Anda di halaman 1dari 7

Judul : CV.

Mitra Anugrah
Tim Penyusun : 1. Abdul Hamid Al-Islami (03021181520018)
2. Afrizal (03111002072)
3. Chesie Leviani Harment (03021181520036)
Tugas : Pertama (I)
Kampus : Indralaya
Data Diketahui :
Isi :

I. Ringkasan Eksekutif

Indonesia akan menjadi negara yang maju bila terdapat setidaknya 2% dari
jumlah penduduknya adalah seorang pengusaha. Tidak harus menunggu tua atau masih
muda untuk memulai suatu usaha. Tidak ada modal pun bukan menjadi alasan untuk
memulai bisnis. Pak Agus Salim adalah seorang pria yang sudah berkeluarga memulai
usahanya dengan modal nol rupiah, juga dengan latar belakang pendidikan yang tidak
terlalu tinggi. Namun modal keberanian dan potensi yang besar dalam dirinya
menjadikan dia seorang pengusaha yang sukses. Ayah dari empat orang anak ini lahir di
Palembang pada tanggal 16 Agustus 1969, telah menjadi pengusaha sukses melalui
sebuah CV. bernama Mitra Anugrah yang dibangunnya pada tahun 1998.

Awal karir usaha Pak Agus mulai dari lulus SMU pada tahun 1989, Pak Agus
Salim menjadi mahasiswa jurusan ekonomi di salah satu Universitas Swasta di Kota
Palembang namun sampai semester IV saja karena saat itu Pak Agus muda sudah mulai
mencari uang, dengan bekerja di suatu percetakan. Karena terlalu fokus bekerja akhirnya
kuliahnya pun ditinggalkan, dalam kata lain sudah keenakan cari uang. Perjalanan
karirnya selanjutnyapun membawa Pak Agus untuk merantau menjadi pengrajin kayu di
daerah Sungai Lilin. Bosan menjadi pekerja, akhirnya Pak Agus membuka usaha
furniture sendiri pada tahun 1992 di Palembang. Dengan modal keterampilan ketika ia
menjadi pengrajin kayu, Pak Agus merasa cukup. Kini yang masalah tinggal modal, dan
karena tinggal di daerah PT. PUSRI, Pak Agus mengirimkan proposal pengajuan dana
modal usahanya dan menjadikan usaha furniturenya sebagai usaha mikro binaan PT.
PUSRI Palembang dan diterima. Kelang beberapa tahun kemudian, Pak Agus yang
pengalamannya notabene hanyalah pengrajin, barulah menyadari keadaan pasar, bahwa
bisnis furniture semacam ini adalah bisnis musiman, yang hanya banyak laku di waktu-
waktu tertentu, contohnya mendekati lebaran. Selain itu, keadaan bisnis sepi. Setelah itu,
Pak Agus menutup bisnis furniture miliknya dan berusaha untuk mengembalikan uang
pinjaman modalnya ke PT. PUSRI. Setelah itu, Pak Agus kembali menjadi pekerja yaitu
pekerja kontraktor. Pekerjaannya itu membuatnya sering memisahkan ia dengan anak
istrinya. Hal itu jugalah yang merubah mindsetnya kembali ke dunia bisnis.
Berbekal pengalaman yang ada, Pak Agus kembali membuka usaha sendiri.
Beliau kembali meminjam modal di PT. PUSRI. Kali ini beliau di berikan dana modal
sebesar 9,5 juta rupiah. Tak hanya modal pinjaman, uang pribadi hasil bekerjanya juga
ditambahkannya untuk memulai bisnisnya kali ini, namun dengan persiapan yang lebih
matang. Hingga membuat badan hukum usahanya sendiri berupa CV. yang diberikan
nama Mitra Anugrah pada tahun 1998 dengan beliau sendiri sebagai mitra tunggal dan
direkturnya. Beliau lalu memulai bisnis percetakan di rumahnya. Produk yang ditawarkan
adalah berbagai jenis produk yang berbau cetakan seperti undangan, spanduk, umbul-
umbul, baju sablon, dan lainnya. Bisnisnya kini dianggap sukses dan terus berkembang di
banyak bidang.

II. Konsep Bisnis

Pak Agus memulai usahanya setelah sebelumnya bekerja dengan orang lain. Tapi
kelebihan Pak Agus adalah beliau berani untuk keluar dari zona nyamannya dan berusaha
untuk membuka usaha sendiri. Jadi pekerjaan yang dilakukan Pak Agus sebelum
berwirausaha dapat kita sebut sebagai usaha beliau mencari pengalaman, yang darinya
akan menjadi ide beliau untuk berwirausaha.

Pak Agus dengan pengalamannya yang luas, maka tak salah bila dikatakan
pergaulannya pun luas, dari pergaulannya inilah beliau memajukan bisnisnya. Pak Agus
menyatakan bahwa ketika awal mula berdiri usaha percetakan beliau, jaringan
pelanggannya dibuat dari mulut ke mulut teman-teman dan kolega-koleganya, yang dari
teman dan koleganya itu menyampaikan ke teman dan kolega mereka dan begitu
seterusnya. Pak Agus menyatakan hal ini terjadi karena dalam usaha percetakan beliau,
beliau selalu memajukan kepentingan pelanggan dan berusaha untuk membuat yang
terbaik dan tidak mengecewakan mereka. Terbukti, hingga saat ini bisnis percetakan Pak
Agus tidak pernah kehabisan orderan. Bahkan kini beliau telah mampu menyewa pegawai
dan membuka cabang baru.

` Percetakan dan CV. Pak Agus awalnya di dirikan di rumahnya, yang beralamat di
Jl. Sultan Agung, Kel.1Ilir RT. 13 RW. 03 Palembang. Setelah cukup dana untuk
mengembangkan bisnis, beliau membuka cabang keduanya di daerah Bukit Besar yang
merupakan rumah adiknya. Sebenarnya, selain usaha percetakan ini Pak Agus dengan
CV. miliknya juga memiliki usaha kontraktor pembersih tongkang kapal dan sewa nama
CV. untuk kontraktor lain yang memerlukan.

III. Deskripsi Bisnis

Keputusan Pak Agus untuk memulai bisnis percetakan didasari karena


pengalaman yang dimilikinya dari bekerja di tempat orang lain, karena itu dia sudah
memahami manajemen dan keadaan di lapangan. Selain itu, karena kebutuhan
masyarakat dari tahun ketahun akan percetakan terus meningkat. Hampir setiap instansi
swasta ataupun negeri yang ada di Palembang membutuhkan percetakan untuk cetak
banner, spanduk, atau apapun sebagai bagian dari acara yang mereka buat.

Untuk pelanggan paling lama Pak Agus adalah PT. PUSRI, berawal dari
meminjam modal dengan PT. PUSRI, Pak Agus menjadi di kenal di kalangan pegawai
PT. PUSRI. Karenanya, apabila PT. PUSRI memerlukan untuk mencetak sesuatu, mereka
biasanya meminta tolong kepada Pak Agus karena sudah kenal dekat, dan Pak Agus pun
tidak pernah mengecewakan mereka.

IV. Strategi Pasar

Untuk mempertahankan eksistensi bisnisnya dikalangan masyarakat, Pak Agus


selalu berusaha untuk mempertahankan jaringan pelanggannya, sehingga ketika
pelanggan tersebut ingin mencetak sesuatu kembali, akan kembali ke Pak Agus, dan
bukan tidak mungkin pelanggan tersebut menyarankan orang lain untuk mencetak di Pak
Agus juga. Pak Agus menyatakan untuk strategi pasarnya, Pak Agus selalu berusaha
untuk memberikan kualitas yang terbaik dengan harga yang terbaik pula, dan tidak akan
mengecewakan agar pelanggan tersebut puas. Selain itu juga beliau selalu siap sedia
apabila cetakan telah diberikan ke pelanggan kalau-kalau ada perubahan mendadak pada
desain. Kelebihan lain dari usaha percetakan Pak Agus ini adalah beliau bersedia untuk
memasangkan banner atau spanduk yang dipesankan kan padanya, jadi pelanggan tinggal
terima beres. Hal ini juga yang membuat pelanggan puas untuk mencetak di tampat Pak
Agus.

V. Analisis Kompetesi

Bisnis percetakan bukanlah bisnis yang jarang ada, bisnis ini dari tahun ke tahun
semakin banyak. Dalam hal kompetesi, Pak Agus ternyata cukup percaya diri dengan
jaringan pelanggan yang dimilikinya dan kelebihan fasilitas pemasangan langsung banner
dan spanduknya. Hal ini sangat laku keras dengan pelanggan yang ingin terima beres,
karena cukup merepotkan setelah memesan banner harus dipasang sendiri, karenanya
pelanggan yang jenis ini akan selalu kembali memesan di Pak Agus karena lebih simple
meski ada biaya tambahannya. Beliau percaya pelanggan yang puas akan selalu kembali
padanya. Karena itu hal yang perlu beliau lakukan hanyalah berusaha untuk membuat
pelanggan puas dengan hasil terbaik yang terus menerus ditingkatkan. Jadi yang dijadikan
oleh Pak Agus sebagai senjata melawan saingan adalah kepercayaan pelanggan dan terus
memperbaiki produk yang dihasilkan.

VI. Rencana Operasi dan Managemen

Target pasar bisnis Pak Agus ini awalnya adalah pelanggan yang berpotensi
menjadi pelanggan tetap, biasanya merupakan instansi pemerintahan atau swasta. Beliau
menyatakan begitu karena fasilitas pasang langsung banner atau spanduk miliknya
memang sangat membantu sekali untuk instansi pemerintahan atau swasta, karena lebih
jadi tidak ribet. Salah satu instansi yang hingga saat ini masih percaya dengan Percetakan
CV. Mitra Anugrah Pak Agus adalah PT. PUSRI Palembang.

Pak Agus setelah beberapa lama memulai usaha dari rumah, kemudian dengan
bantuan adiknya membuka cabang yang berada di daerah Bukit Besar, hal ini dilakukan
untuk menarik pelanggan dari kalangan mahasiswa dan khalayak umum. Mengingat di
Bukit ada Universitas Sriwijaya dan tempatnya ada di pusat kota.

Keuntungan bersih Pak Agus saat ini sudah mencapai hingga 20 hingga 25 juta
per bulannya. Dengan modal bulanan bisa mencapai sekitar 75 juta per bulan.
Keuntungan tersebut didapat setelah dikurangi biaya gaji 4 pegawai tetap, gaji mingguan
2 pekerja tukang pasang banner, dan gaji harian pekerja pembersih tongkang.

VII. Rencana Desain dan Pengembangan

Percetakan CV. Mitra Anugrah milik Pak Agus saat ini sudah memiliki satu
cabang yang terletak di Bukit Besar, Palembang. Produk yang dihasilkan sama saja
antara 2 tempat tersebut. Melalui peningkatan kualitas produk, dirasa dapat menarik
pelanggan baru apalagi bila harga yang ditawarkan tidak jauh berbeda dengan produk lain
yang kualitasnya dibawah produk bisnis Pak Agus. Peningkatan kualitas produk juga
membuat para pelanggan percaya terhadap CV yang telah Pak Agus dirikan selama 18
tahun ini. Sehingga para pelanggan tidak akan kabur atau pun lari ke percetakan lain.

Pengembangan selanjutnya di fokuskan pada kualitas dari produk-produk yang


dihasilkan sehingga pelanggan akan selalu percaya dan tidak akan kecewa. Karena,
prinsip bisnis yang Pak Agus terapkan adalah kepercayaan. Sangat sulit memang
mengembalikan kepercayaan seseorang bila telah dikecewakan, karena saat ia telah
dikecewakan kecil kemungkinan ia akan kembali dan besar kemungkinan ia akan pergi ke
tempat yang lebih baik.

Kelebihan yang paling terasa dari Percetakan CV Mitra Anugrah Pak Agus ini
mungkin ada di pemasangan banner dan spanduknya. Namun, hal itu juga dibarengi
dengan kualitas produk yang tidak kalah bersaing pula. Rencana pembukaan cabang
tambahan belum dipikirkan oleh Pak Agus karena akan memerlukan modal baru. Selain
itu, sebagai entrepreneur sejati Pak Agus mulai berpikir untuk membuka jenis usaha lain
seperti membuka bisnis sembako yang kebutuhannya di masyarakat terus meningkat dari
hari ke hari. Rencana bisnis selanjutnya harus dipikirkan secara matang, sedikit saja kita
lengah maka kerugian resikonya.
VIII. Rencana Keuangan

Menekuni dunia percetakan dan turun langsung ke lapangan membuat Pak Agus
menjadi seseorang pebisnis yang sukses. Dengan modal awal 9,5 juta kini menjadi 75
juta rupiah per bulan. Modal tersebut juga tergantung dari banyaknya pemesanan atau
orderan. Bila orderan banyak, maka modal yang dikeluarkan juga banyak, dan
sebaliknya. Saat ini Pak Agus mempunyai 4 pekerja tetap, 2 pekerja mingguan, dan
beberapa pekerja harian. Empat pekerja tersebut terdiri dari Akuntan, Marketing,
Keuangan, dan pekerja serba bisa. Dua pekerja mingguan dipakai saat ada pesanan
spanduk atau banner dan merekalah yang memasangnya. Sedangkan pekerja harian
dipakai untuk pembersih tongkang.

Sistem pembayaran gaji dibayar sesuai pekerjaan mereka. Pekerja bulanan


dibayar perbulan, dan seterusnya. Total biaya pembayaran gaji pegawai sekitar 20 juta
rupiah per bulan. Dalam mengatur keuangan CV. nya, Pak Agus dibantu oleh pekerja nya
di bidang akuntan dan keuangan. Pembayaran wajib pajak CV. milik Pak Agus sebesar
3% dari penjualan. Pak Agus pernah mengalami kerugian tapi tidak terlalu sering, sekitar
1 kali pada 1 tahun ada miss di perhitungan keuangannya yang menurut Pak Agus
dikarenakan salah hitung, karena dampaknya tidak terlalu terasa. Tapi meski begitu, Pak
Agus terus berhati-hati dalam berbisnis dengan cara turun langsung ke lapangan dalam
pengerjaan produk dan pemasangan sehingga sampai saat ini ia belum pernah mengalami
kerugian yang benar-benar merugikan. Bahkan keuntungan bersih yang dicapainya saat
ini mencapai 25 juta per bulan.

IX. Lampiran

Berikut beberapa foto keadaan di kantor desain percetakan CV. Mitra Anugrah
milik Pak Agus :
Berikut foto Pak Agus Salim dengan salah satu banner yang dipesan PT. PUSRI hasil
percetakannya :

Anda mungkin juga menyukai