Anda di halaman 1dari 6

P6

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh Waktu terhadap Kinerja Elektroplatting


Berdasarkan praktikum elektroplating dengan kuat arus 0,2 A dan
konsentrasi larutan elektrolit 15 gr/l, didapatkan grafik hubungan antara waktu
dengan masa Cu yang menempel pada Zn sebagai berikut:
1.6
1.4
Berat endapan (gr)

1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21
Waktu (menit)

Gambar 4.1 Hubungan Waktu terhadap Berat Endapan.


Dari Gambar 4.1 dapat diketahui pengaruh waktu terhadap kinerja
elektroplatting. Data yang diperoleh dengan melakukan proses elektroplatting
dengan menggunakan larrutan elektrolit CuSO4 15 gr/l dan kuat arus 0.2 A selama
selang waktu 0; 5; 10; 15 dan 20 menit. Diperoleh data berat endapan pada Zn
mengalami kenaikan seiring dengan bertambahnya waktu elektroplatting. Pada
waktu 5 menit diperoleh berat endapan pada Zn sebesar 0.165 gr, seiring
bertambahnya waktu berat semakin bertambah sampai waktu ke 20 menit
didapatkan berat pada Zn sebesar 1.455 gr.
Penambahan berat anoda Zn ini disebabkan karena terjadi pelapisan logam
Cu yang terlepas dari katoda, sehingga berat anoda Cu mengalami penurunan. Hal
ini sesuai dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
2H2O (l) O2 (g) + 4H+ + 4e- (Anoda)
Cu2+ + 2e- Cu (s) (Katoda)
Ion Cu2+ yang teroksidasi akan mengambil elektron dan menjadi logam
tembaga yang menempel pada plat Zn. Lama kelamaan berat tembaga berkurang
dan plat Zn akan terlapisi tembaga (Cahyadi, 2017). Bila proses ini makin lama,
maka pelapisannya makin tebal.
Secara teori semakin lama proses berlangsung maka porsi akumulasi
pergerakan elektron dan transfer material pada kedua elektroda juga akan semakin
besar. Hal ini dijelaskan juga pada konsep teoritis mengenai proses elektrokimia
yang dikemukakan oleh Faraday:

=
96500
Dimana :
W= Berat logam yang diendapkan (gr)

15
P6

e = Berat ekivalen
I = Kuat arus (A)
t = Waktu (s)
Dimana kedua hukumnya menyatakan secara matematis bahwa massa zat
yang terbentuk pada suatu proses elektrokimia adalah berbanding lurus dengan
waktu proses (Topayung, 2011). Pada praktikum ini diperoleh waktu optimum
adalah menit ke-10, hal ini terjadi karena sebagian ion-ion yang sudah mengendap
kembali berjatuhan dan berguguran akibat dari kontaminan yang ada pada katoda
dan larutan elektrolit sehingga pada proses pelapisan kurang maksimal proses
pengikatan ion-ion elektrolit menjadi endapan di katoda (Sukrawan, 2012). Peritiwa
ini mengakibatkan proses pengendapannya yang menjadi tidak maksimal namun
tetap terjadi kenaikan endapan
Dari hasil praktikum tidak sesuai dengan teori yang ada, berat endapan
meningkat seiring dengan bertambahnya waktu proses. Pada waktu 5 menit
diperoleh berat endapan pada Zn sebesar 0.165 gr, sampai waktu ke 20 menit
didapatkan berat pada Zn sebesar 1.455 gr. Namun waktu optimum terjadinya
pengendapan adalah pada waktu ke 10 menit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pada praktikum ini berat Cu yang mengendap pada Zn semakin bertambah seiring
dengan lamanya proses elektroplatting kemudian menurun akibat tidak
maksimalnya proses pengendapan.
4.2 Pengaruh Kuat Arus terhadap Kinerja Elektroplatting
Berdasarkan praktikum elektroplating dengan konsentrasi larutan elektrolit
15 gr/l dan waktu 10 menit didapatkan grafik hubungan antara kuat arus dengan
massa Cu yang menempel pada Zn sebagai berikut:

2.5
Berat Endapan (gr)

1.5

0.5

0
0 0.1 Kuat arus (A) 0.2 0.3

Gambar 4.2 Hubungan Kuat Arus terhadap Berat Endapan.


Dari Gambar 4.2 dapat diketahui pengaruh waktu terhadap kinerja
elektroplatting. Data yang diperoleh dengan melakukan proses elektroplatting
menggunakan larutan elektrolit CuSO4 15 gr/l dan waktu 10 menit dengan kuat arus
0.1A; 0.2A; 0.3A. Diperoleh data berat endapan pada Zn mengalami kenaikan
seiring dengan bertambahnya kuat arus yang digunakan pada proses elektroplatting.
Pada penggunaan kuat arus 0.1 A diperoleh berat endapan pada Zn sebesar 0.273
gr, pada kuat arus 0.2 A diperoleh berat endapan sebesar 0.998 gr, dan pada kuat

16
P6

arus 0.3 A berat endapannya adalah 2.611 gr.


Secara teori semakin besar kuat arus listrik yang digunakan maka porsi
akumulasi pergerakan elektron dan transfer material pada kedua elektroda juga akan
semakin besar. Hal ini dijelaskan juga pada konsep teoritis mengenai proses
elektrokimia yang dikemukakan oleh Faraday:

=
96500
Dimana :
W = Berat logam yang diendapkan (gr)
e = Berat ekivalen
I = Kuat arus (A)
t = Waktu (s)
Dimana kedua hukumnya menyatakan secara matematis bahwa massa zat
yang terbentuk pada suatu proses elektrokimia adalah berbanding lurus dengan kuat
arus listrik yang artinya semakin besar nilai kuat arus listrik yang digunakan, maka
akan menyebabkan elektron lebih reaktif (lebih mudah bergerak), hal ini akan
menyebabkan porsi akumulasi pergerakan elektron dan transfer material pada
kedua elektroda juga akan semakin besar ( Topayung, 2011).
Dari hasil praktikum telah sesuai dengan teori yang ada. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pada praktikum ini berat Cu yang mengendap pada Zn semakin
bertambah seiring dengan kuat arus yang digunakan.
4.4 Penentuan Konstanta Kecepatan Reaksi tehadap Kinerja Elektroplatting
Berdasarkan praktikum elektroplating dengan kuat arus 0,2 A dan konsentrasi
larutan elektrolit 15 gr/l, didapatkan grafik hubungan antara waktu dengan massa
Cu yang menempel pada Zn sebagai berikut:
1.8 y = 0.0809x
1.6 R = 0.8104
1.4
Berat endapan (gr)

1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21
Waktu (menit)

Gambar 4.4 Hubungan Waktu terhadap Berat Endapan


Dari Gambar 4.4 pada proses elektroplating dengan kuat arus 0.2 A dan
konsentrasi 15 gr/L. Sumbu y menunjukkan perubahan massa Cu yang menempel
pada Zn dan sumbu x sebagai waktu.
Laju reaksi kimia adalah jumlah mol reaktan per satuan volume yang bereaksi
dalam satuan waktu tertentu. Bila dibuat sebuah kurva sebagai fungsi waktu, maka
akan diperoleh kurva bahwa slope yang menggambarkan tentang konstanta laju

17
P6

reaksi. Suatu reaski orde satu dapat dinyatakan dengan:


d[A]/dt = k[A]
Hasil integral untuk memperoleh hubungan antara konsentrasi pereaksi terhadap
waktu: ln([A]0/[A] = k.t
Laju reaksi orde 1 dapat digambarkan dengan persamaan y = kx, dimana k
merupakan konstanta laju reaksi, penentuan orde reaksi dapat dicari dengan melihat
nilai koefisien korelasi (R2). Bila ditinjau dari nilai regresi maka semakin besar nilai
R2 atau maksimal mendekati 1 maka proses tersebut dapat dikatakan memiliki
kesamaan antara persamaan kinetika dengan kinerja proses elektrolisis, nilai regresi
menentukan nilai orde reaksi yang nantinya nilai orde reaksi ini menyatakan besarnya
pengaruh kosentrasi reaktan (pereaksi) terhadap laju reaksi (Laksmiani dkk., 2011).
Kesamaan yang dimaksud artinya permodelan persamaan orde 1 yang digunakan
sesuai dengan kinerja proses elektrolisis sesuai dengan Gambar 4.4 yang menyatakan
hubungan waktu dengan berat endapan adalah linear. Semakin lama waktu maka
semakin tinggi berat endapan.
Kecepatan reaksi menunjukkan nilai gradient atau slope dari Gambar 4.4.
Sehingga nilai konstanta kecepatan reaksi dari proses elektroplatting ini adalah k=m=
0.0809 / menit dalam reaksi orde satu. Nilai regresi menunjukkan nilai 0.8104
menunjukan kesamaan antara persamaan kinetika dengan kinerja proses elektrolisis.
Artinya permodelan persamaan orde 1 yang digunakan sesuai dengan kinerja proses
elektrolisis, bahwa hubungan waktu dengan berat endapan adalah linear. Semakin
lama waktu maka semakin tinggi berat endapan

18
DAFTAR PUSTAKA

Cahyadi, B. A. 2017. Laporan Praktikum Kimia Bab V Reaksi Reduksi Oksidasi. Diakses di
web https://www.academia.edu/9557406/Laporan_Praktikum_Kimia_Bab_V Reaksi_Re
uksi_Oksidasi pada tanggal 25 Oktober 2017.

Fogler, H.S. (2006). Elements of Chemical Reaction Engineering. 4th Edition. Prentice
Hall PTR.
Indarti, Retno.2010. Uji Kinetika Pengurangan Kadar Nikel dari Buangan
Elektroplatting Nikel dengan metode Elektrolisis.
Laksmiani, dkk. 2011. Stabilitas Formalin Terhadap Pengaruh Suhu dan
Lama Pemanasan. Bali: Jurnal Ilmiah Sains Jurusan Farmasi Universitas Udayana.
Martin S. Silberberg, (2006), Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change,

4th Edition, The McGraw-Hill Companies, Inc., ISBN 0-07-111658-3


th
Mordechay Schlesinger, Milan Paunovic (Editors). (2010). Modern Electroplating, 5
Edition. John Wiley & Sons, Inc.

Sopiah, Siti. (2008). Laporan Tesis Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses
Elektrolisis Larutan CuSO4 sebagai Bahan Kajian dalam Pembuatan Modul
Praktikum dan Pembelajaran Elektronik. Bandung: Digilib.itb.
Sukrawan Yusep. 2012. Analisis Variasi Waktu Proses Hard Chrome Terhadap
Kekerasan Dan Ketebalan Lapisan Pada Besi Cor Kelabu. Departemen Pendidikan
Teknik Mesin FPTK UPI, Bandung.
Topayung, Daud. 2011.Teknik Mesin Politeknik Negeri Manado Pengaruh Arus Listrik
Dan Waktu Proses Terhadap Ketebalan Dan Massa Lapisan Yang Terbentuk
Pada Proses Elektroplating Pelat Baja. Manado: Jurnal Ilmiah Sains. Vol. 11, No.
1.
Widjajanti Endang. 2007. Kinetika Kimia. Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA UNY
Wiharti, Riyanto dan Fitri Noor. 2013. Aplikasi Metode Elektrolisis Menggunakan
Elektroda Platina (Pt), Tembaga (Cu) Dan Karbon (C) Untuk Penurunan Kadar
Cr Dalam Limbah Cair Industri Penyamakan Kulit Di Desa Sitimulyo, Piyungan,
Bantul, Yogyakarta. Jurusan Ilmu Kimia, FMIPA, Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai