Anda di halaman 1dari 15

SAHABAT SEJATI

Aldi : Kenapa ya...., persahabatan 3BG kok sangat erat ? aku ingin persahabatan
mereka jadi putus, tapi bagaimana caranya ? (diam sambil memikir sesuatu)

Aldi : Ah., aku curi saja dompetnya Andin, dan setelah itu aku aruh staja di
tasnya Aulia, Andin dan Audy pasti akan menuduh Aulia. (Terlihat anggota
3BG masuk kedalam kelas tertawa-tawa).

Andin : (sambil membuka tasnya dan terlihat sedang mencari sesuatu dan wajahnya
sangat gelisah)

Audy : Ada apa Din, kok kayaknya gelisah banget ?

Andin : Aduh gimana nih, dompetku hilang.

Aulia : Kok bisa hilang, mungkin ada di rumah kamu.

Andin : Nggak mungkin, tadi aku inget kok dompetku sudah aku masukkan
kedalam tasku.

(Tiba-tiba Aldi memotong pembicaraan mereka dengan lagak sok tahu)


Aldi : Aku tahu siapa yang mencuri dompet kamu.

Andin : Emangnya siapa Al ?

Aldi : Dia adalah sahabatmu sendiri yang bernama Aulia.

Audy : Nggak mungkinlah dia yang mencuri dompetku, kamu kok sok tahu banget
sih.

Aldi : Ya sudah kalau kamu nggak percaya, kamu geledah tasnya Aulia.
Andin : Maafkan aku Lia, aku harus menggeledah tasmu untuk membuktikan
omong kosongnya Aldi.

Aulia : Ya sudahlah nggak apa ? Andin dan Audy menggeledah tasnya Aulia dan
beberapa lama kemudian dompet Andin ditemukan ditasnya Aulia.
Aldi : Tuhkan bener kataku, Aulia si miskin itu yang mencurinya.
Andin : Kamu kok tega sih Aulia, kalau kamu butuh uang kamu tinggal bilang
sama kami, bukan begini caranya, selama kami selalu membantu kamu, tapi
kamu kok tega banget.
Aulia : Tapi bukan aku yang mencurinya.

Aldi : Terus kamu tuduh aku yang mencurinya, jelas dompet Andin ada di tas
kamu kan?

Audy : Dasar, sudah dikasih hati malah minta jantung.

Andin : Mulai saat ini kamu tidak akan jadi sahabat kami lagi.

Audy : Dasar kau anak miskin. (sambil menampar pipi Aulia) Mereka kemudian
duduk ditempat mereka masing-masing

Aulia : Ya Allah, cobaan apa yang kau berikan pada persahabatan kami, apa salah
kami sehingga kau memberi cobaan ini. Ya Allah kembalikan persahabatan
kami seperti dulu lagi.

Beberapa lama kemudian bel pulang berbunyi, Andin dan Audy pulang
bersama tanpa Aulia. Diperjalanan pulang Andin menerima telpon dari Papanya yang
berada diluar negeri.

Kringkring..kring.
Andin : Hallo assalamu alaikum, ada apa Pa, kok tumben telpon aku.

Papa : Waalaikum salam, Din Papa mau kasih kabar ke kamu, sebelumnya
maafkan Papa, perusahaan Papa disini bangkrut.

Andin : Apa Pa, bangkrut kok bisa begitu ?

Papa : proyek yang Papa Buat mengelami rugi yang sangat besar, Jadi Papa harus
menjual perusahaan Papa untuk membayar ganti rugi.

Andin : Jadi kita jatuh miskin Pa?

Papa : Begitulah, besok Papa dan Mama akan pulang ke Indonesia, dan kita harus
cari kontrakan rumah, karena rumah kita akan di segel oleh bank.

Tiba-tiba Andin memutuskan telpon dengan rasa tidak percaya.

Andin : Ini nggak mungkin. (sambil membanting HP nya)

Audy : Ada apa Din?


Andin : Perusahaan Papaku bangkrut dan sekarang aku jatuh miskin.

Audy : Sabar ya.. Din! ini pasti bisa kamu lewati kok.

Andin : Audy kamu adalah sahabat aku yang paling setia denganku, tolong jangan
tinggalkan aku.

Audy : Ya nggak mungkinlah aku ninggalin kamu, tidak seperti Aulia yang
menghianati sahabatnya sendiri.

Andin : Terima kasih Audy.

(Tiba-tiba ada motor yang melaju kencang hingga menambrak Audy, untungnya saja
Aulia menolong Audy).

Aulia : Awas Audy. (sambil berteriak dan mendorong Audy)

Audy : Kamu nggak apakan Aulia.

Aulia : Nggak aku nggak apa kok.

(Pengendara motor itu kemudian turun dari motornya)

Aldi : Kamu nggak apa kan Aulia?

Aulia, Andin, Audy : Aldi..

Aldi : Maafkan aku yaaa! aku nggak sengaja.

Audy : Makanya kalau naik motor itu jangan kencang-kencang.

Aldi : Ya.. maafkan aku!

Andin : Ya.... sudahlah nggak apa.

Aldi : Din aku mau ngomong sesuatu sama kamu, tentang masalah tadi di kelas.

Andin : Emangnya ada apa Al?

Aldi : Sebenarnya yang mencuri dompet kamu itu bukan Aulia, melainkan aku.

Andin : Apa Aldi?


Aldi : Aku iri dengan persahabatan kalian yang sangat erat, makanya itu aku
mencoba untuk merusak persahabatan kalian, sekali lagi maafkan aku.

Andin : Jadi bukan Aulia yang mencurinya ?

Audy : Jadi persahabatan kita bersatu lagi dong.

Andin : Persahabatan kita akan selalu abadi sepanjang masa.

Aulia : Sampai akhir hayat menjemput kita, persahabatan ini Akan tetap bersatu...
bersatu.

Andin : 3BG.

Audy : Three.

Aulia : Beautiful.

Andin : Girl.

(Sambil menujukkan tanda persahabatan mereka yang berupa cincin)

Aldi : Oke deh. (Sambil mengacungkan jempol)

Akhirnya persahabatan mereka bersatu kembali, dan tidak ada yang memisahkan
mereka sampai akhir hayat menjemput.
Sumber : http://www.gudangnews.info/2015/03/anaslisis-drama-dengan-judul-perpec
ahan.html#ixzz4zqzlYN00

A. Analisis unsur intrinsik

1. Tema Persahabatan

2. Latar a. Tempat :

Ruang kelas (Terlihat anggota 3BG masuk


kedalam kelas tertawa-tawa.)

Sekolah (Kisah ini terjadi disebuah


sekolah yang sangat terkenal bernama SMAN
1 Tepo Sliro.)

Jalan (Tiba-tiba ada motor yang melaju


kencang hingga menambrak Audy,
untungnya saja Aulia menolong Audy.)

b. Waktu

Waktu sekolah ( Di ruangan kelas yang


terdapat berbagai kursi dan meja yang tertata
rapi terjadi suatu keributan, .)

Pulang sekolah (Beberapa lama kemudian


bel pulang berbunyi, Andin dan Audy pulang
bersama tanpa Aulia.)

c. Suasana

Gelisah (Ada apa Din, kok kayaknya


gelisah banget ?)

Tegang (Di ruangan kelas yang terdapat


berbagai kursi dan meja yang tertata rapi
terjadi suatu keributan, yang disebabkan
salah satu anggota 3BG.)

Gembira, penuh canda dan tawa (Terlihat


anggota 3BG masuk kedalam kelas
tertawa-tawa.)

Sedih (Ya Allah, cobaan apa yang kau


berikan pada persahabatan Kami, apa salah
kami sehingga kau memberi cobaan ini, Ya
Allah kembalikan persahabatan kami seperti
dulu lagi.)

Susah ( Perusahaan Papaku bangkrut dan


sekarang aku jatuh miskin.)

Menegangkan (Awas Audy. - sambil


berteriak dan mendorong Audy)
3. Tokoh a. Aulia

b. Andin

c. Audy

d. Aldi

e. Papa

4. Penokohan a. Aulia: Baik hati, sabar ( Ya Allah, cobaan apa yang


kau berikan pada persahabatan Kami, apa salah kami
sehingga kau memberi cobaan ini, Ya Allah kembalikan
persahabatan kami seperti dulu lagi, Tiba-tiba ada
motor yang melaju kencang hingga menambrak Audy,
untungnya saja Aulia menolong Audy)

b. Andin: Baik hati, pemarah ( Mulai saat ini kamu


tidak akan jadi sahabat kami lagi., Kamu kok tega sih
Aulia, kalau kamu butuh uang kamu tinggal bilang
sama kami, bukan begini caranya, selama kami selalu
membantu kamu, tapi kamu kok tega banget.)

c. Audy: Baik hati, pemarah ( Sabar ya.. Din! ini


pasti bisa kamu lewati kok., Dasar kau anak miskin.
(sambil menampar pipi Aulia))

d. Aldi: Iri hati ( Aku iri dengan persahabatan kalian


yang sangat erat, makanya itu aku mencoba untuk
merusak persahabatan kalian)

e. Papa: Bertanggung jawab (proyek yang Papa Buat


mengelami rugi yang sangat besar, Jadi Papa harus
menjual perusahaan Papa untuk membayar ganti rugi.)
5. Alur Maju

6. Sudut Pandang Orang ketiga serba tahu

7. Amanat a. Janganlah berburuk sangka terhadap orang lain


tanpa bukti yang kuat

b. Hendaknya tidak iri hati terhadap kebahagiaan


orang lain.

c. Haruslah bisa menjaga perasaan dalam


persahabatan.

d. Jadilah orang yang pemaaf bagi orang di sekitar.

B. Unsur Ekstrinsik

1. Nilai Sosial a. Adanya diskriminasi kepada kelompok sosial di


bawah, seperti yang diucapkan si Audy kepada
Aulia. (Dasar kau anak miskin. (sambil menampar pipi
Aulia) Mereka kemudian duduk ditempat mereka
masing-masing)

2. Nilai Agama a. Aulia berdoa kepada Allah agar persahabatan


mereka kembali baik seperti dulu.

3. Nilai Moral a. Aldi merasa iri hati terhadap persahabatan Andin,


Audy, dan Aulia.

b. Aulia bersabar menghadapi cobaan dalam


persahabatannya.

c. Aldi melakuakan hal licik agar persahabatan 3BG


pecah.

Sumber : http://www.gudangnews.info/2015/03/anaslisis-drama-dengan-judul-perpec
ahan.html#ixzz4zr1MlbQQ
Contoh Naskah Drama 3 Orang

Deskripsi:
Jenis drama:Drama singkat
Tema drama: Persahabatan
Judul drama: Motivasi Seorang Sahabat
Jumlah pemain: 3 Orang
Karakter:
Alma: Mudah Putus Asa
Lohan: Suka Mengingatkan
Rini: Suka menasehati

Lohan:
Kenapa kemarin kamu tidak masuk sekolah, Al?
Alma:
Aku malas!
Lohan:
Malas? enak sekali jawabnya, malas?!
Rini:
Iya, enak sekali kamu menjawab. Malas!
Alma:
Iya, aku memang malas.
Rini:
Kalu kamu suka tidak masuk sekolah karena malas, bagaimana nanti kamu bisa lulus?
apalagi sebentar lagi mau UN.
Lohan:
Iya, betul kata Rini itu.
Alma:
Aku tidak peduli. Lulus ya syukur, kalau tidak laulus ya mau bagaimana lagi.
Lohan:
Mana bisa seperti itu. Jadi pelajar itu kamu harus rajin dan giat.
Rini:
Iya, ingat.. nanti kamu akan menyesal.
Alma:
Begini, sebenarnya aku itu maunya bisa seperti kalian. Giat, rajin, dan pintar. Tapi,
aku kan tidak bisa seperti kalian.
Lohan:

tu, kalau kamu merasa punya kelemahan, harusnya kamu berusaha untuk
memperbaiki kelemahan kamu, bukannya malah malas belajar.
Rini:
Iya, benar apa yang dikatakan Lohan itu.
Alma:
Kalian enak ngomong, aku yang menjalaninya sulit sekali.
Rini dan Lohan berusaha terus meyakinkan dan memotivasi Alma.
Lohan:
Sudahlah, tidak ada satupun manusia tanpa kelemahan. Jika kamu merasa sulit
memahami apa yang disampaikan guru, maka kamu harus lebih giat lagi dalam
belajar, kamu pasti bisa.
Rini:
Kamu pikir aku dulu langsung paham dengan apa yang diajarkan guru? tidak, dulu
aku juga sangat sulit memahami apa yang diajarkan oleh guru-guru, tapi aku terus
berusaha.
Alma terus membantah.
Alma:
Sudahlah, kalian tidak usah menyemangati aku. Aku tahu siapa diriku dan batas
kemampuanku.
Lohan:
Yang perlu kamu tahu, batas kemampuan seseorang itu bergantung pada sejauh mana
kita mau berusaha. Kalau kamu tidak berusaha secara maksimal, bagaimana mungkin
kamu akan mengerti sejauh mana kemampuan terbaik kamu.
Rini:
Iya, Lohan itu bicara yang sesungguhnya apa yang dialamai oleh semua orang,
termasuk aku, dia, dan kamu.
Alma dibuat diam oleh kedua temannya.
Alma:
Aku tidak mengerti kenapa kalian peduli sekali sama aku.
Lohan:
Tentu saja aku peduli, kamu kan sahabat kami.
Rini:
Iya, kamu adalah salah satu dari kami, makanya kami tidak menginginkan kamu itu
menyesal dikemudian hari karena mudah putus asa seperti itu.
Alma merenung dalam.
Alma:
Lalu apa yang harus aku lakukan supaya aku bisa lebih termotivasi?
Lohan:
Mudah, kamu ingat terus apa yang selama ini menjaci cita-cita kamu.
Alma:
Maksud kamu bagaimana?
Lohan:
Maksud aku, misalkan kamu ingin menjadi siswi yang memiliki prestasi, maka kamu
harus tetap berusaha meraihnya dengan sekuat tenaga dan pikiran, meskipun disisi
lain kamu merasa kurang pintar.
Rini:
Iya, benar itu. Kemampuan seseorang itu dapat ditingkatkan dengan cara banyak
belajar.
Alma:
Tapi aku tidak yakin dengan kemampuanku. Aku kan bodoh, tidak seperti kalian yang
mudah sekali paham.
Rini dan Lohan terus berusaha meyakinkan Alma.
Rini:
Sudahlah, kan aku sudah bilang kalau semua itu perlu diusahakan.
Lohan:
Benar sekali. Hari ini kamu seperti ini karena kemarin kamu tidak melakukan apa-apa.
Jika esok kamu melakukan sesuatu, maka dihari lain kamu pasti bisa mendapatkan
hasil yang lebih baik. Percaya saja sama aku.
Rini:
Iya, kamu yang semangat ya!
Alma berpikir dalam.
Alma:
Ya sudah, aku akan berusaha. Terimakasih atas nasehat kalian.
Rini:
Kita kan teman
Lohan:
Bagi aku, kamu sangat penting, Al, makanya aku tidak ingin kamu menjadi orang
yang menyesal dikemudian hari.
Dialog Drama - SELESAI

Judul : Salah paham


Tema : Persahatan
Casting : 3 orang
Karakter : Lisa merupakan sahabat Nuri dan Ilya yang seringkali berspekulasi.
: Nuri adalah sahabat Lisa dan Ilya yang paling bijak dan berpikiran luas

: Ilya adalah sosok sahabat yang sederhana dan lurus.

Sipnopsis Drama
Pada suatu haris Lisa sedang menceritakan sesuatu kepada Nuri. Lisa mengatakan
kepada Nuri bahawa Ilya adalah sosok sahabat yang tidak baik. Lisa menganggap Ilya
sangat tidak peduli dengan sahabatnya, bahkan dia bisa bersikap seperti tidak kenal
ketika dimintai pertolongan oleh temannya. Namun, Nuri tidak serta merta percaya
dengan pernyataan Lisa. Nuri meyakini bahwa Lisa hanya salah paham.

Naskah Dialog Drama (Mulai)


Lisa :
Kamu tahu tidak, ternyata Ilya itu bukanlah seorang teman yang baik.
Nuri :
Memangnya kenapa? Kenapa kamu bilang kalau Ilya itu bukan seorang teman yang
baik? Apa yang sudah dilakukan oleh Ilya?
Lisa :
Jika Ilya itu benar-benar ssosok teman yang baik, dia tidak mungkin membiarkan aku
kehujanan ditengah-tengah malam.
Nuri :
Maksud kamu membiarkan kamu kehujanan ditengah-tengah malam bagaimana? Aku
kurang paham maksud kamu itu?
Lisa :
Begini, kemarin aku kan berkunjung ke rumah tanteku. Aku pulangnya agak malam
karena cuaca kebetulan lagi gerimis terus. Kemarin itu aku juga tidak bawa motor
karena pas perginya dianterin sama temenku, Erni. Waktu aku berada dijalan... untuk
menunggu taksi, taksinya tidak ada yang muncul. Eh.. ternyata aku lihat Ilya sedang
mengendarahi sepeda motor, entah dia darimana. Nah, ketika aku berhentikan dia, dia
malah terus jalan saja.
Nuri :
Yang benar saja? Jangan-jangan Ilya tidak tahu kalau kamu memanggilnya?
Lisa :
Tidak tahu bagaimana? Dia itu dekat sekali waktu aku mencoba memberhentikan dia.
apalagi aku juga sangat keras waktu memanggilnya.
Nuri masih tidak yakin dengan apa yang dikatakan oleh lisa, karena menurut Nuri
selama ini Ilya dianggapnya sebagai sosok teman yang sangat peduli dengan
teman-temannya.
Nuri :
Ya sudah, kalau begitu nanti aku akan coba menayakan masalah ini sama Ilya.
Mungkin besok aku akan ketemu dia.
Lisa :
Ya, silakan saja. Eh.. sebentar lagi aku ada janji sama Erni. Okay, kalau begitu aku
pulang dulu ya...
Nuri :
Okay. Hati-hati dijalan!
Lisa pun beranjak menghampiri motornya yang dia parkir dibawah pohon beringin.
Pada keesokan harinya Nuri pun bertemu dengan Ilya. Nuri dengan segera
menanyakan kebenaran perkataan Lisa terkait sikapnya kepada Lisa.
Nuri :
Ilya, aku mau nanya sama kamu.
Ilya :
Mau nanya apa? Silakan, sepertinya kamu serius amat!
Nuri :
Apa iya kemarin kamu main jalan saja waktu si Lisa sedang kehujanan dijalan pas
malam-malam dia habis datang dari rumah tantenya?
Ilya pun sangat terkejut dengan pertanyaan Nuri, karena dia merasa tidak keluar
rumah sama sekali pada waktu itu.
Ilya :
Yang benar saja? Kemarin aku tidak kemana-mana. Aku dirumah saja, soalnya waktu
itu aku kurang enak badan. Kalau kamu tidak percaya, kamu bisa tanya ke mamaku.
Seperti yang diyakini Nuri, bahwa Lisa salah paham dengan Ilya, karena Ilya
bukanlah sosok seperti yang dianggap Lisa.
Nuri :
Tidak usah.. aku percaya sama kamu. Aku hanya ingin memastikan apakah benar apa
yang dikatakan oleh Lisa, atau hanya salah paham saja.
Ilya :
Memangnya Lisa yakin sekali kalau yang dilihatnya kemarin malam itu aku?
Bagaimana dia bisa yakin sekali?
Nuri :
Ya sudah, tak usah dipikirkan. Nanti aku ngomong sama dia kalau yang dia lihat
malam itu bukanlah kamu.
Ilya pun merasa tidak nyaman dengan Lisa. Dia melarang Nuri utuk menemui Lisa
untuk menjelaskan duduk permasalahan yang sebenarnya. Ilya memutuskan untuk
menjelaskannya sendiri kepada Lisa.
Ilya :
Nuri, kamu tidak usah menjelaskan masalah ini sama Lisa ya.. biar aku saja yang
ngomong sama dia, soalnya aku merasa tidak enak sama dia.
Nuri :
Ya sudah, kalau begitu kamu bisa temui dia besok ditempat kita biasa ngumpul.
Kamu jelaskan ke dia bahwa yang dia lihat kemarin malam itu bukan kamu.
Ilya :
Ya, tentu.
Keesokan harinya, pada sore hari Ilya pun mendatangi tempat dimana dia dan Lisa
serta Nuri sering ngumpul bersama. Kebetulan pada saat itu Lisa memang sudah
berada disana.
Lisa :
Eh, kamu Ilya.. sendirian saja? Memangnya Nuri kemanan?
Ilya :
Aku tidak tahu, mungkin dia lagi bantu-bantu ibunya dirumah. Aku mau nanya sama
kamu. Apa iya kemarin kamu melihat aku di jalan....
Lisa :
Kok kamu malah nanya aku? Memang benar kan, kemarin kamu bawa motor
malam-malam dan waktu ku panggil kamu diam saja?
Ilya :
Lisa, kamu itu salah orang. Bagaimana mungkin itu aku, soalnya aku lagi dirumah.
Waktu itu aku kurang enak badan.
Lisa lantas sangat terkejut dengan penjelasan Ilya.
Lisa :
Yang benar saja kamu!
Ilya :
Iya benar, kalau kamu kurang yakin silakan tanya ke mamaku, adikku, atau tanya ke
ayahku. Mereka pasti bilang aku memang sedang dirumah.
Lisa tediam sejenak, karena dia merasa yakin sekali bahwa yang dilihatnya kemarin
adalah wajah Ilya.
Lisa :
Apa iya orang lain? Ya sudah kalau itu memang bukan kamu, lalu dia itu siapa?
Kenapa wajahnya sama pesis seperti kamu.
Ilya :
Begini saja, warna motor itu apa? Nomor platnya berapa?
Lisa :
Kalau warnanya aku ingat, motor itu warna biru. Nomor platnya aku tidak tahu karena
waktu itu kan hujannya lumayan deras.
Ilya :
Warna biru? Kamu kan tahu kalau aku tidak memiliki motor berwarna biru. Kamu
sering datang kerumahku, satu-satunya motor dirumahku itu kan berawarna hitam.

Lisa pun mulai yakin bahwa yang dilihatnya memang bukanlah Ilya, melainkan orang
lain yang memiliki kesamaan rupa dengan Ilya. Lisa akhirnya meminta maaf sama
Ilya.

Lisa :
Ilya, kamu benar. Kamu tidak punya motor berwarna biru. Maaf, aku sudah
menyangka kamu yang tidak-tidak. Kamu mau kan memaafkan aku?
Ilya :
Dengan senang hati. Sekarang aku sudah merasa enakan, karena akhirnya kamu tahu
bahwa itu bukanlah aku. Bagaimana mungkin aku tega mentelantarkan kamu di jalan
malam-malam hari, apalagi pada saat itu hujan deras.

Anda mungkin juga menyukai