiologis atau ergonomi, yaitu potensi bahaya yang berasal atau
yang disebabkan oleh penerapan ergonomi yang tidak baik atau tidak sesuai
dengan norma-norma ergonomi yang berlaku, dalam melakukan pekerjaan serta
peralatan kerja, termasuk: sikap dan cara kerja yang tidak sesuai, pengaturan kerja
yang tidak tepat, beban kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan pekerja
ataupun ketidakserasian antara manusia dan mesin.
5. Potensi bahaya Psiko-sosial, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan
oleh kondisi aspek-aspek psikologis keenagakerjaan yang kurang baik atau kurang
mendapatkan perhatian seperti: penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan
bakat, minat, kepribadian, motivasi, temperamen atau pendidikannya, sistem
seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai, kurangnya keterampilan
tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai akibat kurangnya latihan
kerja yang diperoleh, serta hubungan antara individu yang tidak harmoni dan tidak
serasi dalam organisasi kerja.
Kesemuanya tersebut akan menyebabkan terjadinya stress akibat kerja. Untuk
mengatasi bahaya pontensial tersebut dan menjaga kesehatan dan keselamatan
kerja, maka dibuatlah program K3. Menurut Dewan K3 Nasional, program K3
adalah upaya untuk mengatasi ketimpangan pada empat unsur produksi yaitu
manusia, sarana, lingkungan kerja dan manajemen. Program ini meliputi
administrasi dan manajemen, P2K3, kebersihan dan tata ruang, peralatan K3,
pengendalian bahaya dan beracun, pencegahan kebakaran, keadaan darurat,
penerapan K3 dan sistem evaluasi program.
Program K3 merupakan suatu rencana kerja dan pelaksanaan prosedur yang
memfasilitasi pelaksanaan keselamatan kerja dan proses pengendalian resiko dan
paparan bahaya termasuk kesalahan manusia dalam tindakan tidak aman, meliputi
1. Membuat program untuk mendeteksi, mengkoreksi, mengontrol kondisi
berbahaya, lingkungan beracun dan bahaya-bahaya kesehatan.
2. Membuat prosedur keamanan.
3. Menindaklanjuti program kesehatan untuk pembelian dan pemasangan
peralatan baru dan untuk pembelian dan penyimpanan bahan berbahaya.
4. Pemeliharaan sistem pencatatan kecelakaan agar tetap waspada.
5. Pelatihan K3 untuk semua level manajemen.
6. Rapat bulanan P2K3
7. Tetap menginformasikan perkembangan yang terjadi di bidang K3 seperti alat
pelindung diri, standar keselamatan yang baru.
8. Pembagian pernyataan kebijakan organisasi. Program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja bersifat spesifik artinya program keselamatan dan kesehatan
kerja tidak bisa dibuat, ditiru, atau dikembangkan semaunya. Suatu program
keselamatan dan kesehatan kerja dibuat berdasarkan kondisi dan kebutuhan
nyata di tempat kerja sesuai dengan potensi bahaya sifat kegiatan, kultur,
kemampuan financial, dan lainnya.

BAB IV
DISKUSI
A. TABEL EVALUASI
Tabel 1

Proses Pembuatan siomay


produksi
Bahaya Terkena minyak panas dan air panas saat proses pengorengan dan
potensial perebusan siomay

Gangguan - Gaji yang tidak menentu.


kerja
- kelelahan.

Tabel 2

Proses pembuatan siomay


Produksi
Yang sudah
dilakukan
Kecelakaan -terkena minyak dan air panas saat perebusan dan penggorengan
kerja yang siomay.
mungkin
terjadi

APD yang menggunakan celemek saat perebusan dan penggorengan


digunakan
Menggunakan sarung tangan plastik saat proses pembuatan

B. BAHAYA POTENSIAL DI PEMBUATAN


Bahaya potensial adalah bahaya yang mungkin terjadi pada sebuat
tempat atau keadaan, bahaya potensial pada Pembuatan siomay adalah bahaya
yang mungkin dapat ditimbukan pada tempat kerja, bahaya ini dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, seperti faktor fisik, dan faktor ergonomi.
Dari hasil evaluasi dan observasi di tempat pembuatan siomay bahaya
potensial yang dapat ditimbulkan adalah bahaya yang disebabkan faktor fisik
dan ergonomi, dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Pada saat proses perebusan siomay bisa terkena kulit sehingga bisa
berbahaya buat kulit sehingga di perlukan APD yang baik pada saat proses
perebusan.
2. Pada saat penggorengan siomay bisa berbahaya karna bisa terkena kulit
sehingga bisa menimbulkan luka bakar oleh karna itu para karyawan harus
berhati hati dalam proses penggorengan siomay.
3. Pada saat perebusan dan penggorengan juga para pekerja harus rajin
mengecek kompor agar tidak terjadi kebakaran.
1. Antropometri Setelah dilakukan pengamatan pada para pekerja di
pembuatan siomay, seringkali mereka melakukan pekerjaannya dalam
posisi atau sikap tubuh yang tidak baik yaitu berdiri yang kemudian
membungkuk untuk membuat siomay, hal ini dilakukan selama bekerja.
Dengan demikian, para pekerja mengeluhkan terjadinya berbagai
gangguan muskuloskeletal seperti sakit pinggang dan sakit punggung.
2. Beban Kerja dan Sikap Kerja
a. Permintaan dan tuntutan dari customer yang mengharuskan pekerjaan
tersebut selesai tepat pada waktu yang telah dijanjikan. Hal ini
menyebabkan pekerja merasakan beban pada pekerjaan mereka.
b. Pegawai bekerja 4 jam per hari. Mereka bekerja dari jam 13.00-17.00.
Jika dikaitkan dengan waktu kerja ini, pekerja masih sering mengeluh
beban kerja yang sangat melelahkan, pekerja sering sekali mengeluh sakit
leher, pinggang, punggung, dan kaki.
3. Paparan polusi Perkerja terutama akibat dari proses perebusan sehingga di
perlukan perlak dan juga sarung tangan untuk proses ini untuk melindungi
para pekerja dari bahaya panas.

C. HAL YANG SUDAH DILAKUKAN OLEH PEMILIK PABRIK


sebagai pemilik produksi pembuatan siomay ini belum menerapkan
program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada pekerja nya sehingga
tidak ada aturan K3 untuk pekerja-pekerjanya. Namun ada beberapa upaya
yang dilakukan untuk tidak menimbulkan bahaya yang dapat menimpa
pekerjanya.
1. Memakai sarung tangan plastic pada saat proses produksi agar siomay tetap
higienis agar sampai ke tangan konsumen

BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan sesuatu yang sangat penting dan
perlu perhatian khusus, tidak hanya bagi para karyawan namun juga bagi para
pengusaha atau pemilik usaha serta bagi pelayan kesehatan setempat. Keselamatan
dan kesehatan kerja di tempat penggilingan padi Abdi Jaya sudah sedikit ada
perhatian baik dari pemilik dan dari karyawan nya namun belum begitu maksimal
karena masih belum ada peraturan dan perhatian khusus. Ada beberapa bahaya
potensial yang dapat timbul di tempat penggilingan padi ini seperti debu
(golongan kimia), kebisingan, dan kecelakaan lalu lintas (golongan fisik) serta
beban berat mengangkut karung (golongan ergonomi), serta gaji yang tak menentu
karena tidak pasti (golongan psikologi). Pada penggilngan padi Abdi Jaya sudah
sesuai dengan ketentuan lama bekerja di tempat dengan kebisingan 92 Db dan
sesuai dengan normalnya pada tempat pekerjaan yang intensitas tekanan suaranya
mencapai 92 dB maksimal waktu bekerja perhari hanya 4 jam.
B. SARAN
1. Peningkatan kesadaran bagi pekerja tentang betapa pentingnya kesehatan dan
keselamatan kerja
2. Memperhatikan masalah kesehatan mulai dari hal-hal yang sekecil apapun
3. Menjaga keamanan diri dari segala yang berbahaya.
4. Perusahaan lebih memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja para
pekerja.
5. Alat pelindung diri yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yaitu
menggunakan penutup telingan dan masker yang sesuai.

@@@Menerapkan prinsip mencegah lebih baik daripada mengobati@@@

Anda mungkin juga menyukai