Anda di halaman 1dari 16

MENGANALISIS KOSAKATA HUKUM

KELOMPOK 1

Tugas ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah: Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu:

Nining Kasni, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh:

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
2017
Pengertian Kalimat

a. Secara Umum

Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan
pola intonasi akhir. https://elgrid.wordpress.com/2011/12/26/pengertian-kalimat-2/

b. Menurut Ahli

1. Dardjowidjojo : kalimat ialah bagian terkecil dari suatu ujaran atau teks (wacana) yang
mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan

2. Kridalaksana : kalimat sebagai satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai
pola intonasi final, dan secara aktual maupun potensial terdiri dari klausa; klausa bebas
yang menjadi bagian kognitif percakapan; satuan proposisi yang merupakan gabungan
klausa atau merupakan satu klausa, yang membentuk satuan bebas; jawaban minimal,
seruan, salam, dan sebagainya.

3. Slametmuljana : kalimat sebagai keseluruhan pemakaian kata yang berlagu, disusun


menurut sistem bahasa yang bersangkutan; mungkin yang dipakai hanya satu kata, mungkin
lebihhttp://www.trigonalmedia.com/2015/08/pengertian-kalimat-menurut-para-ahli.html
Jenis Kalimat

1. Pembagian Jenis Jenis Kalimat Berdasarkan Pengucapannya

Berdasarkan pengucapannya, kalimat dibedakan menjadi dua jenis, yakni kalimat langsung dan
kalimat tidak langsung.

a. Kalimat Langsung
Kalimat langsung merupakan kalimat hasil kutipan dari ucapan seseorang tanpa melalui
perantara dan tanpa merubah sedikitpun apa yang ia utarakan. Kalimat ini ditandai dengan
penggunaan tanda petik untuk membedakan kalimat kutipan dengan kalimat penjelas.
Contoh :
Riana akan pulang nanti sore, Desti memberi kabar
Andriana berkata, Aku mungkin tidak akan pulang malam ini. Besok aku beri kabar lagi.
Andai waktu itu ibumu ini tidak lari, Nak, Ibu mulai bercerita, tidak mungkin kamu bisa
sampai sebesar ini. Karena kalo ibu tidak lari, kita pasti ikut hangus bersama desa kita.

b. Kalimat Tidak Langsung


Kalimat tidak langsung merupakan kalimat yang menceritakan kembali isi atau pokok ucapan
yang pernah disampaikan seseorang tanpa perlu mengutip keseluruhan kalimatnya.
Contoh :
Aku pernah mendengar Aisya bercerita bahwa sebenarnya ia tidak terlalu senang dengan kabar
perjodohan yang diatur oleh orang tuanya.
Tadi Bu Neti berpesan jika hari beliau tidak dapat masuk kelas karena suatu urusan. Namun,
beliau memberikan tugas untuk mengerjakan LKS halaman 75.
Burhani mengancam tidak masuk sekolah bila ia masih merasa mendapat bully-an dari teman
sekelasnya.

2. Pembagian Jenis Jenis Kalimat Berdasarkan Jumlah Frasanya (Struktur Gramatical)

Dilihat dari jumlah frasanya, kalimat dapat dibedakan menjadi kalimat tunggal (terdiri dari
kalimat nominal dan kalimat verbal) serta kalimat majemuk (terdiri dari kalimat majemuk setara,
majemuk bertingkat, dan majemuk campuran).
a. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal merupakan kalimat yang hanya terdiri dari satu klausa, yang terbentuk dari

No Pola Kalimat Kategori Kata Contoh

Kata Benda (KB) + Kata Kerja Pendemo berorasi.


(KK)
1 Subjek (S) + Predikat (P) Kata Benda + Kata Sifat (KS) Pemilik villa itu menakutkan.

Kata Benda + Kata Bilangan Harga sofa itu dua juta rupiah
(KBil)

KB + KK +(Konjungsi + Kata Ayu menari dengan gemulai.


2 S + P + Keterangan (K)
Benda)

satu pola. Berikut ini pola pola dalam kalimat tunggal beserta contohnya
Mukanya bersemu merah.
3 S + P + Pelengkap (Pel) KB1 + KK + KB2

S+P+O KB1 + KK + KB2 Ayah membeli roti.


4
KB1 + KK + KB2 +(Konjungsi + Rasya menikahi gadis itu di Bali.
S+P+O+K
5 KB3)
Ayah membelikan aku sebuah
S + P + O + Pel KB1 + KK + KB2 + KB3 bunga.
6

Kalimat tunggal berdasarkan jenis predikat yang digunakan, dibagi menjadi dua yakni kalimat
nomina dan kalimat verbal
Kalimat Nomina
Kalimat nomina merupakan jenis kalimat yang menggunakan kata benda (kata bilangan atau
kata sifat) sebagi predikat
Contoh :
Tentara itu tewas di medan perang.
Adik saya ada dua orang
Kalimat Verbal
Kalimat verbal merupakan jenis kalimat yang menggunakan kata kerja sebagai predikat.
Contoh :
Andi mengayuh sepedanya pelan.
b. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk merupakan kalimat yang terdiri dari dua atau lebih kalimat tunggal yang
saling berhubungan. Berdasarkan kedudukan satu kalimat tunggal dengan yang lain, kalimat
majemuk dibedakan menjadi kalimat majemuk setara , bertingkat dan campuran.
Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara merupakan kalimat yang terdiri dari dua kalimat tunggal, di
mana kedudukan masing masing kalimat tersebut setara. Kalimat majemuk setara dibagi lagi
menjadi beberapa jenis, seperti berikut

1. Kalimat majemuk setara penggabungan, biasanya ditandai dengan penggunaan kata hubung
(konjungsi) dan atau serta.
Contoh :
Saya bertanggung jawab atas kedatangan peserta hingga ke penginapan dan Andi akan
mengambil tanggung jawab tentang segala keperluan peserta sesampainya di sana.
2. Kalimat majemuk setara pertentangan, biasanya ditandai dengan kata hubung (konjungsi)
tetapi, sedangkan, melainkan, namun, dan sebagainya.
Contoh :
Kelas kami akan mengadakan study tour ke Palembang, namun dia memilih untuk tidak ikut.

3. Kalimat majemuk setara pemilihan, biasanya ditandai dengan kata hubung atau.
Contoh :
Riana masih bingung menentukan antara ikut menemani ibunya kuliah di Jerman atau tetap
tinggal di sini bersama ayahnya.

4. Kalimat majemuk setara penguatan, biasanya ditandain dengan kata hubung bahkan.
Contoh :
Dia memang pemuda yang cerdas, bahkan di usianya yang ke-17 ia sudah mendapatkan gelar
sarjana pertamanya.

Kalimat Majemuk Bertingkat


Kalimat majemuk bertingkat merupakan kalimat yang menggabungkan dua kalimat
tunggal atau lebih di mana satu sama lain memiliki kedudukan yang berbeda, yakni sebagai
induk kalimat dan anak kalimat. Kalimat majemuk bertingkat dapat dibagi menjadi 10 jenis
berdasarkan penggunaan kata hubung atau konjungsinya, yakni,

1. Waktu : ketika, sejak, saat ini, dsb.


Contoh :
Anak itu sudah lama hidup sendiri semenjak orang tuanya meninggal ketika dia masih bayi.

2. Sebab: karena, oleh karena itu, sebab, oleh sebab itu, dsb.
Contoh :
Tia memuntus pergi dari rumah karena ia tidak kuat lagi melihat kelakuan ayahnya.

3. Akibat: hingga, sehingga, maka, dsb.


Contoh :
Kebakaran hutan itu meluas hingga asap kabut yang ditimbulkan berdampak hingga Singapura
dan Malaysia.

4. Syarat: jika, asalkan, apabila, dsb.


Contoh :
Ani bersedia menerima lamaran Ali, apabila kedua orang tuanya merestui hubungan mereka.

5. Perlawanan: meskipun, walaupun, dsb.


Contoh :
Meskipun diiming imingi uang ganti rugi yang besar, warga Kampung Barang tetap menolak
dipindahkan.

6. Pengandaian: andaikata, seandainya, dsb.


Contoh :
Seandainya Risko menunggu lebih lama lagi, ia pasti akan berjumpa dengan Dewi di kafe itu.

7. Tujuan: agar, supaya, untuk, dsb.


Contoh:
Triana menutuskan pindah ke apartemen ini agar lebih dekat dengan kantornya.

8. Perbandingan: bagai, laksana, ibarat, seperti, dsb.


Contoh :
Budak itu jatuh cinta pada putri kerajaan bagaikan punguk yang merindukan bulan.

9. Pembatasan: kecuali, selain, dsb.


Contoh :
Dia sangat jago di semua mata pelajaran kecuali pelajaran olahraga.

10. Alat: dengan + kata benda


Contoh:
Orang itu pergi ke kantor dengan menggunakan mobil.

Kalimat Majemuk Campuran


Kalimat majemuk setara merupakan kalimat majemuk yang menggabungkan kalimat
majemuk setara dengan kalimat majemuk setingkat. Kalimat majemuk campuran terdiri dari
sekurang kurangnya tiga kalimat tunggal.
Contoh :
Patria sedang memasak dan Toni menonton TV di ruang keluarga, ketika aku tiba di rumah
mereka.
(kata hubung dan menyatakan kaimat majemuk setara, kata hubung ketika menyatakan
kalimat majemuk bertingkat.)

3. Pembagian Jenis Jenis Kalimat Berdasarkan Isi atau Fungsinya


Menurut pembagian berdasarkan isi atau fungsi suatu kalimat, kalimat dibedakan
menjadi lima jenis, seperti berikut

a. Kalimat Berita atau Pernyataan (Deklaratif)


Merupakan kalimat yang bertujuan untuk menyampaian suatu informasi. Kalimat ini
dalam penulisannya di akhiri dengan tanda baca titik (.).Dalam pembacaannya, pada akhir
kalimat biasanya memiliki intonasi yang menurun.
Contoh :
Ari tengah berlari ke hutan. (memberitahu kepastian)
Aku menolak hadir dalam acara tersebut. (memberitahu pengingkaran)
Pemain baru itu sepertinya tidak periu dikhawatirkan. (memberitahu kesangsian)

b. Kalimat Tanya (Interogatif)


Merupakan kalimat digunakan untuk mencari tahu suatu informasi atau jawaban atau
respon dari lawan bicara. Kalimat ini dalam penulisannya di akhiri dengan tanda baca tanya (?).
Contoh :
Bagaimana kabarmu hari ini?
Apakah kau sudah bertemu langsung dengan ayahnya?
Di mana kamu tinggal sekarang?
Siapa yang mengantarkanmu ke rumah tadi?
Kapan terakhir kali Anda melihat pria tersebut?
Mengapa kamu nampak ceria sekali hari ini?

c. Kalimat Perintah (Imperatif)


Kalimat perintah merupakan kalimat yang bertujuan untuk memberikan perintah kepada
seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam penulisannya, kalimat perintah akan diakhiri
dengan tanda baca seru (!). Serta dalam pembacaannya, pada akhir kalimat biasanya digunakan
intonasi yang meninggi.
Contoh :
Tolong ambilkan kertas di meja itu! (permohonan)
Jangan mendekat! (larangan)
Mari kita jaga kelestarian hutan lindung? (ajakan)

d. Kalimat Seruan
Kalimat seruan digunakan untuk mengungkapkan perasaan. Sama seperti kalimat perintah,
dalam pelafalannya pada akhir kalimat biasanya ditandai dengan intonasi yang tinggi. Dalam
penulisannya, kalimat seruan juga diakhiri dengan tanda seru (!).
Contoh :
Wah, indah sekali pantai!
Hore, aku menang!

e. Kalimat Pengandaian
Kalimat pengandaian bertujuan untuk menggambarkan keinginan atau tujuan dari penulis atau
pembicara yang belum atau tidak terwujud. Kalimat pengandaian dalam penulisannya diakhiri
dengan tanda baca titik (.).
Contoh:
Andai saja aku bisa mengulang waktu kembali.
Seandainya aku menjadi dokter nantinya, aku hanya akan pergi ke daerah terpencil dan
memberikan pengobatan bagi yang membutuhkan di sana.

4. Pembagian Jenis Jenis Kalimat Berdasarkan Unsur Kalimat


Dilihat dari unsur di dalamnya, kalimat dapat dibedakan menjadi dua, yakni,

a. Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap merupakan kalimat yang sekurang kurangnya terdiri atas sebuah subjek dan
sebuah predikat. Kalimat majas dapat dikategorikan sebagai kalimat lengkap
Contoh:
Anak anak bermain di lapangan
S P K
Ayah membeli mobil baru
S P O

b. Kalimat Tidak Lengkap


Kalimat tidak lengkap merupakan kalimat yang tidak sempurna. Kalimat dengan bentuk tidak
sempurna kadang hanya memiliki sebuah subjek saja, sebuah predikat, atau bahkan hanya
terdiri atas objek dan keterangan. Kalimat ini biasanya digunakan untuk kalimat semboyan,
salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan, dan kekaguman.
Contoh:
Hei, Diana!
Rajin pangkal pandai.
Wah, indah sekali!
Terima kasih.
Selamat sore!
5. Pembagian Jenis Jenis Kalimat Berdasarkan Pola Subjek Predikat
Apabila ditinjau dari struktur serta susunan atas subjek dan predikatnya, kalimat dapat
dibagi menjadi dua jenis, yakni,

a. Kalimat Versi
Kalimat versi merupakan kalimat yang sesuai dengan susunan pola kalimat dasar pada Bahasa
Indonesia (S P) atau (S P O K) atau (S P K ) dan lain sebagainya.
Contoh:
Aku berjalan sejauh tiga kilometer.
S P K
Diah membeli sepatu di Pasar Anyer
S P O K

b. Kalimat Inversi
Kalimat inversi merupakan kalimat yang memiki ciri khas adanya predikat yang mendahului kata
subjek. Kaliman versi biasanya digunakan untuk menyampaikan penekanan atau ketegasan
makna. Kata pertama yang muncul merupakan kaa yang menjadi penentu makna kalimat
sekaligus menjadi kata yang menimbulkan kesan terhadap pembaca maupun pendengarnya.
Contoh:
Bawa gadis itu ke hadapanku!
P S K

6. Pembagian Jenis Jenis Kalimat Berdasarkan Gaya Penyajian


Berdasarkan gaya penyajiannya, kalimat dikategorikan menjadi tiga jenis, yakni,

a. Kalimat yang Melepas


Kalimat ini merupakan kalimat yang ditulis maupun diucapkan menggunakan dengan gaya
penyajian melepas. Gaya penulisan melepas ditandai dengan kalimat majemuk di awali dengan
induk kalimat atau kalimat utama serta diikuti oleh anak kalimatnya.
Contoh :
Putri tidak akan tertinggal kereta jika di jalan tadi tidak terjadi kecelekaan yang menyebabkan
kemacetan panjang.
(Putri tidak akan tertinggal kereta merupakan kalimat induk, kereta jika di jalan tadi tidak
terjadi kecelekaan yang menyebabkan kemacetan panjang merupakan anak kalimat.)
Sponsors Link

b. Kalimat yang Klimaks


Kalimat ini terbentuk ketika suatu kalimat majemuk disajikan dengan cara menempatkan anak
kalimat di depan kalimat induknya. Kalimat ini biasanya ditandai dengan penggunaan tanda baca
koma (,).
Contoh :
Jika dia dibawa ke rumah sakit lebih cepat, mungkin nyawanya masih bisa tertolong
(Jika dia dibawa ke rumah sakit lebih cepat merupakan anak kalimat, mungkin nyawanya
masih bisa tertolong merupakan kalimat utama)

c. Kalimat yang Berimbang


Kalimat yang berimbang biasanya tersusun dalam bentuk kalimat majemuk setara atau kalimat
majemuk campuran. Gaya penyajian berimbang bertujuan untuk menunjukan kesejajaran
bentuk dan informasinya.
Contoh :
Harga daging sapi menjelang Idul Adha melonjak, pedagang dan konsumen mengeluhkan
tingginya kenaikan.

7. Pembagian Jenis Jenis Kalimat Berdasarkan Subjeknya


Jika dilihat dari subjeknya, kalimat dibedakan menjadi dua jenis,yakni kalimat aktif dan
kalimat pasif.

a. Kalimat Aktif
Kalimat aktif merupakan kalimat di mana unsur subjek di dalamnya melakukan suatu
tindakan (pekerjaan). Kalimat jenis ini akan menggunakan predikat dengan awalan me- dan
ber- serta predikat yang berupa kata kerja yang tidak dapat diberikan awalan me-, seperti
mandi, pergi, tidur, dan lain sebagainya.
Contoh :
Ani pergi ke pasar.
Surya merangkak di kegelapan agar tidak terlihat musuh.
Kalimat aktif dapat dikategorikan kembali menjadi 3 jenis, yaitu,

Kalimat Aktif Transitif


Kalimat aktif ini dapat disisipi unsur objek di dalamnya. Kalimat aktif ini biasanya
memiliki predikat yang berawalan me- dan dapat dirubah ke dalam bentuk pasif.
Contoh :
Mereka membuat peta dengan skala 1 : 1.000.000. (bentuk aktif)
Peta dengan skala 1 : 1.000.000 dibuat oleh mereka. (bentuk pasif)

Kalimat Aktif Intransitif


Kalimat aktif ini tidak memungkinkan diikuti oleh objek di dalamnya. Kalimat aktif ini
biasanya menggunakan predikat yang berawalan ber- dan tidak dapat di rumah menjadi
kalimat pasif.
Contoh :
Polisi berjaga di sekitar tempat pengeboman.
Kucingku beranak tiga.

Kalimat Semi Transitif


Kalimat ini merupakan kalimat aktif yang tidak dapat dirubah menjadi bentuk pasif
karena kalimat ini diikuti oleh unsur pelengkap bukan objek.
Contoh :
Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Presiden keenam Indonesia
S P Pel
Keputusan ini berdasarkan hasil musyawarah
S P Pel

b. Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan atau tindakan. Kalimat
pasif biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan ter- serta diikuti kata
depan oleh. Kalimat pasif dibedakan kembali menjadi dua bentuk, yakni,
Kalimat Pasif Biasa
Kalimat pasif ini merupakan kalimat hasil dari transformasi kalimat aktif transitif.
Kalimat pasif ini memiliki predikat yang memilki imbuhan di-, ter-, ke-an.
Contoh:
Bola ditendang Adnan.
Kertas itu tertiup angin.

Kalimat Pasif Zero


Kalimat pasif ini memiliki objek pelaku yang berdekatan dengan objek penderita tanpa
adanya sisipan kata lain. Predikat pada kalimat ini menggunakan akhiran -kan dan tanpa
disertai awalan di-. Selain itu, predikatnya juga dapat berupa kata dasar dari kata kerja.
Contoh :
Akan aku tunjukan kemampuanku disini.
Akan saya sampaikan pesanmu padanya.

http://dosenbahasa.com/jenis-jenis-kalimat
Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan maksud penutur/ penulis secara
tepat sehingga maksud itu dapat dipahami oleh pendengar / pembaca secara tepat pula[11]. Dengan
kata lain kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat
komunikasi. http://marlinara.blogspot.co.id/2014/04/makalah-bahasa-indonesia-tentang-kalimat.html

KALIMAT EFEKTIF

Kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau
penulis dan sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya di dalam pikiran pendengar atau
pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
http://marlinara.blogspot.co.id/2014/04/makalah-bahasa-indonesia-tentang-kalimat.html

KALIMAT EFEKTIF

Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa baik ejaan maupun tanda
bacanya sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengarnya. Dengan kata lain, kalimat
efektif mampu menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pendengar atau pembacanya seperti
apa yang dimaksudkan oleh penulis. http://www.kelasindonesia.com/2015/02/pengertian-kalimat-
efektif-adalah-beserta-contoh-lengkap.html

Ciri-Ciri Kalimat Efektif http://materi4belajar.blogspot.co.id/2016/01/kalimat-efektif-pengertian-ciri-ciri-


contoh.html

1. Kalimat efektif memiliki bentuk atau imbuhan yang sama.


2. Hemat
3. Kalimat efektif hanya menggunakan kata yang perlu saja.
4. Tidak bertele-tele.
5. Mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar.
6. Masuk akal.

Teknik Penulisan

(1) Kesatuan
Kesatuan dalam kalimat efektif adalah dengan adanya ide pokok (S dan P) sebagai kalimat
yang jelas . Contoh :
Bagi yang tidak berkepentingan dilarang masuk .(salah)
K P
Yang tidak berkepentingan dilarang masuk. (benar)
S P
(2) Kepaduan
Kepaduan terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentuk kalimat. Yang
termasuk unsur pembentuk kalimat adalah kata , frasa, tanda baca, dan fungsi sintaksis S-O-O-
Pel-Ket. Kepaduan juga menyangkut pemakaian kata tugas yang tepat. Contoh :
Kepada setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi .(tidak
mempunyai subjek/ subjeknya tidak jelas). (salah)
Setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi (subjeknya sudah
jelas).(benar)

Kami telah membicarakan tentang hal itu.(salah)


Kami telah membicarakan hai itu. (benar)

(3) Keparalelan
Keparalelan adalah pemakaian bentuk gramatikal yang sama untuk bagian-bagian kalimat
tertentu.Umpamanya alam sebuah perincian,jika unsur pertama menggunakan verba (kata
kerja) dan seterusnya juga harus verba .Jika unsur pertamanya nomina (kata benda), bentuk
berikutnya juga harus nomina. Contoh :
Kami telah merencanakan membangun pabrik, membuka hutan, pelebaran jalan desa, dan
membuat tali air. (salah)
Kami telah merencanakan membangun pabrik,membuka hutan,melebarkan jalan desa,
dan membuat tali air. (benar)

Kakakmu menjadi dosen atau sebagai pengusaha ? (salah)


Kakakmu menjadi dosen atau menjadi pengusaha ? (benar)

(4) Ketepatan
Ketepatan adalah kesesuain/ kecocokan pemakaian unsur- unsur yang membangun
suatu kalimat sehingga terbentuk pengertian yang bulat dan pasti. Contoh :
Karyawan teladan itu memang tekun belajar dari pagi sehingga petang. (salah)
Karyawan teladan itu memang tekun belajar dari pagi sampai petang. (benar)

(5) Kehematan
Kehematan yaitu hemat pemakaian kata atau kelompok kata.Dengan kata lain tidak
mengalami gejala bahasa pleonasme.Dengan hemat kata, diharapkan kalimat menjadi padat
berisi. Contoh :
Hanya ini saja yang dapat saya berikan. (salah)
Hanya ini yang dapat saya berikan.(benar)
Ini saja yang dapat saya berikan. (benar)

(6) Kelogisan
Kelogisan di sini adalah terdapatnya arti kalimat yang logis/ masuk akal. Supaya efektif,
kata-kata dalam sebuah kalimat tidak boleh menimbulkan makna ambigu (ganda) atau tidak
boleh mengandung dua pengertian.Contoh :
Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-57.(salah)
Alasan : Seolah-olah ada 57 negara Republik Indonesia.
Heri kemerdekaan ke-57 Republik Indonesia. (benar)

Kepada Bapak Gubernur waktu dan tempat kami persilahkan.(salah)


Alasan : Waktu dan tempat tidak mungkin kami persilahkan.
Bapak Gubernur kami persilahkan. (benar)
http://marlinara.blogspot.co.id/2014/04/makalah-bahasa-indonesia-tentang-kalimat.html

Anda mungkin juga menyukai