Anda di halaman 1dari 14

I.

PENDAHULUAN

Jepang memiliki sistem jaminan kesehatan universal. Hampir seluruh


warga negara Jepang dilindingi dengan asuransi kesehatan. Bagi warga
negara Jepang, sejak orang tua melaporkan kelahiran anaknya di kantor
pemerintahan setempat, anak tersebut dapat didaftarkan pada sistem jaminan
kesehatan dan layak mendapatkan asuransi kesehatan sesuai ketentuan.
Pemerintah memberikan pelayanan gratis pemeriksaan kesehatan pada usia
bayi 1 bulan, 4 bulan, 18 bulan dan 3 tahun meliputi cek dan skrining tumbuh
kembang, pemeriksaan gigi, konsultasi, dan imunisasi. Program ini
merupakan program pemerintah, sehingga pada jadwal kegiatan pemeriksaan
bayi dan anak, ibu akan mendapat panggilan berupa surat dari kantor
pemerintah kota setempat untuk menghadiri kegiatan kesehatan anak tersebut
(Adisasmito, 2014).

Di Jepang, asuransi kesehatan sudah dimulai sejak tahun 1922. Dalam


proses perkembangannya terjadi beberapa kali perubahan kebijakan. Pada
tahun 1984 dalam sistem Asuransi Kesehatan Nasional dibuat sebuah
program untuk karyawan pensiun. Tahun 1987 pemerintah mengesahkan
Undang-Undang tentang Penduduk Usia Lanjut dimana dimana negara wajib
memberikan pelayanan kesehatan kepada warganya yang memasuki masa
usia lanjut (70 tahun) lebih. Fokus asuransi kesehatan untuk orang tua selalu
memberikan pelayanan perawatan yang tepat serta layanan kesehatan yang
baik. Pada bulan Desember 1989, Strategi Sepuluh Tahun untuk Promosi
Kesehatan dan Kesejahteraan untuk Lansia, atau "Golden Plan," dirumuskan
untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan layanan jangka panjang
untuk lansia. Strategi ini menyatakan target yang seharusnya dicapai pada
Maret 2000 dengan melihat kesejahteraan rumah tangga, kesejahteraan
fasilitas, dan layanan lainnya untuk lansia. Angka-angka sasaran ini direvisi
naik pada bulan Desember 1994. (Fukawa, 2002).

II. PEMBAHASAN
A. Sistem Kesehatan dan Jaminan/ Asuransi Kesehatan Jepang

Dalam sistem asuransi Jepang, biaya pengobatan dan perawatan tidak


ditanggung sepenuhnya oleh Pihak Asuransi tetapi ditanggung bersama antara
Pihak Asuransi dan pasien. Tahun 1984 pemerintah mengeluarkan kebijakan
pasien wajib membayar 10 % dari seluruh biaya pengobatan dan perawatan.
Namun tahun 1997 berubah menjadi 20 % dan di tahun 2003 sampai sekarang
berubah menjadi 30 %. Kemudian asuransi kesehatan di Jepang mengalami
perkembangan yang cukup pesat hingga menjadi yang sekarang ini (Thabrany
Hasbullah, 2003).
Jenis Asuransi
Menurut Tetsuo Fukawa (2002) dan Yoshikawa A, Bhattacharya J, Vogt
WB (1996), di Jepang sistem jaminan kesehatan dibagi menjadi 3 cluster
secara umum, yaitu :
1. Employer-Based Insurance (Shakai Kenkou Hoken),
Employer-Based Insurance adalah sebuah sistem asuransi berbasis tempat
kerja yang memberikan bantuan keuangan kepada para pekerja yang digaji
oleh perusahaan dan juga kepada anggota keluarga tanggungannya dengan
memberikan manfaat asuransi dalam hal sakit, melahirkan luka, dan kematian.
Keluarga tertanggung adalah keluarga sampai dengan level ke-3,yaitu sampai
pada kakek/ nenek dan cucu. Sistem asuransi ini dibagi menjadi kedalam
beberapa bentuk, antara lain :
a. Union Managed Health Insurance
Union Managed Health Insurance dikenal juga dengan Society
Managed Insurance merupakan jenis asuransi yang memberikan
paling banyak benefit bagi pesertanya. Hal ini karena pengelolaan
asuransi ini dikelola secara profesional oleh perkumpulan profesi
(society), yang kebanyakan berasal dari para pekerja dari perusahaan-
perusahaan besar. Asuransi ini meng-cover sebanyak 25,4% dari total
populasi. Yang bertindak sebagai penjamin dalam asuransi ini adalah
asuransi swasta yang bekerja sama dengan society untuk mengelola
dana kesehatan mereka.
b. Government Managed Health Insurance
Government Managed Health Insurance, merupakan asuransi untuk
para pekerja dari perusahaan dengan skala kecil sampai menegah,
dimana pemerintah bertindak sebagai penjamin dalam jaminan
kesehatan mereka. Jadi siste asuransi ini merupakan asuransi
kesehatan para pekerja yang dikelola oleh pemerintah. Sistem
asuransi ini mencakup 30.7% dari total populasi yang merupakan para
pekerja dari perusahaan kecil sampai menengah. Untuk empat jenis
asuransi terakhir merupakan jenis asuransi bagi para pegawai negeri,
ditingkat pusat maupun daerah dan termasuk didalamnya para
pengajar, baik yang berstatus pegawai negara maupun swasta, serta
anggota angkatan laut, asuransi ini juga dikenal dengan nama Mutual
Aid Associations.
Sistem pembiayaan pada jenis asuransi ini berasal dari dua belah
pihak, yaitu pekerja dan pemberi kerja, yang secara umum kontribusi
pada seluruh jenis asuransi Employer-Based Insurance adalah sebesar
8,5% dari pendapatan peserta yang dibagi rata antara pekerja dan
pemberi kerja. Seorang pekerja yang bekerja pada perusahaan yang
memiliki 5 orang harus terdaftar pada asuransi ini, atau jika bekerja
pada perusahaan Hojin tanpa memperdulikan mengenai usia dan
kewarganegaraam. Secara khusus perusahaan atau pabrik yang
dimaksud disini harus memiliki penetapan secara hukum (formal),
baik yang bergerak dalam bidang produksi maupun jasa. Hal ini juga
berlaku bagi para pekerja part time yang memiliki baik hari atau jam
kerja sebanyak kali dari hari atau jem kerja para pekerja penuh.
Untuk mendapatkan perlindungan dari asuransi ini pemberi kerja
harus mengambil dan menyerahkan formulir "Aplikasi untuk
Mendaftar di Kesehatan Karyawan Asuransi / Asuransi Pensiun
Karyawan" (SHIKAKU SHUTOKU TODOKE - KENKO Hoken /
KOSEI NENKIN) pada kantor Asuransi Sosial Lokal dalam jangka
waktu 5 hari sejak seorang pekerja direkrut. Anggota keluarga yang
menjadi tanggungan pekerja juga bisa mendapatkan perlindungan dari
asuransi ini jika merupakan anggota keluarga sampai dengan lapis ke
tiga dari peserta, yang sebagian besar keuangannya ditanggung oleh
pekerja. Ketika anggota keluarga yang menjadi tanggungan pekerja
layak untuk mendapatkan perlindungan maka pemberi kerja harus
memasukan formulir aplikasi perlindungan tanggungan
(HIFUYOSHA IDO TODOKE) dalam jangka waktu 5 hari sejak
terjadi perubahan dalam tanggungan.
Benefit yang didapatkan dari asuransi ini terbilang cukup lengkap
mulai dari pelayanan kesehatan rawat jalan maupun rawat inap,
layanan tambahan dalam pelayanan kesehatan, ambulans, pelayanan
bagi penyakit yang mengharuskan treatment khusus, kelahiran sampai
dengan pelayanan pemakaman, diberikan kepada peserta maupun
tertanggung. Bahkan sampai dengan layanan kesehatan yang tidak
termasuk dalam bentuk pelayanan dalam asuransi dapat diberikan
kepada peserta maupun tertanggung dengan pengaturan yang lebih
lanjut dan adanya pengenaan cost sharing atas layanan yang diterima
oleh peserta maupun tertanggung. Benefit yang diterima oleh peserta
adalah sebesar 80% dari total biaya dan untuk tertanggung dibagi
menjadi 2 yaitu 80% untuk layanan rawat inap dan 70% untuk
layanan rawat jalan. Pengecualian diberikan kepada pekerja untuk
layanan kesehatan yang mencapai cost sharing yang melebihi 64.000
yen (34.500 yen bagi yang berpendapatan rendah) perbulan, maka
keseluruhan biaya ditanggung asuransi.
c. National and Local Public Workers Mutual Aid Association Insurance
Kategori ini meliputi asuransi kesehatan yang diatur oleh
lembaga, asuransi kesehatan yang diatur oleh pemerintah, dan mutual
aid association. Pada asuransi yang diatur oleh lembaga, dana
diperoleh dari pembagian antara pemberi kerja dan pekerja. Asuransi
kesehatan yang diatur oleh pemerintah mencakupi para pekerja sektor
swasta yang tidak tertanggung pada asuransi kesehatan yang diatur
oleh lembaga, dan preminya persentase tetap dari daftar gaji dibagi
setara antara pemberi kerja dan pekerja. Perbedaan kedua system
yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu pada asuransi yang diatur oleh
lembaga ditawarkan berbagai manfaat, sedangkan yang pemerintah
tawarkan hanya untuk satu paket perawatan. Terakhir, mutual aid
association mencakup pekerja pada sektor publik.
d. Private School Teachers and Employees Mutual Aid Association
Insurance

2. National Health Insurance (Kokumin Kenkou Hoken)


Merupakan sistem asuransi yang meng-cover orang-orang yang tidak
tercakup dalam sistem asuransi Employer-Based Insurance. Termasuk
didalamnya adalah para petani, para pekerja di sektor informal serta
wiraswastawan (self employed). Jenis asuransi ini dibagi menjadi 2, yaitu :
National Health Insurance untuk tiap kota
National Health Insurance Union
Tiap-tiap kota memiliki kewenangan untuk mengatur pelaksanaan jenis
asuransi ini, dimana skema pembiayaan dan pemberian benefit disesuaikan
dengan kondisi daerah masing-masing. Asuransi ini juga berlaku bagi warga
negara asing yang tinggal 1 tahun, bagi para warga negara asing yang
memiliki gaijin card dapat menerima layanan asuransi National Health
Insurance dengan mendaftarkan diri mereka di kantor jaminan sosial di kota
yang ditinggali. Kepesertaan asuransi ini disesuaikan dengan kota tempat
tinggal peserta, artinya peserta yang melakukan perpindahan kota tempat
tinggal harus menghapuskan kepesertaan mereka di kota yang lama dan
kemudian mendaftarkan kepesertaan yang baru di kota tempat tinggal
barunya. Bagi warga negara asing setiap melakukan perpindahan kota tinggal,
mendapatkan atau pindah pekerjaan dan meninggalkan Jepang harus selalu
melapor ke Kantor Jaminan Sosial.
Asuransi ini meng-cover sebanyak 34,7% dari total populasi, dan terdiri
dari 3.249 National Health Insurance untuk tiap kota dan 166 National Health
Insurance Union. Asuransi jenis ini mendapatkan subsidi dari pemerintah
sebesar 50% dari total pengeluaran pemerintah untuk belanja kesehatan.
Peserta dan tanggungan dalam jenis asuransi ini mendapatkan 70% benefitdan
harus membayarkan 30% sebagai cost sharing, dan ada kemungkinan
tambahan untuk biaya obat-obatan, karena tidak seluruh jenis obat di tanggung
oleh asuransi ini. Peserta berbagi biaya pengobatan sampai dengan jumlah
tertentu, yang jika melebihi batas tersebut, maka seluruhbiaya akan
ditanggung oleh asuransi. Kontribusi yang diberikan oleh peserta bergantung
pada kemampuan ekonomis masing-masing peserta. Besaran premi yang harus
dibayarkan kira-kira dihitung dari gaji peserta, property (asset) dan jumlah
keluarga tanggungan. Rata-rata kontribusi yang dibayarkan oleh peserta
adalah sebesar 4% dari gaji peserta, pada perhitungan tahun 1997 setiap rumah
tangga rata-rata memberikan kontribusi sebesar 158,6 ribu yen pertahun, dan
ada bantuan 530 ribu yen per rumah tangga pertahun dari pemerintah.
Pembayaran premi dilakukan dengan cara transfer melalui bank ataupun
melalui kantor-kantor jaminan kesehatan di tiap kota.
Asuransi ini juga memberikan benefit yang cukup besar, yaitu 70% dari
total biaya, artinya peserta memberikan cost sharing sebesar 30%. Layanan
yang diberikan juga cukup lengkap seperti halnya asuransi Employer Based
Insurance, mulai dari sakit secara umum mapun khusus, perawatan gigi,
persalinan sampai dengan kematian dan pemakaman peserta atau tertanggung.
Namun benefit yang diberikan tidak mencakup orthodontiks, bedah kosmetik,
vaksinasi, aborsi, cedera akibat mabuk dan berkelahi. Kecelakaan lalu lintas
sampai batas maksimal tertentu menjadi beban peserta, namun jika melewati
batas tersebut, biaya akan ditanggung seluruhnya oleh asuransi.

3. National Health Insurance For Elderly


Asuransi ini diperkenalkan pertama kali pada tahun 1983 untuk menyebar
beban penyediaan pelayanan kesehatan kepada skema asuransi yang telah
berjalan di Jepang, dan diperkenalkannya cost sharing bagi para lansia.
Keanggotaan bagi asuransi ini diperuntukan bagi penduduk dengan usia yang
telah mencapai 70 tahun atau bagi penduduk dari usia 65 69 tahun yang
memiliki cacat permanen (disability). Orang usia lanjut dalam kategori ini
biasany dimasukan kedalam skema netional health insurance, secara spesifik
cost sharing dari peserta asuransi ini adalah 500yen perhari, sampai dengan
maksimum 2000 yen perbulan untuk fasilitas kesehatan yang sama, untuk
layanan rawat jalan dan 1.100 yen per hari untuk layanan rawat inap.
Asuransi ini membentuk sebuah pembiayaan yang dikumpulkan dari jenis
asuransi lain. Seperti pada tahun tahun 1997, data menunjukan kontribusi dari
masing-masing jenis asuransi bagi pembiayaanasuransi bagi orang usia lanjut,
dimana jumlah peserta Governement Managed Insurance yang ikut
berkontribusi untuk asuransi bagi usia lanjut sebesar 5.4% dari seluruh
peserta, Society Managed Insurance sebanyak 2.9%, Mutual Aid Association
sebanyak 4.1% dan National Health Insurance sebesar 21.1%. dalam
perkembangannya cost sharing dari peserta ditiadakan, dengan sistem
penjaminan 70% dijamin oleh dana yang dikumpulkan dari kontribusi peserta
serta asuransi jenis lain, 20% ditanggung oleh pemerintah pusat dan 10%
ditanggung oleh pemerintah lokal. Sebagai upaya untuk meningkatkan
jaminan kesehatan secara jangka panjang bagi penduduk usia lanjut, proporsi
yang ditanggung oleh dana publik ditingkatkan pada tahun 1992 dari 30%
menjadi 50%. Pada tahun 2003 sebagai bentuk antisipatif dari fenomena
population ageing pemerintah mengalihkan pengelolaan jaminan kesehatan
bagi penduduk usia lanjut menjadi dibawah pemerintah daerah dan
membebankan biaya tambahan bagi penduduk usianlanjut yang menjadi
peserta asuransi ini. Asuransi ini melingkupi sebanyak 10.1% dari total
populasi yang merupakan penduduk usia lanjut dan cacat pada usia 65 69
tahun.
Cakupan Pendanaan dan Pemegang Asuransi
Keseluruhan pendanaan mencakup cakupan yang luas dari pelayanan
medis termasuk rumah sakit dan perawatan dokter, perawatan gigi, dan obat-
obatan, dan juga beberapa sarana transportasi. Pendanaan yang diatur
lembaga secara umum membayar manfaat tunai yang lebih besar dibanding
dengan National Health Insurance. Pengusaha besar menyediakan beberapa
pelayanan preventif, tapi health insurance hanya mencakup sedikit pelayanan
preventif secara umum dan hanya menyediakan pembayaran tunai untuk
kehamilan normal karena di Jepang kehamilan tidak tergolong dalam suatu
penyakit.
Pemegang asuransi di jepang dibagi menjadi 2 bagian. Pertama, warga
Negara jepang sendiri dengan warga Negara asing (dengan ketentuan
tertentu). Secara hukum, seseorang harus masuk ke dalam salah satu asuransi
yang ada di jepang. Biaya kesehatan di Jepang sangat mahal, namun dengan
masuk asuransi kita dapat menekan biaya yang harus dibayar. Bagi orang
asing yang ijin masa tinggalnya lebih dari 3 bulan dan telah terdaftar sebagai
penduduk, dapat masuk menjadi peserta Asuransi Kesehatan Nasional.
Berikut ini tabel yang menjelaskan pemegang asuransi di Jepang :

Tabel 1. Ketentuan Pemegang Asuransi untuk Warga Negara Jepang

Tabel 2. Ketentuan Pemegang Asuransi untuk Warga Negara Asing

Pengecualian untuk orang asing dengan ketentuan sebagai berikut:


*Orang yang negaranya memiliki perjanjian kerjasama dengan Jepang dalam hal
Jaminan Sosial Masyarakattermasuk didalamnya Asuransi Kesehatan, dan
orang tersebut memiliki sertifikat sebagai peserta Jaminan Sosial Masyarakat
dari negara yang bersangkutan.
*Orang yang memiliki ijin menetap aktivitas tertentu khususnya orang yang
tinggal dengan tujuan perawatan kesehatan dan orang yang mendampingi
untuk merawatnya.
*Orang yang memiliki status ijin menetap Tinggal untuk tempo singkat dan
diplomatik.
(Tetsuo Fukawa, 2002); (Wawan Juswanto, 2008)

Mekanisme Pembayaran
Peraturan untuk pembayaran dokter dan rumah sakit sama untuk semua
sistem asuransi. Pembayaran fasilitas berprinsip atas dasar fee-for-service,
namun pembayaran paket telah digunakan secara parsial pada Health
Insurance for theElderly. Harga dari masing-masing perawatan medis yang
tercakup oleh asuransi terdaftar pada fee schedule yang ditentukan oleh
pemerintah berdasarkan atas rekomendasi oleh the Central Social Insurance
Medical Council dan direvisi setiap dua tahun sekali. Standar harga obat-
obatan menentukan harga resep obat yang dapat diklaim oleh fasilitas medis.
Tiap bulan, tagihan disampaikan kepada kantor regional dari dua organisasi
pusat pemeriksa dan pembayaran yaitu theSocial Insurance Medical Fee
Payment Fund dan the National Health InsuranceFederation. Organisasi ini
bertugas untuk memeriksa tagihan untuk menemukan kesalahan, utilisasi yang
melampaui batas dan kecurangan. Terdapat lampiran reviu utilisasi yang
dibuat oleh dokter untuk kasus-kasus mahal atau yang menggunakan fasilitas
yang spesifik. Setelah disetujui, tagihan dikirim ke dana individu. Pembayaran
ke rumah sakit dan dokter diproses lagi melalui pemeriksaan ini dan organisasi
pembayaran. Pembayaran premi asuransi dilakukan melalui pemotongan gaji
bagi pegawai pemerintah atau perusahaan swasta, sedangkan bagi pensiunan
atau bekerja mandiri dilakukan melalui pemotongan rekening tabungan atau
pembayaran langsung. Pembayaran cost sharing yang harus dibayar pasien
dibayarkan langsung ke rumah sakit melalui ATM yang tersedia di rumah sakit
(Okimoto DI dan Yoshikawa A., 1993); (Yoshikawa A, Bhattacharya J, Vogt
WB, 1996); (Guy Carrin and Chris James, 2005); (Wawan Juswanto, 2008).
Fasilitas

Setiap fasilitas kesehatan di Jepang harus ikut asuransi. Setiap orang dapat
memilih fasilitas kesehatan dimanapun baik pemerintah maupun swasta hanya
dengan menunnjukkan kartu peserta asuransi. Peserta dapat memilih berobat
ke klinik atau ke rumah sakit dimanapun bahkan di luar wilayah tempat
tinggal karena pemerintah berprinsip saat seseorang sudah mau berobat ke
pelayanan kesehatan kenapa harus ditolak. Besarnya biaya pengobatan dan
perawatan sama saja baik di fasilitas pemerintah ataupun swasta. Pihak
asuransi dan pemda akan melakukan audit secara ketat untuk setiap klaim
asuransi karena mereka harus memastikan bahwa peserta asuransi menerima
pelayanan sesuai standar nasional yang tercantum juga dalam pedoman
asuransi kesehatan. Standar tersebut mencakup tenaga kesehatan, alat-alat
kesehatan dan obat-obatan. Biaya yang tidak tercantum dalam kalaim asuransi
akan ditanggung oleh pasien. Bila pasien tidak mampu menanggung biaya
tersebut maka pemerintah wajib menanggung biaya tersebut. Seorang dokter
yang ingin meresepkan obat di luar yang tercantum dalam pedoman asuransi
harus mendapat persetujuan dari komite medik karena semua alat dan obat
yang masuk di pedoman asuransi Jepang merupakan alat dan obat yang
berkualitas tinggi (Tetsuo Fukawa, 2002); (Guy Carrin and Chris James,
2005); (Wawan Juswanto, 2008).

B. Sistem Kefarmasian Jepang


Administrasi kefarmasian di Jepang diatur berdasarkan berbagai macam hukum
dan regulasi, yaitu :
Hukum Kefarmasian
Hukum Apoteker
Hukum Pembuatan Produk Farmasi dan Peralatan Medis
Hukum Tentang Keamanan Produk Penstabil Pasokan Darah
Hukum Kontrol Senyawa Beracun dan Merusak
Hukum Kontrol Narkotik dan Psikotropik
Hukum kontrol Ganja
Hukum Opium
Hukum Kontrol Stimulan (JPMA, 2012)

Tujuan dari Hukum Kefarmasian adalah untuk meningkatkan kesehatan


masyarakat melalui peraturan yang diperlukan untuk menjamin kualitas,
khasiat, dan keamanan obat, kuasi-obat, kosmetik, dan alat kesehatan, dan
melalui langkah-langkah untuk mempromosikan R & D obat dan alat kesehatan
yang terutama penting untuk tujuan pelayanan yang mencakup:
1. General Provisions
2. Prefectural Pharmaceutical Affairs Council
3. Farmasis
4. Manufacturers & Sertifikasi Pihak Ketiga
5. Retail sellers of drugs and retail sellers of medical devices
6. Standards and Gevorment Certification for Drugs
7. Handling of Drugs
8. Advertising of Drugs, Exception for biological products
9. Supervision, handling of designated drug substances, designation of
orphan drugs and orphan medical devices
10. Miscallaneous Provisions
11. Penal provisions
(JPMA, 2012)

C. Pricing dan Reimbursement System di Jepang


Biaya medis diatur oleh MHLW atas persetujuan Central Social
Insurance Medical Council (Chuikyo). Biaya dihtiung berdasarkan
Peraturan Perhitungan Biaya Pengobatan menurut Undang-Undang Asuransi
Kesehatan (No. 177 tahun 1958). Reimbursement system atau system
penggantian biaya medis di Jepang menggunakan istilah payment for
services system, di mana biaya medis dikeluarkan oleh asuransi kesehatan
kepada institusi kesehatan atas prosedur medis yang telah dilakukan.
Prosedur pengobatan seperti penggunaan injeksi, kebutuhan penggunaan
obat, dan daftar harga penggantian obat berada di bawah perizinan Asuransi
Kesehatan Nasional (National Health Insurance). Asuransi Kesehatan
Nasional (NHI) di Jepang membuat daftar harga obat yang dapat diganti
(reimbursed) oleh asuransi kesehatan kepada penyedia layanan kesehatan di
bawah program asuransi kesehatan yang kemudian ditetapkan oleh regulasi
untuk rumah sakit. Peraturan tersebut digunakan untuk menghitung biaya
layanan kesehatan sesuai dengan Undang-Undang Asuransi Kesehatan,
bahwa harga penggantian biaya medis untuk institusi kesehatan ditentukan
secara terpisah oleh Menteri Health, Labor, and Welfare (MHLW) (JPMA,
2012).
Obat yang diresepkan oleh dokter di rumah sakit yang bekerja sama
dengan asuransi kesehatan harus terdaftar dengan penggantian biaya
sebagaimana yang diamanatkan dalam sistem NHI. Beberapa jenis obat
seperti kontrasepsi oral, obat untuk disfungsi ereksi, obat penumbuh rambut,
dipasarkan tanpa penggantian biaya oleh NHI, karena tidak tercakup dalam
daftar penggantian biaya oleh NHI, sehingga pasien harus membayar sendiri
(out of the pocket). Prosedur penetapan harga di Jepang sangat kompleks
tetapi telah didokumentasikan dengan baik. Setelah harga awal ditetapkan,
penyesuaian obat didasarkan pada dua tipe kebijakan pemerintahan, yakni
pemerintah yang teratur merevisi harga semua obat resep. Selain itu,
pemerintah kadang-kadang mengubah harga obat berdasarkan perkiraan
penjualan asli, obat dengan indikasi tambahan yang telah disetujui dalam
peraturan, dan dalam beberapa kasus lainnya (JPMA, 2012).
Prosedur pembuatan penggantian obat NHI untuk resep obat baru

III.
PENUTUP
Sistem
asuransi
di Jepang
sudah diatur
melalui
perundang-undangan di negara tersebut dan dapat meng-cover lapisan
masyarakat di Jepang, seperti: pekerja pabrik, warga negara asli jepang, lansia,
dan warga negara asing yang berdomisili di Jepang. System kefarmasian di
Jepang juga merupakan percontohan karena sudah memiliki hukum dan
regulasi yang sesuai bagian kefarmasian masing-masing. System pembiayaan
di Jepang dikeluarkan oleh asuransi berdasarkan penggunaan atau pelayanan
kesehatan yang diberikan dan sesuai dengan undang-undang yang berlaku
dinegara tersebut.
IV. DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito, W., 2014, Sistem Kesehatan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Fukawa, T., 2002, Public Health Insurance in Japan, World Bank Institute,
Washington, D.C., U.S.A.

Guy Carrin and Chris James, 2005. Social Health Insurance: Key factors affecting
the transition towards universal coverage, World Health Organization
Geneva
Japan Pharmaceutical Manufacturers Association, 2012. Pharmaceutical
Administration and Regulations in Japan, Jepang.
Okimoto DI dan Yoshikawa A., 1993. Japans health system: Efficiency and
effectiveness in universalcare. Faulkner& Gray Inc. New York, USA
Thabrany Hasbullah, 2003. Social Health Insurance Implementation in Indonesia
Executive meeting on Development of Social Health Insurance in Indonesia.
Jakarta.
Tetsuo Fukawa, 2002. Public Health Insurance in Japan, World Bank Institute
Yoshikawa A, Bhattacharya J, Vogt WB, 1996. Health Economics of Japan.
University of Tokyo Press, Tokyo
Wawan Juswanto, 2008. Sistem, Proses dan Perkembangan Anggaran Pemerintah
Jepang. majalah inovasi online edisi Vol. 11 XX/Juli/2008
http://io.ppijepang.org/article.php?id=259

Anda mungkin juga menyukai