Anda di halaman 1dari 4

NIM : 165080607111018

KELAS : I02
NAMA : MUH SOFIYAN HAWARI
____________________________________________________________________
Permasalah Perbatasan Indonesia dengan Timor Leste dan Australia

Indonesia Timor Australia


Perairan antara Indonesia dan Australia adalah wilayah yang luas, membentang sekitar 2.100 mil laut dari
Selat Torres hingga kejadian P.Chrismas. Perjanjian maritim yang disepakati dan disepakati antara
Indonesia dan Australia sangat menarik bagi perkembangannya, seperti yang diterapkan dengan baik
sebelum berlakunya UNCLOS '82 (menggunakan Konvensi Jenewa 1958) dan akhirnya. Kesepakatan yang
mapan juga menarik karena ada negara Timor-Leste yang merdeka sehingga ada sebuah perjanjian
(Perjanjian Celah Timor) yang tidak berlaku dan batas maritim yang ada harus dinegosiasi ulang dengan
cara trilateral antara RI-Timor-Leste dan Australia.

Secara garis besar wilayah Indonesia-Australia terbagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu:
Perjanjian pada tanggal 18 Mei 1971 tentang Batas Landas Kontinen di kota-kota selatan Papua dan Laut
Arafura.
Perjanjian pada tanggal 9 Oktober 1972 tentang Batas Landas Kontinen di wilayah Laut Timor dan Laut
Arafura.
Perjanjian Silitim pada tanggal 14 Maret 1997 yang mencakup ZEE dan Australian Continental Border of
Australia dari suara selatan P.Jawa termasuk maritim di P.Ashmore dan P.Chrismas.
Pada tanggal 9 September 1989 telah sepakat untuk membagi celah Timor yang terbagi menjadi 3 wilayah
(A, B dan C) di Zona yang disebut "Zona Kerjasama". Perjanjian Timor Gab ini efektif mulai tanggal 9
Februari 1991, kesepakatan ini juga tidak memiliki kesepakatan yang ada, namun dengan independensi
Timor Leste secara otomatis menjadi tidak berlaku lagi.

Masalah Umum:
Perjanjian Ringkas RI-Australia yang mencakup kesepakatan batas landas kontinen dan batas Zona
Ekonomi Eksklusif (ZEE) berdasarkan Perjanjian RI-Australia yang ditandatangani pada tanggal 14 Maret
1997. Batas Indonesia-Australia yang baru, di sekitar wilayah Celah Timor harus dibahas di Timor Leste
kolektif.
Ketegangan RI-Australia menguatkan hal ini. Ada potensi konflik terbuka antara Jakarta dan
Canberra. Pasalnya, meningkatnya kekuatan armada perang di dekat nuansa Australia, sudah tidak ada
wacana lagi. TNI mengatakan beberapa kapal perang telah dipindahkan ke Australia. Selain itu, pesawat
tempur tambahan kini juga disiagakan oleh armada kapal pencegat yang menghalangi masuknya kapal-
kapal Australia ke dalam suara Indonesia. Pertama, potensi terjadinya perang terbuka antara Indonesia dan
Australia sangat mungkin terjadi. Kapan? Bergantung pada situasinya, apakah masalah untuk membangun
permusuhan akan cepat atau lambat. Juru bicara Angkatan Laut dan Angkatan Udara Indonesia, armada
perang Indonesia mendekati Australia. Kapal perang telah dipindahkan ke Australia. Lalu tempur lagi, sudah
disiagakan. Jadi sebenarnya, ketegangan permusuhan Indonesia terhadap Australia telah direbus.
Pertarungan armada oleh pihak Indonesia bisa diartikan sebagai tantangan baru bagi Australia. Dan jika
Australia juga menerima tantangan, perang laut dan udara terbuka, mau tidak mau tak terelakkan lagi. Jika
tidak, kesalahan itu hanyalah perang perang psikologis (psy war) saja.
Pembentukan negara bagian Timor Leste sebagai negara merdeka, menyebabkan terbentuknya
perbatasan baru antara Indonesia dan negara timor leste. Negosiasi batas tanah dan laut antara RI dan
Timor Leste telah dilakukan dan masih berlangsung. Pertemuan Pertama Komite Perbatasan Bersama
Indonesia-Timor Leste diadakan pada tanggal 18-19 Desember 2002 di Jakarta. Pada tahap ini disepakati
bahwa penentuan batas tanah akan menjadi deliniasi dan demarkasi, dilanjutkan dengan negosiasi batas
laut. Kemudian negosiasi Joint Border Committee kedua diadakan di Dilli, pada bulan Juli 2003.

Masalah Umum:
Saat ini sejumlah orang Timor leste yang berada di perbatasan masih menggunakan rupiah, bahasa
Indonesia, dan berinteraksi secara sosial dan budaya dengan masyarakat Indonesia. Kesetaraan budaya
dan ikatan keluarga antara penduduk desa di kedua sisi perbatasan, dapat menyebabkan klaim terhadap
hak tradisional, dapat berkembang menjadi masalah yang lebih kompleks. Selain itu, kehadiran pengungsi
Timor Leste yang tetap berada di wilayah Indonesia dalam jumlah banyak berpotensi menjadi isu
perbatasan di masa depan.Timur Leste berada di Timur Laut Indonesia. Secara geografis negara ini berada
di 060. 51 "LU dan 1350.50" BT. Mereka adalah negara kepulauan dengan luas daratan 500 km2.
Berdasarkan konstitusi 1979, Republik Palau memiliki yurisdiksi dan kedaulatan di perairan pedalaman dan
Laut Teritorial sampai 200 mil laut. Diukur dari garis lurus nusantara yang mengelilingi nusantara.

Masalah Umum:
Palau memiliki Zona Perikanan yang luas yang berdekatan dengan Zona Perikanan Eksklusif, yang berjarak
200 mil laut yang diukur dari garis dasar. Hal ini mengakibatkan tumpang tindih antara ZEE Indonesia dan
Zona Perikanan Palau yang diperluas. Dengan demikian, perlu bernegosiasi antara kedua negara untuk
menyetujui batas ZEE.

Timor-Leste ditekan untuk menyetujui penyatukan Greater Sunrise dan membagi hasil dengan
Australia. Berdasarkan penekanan ini dibuatlah suatu dokumen penyatuan yang dinamakan International
Unitisation Agreement (IUA) dimana Timor-Leste akan dipaksa untuk menyetujui diberikannya 79.9% % dari
produksi minyak di ladang Greater Sunrise kepada Australia dan Timor-Leste hanya mendapatkan 20.1%.
Padahal kalau garis batas equidistance ditarik maka kemungkinan bahwa semua hasil merupakan milik
Timor-Leste sangatlah besar.
Pemerintah Australia dan Parlemen-nya telah menandatangani dan meratfikasi IUA, dan memaksa Timor-
Leste untuk menyetujuinya, dan pemerintah kita sendiri telah menandatanganinya. Sekarang harapan kita
hanya bertumpuh pada Parlemen agar melakukan perubahan terlebih dahulu sebelum meratifikasi IUA
tersebut, karena bisa saja menguntungkan Australia dan memaksa kita untuk tidak mematok batas laut kita
atau menunda hingga beberapa puluh tahun mendatang.
Dengan demikian upaya Timor Leste dalam penyelesaian batas wilayah laut dengan Australia bisa
dikatakan gagal. Karena upaya pemerintah Timor Leste gagal mencapai pemufakatan dalam penyelesaian
wilayah batas yang disebabkan adanya perbedaan persepsi tentang penyelesaian sengketa di wilayah
greater sunrise, yang juga menimbulkan latarbelakang politik di Timor Leste akibatnya penyelesaian tidak
menjadi prioritas utama pemerintah Timor Leste dan Australia berusaha menunda pemufakatan dalam
penyelesaian batas wilayah laut di wilayah greater sunrise, dengan demikian Australia tetap mengeksplorasi
dan mengeksploitasi di daerah atau wilayah tersebut.
Daftar Pustaka

Raimundo.2013.Upaya Timor Leste Dalam Menyelesaikan Batas Wilayah Laut dengan Australia. Yogyakarta : UPN

https://ayuriesa.wordpress.com/2013/06/20/1-perbatasan-wilayah-negara-ri-perjanjian-dan-permasalahan-
yang-ada. Diakses pada 4 November 2017

Anda mungkin juga menyukai