Kbisd Messa e
Kbisd Messa e
Keterampilan berbahasa pada dasarnya terdiri atas empat keterampilan, yaitu menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis. Dari keempat keterampilan tersebut keterampilan menulislah
yang dianggap paling sulit dan perlu mendapat perhatian lebih. Keterampilan menulis
merupakan keterampilan yang sangat kompleks, siswa tidak hanya menuangkan ide tetapi,
siswa juga dituntut untuk menuangkan gagasan, konsep, perasaan, dan kemauan. Menurut
Tarigan (2008:2) keterampilan menulis dibutuhkan waktu yang lama dan latihan intensif.
Keterampilan menulis bisa dikatakan suatu ciri dari orang yang terpelajar atau dari bangsa yang
terpelajar.
1. Pengertian Menulis
Mohamad melalui Darmadi (1996, 11) menyatakan bahwa menulis atau mengarang itu
diibaratkan seperti naik sepeda yang harus menjaga keseimbangan. Menulis bisa dianggap
mudah apabila seorang sering berlatih menulis dan bisa dianggap sukar bila seorang baru terjun
atau berlatih menulis sehingga tidak tahu harus memulai dari apa. Menurut Tarigan (2008:2),
menulis ialah menurunkan lambang-lambang atau grafik yang menggambarkan suatu bahasa
yang dipahami oleh seseorang sehingga seseorang atau orang lain dapat membaca
lambanglambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.
Secara umum fungsi utama tulisan adalah sebagai alat komunikasi secara tidak langsung.
Hartig dalam Tarigan (2008:25-26), menyebutkan tujuan penulisan, yaitu penugasan, altruistik,
persuasif, informasi, pernyataan diri, kreatif, dan pemecahan masalah.
Beberapa alasan mengenai pentingnya menulis adalah sebagai sarana menemukan sesuatu,
memunculkan ide baru, kemampuan mengorganisasikan dan menjernihkan berbagai konsep
atau ide yang dimilki, membantu untuk menyerap dan memproses informasi, memungkinkan
berlatih memecahkan beberapa masalah, dan mengungkapkan diri untuk menjadi aktif dan
tidak hanya sebagai penerima informasi (Haiston melalui Darmadi, 1996:3).
a. Fungsi Menulis
Menulis memiliki banyak fungsi. Seperti yang diungkapkan oleh D'Angelo dalam
Tarigan (2008), pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi
yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena para pelajar akan
merasa mudah dan nyaman dalam berpikir secara kritis. Juga dapat memudahkan kita
merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tangkap atau persepsi,
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, menyusun urutan bagi pengalaman. Tulisan
membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran kita. Tidak jarang, kita menemui apa yang
sebenarnya kita pikirkan dan rasakan mengenai orang-orang, gagasan-gagasan,
masalah-masalah, dan kejadian-kejadian yang hanya dalam proses menulis yang aktual.
Tidak jauh berbeda dari pendapat DAngelo, Sabarti Akhadiah (dalam Hasani,
2005:3) mengungkapkan fungsi menulis sebagai berikut:
1) Penulis dapat mengenali kemampuan dan potensi dirinya. Dengan menulis, penulis
dapat mengetahui sampai mana pengetahuannya tentang suatu topik. Untuk
mengembangkan topik itu, penulis harus berpikir menggali pengetahuan dan
pengalamannya.
2) Penulis dapat terlatih dalam mengembangkan berbagai gagasan. Dengan menulis,
penulis terpaksa bernalar, menghubung-hubungkan, serta membanding-banding-kan
fakta untuk mengembangkan berbagai gagasan.
3) Penulis dapat lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi se-hubungan
dengan topik yang ditulis. Kegiatan menulis dapat memperluas wawasan penulisan
secara teoritis mengenai fakta-fakta yang berhubungan.
4) Penulis dapat terlatih dalam mengorganisasikan gagasan secara sistematis serta
mengungkapkan secara tersurat. Dengan demikian, penulis dapat memperjelas
permasalahan yang semula masih samar.
5) Penulis dapat meninjau serta menilai gagasannya sendiri secara objektif.
6) Dengan menulis sesuatu di atas kertas, penulis akan lebih mudah memecahkan
permasalahan, yaitu dengan menganalisisnya secara tersurat dalam konteks yang lebih
kongkret.
7) Dengan menulis, penulis terdorong untuk terus belajar secara aktif.
8) Penulis menjadi penemu sekaligus pemecah masalah, bukan sekedar menjadi penyadap
informasi dari orang lain.
9) Dengan kegiatan menulis terencana, penulis membiasakan berpikir serta ber-bahasa
secara tertib dan teratur.
10) Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan fungsi dari menulis adalah sebagai alat
komunikasi tidak langsung yang dapat menggali kemampuan seseorang tentang suatu
topik dengan cara berlatih mengorganisasikan gagasan secara sistematis dan terencana
agar dapat berbahasa dengan tertib dan teratur. Selain itu, menulis juga dapat membantu
seseorang memperdalam daya tangkap dan membantu memecahkan masalah.
b. Tujuan Menulis
Pada dasarnya tujuan menulis adalah sebagai alat komunikasi dalam bentuk tulisan.
Setiap jenis tulisan tentunya memiliki tujuan. Tujuan-tujuan tersebut tentunya sangat
beraneka ragam. Tarigan (2008: 24) membagi tujuan menulis dilihat dari penulisnya yang
belum berpengalaman sebagai berikut:
1). Memberitahukan atau mengajar
2). Meyakinkan atau mendesak
3). Menghibur atau menyenangkan
4). Mengutarakan atau mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi-api.
Sedangkan Hugo Hartig (dalam Tarigan 2008:26), membagi tujuan menulis menjadi
tujuh bagian sebagai berikut:
1) Assigment purpose (Tujuan Penugasan)
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis
menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri.
2) Altruistic purpose (Tujuan Altruistik)
Tujuan altruistik adalah kunci keterbacaan sesuatu tulisan. Penulis bertujuan untuk
menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin
mendorong para pembaca memahami, menghargai perasaan, dan penala-rannya. Ingin
membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karya
seseorang.
3) Persuasive purpose (Tujuan Persuasif)
Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang
diutarakan oleh seorang penulis.
4) Informational purpose (Tujuan Informasional, Tujuan Penerangan)
Tujuan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada para
pembaca.
5) Self-expressive purpose (Tujuan Pernyataan Diri)
Tulisan yang bertujuan untuk memperkenalkan atau menyatakan diri seorang
pengarang kepada pembaca
6) Creative purpose (Tujuan Kreatif)
Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri, tetapi keinginan
kreatif disini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya dengan keinginan
mencapai norma artistik atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan yang bertujuan
mencapai nilai-nilai artistik dan nilai kesenian.
7) Problem solving purpose (Tujuan Pemecahan Masalah)
Penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi dengan cara menjelaskan,
menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan
gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh pembaca.
Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis haruslah mempunyai
tujuan yang nyata. Dimana para penulis harus bisa meyakinkan,
memberitahukan, menghibur dan mengekspresikan emosi.
c. Manfaat Menulis
Manfaat menulis menurut Sabarti Akhadiah (dalam Kartimi 2006: 5) sebagai berikut:
1) Mengetahui potensi diri dengan dan kemampuan serta pengetahuan kita tentang topik
yang dipilih. Dengan mengembangkan topik itu kita dipaksa berpikir, menggali
pengetahuan, dan pengalaman yang tersimpan dalam diri.
2) Dengan mengembangkan berbagai gagasan kita terpaksa bernalar,
menghubung-hubungkan, dan membandingkan fakta-fakta yang tidak pernah kita
lakukan kalau kita tidak menulis.
3) Lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik
yang ditulis. Dengan demikian, kegiatan menulis dapat memperluas wawasan baik
secara teoritis maupun mengenai fakta-fakta yang berhubungan
4) Menulis berarti mengorganisasi gagasan secara sistematik serta mengungkapkan secara
tersurat. Dengan demikian, setiap permasalahan yang semula samar-samar dakan
menjadi lebih jelas.
5) Melalui tulisan, kita dapat menjadi peninjau dan penilaian gagasan kita secara obyektif
6) Lebih mudah memecahkan masalah dengan menganalisisnya secara tersurat dalam
konteks yang lebih konkrit.
7) Dengan menulis, kita menjadi aktif berpikir sehingga kita dapat menjadi penemu
sekaligus pemecah masalah. Bukan hanya sekedar penerima informasi yang pasif.
8) Membiasakan kita berpikir dan berbahasa secara tertib.
Selain manfaat menulis di atas, Hernowo (2004: 51) mengungkapkan bahwa menulis dapat
digunakan untuk menyibak atau mengungkapkan diri. Dengan menulis seseorang bukan hanya
akan menyehatkan fisik dan mental tetapi juga dapat mengenali detail-detail dirinya.
Dari beberapa manfaat menulis yang dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa menulis
bermanfaat untuk mengetahui kemampuan diri dengan aktif berpikir dalam menuangkan ide dan
gagasan kedalam sebuah tulisan, menambah wawasan dan informasi, menumbuhkan keberanian
dan kreatifitas.
a. Jelas, Pembaca dapat membaca teks dengan cara tetap dan pembaca tidak boleh bingung
dan harus mampu menangkap maknanya tanpa harus membaca ulang dari awal untuk
menemukan makna yang dikatakan oleh penulis.
b. Kesatuan dan organisasi, Pembaca dapat mengikutinya dengan mudah karena
bagian-bagiannya saling behubungan dan runtut.
c. Ekonomis, Penulis tidak akan menggunakan kata atau bahasa yang berlebihan sehingga
waktu yang digunakan pembaca tidak terbuang percuma dan,
d. Pemakaian bahasa dapat diterima, Penulis menggunakan bahasa yang baik dan benar
karena bahasa yang dipakai masyarakat kebanyakan terutama berpendidikan lebih
mengutamakan bahasa formal sehingga mudah diterima.
4. Jenis-Jenis Menulis
Berdasarkan sumber tulisan keterampilan menulis dibedakan menjadi 3, yaitu menulis fiksi,
faksi dan nonfiksi. Masing-masing jenis menulis dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Fiksi
Adalah tulisan yang berangkat dari khayalan atau imajinasi. Dalam jenis menulis ini
penulis bebas berimajinasi. Nama tokoh, peristiwa dan tempat kejadian merupakan hasil
imajinasi penulis. Walaupun demikian, tetap ada kemungkinan terjadi persamaan antara
imajinasi penulis dengan kenyataan yang pernah terjadi di suatu tempat.Beberapa cerita
fiksi bahkan mencegangkan dunia karena ternyata benar-benar menjadi kenyataan di masa
depan. Misalnya novel Futility yang ditulis oleh Morgan Robertson pada tahun 1989.
Novel ini berkisah tentang kapal mewah Titinaic yang tenggelam setelah menabrak
gunung es di Atlantik Utara.
Dalam kenyataan pada tahun 1912 atau 14 tahun setelah novel Futility ini terbit.
Sebuah kapal mewah bernama Titanic benar-benar menabrak sebuah gunung es di
Atlantik Utara. Termasuk dalan jenis menulis fiksi ini adalah cerita pendek (cerpen), cerita
bersambung (cerbung), novelet, novela, novel dan puisi.
b. Non Fiksi
Adalah tulisan yang berdasarkan informasi, data, dan fakta yang benar-benar terjadi.
Data dan fakta itu harus dipaparkan dengan benar tanpa rekayasa atau ditambahi
imajinasi penulis. Termasuk dalam jenis menulis ini adalah berita, artike, feature (tulisan
khas), opini, tajuk, rencana, resensi, reportase, biografi, otobiografi dan karya tulis ilmiah.
Penulis harus dapat mempertanggungjawabkan hal yang dipaparkannya dalam tulisan jenis
nonfiksi ini.
c. Faksi
Ada satu lagi jenis menulis yang belakangan ini banyak digunakan yaitu menulis faksi.
Faksi (fakta-fiksi) ini memadukan dua jenis menulis fiksi dan nonfiksi, membuat cerita
fiksi berdasarkan kisah nyata, membuat fakta menjadi sebuah karya fiksi. Dalam bentuk
faksi ini, penulis diperbolehkan menambah bumbu-bumbu penyedap agar cerita semakin
enak dibaca.
Ragam tulisan dapat didasarkan pada isi tulisan, isi tulisan mempengaruhi jenis informasi,
pengorganisasian dan tata sajian tulisan. Berdasarkan ragam tersebut tata tulisan dibedakan
menjadi empat : deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi (Syafiie,1990: 151).sedangkan
menurut Keraf(1989: 6) ragam tulisan didasarkan pada tujuan umum, berdasarkan hal tersebut
menulis dapat dibedakan menjadi lima : Deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi, persuasi.
a. Deskripsi (perian)
Kata deskripsi berasal dari bahasa latin describere yang berarti menggambarkan atau
memerikan sesuatuhal. Dari segi istilah,deskrpsi adalah suatu bentuk karangan yanng
melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga pembaca dapat
mencitrai (melihat,mendengar,mencim dan merasakan)apa yang dilikiskan itu sesuai
dengan citra penulisannya.
b. Eksposisi (paparan)
Eksposisi berasal dari kata exposition yang berarti membuka.dapat pula diartikan
sebagai tulisan yang bertujuan untuk memberitahu ,mengupas,menguraikan, atau
menerangkan sesuatu.
c. Argumentasi (bahasan)
Yang dimaksud dengan tulisan argumentasi adalah karangan yang terdiri atas paparan
alasan dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan.Karangan ini ditulis
dengan maksud untuk memberikan alasan, memperkuat atau menolak sesuatu pendapat,
pendirian , gagasan.
d. Narasi (kisahan)
Narasi atau naratif adalah tulisan berbentuk karangan yang menyajikan serangkaian
peristiwa atau kejadian menurut urutan terjadinya (kronologis) dengan maksud memberi
makna kepada sebuah atau rentetan kejadian sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari
cerita itu.
e. Persuasi
Tulisan yang bermaksud mempengaruhi orang lain dalam persuasi selain logika
perasaan juga memegang peranan penting.
REFERENSI :
Buku Sumber :
Santosa Puji, dkk. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Haryadi dan Zamzami. 1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta:
Depdikbud-Dikti.
Musaba, Z. 1994. Terampil Menulis dalam Bahasa Indonesia yang Benar. Banjarmasin:
Sarjana Indonesia.
Tarigan, H.G. 1987. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Internet Sumber :
http://kuliahpgsdbjm2010.blogspot.co.id/2015/03/upaya-meningkatkan-keterampilan.html
http://www.kompasiana.com/akipeffendy/hakikat-keterampilan-menulis_550eb183a33311b12d
ba83af
TUGAS
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBAHASA
Menulis
KELOMPOK 2
DISUSUN OLEH :
16129347