LP Kolelitiasis Nachita
LP Kolelitiasis Nachita
Kandung empedu (vesika felea) merupakan organ berbentuk seperti buah pir,
berongga dan menyerupai kantong dengan panjang 7,5 hingga 10 cm. Terletak
dalam suatu cekungan yang dangkal pada permukaan inferior hari dimana organ
tersebut terikat pada hati oleh jaringan ikat yang longgar. Kapasitas kandung
empedu adalah 30-50 ml empedu. Dindingnya terutama tersusun dari otot polos.
Kandung empedu dihubungkan dengan duktus koledokus (common bile duct)
lewat duktus sistikus (cystic duct) (Smeltzer et al, 2010).
a. Definisi
1. Usia
2. Kehamilan
6. Infeksi jaringan
3. Manisfestasi Klinis
Kolelitiasis sebagian besar kasusnya bersifat asimtomatik (tanpa tanda dan gejala),
dan seringnya timbul tanda dan gejala jika sudah berkembang ke komplikasi.
Tanda dan gejala yang dapat timbul dalam Wim de Jong (2005) meliputi :
a. Nyeri tekan kuadran kanan atas atau midepigastrik samar yang menjalar ke
punggung atau region bahu kanan.
5. Komplikasi
b. Pemeriksaan Fisik
Pengkajian meliputi status kesehatan umum dan status nutrisi sekaligus
keadaan kulit, kepala, leher, toraks, abdomen, ektremitas atas dan bawah serta
genitalia.
1. Inspeksi
- Warna kulit
Normal : Sama atau lebih terang dari bagian tubuh lain
Abnormal : Kemerahan, sianosis, jaundis, lesi, ekimosis, atau hematoma
- Mata
Normal : Sklera berwarna putih
Abnormal : Sklera berwarna kuning
- Permukaan dan Bentuk abdomen
Normal : Halus, datar, buncit
Abnormal : Ketat, mengkilat, kempes, vena menonjol, distensi, asimetris,
massa
- Daerah rectum
Normal : Tidak ada dilatasi vena (hemoroid)
Abnormal : Ada dilatasi vena (hemoroid)
- Status nutrisi umum berat badan dan observasi asites
Normal : Sesuai dengan tinggi dan perkembangan
Abnormal : Obesitas atau malnutrisi
2. Auskultasi
Tempelkan stetoskop (yang dihangatkan) di salah satu bagian di kuadran
atas tubuh, dengarkan suara vakular atau gesekan yang kasar.
Normal : Tidak ada suara vena dan gesekan
Abnormal : Ada suara dengung vena
3. Perkusi
- Abdomen, catat suara perkusi di keempat kuadran
Normal : Timpani di semua abdomen, empedu, intestinum dan aorta,
pekak di hepar, limpa, pancreas, ginjal dan uterus.
Abnormal : Pekak pada organ yang membesar mengindikasikan perlunya
pengkajian lebih lanjut tentang asites.
- Hati, rentang perkusi ke atas dari bawah umbilical klien di linea
midklavikuler (MCL) kanan sampai suara pekak terdengar. Tandai
daerah ini. Kemudian perkusi ke bawah dari suara sonor paru d MCL
kanan sampai suara pekak terdengar. Ukurlah jarak antara dua tanda
ini.
Normal : Ukuran hati adalah 6-12 cm, tidak ada nyeri
Abnormal : Ukuran hati lebih dari 12 cm
- Catat apakah empuk, lunak, atau keras, halus atau nodular
Normal : Sedikit empuk, lembut, dan permukaannya halus.
Abnormal : Nodular, keras
- Limpa, catat ukurannya, perkusi ke bawah disebelah linea aksilaris
posterior sinistra, dimulai dari suara sonor sampai suara pekak
terdengar.
Normal : Pekak diantara kosta 6-10
Abnormal : Suara pekak memanjang dari atas kosta ke-6 atau pada area
yang luas mengindikasikan adanya pembesaran .
4. Palpasi
Gunakan permukaan palmar sepanjang jari tangan.
- Hati, palpasi secara lembut dibagian kanan, kemudian palpasi lebih
dalam
Normal : tidak empuk, tidak nyeri, tidak ada massa
Abnormal : Rigid, nodul, dan pembesaran
- Limpa, catat, jika limpa dapat diperkusi, lebih baik tidak dipalpasi,
palpasi dengan lembut disebelah kiri, distal ke midclavikuler (MCL).
Normal : Tidak empuk, tidak nyeri, tidak ada massa
Abnormal : Rigid, nodul, dan pembesaran.
c. Uji Diagnostik
1. Uji fungsi endokrin non invasif
- CT Scan, USG, MRI, Rontgen, Angiografi
2. Uji fungsi metabolik
- USG abdominal
- Radiografi
- Computed Tomography (CT)
3. Uji fungsi endokrin invasif
- Angiografi
- Pengukuran tekanan vena porta
- Biopsy
4. Uji laboratorium
7. Masalah keperawatan dan diagnosis yang mungkin muncul (Black & Hawks,
2014)
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis: obstruksi atau spasme
duktus, proses inflamasi, iskemia jaringan atau nekrosis.
b. Resiko ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan muntah
c. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (inflamasi)
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
tidak adekuatnya intake nutrisi.
e. Risiko infeksi berhubungan dengan luka pasca operasi kolesistektomi
f. Cemas berhubungan dengan rencana operasi kolesistektomi
g. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan perubahan pola diet akibat
perubahan fungsi kandung empedu .
8. Prioritas Diagnosis
a. Pasien Pra Bedah
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis: obstruksi atau
spasme duktus, proses inflamasi, iskemia jaringan atau nekrosis.
2. Cemas berhubungan dengan rencana operasi kolesistektomi
9. Treatment Pengobatan dan Terapi Medikasi dalam Black & Hawks (2014)
1. Endoskopi
2. Pelarut batu empedu yaitu obat oral senodiol atau chenodeoxycholic acis
(CDCA)
Referensi
Black, J.M., & Hawks, J.H. 2014. Keperawatan Medikal Bedah: manajemen klinis untuk
hasil yang diharapkan. 8th Ed. Vol I. Singapore: Elsevier
Bulechek, G. M., Butcher, H. K., & Dochterman, J. M. (2013). Nursing interventions
classification (NIC), 6th edition. St. Louis: Elsevier Mosby.
Herdman, T.H & Kamitsuru, S. (Eds). (2014). NANDA international nursing diagnoses:
Definitions & classification. Oxford: Wiley Blackwell.
Moorhead, S., Johson, M., Maas, M.L., & Swanson, E. (2013). Nursing outcomes
classification (NOC) 5th Ed. United Kingdom: Elsevier Inc.
Sherwood, Lauralee. (2010). Human physiology: From cells to systems. 5 California: Brooks/
Cole-Thomson Learning, Inc.
Smeltzer, S.C., et al. (2010). Brunner & suddarths textbook of medical surgical nursing. 12th
edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins
10. Rencana Asuhan Keperawatan (NANDA, NIC dan NOC)