Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PRAKTIKUM PSG BIOKIMIA

TOTAL PROTEIN SERUM DAN SERUM ALBUMIN

Disusun Oleh :

1. Syafrina Mareta Sari NIM : 101311223003

2. Dewi Purwanti Y. NIM : 101311223009

3. Ona Oktalina NIM : 101311223013

PROGRAM STUDI S1 GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
2013 2014

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul TOTAL PROTEIN SERUM DAN SERUM ALBUMIN sesuai
waktu yang ditentukan.
Tujuan pokok dari penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas praktek pada
mata kuliah PSG Biokimia dan tujuan umumnya untuk memberikan beberapa informasi
pengetahuan tentang penilaian status gizi pada pemeriksaan total protein serum dan
serum albumin bagi para pembacanya, selain itu juga dapat berfungsi sebagai bahan
referensi pembelajaran perkuliahan khususnya bidang studi PSG Biokimia.
Penyusun menyimpulkan masih banyak kekurangan yang terdapat dalam
penelitian ini, oleh karena itu Penyusun memohon kepada para pembaca untuk dapat
memberikan tanggapan atau masukan maupun saran yang sifatnya membangun agar
makalah ini menjadi lebih baik.

Surabaya, Oktober 2013

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. 1
KATA PENGANTAR............................................................................................ 2
DAFTAR ISI............................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................
1.1 Latar Belakang............................................................................................
1.2 Tujuan.............................................................................................................................
1.3 Rumusan Masalah............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................
2.1 TOTAL PROTEIN SERUM
2.1.1 Definisi Total Serum Protein.

2.1.2 Metode Total Serum Protein

2.1.3 Menggambarkan penyakit apa saja dalam Total Serum Protein..

2.1.4 Spesifikasi Total Serum Protein

2.1.5 Kelebihan dan kekurangan Total Serum Protein..

2.2 SERUM ALBUMIN


2.2.1 Definisi Serum albumin.

2.2.2 Metode Serum albumin.

2.2.3 Menggambarkan penyakit apa saja Serum albumin..

2.2.4 Spesifikasi Serum albumin.

2.2.5 Kelebihan dan kekurangan Serum albumin

BAB III PENUTUP ....


3.1 Kesimpulan .

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Protein merupakan satu-satunya kelas biomolekul dalam sel yang paling banyak,
lebih setengah massa kering sel berupa protein. Nama protein berasal dari kata Yunani
(Greek) proteos yang berarti penting/utama. Dikatakan yang utama kerena protein secara
langsung berperan pada hampir semua aktifitas dan struktur fisik sel. Protein berperan
juga sebagai perekat antar sel dan transportasi antar sel, sebagai pengangkutbahan yang
sukar larut dalam air, sebagai alat pengenal dan penerus informasi sel, pemelihara
keseimbangan cairan tubuh, zat anti (imunitas), pelapis tulang rawan sendi, cairan sendi,
struktur jaringan ikat dan masih banyak fungsi lain dalam tubuh selain juga merupakan
salah satu bahan makanan pokok pembentuk energy.
Pengukuran total protein adalah uji yang sangat berguna untuk berbagai macam
penyakit/gangguan. Penurunan konsentrasi total protein dapat di deteksi melalui sintesa
protein yang tidak sempurna di dalam hati, kehilangan protein dapat terjadi karena fungsi
ginjal yang lemah, malabsorbsi usus atau defisiensi nutrisi. Peningkatan jumlah protein
terjadi dalam penyakit kronis peradangan, sirosis hati dan dehidrasi.
Pada umumnya protein total terdiri dari albumin dan globulin. Jadi albumin
merupakan komponen protein yang membentuk lebih dari setengah protein plasma.
Albumin disintesa oleh hepar. Albumin meningkatkan tekanan osmotic yang dibutuhkan
untuk mempertahankan cairan vaskuler. Penurunan albumin serum akan mengakibatkan
cairan dari pembuluh vascular keluar ke jaringan, mengakibatkan odema. Pengukuran
albumin dalam serum digunakan untuk diagnostic dan monitoring penyakit liver
contohnya sirrosis hepatic. Selanjutnya tingkat albumin menunjukkan kesehatan dan
tingkat nutrisi tiap individu dan oleh karenanya digunakan untuk deteksi malnutrisi.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui penilaian status gizi (PSG) pada pemeriksaan biokimia
dengan mengukur total protein serum dan albumin serum

4
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi total protein serum dan serum albumin.
b. Untuk mengetahui pengukuran total protein serum dan serum albumin.
c. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam pengukuran total protein serum
dan serum albumin.
d. Untuk menggambarkan penyakit dengan pemeriksaan total protein serum dan serum
albumin
e. Untuk mengetahui spesifikasi total protein serum dan serum albumin
f. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam pemeriksaan total protein serum
dan serum albumin

1.3 Rumusan Masalah


a. Apa yang di maksud dengan total protein serum dan serum albumin?
b. Apa saja pengukuran total protein serum dan serum albumin?
c. Metode apa yang digunakan total protein serum dan serum albumin?
d. Menggambarkan penyakit apa saja dalam pemeriksaan total protein serum dan serum
albumin ?
e. Spesifikasi dalam total protein serum dan serum albumin
f. Apa saja kelebihan dan kekurangan dalam total protein serum dan serum albumin?

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Total Serum Protein


2.1.1 Definisi Total Serum Protein
Serum protein (globular protein, spheroprotein) merupakan salah satu
dari tiga jenis protein di dalam tubuh yang terbentuk dari asam amino berupa
larutan koloidal di dalam plasma darah. Serum protein tidak
mengandung fibrin (bukan merupakan fibrous protein) sehingga dapat terlarut.
Total serum protein dalam darah sekitar 7,2 - 8 g/dl atau sekitar 7% dari volume
darah keseluruhan dengan berbagai kegunaan:
- Sirkulasi molekul lipida, hormon, vitamin dan zat besi
- Enzim, komponen komplemen, protease inhibitor dan kinin precursor
- Regulasi aktivitas, fungsional non seluler dalam sistem kekebalan.

2.1.2 Metode Total Serum Protein


Pada pemeriksaan ini metode yang digunakan yaitu kolorimetrik test
berdasarkan metode biuret. Metode biuret paling banyak digunakan, disebut
biuret karena senyawa berwarna terbentuk adalah biuret yaitu senyawa komplek
antara Cu++ dengan gugus NH2. Pada molekul protein/peptide , yang dalam
suasana alkali berwarna ungu /lembayung. Salah satu kelemahan dari metode ini
adalah kerena yang membentuk ikatan komplek gugus - NH2 dan gugus COOH
bebas, maka makin banyak ke dua gugus tersebut yang bebas akan makin banyak
senyawa biuret yang terbentuk, berarti makin pekat warna yang timbul dan ini
berarti memberikan harga yang lebih tinggi dari harga sebenarnya.

2.1.3 Menggambarkan penyakit apa saja dalam Total Serum Protein

Total serum protein dapat melonjak karena:

6
1. Infeksi kronis (Tuberculosis, Adrenal cortical hypofunction , disfungsi
hati, Collagen Vascular Disease (Rheumatoid Arthritis, Systemic Lupus,
Scleroderma),
2. Gejala Hipersensitivitas
3. Dehidrasi
4. Gangguan respirasi
5. Hemolisis
6. Cryoglobulinemia
7. Alcoholism
8. Leukimia
Total serum menurun antara lain disebabkan oleh:
1. Gangguan intake dan/atau pencernaan protein : Malnutrisi dan malabsorbsi
2. Gangguan produksi protein : Penyakit Liver
3. Kehilangan protein melalui saluran GI : Diare
4. Kehilangan protein melalui kulit :
5. Ketidakseimbangan hormone sehingga merusak jaringan
6. Kehilangan protein melalui urin pada penyakit ginjal : Proteinuria
7. Dilusi protein karena adanya cairan ekstra dalam sistem vascular : Kehamilan
2.1.4 Spesifikasi Total Serum Protein
Kadar protein total dalam darah :
- Dewasa : 6,6 8,8 g/dl
- Anak anak : 5,5 7,0 g/dl
2.1.5 Kelebihan dan kekurangan Total Serum Protein

Kelebihan pemeriksaan
Pemeriksaan mudah dilakukan dengan pengambilan darah
Kekurangan pemeriksaan
Pemeriksaan ini tidak sensitive, karena sebagian besar total serum protein
adalah jenis protein albumin 30 50%, sedangkan albumin akan menurun
jika kekurangan protein sudah berlangsung lama.

7
2.2 Serum albumin
2.2.1 Definisi Serum albumin
Serum albumin, sering disebut albumin adalah protein dengan jumlah
terbanyak di dalam tubuh. Albumin sangat penting demi memelihara tekanan
osmosis untuk distribusi fluida tubuh antara intravascular compartment dan
jaringan tubuh. Albumin juga berfungsi sebagai pengusung plasma dengan secara
tidak langsung mengikat beberapa hormon steroid hydrophobic dan protein
pengusung bagi hemin dan asam lemak dalam sirkulasinya. BSA, fraksi V dari
serum albumin berguna untuk meluruhkan beberapa substansi dari sirkulasi darah
melalui jaringan hati, antara lain bilirubin, tiroksin, taurolithocholic acid,
chenodeoxycholic acid, digitoksin dan juga heme peptida dari cytochrome C. 60%
dari protein di dalam plasma darah, jumlah serum yang melebihi batas normal
dapat membahayakan manusia. Prealbumin ditengarai sebagai pengusung hormon
tiroksin dari dalam darah menuju ke otak.
Albumin diperkirakan bertanggung jawab atas 75 80% dari tekanan osmotik
pada plasma manusia. Fungsi penting albumin yang penting lainnya adalah
kemampuannya untuk mengikat berbagai macam ligand. Ligand ini mencakup
asam lemak bebas (FFA), kalsium, hormon staroid tertentu, bilirubin, dan
sebagian triptofan plasma.

2.2.2 Metode Serum albumin


Pada pemeriksaan ini metode yang digunakan yaitu Photometrik test
menggunakan Bromcresol Green (BCG). Prinsipnya serum albumin dalam
larutan bromocresol green pada kadar asam rendah akan terjadi perubahan warna
dari kuning-hijau (yellow green) ke hijau biru (green-blue).

2.2.3 Menggambarkan penyakit apa saja Serum albumin

Peningkatan kadar albumin :


1. Dehidrasi,
2. Penggunaan glukokortikoid berlebihan,

8
3. Gagal jantung kongestif.
4. Muntah yang parah
Pengaruh obat : heparin.

Penurunan kadar albumin didapatkan pada


1. Sirosis hati
2. Gagal ginjal akut
3. Disfungsi hepar,
4. Colitis ulseratif
5. Malnutrisi berat,
6. Diare ,
7. Luka bakar,
8. Penyakit inflamasi dan kelainan idiopatik dan kongenital.
Pengaruh obat : penisilin, sulfonamid, aspirin, asam askorbat.

2.2.4 Spesifikasi Serum albumin


Kadar serum albumin :
- Dewasa : 3,4 4,8 g/dl
- 0-4 hari : 2,8 4,4 g/dl
- 5 hari-14 tahun :3,8 5,4 g/dl
- 15 18 tahun : 3,2 4,5 g/dl
2.2.5 Kelebihan dan kekurangan Serum albumin

Kelebihan pemeriksaan
Pemeriksaan serum albumin bisa menggambarkan kasus KEP, namum
harus ditunjang dengan pemeriksaan yang lain
Kekurangan pemeriksaan
Pemeriksaan albumin tidak terlalu sensitif untuk mengetahui kekurangan
protein karena penurunan serum albumin baru Nampak setelah 14-20 hari
kekurangan protein.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Pemeriksaan total serum albumin
- Pemeriksaan total serum protein adalah pemeriksaan kadar protein total di
dalam serum.
- Bersifat tidak sensitif (in sensitif)
- Penurunan konsentrasi total protein dapat dideteksi melalui sintesa protein
yang tidak sempurna di dalam hati, kehilangan protein dapat terjadi karena
fungsi ginjal yang lemah, malabsorbsi usus atau defisiensi nutrisi sedangkan
peningkatan jumlah protein terjadi dalam penyakit kronis peradangan, sirosis
hati dan dehidrasi.
- Sebagian besar total serum protein adalah jenis protein albumin (30-50 %)

2. Pemeriksaan serum albumin


- Penurunan albumin serum belum menentukan penurunan protein (kekurangan
protein) seingga dianggap tidak terlalu sensitif untuk mengetahui kekurangan
protein.
- Pemeriksaan serum albumin tidak spesifik karena penurunan serum albumin
baru tampak setelah kekurangan protein 14-20 hari.
- Sebab-sebab penurunan serum albumin :
Konsumsi protein yang rendah
Perubahan metabolisme
Defisiensi plasma protein
Kehamilan
Perubahan termiabilitas pembuluh darah

10
11

Anda mungkin juga menyukai