Anda di halaman 1dari 4

Gerakan Bumi dan Bulan

Rotasi Bumi

1. Rotasi bumi

Bumi berputar mengitari garis khayal yang disebut sumbu atau poros. Perputaran bumi pada
porosnya disebut rotasi. Sekali berotasi bumi membutuhkan waktu 24 jam, atau disebut satu hari.
Karena bumi berotasi maka daerah tertentu di permukaan bumi tidak terus-menerus menghadap
matahari. Bagian bumi yang menghadap matahari akan mengalami siang dan bagian lain yang
membelakangi matahari mengalami malam. Belahan bumi bagian timur lebih dahulu menghadap
matahari dibandingkan belahan bumi bagian barat. Oleh karena itu, orang yang tinggal di Irian Jaya
lebih dulu mengalami pagi dibandingkan orang yang tinggal di Kalimantan, apalagi orang yang tinggal
di Aceh. Bumi berevolusi pada garis eda

Perubahan Musim

r yang teratur. Garis edar ini disebut orbit. Satu tahun di bumi adalah waktu yang diperlukan bumi
untuk mengelilingi matahari pada orbitnya satu kali putaran, yaitu selama 365,25 hari. Waktu untuk
berevolusi disebut juga kala revolusi. Dengan demikian 1 tahun adalah 365 hari, dengan setiap 4
tahun sekali ada 366 hari yang disebut tahun kabisat. Pada tahun kabisat umur bulan Februari 29
hari.

2. Perubahan musim
Kemiringan sumbu bumi pada saat berotasi menyebabkan terjadinya perbedaan penyinaran cahaya
matahari. Hal ini mengakibatkan perbedaan lamanya siang dan malam serta menimbulkan
perbedaan musim di berbagai daerah di permukaan bumi. Sekitar tanggal 21 Juni belahan bumi
utara mengalami musim panas karena lebih condong ke arah matahari sehingga menerima cahaya
matahari lebih banyak. Sekitar tanggal 21 atau 22 Desember belahan bumi selatan mengalami
musim panas, sedangkan belahan bumi utara mengalami musim dingin. Saat belahan bumi condong
menjauhi matahari, belahan bumi tersebut mengalami musim dingin.

Skema Gerak Bulan

3. Gerakan bulan

Bulan berotasi pada porosnya, berevolusi mengitari bumi dan bersama-sama dengan bumi
mengelilingi matahari. Waktu yang dibutuhkan bulan untuk satu kali berevolusi sekitar 27,3 hari,
disebut kala revolusi sideris (satu bulan sideris). Tetapi karena bumi juga bergerak searah gerak
bulan, maka menurut pengamatan di bumi waktu yang dibutuhkan bulan untuk melakukan satu
putaran penuh menjadi lebih panjang dari kala revolusi sideris, yaitu sekitar29,5 hari. Kala revolusi
ini disebut kala revolusi sinodis (satu bulan sinodis). Kala revolusi sinodis dapat ditentukan melalui
pengamatan dari saat terjadinya bulan baru sampai bulan baru berikutnya. Satu bulan sinodis
digunakan sebagai dasar penanggalan Komariyah (penanggalan Islam). Jika kamu perhatikan dari
bumi, bentuk bulan ternyata tidak tetap. Suatu saat berbentuk bundar, setengah lingkaran, lebih
dari setengah lingkaran, seperti sabit, atau kadang-kadang tidak terlihat sama sekali. Bentuk bulan
yang berubah-ubah itu dikenal sebagai fase-fase bulan.

4. Fase-fase bulan

Fase-fase Bulan
Bulan tidak memancarkan cahaya sendiri, tetapi memantulkan cahaya yang diterima dari matahari.
Bagian bulan yang dapat kita lihat hanyalah bagian yang mendapat cahaya matahari dan dipantulkan
ke bumi. Karena bulan berevolusi, maka bagian bulan yang memantulkan cahaya matahari diterima
ke bumi berubah-ubah.

5. Gerhana matahari dan gerhana bulan

Bumi selalu berotasi pada porosnya dan berevolusi terhadap matahari. Sementara bulan berotasi
pada porosnya, berevolusi pada bumi, dan bersama-sama bumi mengitari matahari. Karena gerakan
ini, suatu saat bumi, bulan, dan matahari terletak pada satu garis lurus.

Skema Gerhana Matahari

a. Gerhana matahari, terjadi jika posisi bulan terletak antara bumi dan matahari, seperti. Akibatnya
bulan membentuk bayangan di bumi, sehingga orang yang tinggal di belahan bumi tersebut tidak
dapat melihat matahari. Ukuran bulan lebih kecil dari ukuran matahari, karena itu hanya sebagian
kecil permukaan bumi yang benar-benar ditutupi bayangan bulan dan sama sekali tidak
mendapatkan cahaya matahari. Daerah ini mengalami gerhana matahari total.

Skema Gerhana Bulan

b. Gerhana bulan, terjadi saat matahari, bumi, bulan terletak satu garis lurus. Saat gerhana bulan,
bumi terletak di antara matahari dan bulan, sehingga cahaya matahari mengenai bumi dan tidak
sampai di bulan. Akibatnya bulan tidak memantulkan cahaya sama sekali ke bumi. Keadaan ini
disebut gerhana bulan

Sumber :
Elok Sudibyo, dkk. 2008 BSE Mari Belajar IPA kelas 9. Jakarta Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional

Gambar dari Google Images

Anda mungkin juga menyukai