PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Islam merupakan agama yang banyak dikaji, bukan saja oleh pemeluknya tapi
juga ditelaah oleh orang-orang luar. Ini adalah satu bukti Islam merupakan agama yang
dinamis. Ini dapat dimengerti karena agama ini bukan saja mengurus soal pribadatan
yang bersifat individual, namun dalam sejarahnya memberikan andil dan sumbangsih
terhadap peradaban umat manusia. Dari sekian banyak agama dan kepercayaan-
kepercayaan yang ada, Islam lebih dominan menghasilkan karya-karya pengetahuan.
Bersumber dari ajaran-ajaran yang dikandungnya, agama ini mampu memberikan
pandangan hidup unik, menyeluruh dan tak kenal batas. Penelaahan dan kajian
terhadapnya senantiasa berjalan dan tak kenal henti. Ribuan gagasan dan ide muncul
dari rahim agama satu ini.
Ajaran islam yang turun kepada Nabi Muhammad merupakan wahyu Allah yang
diturunkan dengan sempurna. Ketetapan ini dinyatakan dalam firman Allah yaitu pada
QS Al-maidah : 3
Pada hari ini telah kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah kucukup kan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah kuridhai islam jadi agamamu. (QS. Al-Maidah, 5:3)
1. Teori korespondensi
Menurut teori ini suatu posisi akan pengertian itu benar adalah apabila terdapat
suatu fakta bersesuaian, yang beralasan dengan realitas, yang serasi dengan situasi akal
maka kebenaran adalah sesuai dengan fakta dan sesuatu yang selaras dengan situasi akal
yang diberi interpretasi.
2. Teori Konsistensi
Menurut teori ini kebenaran tidak dibentuk atas hubungan antara putusan
(judgement) dengan sesuatu yang lain fakta atau realitas, tetapi atas suatu hubungan
antara putusan-putusan itu sendiri. Dengan kata lain kebenaran itu ditegakkan atas
hubungan antara putusan-putusan yang baik dengan putusan lainnya yang telah kita
ketahui dan diakui benar terlebih dahulu, jadi suatu itu benar, hubungan itu saling
berhubungan dengan kebenaran sebelumnya.
3. Teori Pragmatis
Teori ini mengemukakan benar tidaknya suatu ucapan, dalil atau semata-mata
tergantung kepada berfaedah tidaknya ucapan, dalil atau teori tersebut bagi manusia
untuk berfaedah dalam kehidupannya.
1. Wahyu
Wahyu berasal dari bahasa arab yaitu al wahy yang artinya suara, api dan
kecepatan. Disamping itu wahyu juga mengandung makna bisika, isyarat, tulisan, dan
kitap. Wahyu merupakan pengetahuan yang disampaikan oleh tuhankepada manusia,
pengetahuan ini disalurkan oleh nabi-nabi yang diutus sepanjang zaman.
2. Akal
Dalam pandangan islam akal manusia mendapat kedudukan yang tinggi, hal ini
dapat dilihat dari beberapa ayat al Quran. Pengetahuan lewat akal disebut pengetahuan
aqli, akal dengan indra dalam kaitan dengan pengetahuan satu dengan tidak dipisahkan
dengan tajam, bahkan sering berhubungan.
a) Akal praktis yang menerima arti-arti yag berasal dari materi melalui indra
pengingat yang ada pada jiwa hewan.
b) Akal teori, yang menangkap arti-arti murni, yaitu: arti-arti yang tidak pernah
ada dalam materi seperti tuhan, roh, dan maaikat.
3. Rasa
1. Epistimologi Bayani
Secara umum kita memaknai teks (nash) merupakan wahyu Allah namun pada
dasarnya jika kita menggali lebih jauh lagi tentang arti wahya yaitu apa saja yang dapat
membimbing dan mendorong manusia kearah yang benar. Ismail mengungkapkan
manusia tanpa ada bimbingan wahyu tidak mungkin hidup sejahtera didunia ini,
sebbagaimana firman Allah Swt dalam QS. Al-Baqarah : 2 yang berbunyi :
Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa.
Dari ayat ini dapat kita pahami bahwa sumber pengetahuan bayani adalah Al-
quran dan Hadits. Namun disisi lain perhatian juga mengarah pada proses transmisi teks
dari generasi ke generasi, karena validitas dari transmisi ini menentukan benar tidaknya
suatu ketentuan hukum.
2. Epistimologi Irfani
3. Epistimologi Burhani
Menurut M. Akram Khan, sumber pembentukan ilmu ekonomi Islam adalah Al-
Quran, As-Sunnah, hukum Islam dan yurisprudensinya (Ijtihad), Sejarah peradaban
umat Islam dan berbagai data yang berkaiatan dengan kehidupan ekonomi
Dari segi kuantitas orang yang berijtihad, ijtihad dibagi kepada dua, yaitu ijtihad
fardi (individu) dan ijtihad jamaiy (kumpulan orang banyak). Ijtihad yang dilakukan
secara bersama disebut ijma dan dianggap memiliki tingkat kebenaran ijtihad yang
paling tinggi.
Dalam sejarah bahkan, para ilmuwan muslim klasik telah banyak memberikan
konstribusi yang besar terhadap metodologi ilmiah modern. Ibnu Taymiyah (w.11110
dikenal sebagai ilmuwan yang banyak menggunakan metode induktif. Demikian pula
Ibnu Khaldun (1332-1406) sering menggunakan metode induktif dalam menganalisis
ekonomi sosial.
Ibnu Rusydi atau Averros yang tinggal di Spanyol adalah ilmuwan muslim yang
paling berjasa mengajarkan pemikiran rasionalisme di Eropa, ketika di Eropa sedang
berlangsung kejumudan pemikiran.Upaya itu pada gilirannya mengilhami para ilmuwan
Eropa untuk meretas kejumudan pemikiran yang pada akhirnya melahirkan era
renaisance. Muhammad Anas Zarqa (1992), menjelaskan bahwa ekonomi Islam itu
terdiri dari 3 kerangka metodologi. Pertama adalah presumptions and ideas, atau yang
disebut dengan ide dan prinsip dasar dari ekonomi Islam. Ide ini bersumber dari Al
Quran, Sunnah, dan Fiqih Al Maqasid. Ide ini nantinya harus dapat diturunkan menjadi
pendekatan yang ilmiah dalam membangun kerangka berpikir dari ekonomi Islam itu
sendiri. Kedua adalah nature of value judgement, atau pendekatan nilai dalam Islam
terhadap kondisi ekonomi yang terjadi. Pendekatan ini berkaitan dengan konsep utilitas
dalam Islam. Ketiga, yang disebut dengan positive part of economics science. Bagian ini
menjelaskan tentang realita ekonomi dan bagaimana konsep Islam bisa diturunkan
dalam kondisi nyata dan riil. Melalui tiga pendekatan metodologi tersebut, maka
ekonomi Islam dibangun.
Secara garis besar metodologi ilmu ekonomi Islam tersusun secara sistimatis
sebagai berikut :
KESIMPULAN