Anda di halaman 1dari 20

Protozoa

Protozoa merupakan hewan bersel tunggal, berinti sejati (eukariotik) dan tidak
memiliki dinding sel. Protozoa berasal dari kata protos yang berarti pertama dan zoon yang
berarti hewan sehingga disebut sebagai hewan pertama. Ukurannya antara 3 1000 mikron
dan merupakan organisme mikroskopis bersifat heterotrof. (Suwignyo, 2005).
Morfologi protozoa bervariasi, fisiologi dan metabolismenya disesuaikan dengan
kebutuhan mereka; nutrisi adalah heterotrofik dalam bentuk parasit dan autotrofik yang hidup
bebas, mereka memiliki siklus hidup yang lebih atau kurang kompleks, baik yang hidup
bebas dan parasit, dan dalam banyak kasus, bentuk vegetatif (trophozoite) dan bentuk lain
tahan (kista) (Giron, 2008).
Bentuk dan ukuran protozoa sangat beragam. Beberapa berbentuk lonjong atau
membola, ada yang memanjang, ada pula yang polimorfik (mempunyai berbagai bentuk
morfologi pada tingkat tingkat yang berbeda dalam daur hidupnya). Beberapa protozoa
berdiameter sekecil 1 nanometer; yang lain, seperti Amoeba proteus berukuran 600
nanometer atau lebih. Beberapa siliata yang umum mencapai ukuran 2.000 nanometer atau 2
mm, jadi dapat dilihat dengan mudah tanpa perbesaran (Pelczar, et el. 2010).
Protozoa adalah penghuni tempat tempat basah dan berair yang kaya zat organik,
seperti selokan, sawah, parit, sungai, waduk, laut, atau hidup parasit didalam tubuh organisme
lain. Ditempat tempat yang tergenang air dan mengandung rumput kering juga sering
didapatkan protozoa. Pada lingkungan yang tidak menguntungkan,protozoa dapat
membungkus diri sebagai kista yang tersusun dari bahan kalsium karbonat (CaCO3). Menurut
Irianto (2009), protozoa dalam pengambilan makanannya dilakukan dengan cara berikut:
1. Holozoik, yaitu mengambil makanannya dari mikroorganisme lain seperti bakteri atau
ganggang (alga).
2. Saprofit, yaitu mengambil makanannya dari bahan bahan hancuran tumbuhan yang
ada disekitarnya.
3. Saprozoik, yaitu mengambil makanannya dari hewan hewan yang telah mati.
4. Holozoik, yaitu dengan melakukan fotosintesis

Berdasarkan alat gerak yang dimilikinya protozoa dibedakan menjadi 4 kelompok,


diantaranya (Suharto. 2004):
1. Rhizopoda
Bergerak dengan kaki semu (pseudopodia) yang merupakan penjuluran protoplasma sel.
Hidup di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian ada yang hidup dalam
tubuh hewan atau manusia. Jenis yang paling mudah diamati adalah amoeba.
Ektoamoeba adalah jenis amoeba yang hidup di luar tubuh organisme lain (hidup bebas),
contohnya Ameoba proteus, Foraminifera, Arcella, Radiolaria. Entamoeba adalah jenis
amoeba yang hidup di dalam tubuh organisme, contohnya Entamoeba histolityca,
Entamoeba coli.
2. Flagellata (Mastigophora)
Bergerak dengan flagel (bulu cambuk) yang digunakan juga sebagai alat indera dan alat
bantu untuk menangkap makanan. Dan dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Fitoflagellata
Flagellata autotrofik (berkloroplas), dapat berfotosintesis. Contohnya: Euglena
viridis, Noctiluca milliaris, Volvox globator.
b. Zooflagellata
Flagellata heterotrofik (Tidak berkloroplas). Contohnya: Trypanosoma gambiens,
Leishmania.
3. Ciliata (Ciliophora)
Anggota Ciliata ditandai dengan adanya silia (bulu getar) pada suatu fase hidupnya, yang
digunakan sebagai alat gerak dan mencari makanan. Ukuran silia lebih pendek dari
flagel. Memiliki 2 inti sel (nukleus), yaitu makronukleus (inti besar) yang mengendalikan
fungsi hidup sehari-hari dengan cara mensisntesis RNA, juga penting untuk reproduksi
aseksual, dan mikronukleus (inti kecil) yang dipertukarkan pada saat konjugasi untuk
proses reproduksi seksual. Ditemukan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk menjaga
keseimbangan air dalam tubuhnya. Banyak ditemukan hidup di laut maupun di air tawar.
Contoh : Paramaecium caudatum, Stentor, Didinium, Vorticella, Balantidium coli.
4. Apicomplexa (Sporozoa)
Tidak memiliki alat gerak khusus, menghasilkan spora (sporozoid) sebagai cara
perkembang biakannya. Sporozoid memiliki organel-organel kompleks pada salah satu
ujung (apex) selnya yang dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan inang.
Hidupnya parasit pada manusia dan hewan. Contoh:
Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae, Plasmodium vivax. Gregarina.

Manfaat protozoa bagi ekosistem


Protozoa dan alga juga sebagai penyumbang biomassa tanah pada pertanaman padi
sawah. Peranan penting lain dari protozoa and algae adalah sebagai bioindikator perubahan
lingkungan (Ainin, 2008).
Protozoa yang hidup di air tawar dan air laut merupakan zooplankton yang merupakan
makanan insekta air, udang, dan ikan kecil-kecil. Zooplankton merupakan salah satu sumber
makanan bagi hewan-hewan air, termasuk ikan. Sehingga protozoa menguntungkan manusia.
Sebab ikan makan protozoa dan manusia makan ikan (Anam, 2010).
Entamoeba coli yang hidup di dalam usus lembu menguntungkan, karena dapat
membantu pencernaan lembu. Dengan demikian terjadi simbiosis mutualisme antara lembu
dan Entamoeba. Lembu dibantu mencerna rumput-rumput yang mengandung selulosa yang
keras, sementara Entamoeba memperoleh makanan dan perlindungan (Anam, 2010).

Manfaat protozoa bagi manusia


Adapun manfaat protozoa bagi manusia menurut Wardiatno (2009), diantaranya :
1. Zooplankton di ekosistem perairan sebagian besar adalah protista berklorofil yang
berguna sebagai makanan ikan dan arthropoda air.
2. Entamoeba coli di dalam usus besar mamalia ikut berperan dalam proses pembusukan
sisa makanan.
3. Foraminifera mempunyai kerangka luar dari zat kapur dan fosilnya dalam jumlah
tertentu dapat membentuk endapan tanah globigerina yang dapat digunakan sebagai
petunjuk adanya minyak bumi.
4. Radiolaria mempunyai kerangka dari zat kersik. Radiolaria yang mati akan
meninggalkan cangkangnya dan membentuk tanah radiolaria yang dapat digunakan
sebagai bahan penggosok.
5. Paramecium dapat juga digunakan sebagai organisme indikator terjadinya
pencemaran air oleh zat organik.
6. Chlorella selain berperan sebagai produsen di ekosistem perairan, juga dapat
digunakan sebagai bahan dasar pembuatan protein sel tunggal.

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati berbagai jenis protozoa air
tawar, dan mengamati struktur dari protozoa.
Uji makanan

Makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh
makhluk hidup untuk memberikan tenaga dana nutrisi. Setiap makhluk hidup membutuhkan
makanan.Tanpa makanan, makhluk hidup akan sulit dalam mengerjakan aktifitas sehari-
harinya.Makanan dapat membantu kita dalam mendapatkan energi,membantu pertumbuhan
badan dan otak.Memakan makanan yang bergizi akan membantu pertumbuhan kita, baik otak
maupun badan.Setiap makanan mempunyai kandungan gizi yang berbeda.Protein,
karbohidrat, lemak, dan lain-lain adalah salah satu contoh gizi yang akan kita dapatkan dari
makanan.
Setiap jenis gizi yang kita dapatkan mempunyai fungsi yang berbeda.Karbohidrat
merupakan sumber tenaga yang kita dapatkan sehari-hari.Salah satu contoh makanan yang
mengandung karbohidrat adalah nasi.Protein digunakan oleh tubuh untuk membantu
pertumbuhan kita,baik otak maupun tubuh kita.Lemak digunakan oleh tubuh kita sebagai
cadangan makanan dan sebagai cadangan energi.Lemak akan digunakan saat tubuh
kekurangan karbohidrat, dan lemak akan memecah menjadi glukosa yang sangat berguna
bagi tubuh kita saat kita membutuhkan energi. Berikut zat-zat yang terkandung dalam
makanan yang diperlukan oleh tubuh.
KARBOHIDRAT
Karbohidrat atau sakarida adalah segolongan besar senyawa organik yang tersusun
hanya dari atom karbon, hidrogen, dan oksigen.Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana
terdiri dari satu molekul gula sederhana.Banyak karbohidrat yang merupakan polimer yang
tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta bercabang-
cabang.
Karbohidrat merupakan bahan makanan penting dan sumber tenaga yang terdapat dalam
tumbuhan dan daging hewan.Selain itu, karbohidrat juga menjadi komponen struktur penting
pada makhluk hidup dalam bentuk serat (fiber), seperti selulosa, pektin, serta lignin.
Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh.Tubuh
menggunakan karbohidrat seperti layaknya mesin mobil menggunakan bensin.Glukosa,
karbohidrat yang paling sederhana mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi
seluruh sel tubuh.Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa dan mengubahnya menjadi tenaga
untuk menjalankan sel-sel tubuh.
Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam
basa di dalam tubuh, berperan penting dalam proses metabolisme dalam tubuh, dan
pembentuk struktur sel dengan mengikat protein dan lemak.
AMILUM
Pati atau amilum (CAS# 9005-25-8) adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut
dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau.Pati merupakan bahan utama yang
dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis)
dalam jangka panjang.Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang
penting.
Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam komposisi yang
berbeda-beda.Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin menyebabkan
sifat lengket.Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin
tidak bereaksi.Penjelasan untuk gejala ini belum pernah bisa tuntas dijelaskan.
GULA (GLUKOSA)
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, yang menyediakan
4 kalori (17 kilojoule) energi pangan per gram.Pemecahan karbohidrat (misalnya pati)
menghasilkan mono- dan disakarida, terutama glukosa. Melalui glikolisis, glukosa segera
terlibat dalam produksi ATP, pembawa energi sel. Di sisi lain, glukosa sangat penting dalam
produksi protein dan dalam metabolisme lipid. Karena pada sistem saraf pusat tidak ada
metabolisme lipid, jaringan ini sangat tergantung pada glukosa.
Glukosa diserap ke dalam peredaran darah melalui saluran pencernaan.Sebagian
glukosa ini kemudian langsung menjadi bahan bakar sel otak, sedangkan yang lainnya
menuju hati dan otot, yang menyimpannya sebagai glikogen ("pati hewan") dan sel lemak,
yang menyimpannya sebagai lemak. Glikogen merupakan sumber energi cadangan yang akan
dikonversi kembali menjadi glukosa pada saat dibutuhkan lebih banyak energi. Meskipun
lemak simpanan dapat juga menjadi sumber energi cadangan, lemak tak pernak secara
langsung dikonversi menjadi glukosa. Fruktosa dan galaktosa, gula lain yang dihasilkan dari
pemecahan karbohidrat, langsung diangkut ke hati, yang mengkonversinya menjadi glukosa.
PROTEIN
Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah
senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-
monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul
protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta
fosfor.Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan
virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam
fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi
sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali
dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam
transportasi hara.Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam
amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
LEMAK
Lemak sama dengan minyak. Orang menyebut lemak secara khusus bagi minyak
nabati atau hewani yang berwujud padat pada suhu ruang.Lemak juga biasanya disebutkan
kepada berbagai minyak yang dihasilkan oleh hewan, lepas dari wujudnya yang padat
maupun cair. 1 gram lemak menghasilkan 9,3 kalori. lemak terdiri atas unsur-unsur karbon,
hidrogen, dan oksigen
Dalam pengujisn makanan diperlukan reagen sebagai berikut :
BIURET
Biuret adalah senyawa kimia dengan rumus kimia H 2 NC (O) NHC (O) NH 2 . Ini
adalah hasil dari kondensasi dua molekul urea dan merupakan kotoran yang bermasalah di
berbasis pupuk urea. Putih solid ini larut dalam air panas. Istilah biuret juga menggambarkan
keluarga senyawa organik dengan gugus fungsional - (HN-CO-) 2 N-. Jadi biuret dimetil
adalah CH 3 HN-CO-NR'-CO-NHCH 3 . Berbagai turunan organik yang mungkin. uji
biuret sebuah uji kimia untuk protein dan polipeptida . Hal ini didasarkan pada pereaksi
biuret , larutan biru yang mengubah violet pada kontak dengan protein, atau zat-zat
denganikatan peptida . Uji dan reagen tidak benar-benar mengandung biuret, mereka
dinamakan demikian karena baik biuret dan protein memiliki respon yang sama untuk
menguji.
BENEDICT
reagen Benedict adalah bahan kimia pereaksi bernama setelah seorang kimiawan
Amerika, Stanley Rossiter Benediktus. Benedict's reagen digunakan sebagai ujian bagi
kehadiran mengurangi gula . Hal Ini termasuk
semua monosakarida dan disakarida , laktosa danmaltosa . Bahkan lebih umum, kita coba
Benediktus akan mendeteksi kehadiran aldehid (kecuali yang aromatik), dan alpha-hydroxy-
keton , termasuk yang terjadi di ketoses tertentu. Jadi, meskipun ketose fruktosa tidak
sepenuhnya mengurangi gula, itu adalah alpha-hydroxy-keton, dan memberikan tes positif
karena dikonversi ke aldoses glukosa dan mannose oleh dasar dalam reagen. reagen Benedict
biru mengandung tembaga (II) ion (Cu 2 + ) yang berkurang menjadi tembaga (I) (Cu + ). Ini
adalah diendapkansebagai merah tembaga (I) oksida yang tidak larut dalam air.
Cara kerja Benedict
Ketika reagen benedict dicampurkan dan dipanaskan dengan glukosa, di mana
glukosa memiliki elektron untuk diberikan, tembaga(salah satu kandungan di reagen
benedict) akan menerima elektron tersebut dan mengalami reduksi sehingga terjadilah
perubahan warna. Selama proses ini CU2+ tereduksi menjadi CU+. Ketika Cu mengalami
reduksi, glukosa memberikan salah satu elektronnya dan dioksidasi. Karena glukosa mampu
mereduksi Cu pada benedict, maka glukosa disebut sebagai gula pereduksi.

LUGOL
Lugol yodium, juga dikenal sebagai solusi Lugol, pertama kali dibuat pada tahun
1829, merupakan solusi dari unsur iodium dan iodida kalium dalam air, yaitu setelah dokter
Prancis JGALugol. larutan yodium Lugol sering digunakan sebagai antiseptik dan
desinfektan, untuk desinfeksi darurat air minum, dan sebagai reagen untuk deteksi pati di
laboratorium rutin dan tes medis.
Telah digunakan lebih jarang untuk mengisi kekurangan yodium Namun., Iodida kalium
murni, mengandung ion iodida relatif jinak tanpa unsur iodium lebih toksik, lebih disukai
untuk tujuan ini.
Solusi Lugol terdiri dari 5 g yodium (I2) dan 10 g kalium iodida (KI) dicampur
dengan air suling yang cukup untuk membuat larutan coklat dengan total volume 100 mL dan
kadar yodium total 150 mg / mL. Kalium iodida menerjemahkan yodium SD larut dalam air
melalui pembentukan triiodida (I-
3) ion. Hal ini tidak boleh disamakan dengan tingtur solusi yodium, yang terdiri dari unsur
iodium, dan garam iodida dilarutkan dalam air dan alkohol. solusi Lugol mengandung
alkohol.
A. Nama lain untuk solusi Lugol adalah I2KI (iodine-potassium iodide); Markodine, solusi
Strong (sistemik), dan berair yodium Solusi BCP.
Lugol diperoleh dari ahli kimia dan apoteker yang berlisensi untuk mempersiapkan dan
mengeluarkan solusi. Indikator ini, juga disebut noda, digunakan di berbagai
bidang. Solusi ini digunakan sebagai tes indikator keberadaan pati dalam senyawa
organik, dengan yang bereaksi dengan memutar sebuah dark-blue/black

Pengamatan sel

B. SEJARAH SEL
1. PENEMUAN SEL

Istilah sel pertama kali diperkenalkan oleh ilmuwan Inggris,


Robert Hooke, pada 1667, yang mengamati sayatan tipis dari kulit
kayu dari sebuah pohon dengan menggunakan mikroskop
sederhananya. Dari pengamatan sayatan tipis kulit kayu tersebut,
ia menemukan rongga-rongga kecil kemudian dinamainya sebagai
sel

Kemudian, pada 1670, seorang ilmuwan Belanda yang bernama Anton van
Leeuwenhoek berhasil menyempurnakan teknik pembuatan lensa mikroskop
yang sebelumnya ilmuwan asal Inggris hanya menggunakan mikroskop yang
sangat sederhana. Dengan menyempurnakan teknik pembuatan lensa,
penemuan Anton van Leeuwenhoek tersebut dapat digunakan untuk
mengamati mikroorganisme bersel tunggal seperti bakteri. Pada awalnya, ia
hanya berhasil mengamati suatu bakteri yang diambil dari kotoran gigi. Ia
melanjutkan penelitiannya pada protozoa yang diambil dari danau.

Beberapa ilmuwan lainnya juga melakukan penelitian


terhadap sel, di antaranya Robert Brown, Mathias J Schleiden, dan
Theodore Shcwann. Pada 1831, Robert Brown berhasil
menemukan inti sel atau nukleus. Kemudian Schleiden pada 1838
melakukan penelitian terhadapa beberapa tumbuhan dan
menyatakan bahwa tumbuhan tersusun atas sel. Pada waktu yang
hampir bersamaan, Schwann juga meneliti terhadap beberapa
spesies hewan dan menyatakan bahwa hewan juga tersusun atas
sel.
2. TEORI SEL
Dari penemuan sel oleh para ilmuwan di atas, memunculkan
beberapa teori sehubungan dengan definisi sel tersebut. Berikut
adalah teori-teori tentang sel yang dikemukakan oleh beberapa
ilmuwan.
1) Teori sel menurut Schleiden dan Schwann ialah sel
merupakan kesatuan struktural makhluk hidup
2) Sel merupakan kesatuan pertumbuhan makhluk hidup.
Teori ini dikemukakan oleh Rudolf Virchow. Teorinya
dikenal dengan Omnis cellula a cellula, yang artinya sel
berasal dari sel juga.
3) Sel merupakan kesatuan fungsional makhluk hidup. Definisi
ini dinyatakan oleh Max Schultze
4) Sel merupakan kesatuan hereditas makhluk hidup. Definisi
ini dikemukakan oleh Edmund B. Wilson.

Berdasarkan pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para ahli


tersebut, Rudolf Virchow menegaskan teori tentang sel, sebagai berikut.
Semua makhluk hidup tersusun atas satu atau lebih sel
Sel adalah unit terkecil dari organisme
Sel baru terbentuk hanya dari sel sebelumnya, melalui
pembelahan sel.

C. MACAM-MACAM SEL
Sel dibedakan atas dua macam atas kedudukan intinya, yaitu sel
prokariotik dan sel eukariotik. Sel prokariotik sering dianggap sebagai sel
yang sederhana atau bukan sel yang sesungguhnya karena tidak memiliki
nukleus. Sel ini ditemukan pada Kingdom Monera, seperti bakteri dan
alga biru. Sel prokariotik mempunyai ukuran yang lebih kecil
dibandingkan sel eukariotik. Sel eukariotik dianggap sebagai sel yang
sesungguhnya karena telah memiliki nukleus. Sel ini ditemukan pada
fungi, tumbuhan, dan hewan. Pada sel eukariotik terdapat membran inti,
yang memisahkan DNA dan protein histon dari sitoplasma. Sel
prokariotik dan eukariotik memiliki beberapa perbedaan, antara lain.

Sel Prokariotik

- Tidak memiliki inti sel yang jelas karena tidak memiliki membran
inti sel yang dinamakan nucleoid

- Organel-organelnya tidak dibatasi membran


- Membran sel tersusun atas senyawa peptidoglikan
- Diameter sel antara 1-10mm
- Mengandung 4 subunit RNA polymerase
- Susunan kromosomnya sirkuler

Sel Eukariotik

- Memiliki inti sel yang dibatasi oleh membran inti dan dinamakan
nucleus
- Organel-organelnya dibatasi membran
- Membran selnya tersusun atas fosfolipid
- Diameter selnya antara 10-100mm

-Mengandung banyak subunit RNA polymerase

- Susunan kromosomnya linier

D. STRUKTUR SEL

Secara umum, sel terdiri atas tiga unsur, yaitu.

Nukles

Nukleus atau juga dikenal sebagai inti sel. Nukleus merupakan


organel terbesar pada sel eukariotik yang berperan sebagai
pengendali seluruh kegiatan sel. Organel ini ditemukan pada
semua sel, kecuali pada sel darah merah. Pada umumnya,
setiap sel terdiri atas satu nukleus. Nukleus terdiri atas
membran nukleus yaitu membran yang melindungi struktur
dalam nukleus, nukleoplasma yaitu cairan yang ada dalam
nukleus, nukleolus yaitu tempat sintesis ARN dan sintesis
protein pada saat pembelahan sel, dan kromosom yaitu
bagian dalam nukleus yang berfungsi mengendalikan seluruh
kegiatan sel dan pewarisan sifat individu dari induk kepada
keturunannya melalui pembelahan sel.

Sitoplasma
Sitoplasma meliputi semua materi yang berada di antara inti
dan membran sel. Sitoplasma terdiri atas matriks, organel
sitoplasma yaitu organel sel yang terletak di sitoplasma dan
inklusio sitoplasma yaitu sel yang tidak hidup. Sitoplasma
berupa cairan yang mana susunan utama dari sitoplasma
adalah air dan dengan pH kira-kira 6,8.

Sitoplasma terdiri atas substansi dasar (sitosol) dan


sitoskleton.

1) Sitosol

Sitosol merupakan bagian terlarut dalam sitoplasma.


Sitososl terdiri atas beberapa komponen yaitu
kristaloid, koloid, dan partikel.

2) Sitoskleton

Sitoskleton merupakan serabut yang membentuk


kerangka sel yang terdiri atas mikrotubulus,
mikrofilamen, dan filamen intermediet.

Membran sel

Membran sel merupakan lapisan lipoprotein yang terdiri atas


lipid dan protein. Lapisan ini mengelilingi sel dan organel-
organel, seperti nukleus, mitokondria, kloroplas, vakuola dan
lisosom. Membran sel terdiri atas dua lapisan lipid atau
disebut juga dengan fosfolipid bilayer. Membran sel juga
mengandung molekul protein. Terdapat beberapa amcam
protein, di antaranya protein integral dan protein perifer.
Protein integral disebut juga protein intrinsik, sedangkan
protein perifer disebut juga protein ekstrinsik. Selain itu, ada
juga protein transport, pembawa, dan kanal.

Dari ketiga uraian di atas yang menyangkut tiga struktur


utama pada sel, maka dapat di ilustrasikan secara sederhana.

Jamur
. Dasar Teori
Jamur banyak terdapat dilingkungan yang bentuknya bermacam-macam, ada yang seperti
bola, gada, payung dan sebagainya. Jamur berada pada tempat yang lembab dan mengndung
sisa-sisa organik, pada kayu yang lapuk, tempat buangan sampah, terutama banyak tumbuh
ketika musim hujan. Bila dibandingkan dengan tumbuhan tingkat tinggi, jamur memiliki ciri
sebagai berikut : tubuh buahnya merupakan tallus, sedangkan tumbuhan bagian-bagiannya
telah memiliki akar, batang dan daun yang sebenarnya.
Jamur adalah mikrooragnisme eukariotik Jamur tidak hidup secara autotrof karena tidak
memiliki klorofil. Jamur hidup secara heterotrof dengan menguraikan bahan-bahan organik
yang ada di lingkungannya. Misalnya hidup secara saprofit artinya hidup dari penguraian
sampah-sampah organik (seperti bangkai, sisi tumbuhan, makanan, kayu lapuk) menjadi
bahan-bahan organik. Jamur dapat pula hidup sebagai parasit dengan mendapatkan bahan
organik dari inangnya (kulit manusia, binatang dan tumbuhan). Selain itu ada pula jamur
yang hidup secar simbiotik yakni hidup bersama-sama dengan organisme lain agar dapat
saling menguntungkan (simbiosis mutualisme) seperti jamur yang hidup bersama ganggang
membentuk lumut kerak.
Jamur tidak berklorofil, dinding sel jamur mengandung kitin. Kitin adalah polisakaria
yang terdapat pada kulit kepiting dan udang-udangan (jika dipanaskan berubah warna
menjadi kemerahan).jamur multiselule terbentuk dari rangkaian sel yang membentuk benang
seperti kapas yang disebut hifa. Dilihat dari mikroskop hifa ada yang bersekat-sekat
melintang. Tiap-tiap sekat mempunyai satu sel denagn satu inti atau bebrpa inti sel. Da pula
hifa yng tidak bersekat melintang dan mengnadung benyak inti. Kumpulan hifa membentuk
jaringn benang yang disebut miselium.
Jamur berkembangbiak dengan dengan spora dan umunya secara seksual ataupun
aseksual. Semula jamur dianggap sebagai tumbuhan. Klasifikasi yang memasuki fungi
kedalam dunia karena beralasan karena keasaman dalam hidupnya, habitat hidupnya pada
umumnya di tanah. Fungi yang mengahsilkan tubuh buah seperti hal pertumbuhan lumut.
Klasifikasi jamur:
Penamaan dalam taksonomi fungi selalu berubah-ubah seiring dengan perkembangan dan
hasil penelitian terakhir yang berdasarkan sifat morfologi dan teori-teori biologis. Dengan
demikian, dalam dunia fungi belum ada sistem taksonomi yang seragam. Penyebutan pada
setiap taksa sering berubah. Spesies fungi dapat memiliki nama ilmiah bergantung dari cara
siklus hidup dan reproduksinya.
Kingdom jamur dibagi menjadi lima divisi:
a. Oomycota (sudah bukan merupakan kelompok jamur)
b. Zygomycota
Ciri-ciri jamur : Hifa tidak bersekat
Reproduksi : Seksual : Dengan perkawinan hifa
Aseksual : Dengan spora vegetatif dan fragmentasi
miselium
Contoh : Rhyzopus oryzae
c. Ascomycota
Ciri-ciri jamur : Hifa bersekat, sporanya bernama askospora
Reproduksi : Seksual : Pembetukkan askospora
Aseksual : Membentuk konidia spora dan tunas
Contoh : Neuspora crassa (jamur oncom)
d. Basidiomycota
Ciri-ciri jamur : Hifa bersekat, tubuh berbentuk, dapat dilihat tanpa mikroskop
Reproduksi : Seksual : Dengan perkawinan hifa
Aseksual : Spora konidia
Contoh : Auricolasia polythica
e. Deuteromycota
Ciri-ciri jamur : Hifa bersekat, tidak memiliki alat reproduksi seksual
Reproduksi : Aseksual : Dengan konidia
Contoh : Chladosporium ( yang menyebabkan penyakit kulit )
Respirasi

B. Landasan Teori
Respirasi adalah seluruh proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa
organik sehingga menghasilkan energi dan sisa berupa CO2 dan H2O. Pertukaran gas O2 dan
gas CO2 berlangsung melalui proses difusi yang berlangsung di alat pernafasan. Alat-alat
pernafasan dapat berupa paru-paru, insang, trakea maupun bentuk lain yang dapat
melangsungkan pertukaran gas O2 dan CO2.
Faktor- faktor yang mempengaruhi laju respirasi:
1. Jenis kelamin
Jenis Kelamin jangkrik betina dan belalang jantan memiliki kecepatan respirasi yang
berbeda.
2. Ketinggian
Ketinggian mempengaruhi pernapasan. Makin tinggi daratan, makin rendah O2,
sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup belalang. Sebagai akibatnya belalang pada
daerah ketinggian memiliki laju pernapasan yang meningkat, juga kedalaman pernapasan
yang meningkat.
2. Ketersediaan Oksigen.
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh
tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada
tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak
mempengaruhi laju respirasi karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk
berespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.
3. Suhu.
Serangga mempunyai alat pernapasan khusus berupa system trakea yang berfungsi
untuk mengangkut dan mngedarkan O2 ke seluruh tubuh serta mengangkut dan
mengeluarkan CO2 dari tubuh. Trachea memanjang dan bercabang-cabang menjadi saluran
hawa halus yang masuk ke seluruh jaringan tubuh oleh karena itu, pengangkutan O2 dan CO2
dalam system ini tidak membutuhkan bantuan sitem transportasi atau darah. Udara masuk
dan keluar melalui stigma, yaitu lubang kecil yang terdapat di kanan-kiri tubuhnya.
Selanjutnya dari stigama, udara masuk ke pembuluh trachea yang memanjang dan sebagian
ke kantung hawa. Pada serangga bertubuh besar terjadinya pengeluaran gas sisa pernafasan
terjadi karena adanya pengaruh kontraksi otot-otot tubuh yang bergerak secara teratur.
5. Berat Tubuh
Hubungan antara berat dengan penggunaan oksigen berbanding terbalik. Karena
setiap makhluk hidup membutuhkan O2 (Oksigen) dalam jumlah yang besar. Melebihi dari
Berat tubuh. Pada hasil di atas jelas sekali bahwa ukuran tubuh mempegaruhi laju
pernapasan, semakin kecil ukuran dan berat tubuh maka semakin cepat pernapasannya.
Walaupun diatas ada sedikit kegagalan yaitu pernapasan pada jangkrik besar tidak
sebagaimana mestinya. Karena pada jangkrik yang berukuran besar melakukan aktifitas yang
berkemungkinan banyak melakukan pergerakkan,sehingga membutuhkan banyak pernafasan
dan oksigen. Ternyata aktifitas yang banyak bergerak dari jangkrik juga memengaruhi laju
pernapasan
Pada manusia bila bernapas mengeluarkan nafas, secara maksimal, di dalam paru-paru
masih ada udara. Sisa udara ini disebut udara residu. Bila nafas dikeluarkan secara biasa,
maka paru-paru masih mengandung udara dan disebut udara cadangan. Bila menghirup dan
mengaluarkan napas secara biasa, maka ini disebut udara pernapasan. Jika kita tarik nafas
dalam-dalam, selain udara pernapasan juga masih dapat dimasukkan udara lagi dan ini
disebut udara komplementer.
Pada serangga alat pernafasannya berupa sistem trakea yang berfungsi untuk
mengangkut dan mengedarkan O2 ke seluruh tubuh serta mengeluarkan CO2. Trakea
memanjang dan bercabang-cabang menjadi saluran kecil yang menyebar ke seluruh jaringan
tubuh. Jadi dalam sistem ini tidak membutuhkan bantuan sistem transportasi darah. Udara
masuk dan keluar melalui stigma, yaitu lubang kecil yang terdapat di kanan-kiri tubuh
serangga (spirakel). Selanjutnya udara masuk ke pembuluh trakea yang memanjang dan
sebagian ke kantung hawa. Terjadinya pertukaran gas sisa terjadi karena kontraksi otot-otot
tubuh yang bergerak secara teratur.

1. Pengertian Jaringan

Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang
sama serta mengadakan hubungan dan koordinasi satu dengan yang lainya
yang mendukun pertumbuhan pada tumbuhan. Jaringan adalah kumpulan sel-
sel yang berhubungan erat satu sama lain dan mempunyai struktur dan fungsi
yang sama. Tumbuhan berpembuluh matang dapat dibedakan menjadi
beberapa tipe yang semua dikelompokkan menjadi jaringan. Jaringan adalah
kumpulan struktur, fungsi, cara pertumbuhan, dan cara perkembangan.

2. MacamMacam Jaringan Tumbuhan

Jaringan menurut fungsinya dibedakan menjadi dua yaitu jaringan muda atau
meristem dan jaringan dewasa . Jaringan terdiri dari jaringan muda atau
meristem, jaringan dasar atau parenkim, sklerenkim, xilem, dan floem.

Jaringan meristem dibagi menjadi tiga yaitu meristem apikal yang terletak di
ujung batang dan akar, meristem lateral yang terletak di kambium gabus dan
meristem interkalar yang terletak diantara satu dan lainnya. Jaringan
meristem adalah jaringan muda yang terdiri atas sel-sel yang mempunyai
sifat membelah diri. Fungsinya untuk mitosis, dimana sel-selnya kecil,
berdinding tipis tanpa vakuola tengah di dalamnya). Jaringan muda yang sel-
selnya selalu membelah atau bersifat meristematik. Fungsi sel meristematik
adalah mitosis. Bentuk dan ukuran sama relatif, kaya protoplasma, umumnya
rongga sel yang kecil.
Jaringan permanen dibagi menjadi dua yaitu jaringan epidermis dan jaringan
parenkim . Jaringan permanen merupakan jaringan yang telah mengalami
deferensiasi. Umumnya jaringan dewasa tidak membelah diri, bentuknya pun
relatif permanen serta rongga selnya besar. Sel perenkim terdapat di berbagai
sebagian tumbuhan, bentuknya besar-besar dan berdinding. Fungsi utama sel
parenkim sebagai tempat cadangan makanan serta sebagai jaringan
penyokong.

Jaringan penyokong merupakan jaringan yang berfungsi untuk menyokong


agar tanaman dapat berdiri dengan kokoh dan kuat. Jaringan penyokong
dibagi menjadi dua yaitu jaringan kolenkim dan sklerenkim. Jaringan
kolenkim adalah jaringan penyokong yang masih muda, jaringan yang
berdinding tebal terutama pada sudut-sudutnya. Jaringan sklerenkim adalah
jaringan yang terdiri dari sel-sel yang sudah mati, dinding sel yang tidak
elastis tetapi kuat. Dinding-dinding sel ini sangat tebal dan dibagun dalam
lapis yang sama di sekitar batas sel. Jaringan sklerenkim merupakan sel
penunjang yang lebih umum, dinding sel sangat tebal. Sklerenkim
merupakan komponen yang sangat penting pada penutup luar biji dan buah
keras.

Jaringan pengangkut adalah jaringan yang berguna untuk transportasi hasil


asimilasi dari daun ke seuruh bagian tumbuhan dan pengangkutan air serta
garam-garam mineral. Jaringan pengangkut dibagi menjadi dua yaitu xilem
dan floem, xilem merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari sel mati
maupun hidup. Floem merupakan jaringan kompleks yang tediri dari
berbagai unsur dengan tipe berbeda yaitu pembuluh lapisan, parenkim
serabut, dan kloroid. Sel-sel terpenting di dalam floem adalah tabung tapis.

Xilem merupakan jaringan campuran yang terdiri atas beberapa sel yang
mempunyai tipe tertentu yang paling khas. Xilem mempunyai dinding sel
yang tebal. Dindingnya menebal dalam pola-pola berkas Xilem dan floem
merupakan alat transportasi zat-zat pada tumbuhan berpembuluh. Floem
berfungsi sebagai alat transportasi bagi zat-zat hasil fotosintesis dari daun ke
seluruh tubuh tumbuhan. Jaringan floem dibangun oleh beberapa jenis sel
yaitu pembuluh tapis, parenkim, dan serabut floem. Selnya berbentuk tabung
dan bagian ujung berlubang.

Tumbuhan dapat dibedakan atau dibagi menjadi dua macam, yaitu tumbuh-
tumbuhan berbiji keping satu atau yang disebut dengan monokotil /
monocotyledonae dan tumbuhan berbiji keping dua atau yang disebut juga
dengan dikotil / dicotyledonae.
3. Struktur-anatomi tumbuhan
4. Akar

Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada Dikotil, akar lembaga terus
tumbuh sehingga membentuk akar tunggang, pada Monokotil, akar lembaga
mati, kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki
ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut.

Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau
kaliptra, yang fungsinya melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah,
sel-sel kaliptra ada yang mengandung butir-butir amylum, dinamakan
kolumela.
1. Fungsi Akar
a. Untuk menambatkan tubuh tumbuhan pada tanah
b. Dapat berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan
c. Menyerap air dam garam-garam mineral terlarut

Anatomi Akar

Pada akar muda bila dilakukan potongan melintang akan terlihat bagian-
bagian dari luar ke dalam.

1. Epidermis
Susunan sel-selnya rapat dan setebal satu lapis sel, dinding selnya
mudah dilewati air. Bulu akar merupakan modifikasi dari sel epidermis
akar, bertugas menyerap air dan garam-garam mineral terlarut, bulu
akar memperluas permukaan akar.
b. Korteks
Letaknya langsung di bawah epidermis, sel-selnya tidak tersusun rapat
sehingga banyak memiliki ruang antar sel. Sebagian besar dibangun
oleh jaringan parenkim.
c. Endodermis
Merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan silinder pusat. Sel-
sel endodermis dapat mengalami penebalan zat gabus pada dindingnya
dan membentuk seperti titik-titik, dinamakan titik Caspary. Pada
pertumbuhan selanjutnya penebalan zat gabus sampai pada dinding sel
yang menghadap silinder pusat, bila diamati di bawah mikroskop akan
tampak seperti hutuf U, disebut sel U, sehingga air tak dapat menuju ke
silinder pusat. Tetapi tidak semua sel-sel endodermis mengalami
penebalan, sehingga memungkinkan air dapat masuk ke silinder pusat.
Sel-sel tersebut dinamakan sel penerus/sel peresap.
d.Silinder Pusat/Stele
Silinder pusat/stele merupakan bagian terdalam dari akar.
Terdiri dari berbagai macam jaringan :
Persikel/Perikambium
Merupakan lapisan terluar dari stele. Akar cabang terbentuk dari
pertumbuhan persikel ke arah luar.
Berkas Pembuluh Angkut Terdiri atas xilem dan floem yang tersusun
bergantian menurut arah jari jari. Pada dikotil di antara xilem dan
floem terdapat jaringan kambium.
Empulur
Letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri
dari jaringan parenkim
2. Batang

Secara umum batang tersusun atas epidermis yang berkutikula dan kadang
terdapat stomata, sistem jaringan dasar berupa korteks dan empulur, dan
sistem berkas pembuluh yang terdiri atas xilem dan floem. Xilem dan floem
tersusun berbeda pada kedua kelas tumbuhan tersebut. Xilem dan floem
tersusun melingkar pada tumbuhan dikotil dan tersebar pada tumbuhan
monokotil.

Batang Dikotil

Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam :

Epidermis

Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel.

Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya.


Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis
digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus.

Korteks

Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel,
yang dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin
ke dalam tersusun atas jaringan parenkim.

Stele/ Silinder Pusat

Merupakan lapisan terdalam dari batang.

Lapisan terluar dari stele disebut kambium.

lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya xilem dan
floem.

Letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem sebelah luar.

Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada


perkembangan selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas
pembuluh angkut juga berubah menjadi kambium, yang disebut kambium
intervasikuler.

Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan


bertambah besarnya diameter batang.

Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun,

Pertumbuhan menebal sekunder tidak berlangsung terus-menerus

Tetapi hanya pada saat air dan zat hara tersedia cukup, sedang pada musim
kering tidak terjadi pertumbuhan sehingga pertumbuhan menebalnyae

Sehingga pada batang tampak berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan


aktivitas pertumbuhan selama satu tahun,

Perapisan -perlapisan itu membentuk lingkaran tersebut dinamakan


Lingkaran Tahun.
Batang Monokotil

Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara
korteks dan stele umumnya tidak jelas.

Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe
kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan
kambium.

Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil


tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi
pertumbuhan menebal sekunder.

Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan


menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon
Nenas seberang (Agave sp).

Anda mungkin juga menyukai