LP Ok
LP Ok
KEPERAWATAN PERIOPERATIF
Oleh: Tri Mariha
NPM :1206237340
Fase pra operasi dimulai ketika pasien, atau orang yang bertanggung jawab atas pasien,
diinformasikan tentang kebutuhan operasi pada diri pasien dan pemberian keputusan
untuk menyetuju prosedur pembedahan. Fase ini berakhir ketika pasien dipindahkan ke
tempat tidur ruang operasi (Goodman & Spry, 2016). Pada fase pra operasi, harus
dilaksanakan persiapan fisik dan psikologis pada pasien untuk menghadapi operasi.
Pada kegawatdaruratan, fase ini berjalan cepat sehingga pemeriksaan pra operasi sering
kali tidak cukup dan fase ini tidak disadari oleh pasien.
Riwayat kesehatan fisik pasien yang perlu diperiksa antara lain riwayat medis,
riwayat pembedahan dan pembiusan yang pernah dijalani, penyakit atau luka
serius, nyeri, penyakit kronis, usia lanjut, dan riwayat medikasi. Riwayat
medis digunakan untuk mengkaji pemahaman pasien dan keluarga tentang
pembedahan yang akan dijalani sehingga dapat membantu perawat
menentukan kebutuhan edukasi pada klien agar klien lebih tenang dalam
menghadapi operasi. Riwayat pembedahan dan pembiusan dikaji untuk
mengetahui apakan terdapat reaksi yang tidak diinginkan dari diri pasien
sehingga pada pembedahan sekarang hal tersebut dapat diantisipasi.
Pengkajian penyakit atau luka serius meliputi riwayat Alergi, Bleeding
tendency, Cortison or steroid use, Diabetes mellitus, dan Emboli (ABCDE).
Pengkajian fisik pra operasi dilakukan pada semua pasien yang akan menjalani
operasi untuk mengidentifikasi status kesehatan saat ini sebagai dasar untuk
pembanding selama dan setelah pembedahan. Pengkajian fisik pra operasi
dilakukan dengan mengkaji terlebih dahulu bagian tubuh yang akan dioperasi
dan catat temuan yang tidak lazim. Kemudian kaji bagian tubuh secara umum.
Dokumentasikan semua temuan yang tidak lazim dan komunikasikan dengan
tim bedah (Black & Hawks, 2014).
Pengkajian kesehatan psikologis yang perlu dikaji pada fase pra operasi adalah
keyakinan dan budaya terkait pembedahan, kemampuan menoleransi stres
perioperatif, kebiasaan gaya hidup, dan riwayat sosial. Kemampuan menolerir
stres perlu dikaji karena selama periode perioperatif terdapat banyak stressor
fisiologis, seperti nyeri, kerusakan jaringan, anestesi, demam,dan imobilisasi,
yang akan mempengaruhi stres psikologis, Gaya hidup yang malas bergerak
dapat menyebabkan komplikasi pembedahan. Riwayat sosial seperti tuntutan
pekerjaan dapat membantu perawat dalam merenanakan asuhan keperawatan.
Perawatan kulit pra operasi meliputi mandi pada malam sebelum operasi
dan pencukuran jika diperlukan. Bagian tubuh yang akan dioperasi
dibersihkan pada malam sebelum operasi dengan sabun dan air atau cairan
antimikroba untuk mengurangi mikroba yang ada di kulit. Pencukuran
dilakukan untuk mengindari terjadinya infeksi pada daerah yang
dilakukan pembedahan karena rambut dapat menjadi area berkumpulnya
kuman. Pencukuran di area pubis biasanya dilakukan jika operasi berada
di daerah sekitar perut dan paha, misalnya apendiktomi, hernitommi,
uretrholithiasis, dan sebagainya.
c) Edukasi Kesehatan
Tim pembedahan terdiri dari sekelompok tenaga kesehatan yang terdiri dari
dokter bedah, dokter anastesi, perawat. Dokter bedah menjadiketua tim dan
mengambil keputusan terkait prosedur bedah. Dokter anastesi mempertahankan
jalan napas, memastikan pertukaran gas yang adekuat, dan memonitor sirulasi dan
respirasi. Peran perawat pada periode perioperatif antara lain:
a) Perawat Sirkulator
Perawat sirkulator memeriksa klien sebelum operasi, merencanakan tindakan
keperawatan yang optimal selama operasi, mengoordinasikan semua personel
di ruang operasi, dan memonitor personel yang tidak berlisensi serta cost
compliance yang berhubungan dengan prosedur di ruang operasi. Perawat
sirkulator tidak memakai pakaian steril dan dapat keluar masuk ruang operasi.
Berikut tugas spesifik perawat sirkulator:
Memastikan semua peralatan dapat bekerja dengan baik
Menjamin alat yang dipakai steril dan menjamin kesediaan alat tersebut
Memonitor ruangan dan tim dari pelanggaran teknik steril
Membantu tim anestesi dengan induksi dan monitoring fisiologis
Mengurus spesimen
Berkordinasi dengan departemen lain jika diperlukan, misalnya radiologi
Mencatat perawatan yang diberikan
Meminimalkan percakapan dan hambatan di ruang operasi
b) Perawat Scrub
Perawat scrub bertugas mempersiapkan semua peralatan yang diperlukan
untuk prosedur, semua peralatan steril, mempertahankan kondisi steril pada
area steril, mengurus peralatan dan persediaannya selama operasi, dan
membersihkannya jika operasi telah selesai. Selamat pembedahan, perawat
scrub bersama perawat sirkulator harus menghitung jumlah peralatan sebelum
dan sesudah operasi.
c) Registered Nurse First Assistant (RNFA)
RNFA merupakan perawat berpengalaman dan telah menjalani pendidikan
khusus. RFNA bekerja dengan dokter bedah utama selama operasi. Tugasnya
antara lain menggunakan instrumen untuk memegang dan memotong, retraksi
dan menangani jaringan, menjahit.
d) Certified Registered Nurse Anesthetist (CRNA)
CRNA adalah perawat yang bertugas khusus memasukkan obat anestesi
a) Masalah Keperawatan
1. Mengatur posisi klien, posis iklien tidak boleh menghalangi respirasi dan
sirkulasi, tidak boleh memberikan penekanan yang besar pada kulit, dan
tidak boleh membatasi area yang terekspos untuk operasi. Faktor yang
dipertimbangkan dalam pemberian posisi adalah tempat operasi, umur dan
ukuran tubuh klien, tipe anastesi yang dipakai, dan nyeri yang dirasakan
jika bergerak seperti karena artritis.
Referensi
Black, J.M & Hawks, J. H. (2014). Keperwatan medikal bedah. Jakarta: Salemba Media
Goodman, T & Spry, C. (2016). Essentials of perioperative nursing. 6th edition. Burlington:
Jones & Barlett Learning
Ignatavicius, D.D Workman, M.L. (2013). Medical-surgical nursing: Patient centered
collaborative care. Missouri: Elsevier Mosby.
Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle, J.L., & Cheever, K.H. (2010). Brunner & suddarths
textbook of medical surgical nursing. 12th edition. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins