KELOMPOK 1
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
a. Secara Umum
Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan
pola intonasi akhir. https://elgrid.wordpress.com/2011/12/26/pengertian-kalimat-2/
b. Menurut Ahli
1. Dardjowidjojo : kalimat ialah bagian terkecil dari suatu ujaran atau teks (wacana) yang
mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan
2. Kridalaksana : kalimat sebagai satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai
pola intonasi final, dan secara aktual maupun potensial terdiri dari klausa; klausa bebas
yang menjadi bagian kognitif percakapan; satuan proposisi yang merupakan gabungan
klausa atau merupakan satu klausa, yang membentuk satuan bebas; jawaban minimal,
seruan, salam, dan sebagainya.
Berdasarkan pengucapannya, kalimat dibedakan menjadi dua jenis, yakni kalimat langsung dan
kalimat tidak langsung.
a. Kalimat Langsung
Kalimat langsung merupakan kalimat hasil kutipan dari ucapan seseorang tanpa melalui
perantara dan tanpa merubah sedikitpun apa yang ia utarakan. Kalimat ini ditandai dengan
penggunaan tanda petik untuk membedakan kalimat kutipan dengan kalimat penjelas.
Contoh :
Riana akan pulang nanti sore, Desti memberi kabar
Andriana berkata, Aku mungkin tidak akan pulang malam ini. Besok aku beri kabar lagi.
Andai waktu itu ibumu ini tidak lari, Nak, Ibu mulai bercerita, tidak mungkin kamu bisa
sampai sebesar ini. Karena kalo ibu tidak lari, kita pasti ikut hangus bersama desa kita.
Dilihat dari jumlah frasanya, kalimat dapat dibedakan menjadi kalimat tunggal (terdiri dari
kalimat nominal dan kalimat verbal) serta kalimat majemuk (terdiri dari kalimat majemuk setara,
majemuk bertingkat, dan majemuk campuran).
a. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal merupakan kalimat yang hanya terdiri dari satu klausa, yang terbentuk dari
Kata Benda + Kata Bilangan Harga sofa itu dua juta rupiah
(KBil)
satu pola. Berikut ini pola pola dalam kalimat tunggal beserta contohnya
Mukanya bersemu merah.
3 S + P + Pelengkap (Pel) KB1 + KK + KB2
Kalimat tunggal berdasarkan jenis predikat yang digunakan, dibagi menjadi dua yakni kalimat
nomina dan kalimat verbal
Kalimat Nomina
Kalimat nomina merupakan jenis kalimat yang menggunakan kata benda (kata bilangan atau
kata sifat) sebagi predikat
Contoh :
Tentara itu tewas di medan perang.
Adik saya ada dua orang
Kalimat Verbal
Kalimat verbal merupakan jenis kalimat yang menggunakan kata kerja sebagai predikat.
Contoh :
Andi mengayuh sepedanya pelan.
b. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk merupakan kalimat yang terdiri dari dua atau lebih kalimat tunggal yang
saling berhubungan. Berdasarkan kedudukan satu kalimat tunggal dengan yang lain, kalimat
majemuk dibedakan menjadi kalimat majemuk setara , bertingkat dan campuran.
Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara merupakan kalimat yang terdiri dari dua kalimat tunggal, di
mana kedudukan masing masing kalimat tersebut setara. Kalimat majemuk setara dibagi lagi
menjadi beberapa jenis, seperti berikut
1. Kalimat majemuk setara penggabungan, biasanya ditandai dengan penggunaan kata hubung
(konjungsi) dan atau serta.
Contoh :
Saya bertanggung jawab atas kedatangan peserta hingga ke penginapan dan Andi akan
mengambil tanggung jawab tentang segala keperluan peserta sesampainya di sana.
2. Kalimat majemuk setara pertentangan, biasanya ditandai dengan kata hubung (konjungsi)
tetapi, sedangkan, melainkan, namun, dan sebagainya.
Contoh :
Kelas kami akan mengadakan study tour ke Palembang, namun dia memilih untuk tidak ikut.
3. Kalimat majemuk setara pemilihan, biasanya ditandai dengan kata hubung atau.
Contoh :
Riana masih bingung menentukan antara ikut menemani ibunya kuliah di Jerman atau tetap
tinggal di sini bersama ayahnya.
4. Kalimat majemuk setara penguatan, biasanya ditandain dengan kata hubung bahkan.
Contoh :
Dia memang pemuda yang cerdas, bahkan di usianya yang ke-17 ia sudah mendapatkan gelar
sarjana pertamanya.
2. Sebab: karena, oleh karena itu, sebab, oleh sebab itu, dsb.
Contoh :
Tia memuntus pergi dari rumah karena ia tidak kuat lagi melihat kelakuan ayahnya.
d. Kalimat Seruan
Kalimat seruan digunakan untuk mengungkapkan perasaan. Sama seperti kalimat perintah,
dalam pelafalannya pada akhir kalimat biasanya ditandai dengan intonasi yang tinggi. Dalam
penulisannya, kalimat seruan juga diakhiri dengan tanda seru (!).
Contoh :
Wah, indah sekali pantai!
Hore, aku menang!
e. Kalimat Pengandaian
Kalimat pengandaian bertujuan untuk menggambarkan keinginan atau tujuan dari penulis atau
pembicara yang belum atau tidak terwujud. Kalimat pengandaian dalam penulisannya diakhiri
dengan tanda baca titik (.).
Contoh:
Andai saja aku bisa mengulang waktu kembali.
Seandainya aku menjadi dokter nantinya, aku hanya akan pergi ke daerah terpencil dan
memberikan pengobatan bagi yang membutuhkan di sana.
a. Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap merupakan kalimat yang sekurang kurangnya terdiri atas sebuah subjek dan
sebuah predikat. Kalimat majas dapat dikategorikan sebagai kalimat lengkap
Contoh:
Anak anak bermain di lapangan
S P K
Ayah membeli mobil baru
S P O
a. Kalimat Versi
Kalimat versi merupakan kalimat yang sesuai dengan susunan pola kalimat dasar pada Bahasa
Indonesia (S P) atau (S P O K) atau (S P K ) dan lain sebagainya.
Contoh:
Aku berjalan sejauh tiga kilometer.
S P K
Diah membeli sepatu di Pasar Anyer
S P O K
b. Kalimat Inversi
Kalimat inversi merupakan kalimat yang memiki ciri khas adanya predikat yang mendahului kata
subjek. Kaliman versi biasanya digunakan untuk menyampaikan penekanan atau ketegasan
makna. Kata pertama yang muncul merupakan kaa yang menjadi penentu makna kalimat
sekaligus menjadi kata yang menimbulkan kesan terhadap pembaca maupun pendengarnya.
Contoh:
Bawa gadis itu ke hadapanku!
P S K
a. Kalimat Aktif
Kalimat aktif merupakan kalimat di mana unsur subjek di dalamnya melakukan suatu
tindakan (pekerjaan). Kalimat jenis ini akan menggunakan predikat dengan awalan me- dan
ber- serta predikat yang berupa kata kerja yang tidak dapat diberikan awalan me-, seperti
mandi, pergi, tidur, dan lain sebagainya.
Contoh :
Ani pergi ke pasar.
Surya merangkak di kegelapan agar tidak terlihat musuh.
Kalimat aktif dapat dikategorikan kembali menjadi 3 jenis, yaitu,
b. Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan atau tindakan. Kalimat
pasif biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan ter- serta diikuti kata
depan oleh. Kalimat pasif dibedakan kembali menjadi dua bentuk, yakni,
Kalimat Pasif Biasa
Kalimat pasif ini merupakan kalimat hasil dari transformasi kalimat aktif transitif.
Kalimat pasif ini memiliki predikat yang memilki imbuhan di-, ter-, ke-an.
Contoh:
Bola ditendang Adnan.
Kertas itu tertiup angin.
http://dosenbahasa.com/jenis-jenis-kalimat
Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan maksud penutur/ penulis secara
tepat sehingga maksud itu dapat dipahami oleh pendengar / pembaca secara tepat pula[11]. Dengan
kata lain kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat
komunikasi. http://marlinara.blogspot.co.id/2014/04/makalah-bahasa-indonesia-tentang-kalimat.html
KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau
penulis dan sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya di dalam pikiran pendengar atau
pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
http://marlinara.blogspot.co.id/2014/04/makalah-bahasa-indonesia-tentang-kalimat.html
KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa baik ejaan maupun tanda
bacanya sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengarnya. Dengan kata lain, kalimat
efektif mampu menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pendengar atau pembacanya seperti
apa yang dimaksudkan oleh penulis. http://www.kelasindonesia.com/2015/02/pengertian-kalimat-
efektif-adalah-beserta-contoh-lengkap.html
Teknik Penulisan
(1) Kesatuan
Kesatuan dalam kalimat efektif adalah dengan adanya ide pokok (S dan P) sebagai kalimat
yang jelas . Contoh :
Bagi yang tidak berkepentingan dilarang masuk .(salah)
K P
Yang tidak berkepentingan dilarang masuk. (benar)
S P
(2) Kepaduan
Kepaduan terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentuk kalimat. Yang
termasuk unsur pembentuk kalimat adalah kata , frasa, tanda baca, dan fungsi sintaksis S-O-O-
Pel-Ket. Kepaduan juga menyangkut pemakaian kata tugas yang tepat. Contoh :
Kepada setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi .(tidak
mempunyai subjek/ subjeknya tidak jelas). (salah)
Setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi (subjeknya sudah
jelas).(benar)
(3) Keparalelan
Keparalelan adalah pemakaian bentuk gramatikal yang sama untuk bagian-bagian kalimat
tertentu.Umpamanya alam sebuah perincian,jika unsur pertama menggunakan verba (kata
kerja) dan seterusnya juga harus verba .Jika unsur pertamanya nomina (kata benda), bentuk
berikutnya juga harus nomina. Contoh :
Kami telah merencanakan membangun pabrik, membuka hutan, pelebaran jalan desa, dan
membuat tali air. (salah)
Kami telah merencanakan membangun pabrik,membuka hutan,melebarkan jalan desa,
dan membuat tali air. (benar)
(4) Ketepatan
Ketepatan adalah kesesuain/ kecocokan pemakaian unsur- unsur yang membangun
suatu kalimat sehingga terbentuk pengertian yang bulat dan pasti. Contoh :
Karyawan teladan itu memang tekun belajar dari pagi sehingga petang. (salah)
Karyawan teladan itu memang tekun belajar dari pagi sampai petang. (benar)
(5) Kehematan
Kehematan yaitu hemat pemakaian kata atau kelompok kata.Dengan kata lain tidak
mengalami gejala bahasa pleonasme.Dengan hemat kata, diharapkan kalimat menjadi padat
berisi. Contoh :
Hanya ini saja yang dapat saya berikan. (salah)
Hanya ini yang dapat saya berikan.(benar)
Ini saja yang dapat saya berikan. (benar)
(6) Kelogisan
Kelogisan di sini adalah terdapatnya arti kalimat yang logis/ masuk akal. Supaya efektif,
kata-kata dalam sebuah kalimat tidak boleh menimbulkan makna ambigu (ganda) atau tidak
boleh mengandung dua pengertian.Contoh :
Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-57.(salah)
Alasan : Seolah-olah ada 57 negara Republik Indonesia.
Heri kemerdekaan ke-57 Republik Indonesia. (benar)