Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

NACHITA PUTRI, 1206219016


KOLELITIASIS (BATU EMPEDU)

1. Anatomi dan Fisiologi

Kandung empedu (vesika felea) merupakan organ berbentuk seperti buah pir,
berongga dan menyerupai kantong dengan panjang 7,5 hingga 10 cm. Terletak
dalam suatu cekungan yang dangkal pada permukaan inferior hari dimana organ
tersebut terikat pada hati oleh jaringan ikat yang longgar. Kapasitas kandung
empedu adalah 30-50 ml empedu. Dindingnya terutama tersusun dari otot polos.
Kandung empedu dihubungkan dengan duktus koledokus (common bile duct)
lewat duktus sistikus (cystic duct) (Smeltzer et al, 2010).

Kandung empedu berfungsi untuk menampung empedu yang disekresikan oleh


hati. Empedu kemudian disimpan dan dipekatkan di kandung empedu diantara
waktu makan. Setelah makan, empedu masuk ke duodenum akibat efek kombinasi
pengosongan kandung empedu dan peningkatan sekresi empedu oleh hati.
Empedu secara terus-menerus disekresikan oleh hati dan dialihkan ke kandung
empedu diantara waktu makan. Jumlah empedu yang disekresikan per hari sekitar
250 ml sampai 1 liter bergantung pada derajat perangsangan (Sheerwood, 2010).

Empedu mengandung beberapa konstituen organic, yaitu garam empedu,


kolesterol, lesitin dan bilirubin, semuanya merupakan hasil dari aktivitas
hepatosit. Empedu tidak mengandung enzim pencernaan apapun, namun sangat
penting dalam pencernaan dan penyerapan lemak, terutama melalui aktivitas
garam empedu. Setelah ikut serta dalam pencernaan dan penyerapan lemak,
sebagian besar empedu diserap kembali ke dalam darah oleh mekanisme transpor
aktif khusus yang terletak di ileum terminal. Dari sini, empedu dikembalikan ke
sistem porta hati, yang meresekresikannya ke dalam kantung empedu. Sirkulasi
daur ulang empedu ini antara usus halus dan hati disebut sirkulasi enterohepatik
(Sherwood, 2010).

2. Definisi, Faktor Risiko, dan Etiologi Penyakit

a. Definisi

Kolelitiasis merupakan adanya batu di kandung empedu atau saluran kandung


empedu yang pada umumnya komposisi utamanya adalah kolesterol
(Williams, 2003). Menurut gambaran makroskopik dan komposisi kimianya,
batu empedu dibagi menjadi 3 macam yaitu, batu kolesterol, batu pigmen dan
batu campuran (Black & Hawks, 2014).

b. Faktor Risiko dan Etiologi dalam Black & Hawks (2014) :

1. Usia

2. Kehamilan

3. Diet pengurangan berat badan

4. Cedera saraf spinal

5. Konsumsi kolesterol berlebih

6. Infeksi jaringan

7. Bakteri e.coli dan s.faecalis

8. Genetik, dimana prevalensi yang terjadi pada keturunan amerika lebih


tinggi dari pada asia.

3. Manisfestasi Klinis

Kolelitiasis sebagian besar kasusnya bersifat asimtomatik (tanpa tanda dan gejala),
dan seringnya timbul tanda dan gejala jika sudah berkembang ke komplikasi.
Tanda dan gejala yang dapat timbul dalam Wim de Jong (2005) meliputi :

a. Nyeri tekan kuadran kanan atas atau midepigastrik samar yang menjalar ke
punggung atau region bahu kanan.

b. Nyeri bersifat kolik atau persisten

c. Mual dan muntah serta demam

d. Ikterus pada membran mukosa dan kulit


e. Perubahan warna urine dan feses, dimana urine menjadi sangat gelap dan feses
tampak kelabu.

f. Flatus dan sendawa

g. Mengganggu absorbpsi vitamin A,D,E,dan K, sehingga penderita dapat


menunjukan gejala kekurangan vitamin tersebut.

4. Patofisiologi (WOC/ Mind Map)

5. Komplikasi

Komplikasi batu empedu dapat berupa obstruksi duktus bilier, kolangitis


(peradangan duktus empedu), pangkreatitis (peradangan pada pangkreas),
kolesistitis (peradangan kandung empedu), sepsis hingga kematian (Black &
Hawks, 2014).

6. Pengkajian, dalam Black & Hawks (2014).

a. Wawancara riwayat kesehatan terkait keluhan utama masalah metabolik


umum, yaitu
1. Nyeri
Lokasi, durasi, penyebaran nyeri dan faktor spesifik yang memperburuk
atau meringankan nyeri.
2. Infeksi atau inflamasi
Lokasi, durasi nyeri, demam/ menggigil, lokasi operasi, waktu yang
memperburuk . Jika ada cairan kaji bau, warna, jumlah, peningkatan,
penurunan, konsistensi.
3. Manifestasi gastrointestinal
Nafsu makan, perubahan nafsu makan, intoleransi makanan, penggunaan
antacid, faktor yang memperburuk atau meringankan, perubahan berat
badan. Kaji kebiasaan buang air besar yaitu seperti perubahan sekarang,
berdarah, diare, konstipasi, pemakaian laksatif, warna dan konsistensi. Jika
ada mual dan muntah, kaji durasi, penampakan, jumlah, faktor yang
memperberat atau meringankan.
4. Perubahan kulit
Kaji adanya luka tak sembuh, pitting edema, cairan di kulit, kondisi kulit
sebelumnya, masalah citra tubuh, perubahan tekstur dan distribusi rambut.
Kaji masalah pertumbuhan seperti keterlambatan, kelebihan, tumbuh tidak
normal,onset pubertas.
5. Manifestasi vaskular
Kaji adanya mudah memar, frekuensi mimisan, asites, udema tungkai,
perubahan tanda-tanda vital.
6. Perubahan mental atau indra
Riwayat sakit saraf, perubahan minat dan status mental, dan onset depresi.
Kaji fungsi neurologis berupa gangguan kesadaran, penyebaran nyeri,
tremor, mati rasa dan kesemutan.
7. Manifestasi visual
Perubahan penglihatan sekarang, apakah memengaruhi aktivitas sehari-
hari, masalah penilaian terhadap tubuh.
8. Perubahan sistem perkemihan/ reproduksi
Kaji perubahan bertahap atau tiba-tiba, warna urin, frekuensi berkemih,
riwayat batu ginjal, ketidakteraturan menstruasi, riwayat operasi baru-baru
ini, reaksi seksual apakah mempengaruhi aktivitas sehari-hari.

b. Pemeriksaan Fisik
Pengkajian meliputi status kesehatan umum dan status nutrisi sekaligus
keadaan kulit, kepala, leher, toraks, abdomen, ektremitas atas dan bawah serta
genitalia.
1. Inspeksi
- Warna kulit
Normal : Sama atau lebih terang dari bagian tubuh lain
Abnormal : Kemerahan, sianosis, jaundis, lesi, ekimosis, atau hematoma
- Mata
Normal : Sklera berwarna putih
Abnormal : Sklera berwarna kuning
- Permukaan dan Bentuk abdomen
Normal : Halus, datar, buncit
Abnormal : Ketat, mengkilat, kempes, vena menonjol, distensi, asimetris,
massa
- Daerah rectum
Normal : Tidak ada dilatasi vena (hemoroid)
Abnormal : Ada dilatasi vena (hemoroid)
- Status nutrisi umum berat badan dan observasi asites
Normal : Sesuai dengan tinggi dan perkembangan
Abnormal : Obesitas atau malnutrisi
2. Auskultasi
Tempelkan stetoskop (yang dihangatkan) di salah satu bagian di kuadran
atas tubuh, dengarkan suara vakular atau gesekan yang kasar.
Normal : Tidak ada suara vena dan gesekan
Abnormal : Ada suara dengung vena
3. Perkusi
- Abdomen, catat suara perkusi di keempat kuadran
Normal : Timpani di semua abdomen, empedu, intestinum dan aorta,
pekak di hepar, limpa, pancreas, ginjal dan uterus.
Abnormal : Pekak pada organ yang membesar mengindikasikan perlunya
pengkajian lebih lanjut tentang asites.
- Hati, rentang perkusi ke atas dari bawah umbilical klien di linea
midklavikuler (MCL) kanan sampai suara pekak terdengar. Tandai
daerah ini. Kemudian perkusi ke bawah dari suara sonor paru d MCL
kanan sampai suara pekak terdengar. Ukurlah jarak antara dua tanda
ini.
Normal : Ukuran hati adalah 6-12 cm, tidak ada nyeri
Abnormal : Ukuran hati lebih dari 12 cm
- Catat apakah empuk, lunak, atau keras, halus atau nodular
Normal : Sedikit empuk, lembut, dan permukaannya halus.
Abnormal : Nodular, keras
- Limpa, catat ukurannya, perkusi ke bawah disebelah linea aksilaris
posterior sinistra, dimulai dari suara sonor sampai suara pekak
terdengar.
Normal : Pekak diantara kosta 6-10
Abnormal : Suara pekak memanjang dari atas kosta ke-6 atau pada area
yang luas mengindikasikan adanya pembesaran .
4. Palpasi
Gunakan permukaan palmar sepanjang jari tangan.
- Hati, palpasi secara lembut dibagian kanan, kemudian palpasi lebih
dalam
Normal : tidak empuk, tidak nyeri, tidak ada massa
Abnormal : Rigid, nodul, dan pembesaran
- Limpa, catat, jika limpa dapat diperkusi, lebih baik tidak dipalpasi,
palpasi dengan lembut disebelah kiri, distal ke midclavikuler (MCL).
Normal : Tidak empuk, tidak nyeri, tidak ada massa
Abnormal : Rigid, nodul, dan pembesaran.

c. Uji Diagnostik
1. Uji fungsi endokrin non invasif
- CT Scan, USG, MRI, Rontgen, Angiografi
2. Uji fungsi metabolik
- USG abdominal
- Radiografi
- Computed Tomography (CT)
3. Uji fungsi endokrin invasif
- Angiografi
- Pengukuran tekanan vena porta
- Biopsy
4. Uji laboratorium

- Tes fungsi metabolik

7. Masalah keperawatan dan diagnosis yang mungkin muncul (Black & Hawks,
2014)

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis: obstruksi atau spasme
duktus, proses inflamasi, iskemia jaringan atau nekrosis.
b. Resiko ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan muntah
c. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (inflamasi)
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
tidak adekuatnya intake nutrisi.
e. Risiko infeksi berhubungan dengan luka pasca operasi kolesistektomi
f. Cemas berhubungan dengan rencana operasi kolesistektomi
g. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan perubahan pola diet akibat
perubahan fungsi kandung empedu .
8. Prioritas Diagnosis
a. Pasien Pra Bedah
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis: obstruksi atau
spasme duktus, proses inflamasi, iskemia jaringan atau nekrosis.
2. Cemas berhubungan dengan rencana operasi kolesistektomi

3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan perubahan pola diet akibat


perubahan fungsi kandung empedu .

9. Treatment Pengobatan dan Terapi Medikasi dalam Black & Hawks (2014)

a. Pendekatan nonbedah untuk menghilangkan batu

1. Endoskopi
2. Pelarut batu empedu yaitu obat oral senodiol atau chenodeoxycholic acis
(CDCA)

3. Extracorporeal Shock Wave Lithotripsyn (ESWL)

b. Pendekatan bedah yaitu kolesistektomi.

c. Terapi medikasi berupa obat nyeri

Referensi
Black, J.M., & Hawks, J.H. 2014. Keperawatan Medikal Bedah: manajemen klinis untuk
hasil yang diharapkan. 8th Ed. Vol I. Singapore: Elsevier
Bulechek, G. M., Butcher, H. K., & Dochterman, J. M. (2013). Nursing interventions
classification (NIC), 6th edition. St. Louis: Elsevier Mosby.

Herdman, T.H & Kamitsuru, S. (Eds). (2014). NANDA international nursing diagnoses:
Definitions & classification. Oxford: Wiley Blackwell.

Moorhead, S., Johson, M., Maas, M.L., & Swanson, E. (2013). Nursing outcomes
classification (NOC) 5th Ed. United Kingdom: Elsevier Inc.

Sherwood, Lauralee. (2010). Human physiology: From cells to systems. 5 California: Brooks/
Cole-Thomson Learning, Inc.
Smeltzer, S.C., et al. (2010). Brunner & suddarths textbook of medical surgical nursing. 12th
edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins
10. Rencana Asuhan Keperawatan (NANDA, NIC dan NOC)

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera NOC NIC


biologis: obstruksi atau spasme duktus, - Pain Level Pain Management
proses inflamasi, iskemia jaringan atau - Pain Control - Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Comfort level termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
nekrosis.
Kriteria hasil kualitas, dan faktor presipitasi
- Mampu mengontrol nyeri (tahu - Observasi reaksi nonverbal dari
penyebab nyeri, mampu menggunakan ketidaknyamanan
teknik nonfarmakologi mengurangi - Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
nyeri, mencari bantuan) mengetahui pengalaman nyeri pasien
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang - Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
dengan menggunakan manajemen nyeri - Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
- Mampu mengenali nyeri (skala, nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan
intensitas, frekuensi) kebisingan.
- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri - Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi
berkurang atau nonfarmakologi)
- Ajarkan teknik mengurangi nyeri non
farmakologi.
- Kolaborasi pemberian analgesic
- Evaluasi keefektifan kontrol nyeri.

2. Cemas berhubungan dengan rencana operasi NOC NIC


kolesistektomi - Anxiety level Anxiety Reduction
- Sosial anxiety level - Gunakan pendekatan yang menenangkan
Kriteria hasil - Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku
- Klien mampu mengidentifikasi dan pasien
mengungkapkan gejala cemas - Jelaskan semua prosedur dan apa yang akan
- Mengidentifikasi, mengungkapkan dan dirasakan selama prosedur
menunjukan teknik untuk mengontrol - Dengarkan dengan penuh perhatian
cemas - Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan,
- Tanda-tanda vital dalam batas normal ketakutan dan persepsi
- Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa - Instruksikan pasien untuk menggunakan teknik
tubuh dan tingkat aktivitas menunjukan relaksasi.
berkurangnya kecemasan. - Bila perlu, kolaborasi pemberian obat untuk
mengurangi kecemasan.
3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan NOC NIC
perubahan pola diet akibat perubahan fungsi - Knowledge : Disease process Teaching disease process
kandung empedu . - Knowledge : Health Behavior - Berikan penilaian terhadap tingkat pengetahuan
Kriteria hasil pasien tentang proses penyakit yang spesifik.
- Pasien dan keluarga menyatakan - Jelaskan patofisiologi dari penyakit
pemahaman tentang penyakit dan - Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul
perilaku sehat (diet) kolelitiasis pada penyakit
- Pasien dan keluarga mampu - Diskusikan perubahan gaya hidup (pola diet)
melaksanakan prosedur yang dijelaskan yang diperlukan untuk mencegah komplikasi
secara benar
- Pasien dan keluarga mampu
menjelaskan kembali apa yang
dijelaskan perawat.

Anda mungkin juga menyukai