Anda di halaman 1dari 1

ABSTRAK

Tujuan: Mengkaji khasiat monoterapi dengan menggunakan obat tetes tacrolimus versus
sodium cromoglycate untuk pengobatan vernal keratoconjunctivitis (VKC).

Metode: Uji coba terkontrol double-masked acak membandingkan keampuhannya


dari tacrolimus 0,03% tetes mata t.i.d. (Kelompok 1) dengan sodium cromoglycate 4% mata
tetes t.i.d. (Kelompok 2) untuk kontrol simtomatik VKC pada hari ke 0, 15, 30, 45, dan
90 tindak lanjut Ketajaman visual, tekanan intraokular, dan komplikasi lainnya adalah
dievaluasi untuk menilai keamanan dan efek samping.

Hasil: Total 16 pasien disertakan, dengan 8 terdaftar di setiap kelompok. Dua


pasien dari kelompok 2 dikeluarkan dari analisis pada hari ke 45 dan 90 karena
penggunaan kortikosteroid Sebagian besar pasien adalah laki-laki (81,8%) dan diberi limbal
VKC (56,3%). Ada perbedaan yang signifikan secara statistik yang mendukung tacrolimus di Indonesia
skor keparahan berikut: gatal pada hari ke 90 (p = 0,001); sensasi tubuh asing
pada hari ke 15 (p = 0,042); fotofobia pada hari ke 30 (p = 0,041); keratitis pada hari ke 30 (p = 0,048);
dan aktivitas limbal pada hari ke 15 (p = 0,011), 30 (p = 0,007), dan 45 (p = 0,015). Tidak relevan
Efek samping dilaporkan, kecuali sensasi terbakar dengan tacrolimus,
meskipun hal ini tidak kompromi kepatuhan pengobatan.

Kesimpulan: Pengobatan dengan tacrolimus lebih unggul dari sodium cromoglycate


ketika membandingkan skor keparahan untuk gejala gatal, sensasi benda asing,
dan fotofobia, serta tanda-tanda aktivitas inflamasi limbal dan keratitis.
Kata kunci: Konjungtivitis; Alergi; Agen anti-alergi; Tacrolimus; Ophthalmic
solusi; Natrium Cromolyn

Anda mungkin juga menyukai