Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui tercipta masyarakat
bangsa dan negara Indonesia ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku
dan dalam lingkungan sehat untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh
Republik Indonesia
Kesehatan adalah milik yang sangat berharga bagi seseorang tanpa berarti
segala aktivitas akan berhenti dengan menyadari bagi hal itu setiap orang akan
dituntut untuk meningkatkan dan mempertahankan kondisi tubuhnya yang kuat
sehingga tidak akan mudah diserang berbagai penyakit, diantaranya apendisitis.
Penyakit apendisitis merupakan salah satu masalah kesehatan dimana angka
prevalensi yang tinggi dan akibat yang ditimbulkannya juga merupakan salah satu
penyebab tingginya angka morbiditas dan mortalitas.
Berdasarka hal tersebut di atas maka penulis tertarik untuk menyusun karya
tulis ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan pada Tn P dengan apendisitis di
rumah sakit Syekh Yusuf Kabupaten Gowa.
B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Umum
Memperoleh pengalaman nyata dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada
klien TN P dengan apendisitis di ruang perawatan interna RSUD Syekh
Yusuf Gowa.
2. Tujuan Khusus
Memperoleh pengalaman nyata dalam pelaksanaan
1
a. Memperoleh pengalaman nyata dalam pengkajian keperawatan pada Tn P
yang menderita pre op apendisitis.
b. Memperoleh pengalaman nyata dalam membuat perencanaan asuhan
keperawatan pada Tn P dengan pre op apendisitis.
c. Memperoleh pengalaman nyata dalam membuat pelaksanaan asuhan
keperawatan pada Tn P dengan pre op apendisitis.
d. Memperoleh pengalaman nyata dalam melakukan evaluasi asuhan
keperawatan pada Tn P dengan pre op apendisitis.
e. Memperoleh pengalaman nyata dalam mendokumentasikan asuhan
keperawatan pada Tn P dengan pre op apendisitis.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Apendiks adalah ujung seperti jari yang kecil panjangnya kira-kira 10 cm (4
inci), melekat pada sekomi tepat dibawah katup iloesekal. Apendisitis berisi
makanan dan mengosongkan diri secara teratur ke dalam sekum. Karena
pengosonannya tidak efektif dan lumennya kecil, apendiks cenderung menjadi
tersumbat dan terutama rentan terhadap infeksi (apendisitis).
Apandisitis mengacu pada radang apendiks, suatu tambahan seperti kantong
yang tak berfungsi terletak pada bagian inferior dari sekum. Penyebab yang
paling umum dari apendisitis adalah obstruksi luman oleh fases yang akhirnya
merusak suplai aliran darah dan mengikis mukosa menyebabkan inflamasi
(Wilson dan Goldman 1989).
2.2 Etiologi
Penyebab apendisitis paling umum inflamasi akut pada kuadran kanan bawah
dan rongga abdomen, adalah penyebab paling umum untuk bedah abdomen
darurat, kira-kira 7% dari populasi akan mengalami apendisitis pada waktu yang
bersamaan dalam hidup mereka, pria lebih sering dipengaruhi daripada wanita
dan remaja lebih sering pada orang dewasa. Meskipun ini dapat terjadi pada usia
berapa pun, apendisitis paling sering terjadi antara usia 10 dan 30 tahun.
2.3 Patofisiologi
Apendisitis terinflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat atau
tersumbat, kemungkinan oleh fekalit (massa keras dari feses), tumor, atau benda
asing. Proses inflamasi meningkatkan tekanan intra luminal, menimbulkan nyeri
abdomen atas atau menyebar hebat secara progresif, dalam beberapa jam,
terlokalisasi di kuadran kanan bawah dari abdomen. Akhirnya apendiks yang
terinflamasi berisi pus.
2.4 Manifestasi Klinis

3
Nyeri kuadran kanan bawah terasa dan biasanya disertai oleh demam ruangan,
mual, muntah, dan hilangnya nafsu makan. Nyeri tekan lokal pada titik McBurneg
(gambar 37.2) bila dilakukan tekanan nyeri tekan lepas (hasil atau intensifikasi
dari nyeri bila tekanan dilepaskan) mungkin dijumpai. Derajat nyeri tekan,
spasme otot, dan apakah terdapat konstipasi atau diare tidak tergantung pada
beratnya infeksi dan lokasi apendiks. Bila apendiks melingkar di belakang sekum,
nyeri dan nyeri tekan dapat terasa di daerah lumber, bila ujungnya ada pada
pelvis, tanda-tanda ini dapat diketahui hanya pada pemeriksaan rectal. Nyeri pada
defekasi menunjukkan ujung apendiks berada dekat rektum, nyeri pada saat
berkemih atau uretes, adanya kekakuan pada bagian bawah otot rektus kanan
dapat terjadi.
Tanda Rovsing dapat timbul dengan melakukan palpasi kuadran bawah kiri
yang secara paradoksial menyebabkan nyeri yang terasa di kuadran kanan bawah/
apabila apendiks telah rupture, nyeri menjadi lebih menyebar, distensi abdomen
terjadi akibat ileus paralitik, dan kondisi pasien memburuk.
Pada pasien lansia, tanda dan gejala apendisitis dapat sangat bervariasi.
Tanda-tanda tersebut dapat sangat meragukan. Menunjukkan obstriksi usus atau
proses penyakit lainnya. pasien mungkin tidak mengalami gejala sampai ia
mengalami reptor apendiks. Insidens perforasi pada apendiks lebih tinggi pada
lansia karena banyak dari pasien-pasien ini mencari bantuan perawatan kesehatan
tidak secepat pasien-pasien yang lebih mudah.
2.5 Pemeriksaan Diagnostik
Diagnostik diagnosa didasarkan pada pemeriksaan fisik lengkap dan tes
laboratorium dan sinar-X hitung darah lengkap dilakukan dan akan menunjukkan
peningkatan jumlah darah putih. Jumlah leukosit mungkin lebih besar dari
10.000/mm3 dan pemeriksaan ultrasound dapat menunjukkan densitas kuadran
kanan bawah atau kadar aliran udara terlokalisasi.
2.6 Penatalaksanaan

4
Pembedahan di indikasikan bila didiagnosa apendisitis telah ditegakkan.
Antibiotik dan cairan IV diberikan sampai pembedahan dilakukan analgesic dapat
diberikan setelah didiagnosa ditegakkan.
Apendiktomi (pembedahan untuk mengangkap apendiks) dilakukan sesegera
mungkin untuk menurunkan risiko perforasi. Apendiktomi dapat dilakukan
dibawah anastesi emon atau spinal dengan insisi abdomen bawah atau dengan
lapareskopi, yang merupakan metode terbaru yang sangat efektif.
2.7 Komplikasi
Komplikasi utama apendisitis adalah perforasi apendiks yang dapat
berkembang menjadi peritonitis atau abses. Insidens perforasi adalah 10% sampai
32%. Insidens lebih tinggi pada anak kecil dan lansia. Perforasi secara umum
terjadi 24 jam setelah awitan nyeri. Gejala mencakup demam dengan suhu 37,7oC
atau lebih tinggi, penampilan toksik, dan nyeri atau nyeri tekan abdomen yang
kontinyu.
2.8 Tinjauan Keperawatan

Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk


menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam
rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal
mungkin. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap, yaitu : pangkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

1. Pengkajian
a. Aktivitas istirahat
1). Gejala : kelemahan, kelelahan
2). Tanda : tachikardi, tachipnea
b. Eliminasi
1). Gejala : Konstiipasi pada awitan awal
2). Tanda : nyeri abdomen
c. Makanan/Cairan
5
1). Gejala : mual/muntah, anoreksia
2). Tanda : mempertahankan keseimbangan cairan.

d. Nyeri/kenyamanan
1) Gejala : nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilikus.
2) Tanda : Perilaku berhati-hati, berbaring ke samping
atau terlentang dengan lutut ditekuk.
2. Diagnosa Keperawatan
Sesuai dengan taori ada beberapa diagnosa keperawatan yang dapat kita
angkat, yaitu :
a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peradangan pada
apendisitis.
b. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatannya
berhubungan dengan kurang informasi.
c. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
d. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah praoperasi.
3. Perencanaan
a. Nyeri berhubungan dengan peradangan pada apendisitis
Tujuan : Distensi jaringan usus oleh inflamasi
Kriteria hasil : Melaporkan nyeri hilang/terkontrol
Intervensi :
1. Kaji nyeri, lokasi, karakteristik, integritas nyeri dengan (skala 0-10)
Rasional :Berguna dalam pengawasan keefektifan obat, kemajuan
penyembuhan, perubahan pada karakteristik nyeri.
2. Kaji tanda-tanda vital
Rasional: Perubahan tanda-tanda vital merupakan indikator terjadinya
nyeri.

6
3. Ajarkan teknik relaksasi misalnya napas dalam.
Rasional: teknik relaksasi (napas dalam) dapat meningkatkan suplai O2
ke jaringan sehingga nyeri berkurang.
4. Lakukan massa pada daerah nyeri
Rasional : dapat mengurangi nyeri

5. Penatalaksanaan pemberian obat analgetik


Rasional : Obat analgetik dapat mengurangi nyeri.
b. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatannya berhubungan
dengan kurang informasi.
Tujuan : Kurang terpajan atau mengingat, salah informasi, tidak mengenal
sumber informasi.
Kriteria hasil : Komplokasi, berpartisipasi dalam program pengobatan
Intervensi :
1. Kaji tingkat pengetahuan klien tentang penyakitnya
Rasional:Sebagai dasar untuk intervensi dan lanjutannya.
2. Dikusikan tentang pengobatan yang diberikan dan efek samping obat
Rasional :Pemahaman tentang penyakit dapat meningkatkan kerja
sama dengan program terapi.
3. Berikan informasi untuk membatasi efektifitas guna mencegah
kelelahan.
Rasional :Berikan penjelasan tentang penyakit dan proses
pengobatannya.
c. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan
Tujuan : Kecemasan berkurang
Intervensi :
1. Beri penjelasan kepada klien tentang penyakitnya.
Rasional:Meningkat pengetahuan klien tentang penyakitnya.

7
2. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan keluhannya
Rasional: Mendengarkan keluhan agar klien merasa lega
dan merasa diperhatikan, beban yang dirasakan dapat berkurang.
3. Libatkan keluarga klien dalam rencana keperawatan terhadap
penyakitnya.
Rasional: Keterlibatan keluarga dalam perawatan dapat
mengurangi kecemasan
4. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang
Rasional: agar klien tidak merasa bosan dalam
menghadapi perawatan.
4. Implementasi
Pelaksanaan perawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan untuk memperoleh pelaksanaan yang efektif dituntut pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan berhubungan/komunikasi dengan anak dan keluarga.
Ada 2 hasil diharapkan dalam pelaksanaan perawatan, yaitu
a. Adanya bukti bahwa klien sedang dalam proses menuju kepada tujuan atau
telah mencapai tujuan tersebut.
b. Adanya bukti bahwa tindakan-tindakan perawatan yang diterima oleh klien.
Proses pelaksanaan perawat mencakup 3 hal :
a. Melaksanakan rencana keperawatan yaitu segala informasi yang mencakup
dalam rencana keperawatan merupakan dasar atau pedomen dalam intervensi
perawatan.
b. Mengidentifikasi reaksi/tanggapan klien dalam mengidentifikasi reaksi klien
dituntut upaya yang tidak tergesa-gesa dan cermat serta teliti, agar
menemukan reaksi-reaksi klien sebagai akibat tindakan perawatan yang
diberikan.
c. Mengevaluasi tanggapan/reaksi klien dengan cara membandingkan
terhadapsyarat-syarat dengan hasil yang diharapkan.

8
5. Evaluasi
Untuk mengetahui sejauh mana pencapaian tujuan dalam asuhan
keperawatan yang telah dilakukan sebagai berikut :
a. Apakah tujuan keperawatan sudah tercapai atau belum
b. Apakah masalah yang ada telah teratasi
c. Apakah perlu pengkajian kembali
d. Apakah timbul masalah baru.

9
BAB III

TINJAUAN KASUS

Pada bab ini akan dibahas pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien Tn P

dengan pre op apendisitis. Klien masuk rumah sakit tanggal 5 April 2005, dirawat di

ruang interna selama 2 hari dengan data yaitu : pengkajian, intervensi, implementasi

dan evaluasi.

A. Pengkajian Data

I. Biodata

a. Identitas Pasien

1. Nama : TN P

2. Umur : 50 tahun

3. Agama : Islam

4. Suku/Bangsa : Makassar/Indonesia

5. Pendidikan : Sarjana

6. Pekerjaan : Pensiunan

7. Status : Kawin

8. Alamat : Jl. Malino BT Kaluku

9. Pendapatan : Tidak tentu

10. Jenis Kelamin : Laki-laki

10
b. Nama Penanggung

1. Nama : Ny M

2. Umur : 33 tahun

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Pekerjaan : IRT

5. Hubungan dengan klien : Istri

II. Riwayat Kesehatan

A. Riwayat kesehatan sekarang

1. Keluhan utama : Sakit perut kanan bawah

2. Riwayat keluhan utama : Klien merasakan sakit perut 2 hari yang

lalu.

a. Penyebab/Pencetus : Klien mengatakan tidak tahu

penyebab sakit perut

b. Sifat Keluhan : hilang timbul

c. Lokasi penyebaran : pada abdomen

3. Hal-hal yang memperberat keluhan : pada saat beraktivitas

4. Hal-hal yang memperingan keluhan : istirahat, minum obat.

5. Keluhan lain yang menyertai : Klien kurang nafsu makan.

6. Pertolongan obat yang pernah diberikan : tidak diketahui

B. Riwayat kesehatan masa lalu

Klien sudah pernah mengalami penyakit yang sama sejak 3 bulan yang lalu.

11
III. Pemeriksaan Fisik

A. Keadaan umum klien : Nampak lemah

B. Kesadaran composmentis (GCS : 15)

C. Tanda-tanda vital :

1. Tekanan Darah : 120/80 mmHg

2. Nadi : 16 x/m

3. Pernapasan : 24 x/m

4. Suhu : 36oC

D. Tinggi badan : 160 cm

E. Berat badan : 50 kg

F. Pemeriksaan Fisik

1. Kepala

a. Insfeksi

- Bentuk kepala : simetris kiri dan kanan

- Keadaan rambut dan hygiene kepala

Warna rambut : putih beruban

Penyebaran rambut merata : tidak ada alopesia (kebotakan)

b. Palpasi

- Tidak mudah rontok

- Tidak teraba benjolan

12
2. Muka

a. Inspeksi

- Struktur muka simetris kiri dan kanan

- Ekspresi wajah meringis

- Wajah tampak pucat

b. Palpasi

- Tidak ada nyeri tekan

- Tidak ada benjolan pada muka

3. Mata

a. Inspeksi

- Tidak terdapat udema pada palpebra

- Tidak terjadi icterus pada sklera

- Posisi mata simetris ki/ka

- Konjungtiva tidak ada tampak anemis

- Fungsi penglihatan baik

b. Palpasi

- Tidak ada nyeri tekan.

- Memakai alat bantu.

4. Hidung dan sinus

a. Inspeksi

- Tidak terdapat cairan/secret hidung

13
- Fungsi penciuman baik

- Struktur hidung simetris ki/ka

b. Palpasi

- Tidak ada nyeri tekan pada sinus

5. Telinga

a. Inspeksi

- Struktur telinga simetris ki/ka

- Lubang telinga tidak berisi serumen

- Pendengaran baik

- Tidak memakai alat bantu pendengaran

b. Palpasi

- Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan

6. Mulut

a. Inspeksi

- Keadaan gigi lengkap

- Tidak memakai gigi palsu

- Tidak terdapat peradangan pada gusi

- Bibir kering

- Kemampuan bicara baik

- Keadaan lidah bersih

14
7. Tenggorokan

a. Inspeksi

- Tidak nyeri pada saat menelan

- Tidak ada keculitan saat menelan

8. Leher

a. Inspeksi

- Tidak nampak pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfa

- Tidak ada distensi venajubularis

- Tidak terdapat pelebaran venajubularis

b. Palpasi

- Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe

- Tidak ada pelebaran venajubularis

9. Thorax dan pernapasan

a. Inspeksi

- Bentuk dada simetris ki/ka

- Irama pernapasan mengikuti gerakan dada

- Frekuensi pernapasan 16 x/m

- Tipe pernapasan : normal

b. Palpasi

- Tidak ada nyeri tekan

c. Auskultasi

15
- Suara napas vesikuler

- Bunyi tambahan tidak ada

d. Perkusi

- Sonor

10. Jantung

a. Inspeksi

- Tidak nampak ictus cerdis

b. Palpasi

- Tidak teraba denyut apek 3 jari dibawah papilla mammae pada intra kostalis.

c. Perkusi

- Tidak teraba pembesaran jantung

d. Auskultasi

- Bunyi jantung I dan II murni

- Bunyi jantung pekak

- Bunyi tambahan tidak ada.

11. Abdomen

a. Inspeksi

- Tidak ada pembesaran pada abdomen

- Tidak ada bekas luka pada abdomen

b. Palpasi

- Teraba benjolan pada abdomen kanan bawah

16
- Ada nyeri tekan abdomen kanan bawah

c. Auskultasi

-Penstaltik 11 x/m

d. Perkusi

- Tympani.

12. Genitalia

Tidak dilakukan pengkajian karena keluarga klien mengatakan tidak ada

masalah.

13. Ekstremitas

Ekstremitas atas

- Motorik : pergerakan terbatas

- Kekuatan otot : 4

- Sensori : peka terhadap ransangan suhu

- Refleks : normal

Ekstremitas bawah

- Motorik : pergerakan terbatas

- Refleks : patella

IV. Pola Kegiatan Sehari-hari

a. Nutrisi

Kebiasaan Sebelum Sakit Selama sakit

- Pola makan - 2-3 kali/hari Klien malas makan

17
- Nafsu makan - Porsi makan tidak - porsi makan

dihabiskan dihabiskan

- Pola minum - + 8 gelas/hari - kurang dari 8 gelas

dalam 1 hari

b. Eliminasi BAB

Kebiasaan Sebelum Sakit Selama sakit

- Frekuensi BAB + 2 kali/haro - Tidak pernah BAB

- Konsistensi Kuning kecoklatan -

- Frekuensi BAK + 3-4 kali/haro 1-2 kali/hari

c. Istirahat dan Tidur

Kebiasaan Sebelum Sakit Selama sakit

- Tidur malam 2000 05 Tidak teratur

- Tidur siang Tidak tentu Tidak teratur

d. Personal Hygiene

Kebiasaan Sebelum Sakit Selama sakit

- Mandi 2 kali/hari, pagi dan Tidak pernah

sore

18
- Sikat gigi 2 kali/hari, pagi dan Tidak pernah

sore

- kebersihan rambut 2-3 kali/minggu Belum pernah

V. Kesehatan Sosial

- Interaksi dengan keluarga, perawat atau tim kesehatan lain dan pasien yang

lainnya.

- Orang yang paling terdekat dengan klien adalah istri dan anak-anaknya.

VI. Data Spritual

- Klien beragama Islam dan taat beribadah

- Klien percaya akan karunia yang diberikan

VII. Data Psikologis

- Klien measa sedih terhadap penyakit yang dideritanya

- Harapan klien terhadap kesehatannya agar dia bisa sembuh total seperti

semula.

- Hubungan klien dengan perawat baik dan bisa bekerjasama dengan baik.

VIII. Pemeriksaan Laboratorium

HB : 9,0 gram/m

HL : 17,800

LED : 50

19
IX. Pengobatan / Perawatan

- Pengobatan

a. Amoxan

b. Dulcolax

Data Fokus

DS DO

- Klien mengeluh nyeri abdomen- Klien nampak meringis

kanan bawah

- Klien menanyakan tentang proses- Klien nampak sering bertanya.

penyakitnya. - Klien nampak khawatir

- Klien mengatakan cemas bila- Klien nampak gelisah.

mengingat penyakitnya. - Ekspresi wajah tegang

- Klien merasa khawatir tentang- Klien dan keluarga selalu bertanya

kondisi yang dialaminya sekarang. tentang kondisnya

- Klien mengeluh mual - Klien mengeluh muntah-muntah

- Turgor bibir nampak kering

- Tanda tanda vital

TD : 120/80 mmHg
N : 16 kali per menit
P : 24 kali per menit
S : 36oC

20
B. Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1. DS : Faeces yang terperangkap Gangguan rasa

Klien mengeluh nyeri dalam lumen app menyerap air nyaman nyeri

abdomen bagian kanan meningat

bawah

DO obstruksi limen apendiks

Klien nampak meringis

Vital Signs hyperplasia jaringan limfoid

TD : 120/80 mmHg sub mukosa

N : 16 x/m
P : 24 x/m lumen menyempit
S : 36oC

imvasi kuman E.coli

udema, diapedesis bakteri dan

ulserasi mukosa

apendisitis

21
pengeluaran mediator kimia

oleh sel radang

merangsang nociceptor

medulla spinalis

Corteks serebri

Nyeri

2. DS : Klien mena- Apendisitis Kurang

nyakan tentang pengetahuan

penyakitnya. Kurang informasi tentang tentang penyakit

DO : penyakit dan prosedur dan

- Klien nampak sering tindakan pengobatannya

bertanya

- Klien nampak khawatir Kurang pengetahuan

Vital Signs

TD : 120/80 mmHg

N : 16 x/m

22
P : 24 x/m

S : 36oC

3. DS : Perubahan status kesehatan Kecemasan

- Klien menyatakan

cemas bila mengingat Ada rencana operasi

penyakitnya

- Klien merasa khawatir Kurang informasi

tentang kondisi yang


dialaminya sekarang Kecemasan
DO :

- Klien nampak gelisah

- Ekspresi wajah tegang

- Klien dan keluarga

selalu bertanya tentang

kondisinya.

Vital Signs

TD : 120/80 mmHg

N : 16 x/m

P : 24 x/m

S : 36oC

4. DS : Peningkatan metabolisme Kekurangan

23
- Klien mengeluh mual tubuh volume cairan

DO :

- Klien mengeluh Perporasi jaringan

muntah-muntah

- Turgor bibir nampak rangsangan medulla spinalis

kering

Tanda tanda vital Mual/muntah

TD : 120/80 mmHg

N : 16 x /m kekurangan volume cairan

P : 24 x /m

S : 36 oC

C. Prioritas Masalah

DIAGNOSA TANGGAL DI TANGGAL


NO
KEPERAWATAN TEMUKAN TERATASI

1. Gangguan rasa nyaman nyeri 06 April 2005 Masalah belum

berhubungan dengan peradangan teratasi

pada apendisitis

2. Kurang pengetahuan tentang 06 April 2005 Masalah belum

proses penyakitnya dan teratasi

pengobatannya berhubungan

24
dengan kurang informasi.:

3. Kecemasan berhubungan dengan 06 April 2005 Masalah belum

perubahan status kesehatan teratasi

4 Kekurangan volume cairan 06 April 2005 Masalah belum

berhubungan dengan muntah teratasi

praoperasi

D. Rencana Tindakan Keperawatan

Nama : Tn P Tgl Masuk : 05 April 2015

Umur : 50 tahun Tgl. Pengkajian : 06 April 2015

Jenis Kelamin : Laki-Laki Dx Medik : Apendisitis

Hari Diagnosa Rencana Keperawatan


No
Tanggal Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional

1. Rabu Gangguan rasa Nyeri akan1. Kaji nyeri, lokasi,1. Tingkatkan nyeri

06 nyaman nyeri b/d berkurang/hilang karakteristik, dan yang didapatkan

April peradangan pada kriteria : integritas nyeri dengan sebagai

05 apendisitis ditandai- Klien tidak skala (0-10) pendomen

dengan : mengeluh nyeri2. Kaji tanda-tanda vital intervensi

DS : lagi pada saat selanjutnya.

- Klien mengeluh beraktivitas 2. Perubahan

25
nyeri abdomen bagian- Klien dapat3. Ajarkan teknik tanda-tanda vital

kanan bawah bergerak dengan relaksasi misalnya merupakan indi-

DO : leluasa napas dalam kator terjadinya

- Klien nampak- Tanda-tanda vital nyeri.

meringis dalam batas 3. Teknik relaksasi

- Nyeri tekan (+) pada normal. (napas dalam)

abdomen kanan 4. Lakukan masase pada dapat mening-

bawah daerah nyeri katkan sup-lain

Tanda tanda vital O2 ke jaringan

TD : 120/80 mmHg sehingga nyeri

N : 16 x/m 5. Penatalaksanaan pembe- berkurang.

P : 24 x/m rian obat analgetik. 4. Dapat

S : 36oC mengurangi nye-

ri

Obat analgetik

dapat

mengurangi

nyeri.

2. Rabu Kurang pengetahuan Pengetahuan klien1. Kaji tingkat1. Sebagai dasar

06 proses penyakitnya tentang proses pengetahuan klien untuk intervensi

April dan pengoba-tannya penyakit dan tentang penyakit-nya. selanjutnya.

26
05 b/d kurang informasi. pengo-batannya 2. Diskusikan tentang pe-

DS : meningkat dengan ngobatan yang2. pemahaman

- Klien menanyakan kriteria : diberikan dan efek tentang penyakit

tentang proses penya- - Klien samping obat. dapat mening-

kitnya. menyatakan telah katkan kerjasama

DO : memahami 3. Berikan informasi de-ngan program

- Klien nampak tentang penyakit untuk membatasi terapi.

bertanya dan aktivitas gu-na3. Berikan

- Klien nampak pengobatannya. mencegah kelelahan. penjelasan tgg

khawatir - Klien4. Jelaskan prosedur tin- penyakit dan

kooperatif dalam dakan pembendahan pengoba-tannya.

program 4. Menambah

pengobatan. pengetahu-an

kien tentang

tinda-kan yang

akan dibe-rikan.

3. Kecemasan berhubungan Rasa cemas1. Kaji tingkat1. Dengan mengetahui

dengan perubahan status teratasi dengan kecemasan tentang lingkup ke-

kesehatan ditandai kriteria : klien. cemasan klien akan

27
dengan : - Klien mengerti memudahkan pe-

DS : tentang penyakit nentuan intervensi se-

- Klien menyatakan cemas atau kondisi yang lanjutnya.

bila mengingat dialaminya.

penyakitnya. - Klien kooperatif 2. Dengan

- Kien merasa kha-watir dalam perawatan


2. - Beri mendengarkan
tentang kondisi yang dan pengobatan. kesempatan keluhan, klien akan
dialaminya se-karang. - Ekspresi wajah klien untuk merasa diperhatikan
DO : tegang mengungkapkan dan dapat mengurangi
- Ekspresi wajah tegang
keluhannya. kecemasannya.
- Klien dan keluarga selalu

bertanya tentang
3. Pemberian informasi
kondisnya.
yang adekuat dapat

3. Beri informasi menurunkan

tentang kecemasan klien dan

perawatan yang dapat melakukan pera-

diper-lukan watan dengan baik.

selama dirawat

4. Agar klien tidak me-

rasa bosan dalam

menghadapi

28
perawatan.

4. Ciptakan

lingkungan yang

nyaman dan

tenang

4. Kekurangan volume Kekurangan 1. Kaji tingkat1. Untuk mengetahui

cairan berhubungan volume cairan dehiderasi klien derajat dehidrasi klien

dengan muntah teratasi dengan2. Anjuran2. Membantu memenuhi

praoperasi ditandai kriteria : pemasukan cairan yang hilang

dengan : - Klien tidak cairan peoral

DS : mengeluh mual secara bertahap 3. Tanda-tanda vital

- Klien mengeluh mual - Klien tidak3. observasi tanda- menggambarkan

DO : mengeluh tanda vital kondisi klien secara

- Klien mengeluh muntah- muntah-muntah umum

muntah Tanda-tanda vital 4. Untuk mengganti

- Turgor bibir nampak TD : 120/804. penatalaksanaan cairan yang terbuang

kering mmHg pemberian

Tanda-tanda vital N : 16 x /m cairan imfus

TD : 120/80 mmHg P : 24 x /m

N : 16 x /m S : 36 oC

P : 24 x /m

29
S : 36 oC

Catatan Perkembangan

Nama Pasien : Tn P

No Rekam Medik : 06 35 19

Ruang Rawat : Interna

Kode
Tanggal Jam Implementasi Evaluasi
NDX

06 April 1. 08.001. Mengkaji tingkat nyeri, lokasi,


S : - Klien mengatakan

2005 karakteristik dan integritas abdomen masih terasa

nyeri dengan skala (0-10) sakit.

hasil : klien mengeluh nyeri. O :- Ekspresi wajah nampak

08.102. Mengukur tanda-tanda vital, meringis

hasil : - Pasien rencana

TD : 120/80 mmHg S: operasi

36oC - Tanda-tanda vital

N : 16 x/m P: TD : 120/80 mmHg S : 36oC

24 x/m N : 16 x/m P : 24 x/m

08.203. Mengajarkan teknik relaksasi,A : Masalah belum teratasi

30
hasil : Klien menarik napas
P : Lanjutkan intervensi

dalam (inspirasi lebih panjang 1. Kaji tingkat nyeri

dari eksparasi) dengan 2. Observasi tanda-

melakukan sebanyak 5 kali tanda vital

kolaborasi. 3. Ajarkan teknik

08.304. Kolaborasi pemberian obat relaksasi

analgetik , 4. Kolaborasi dengan

hasil : Obat sudah diminum. dokter untuk pemberian

obat analgetik.

2 08.001. Mengkaji tingkat pengetahuanS : Pengetahuan klien

klien tentang penyakitnya, tentang proses penyakit

hasil : klien belum mengetahui dan pengobatannya

penyakitnya. meningkat

2. Memberikan informasi untukO :- Klien nampak sering

membatasi aktivitas guna bertanya

mencegah kelelahan, - Klien mampak

hasil : klien mengerti dengan khawatir

informasi yang disampaikan.A: - Masalah belum

3. Menjelaskan kepada klien teratasi

tentang prosedur, tindakan

keperawatan, P : Lanjutkan intervensi

31
hasil : klien mengetahui 1. Kaji tingkat

prosedur tindakan keperawatan pengetahuan

09.00 4. Megkolaborasikan pemberian 2. Kaji tentang prosedur

obat analgetik, tindakan keperawatan

hasil : obat sudah dominum yang dilakukan

3. Kolaborasi

pemberian Obat

3. 08.001. Mengkaji tingkat kecemasan


S : Klien masih merasa

klien, cemas terhada

hasil : klien masih nampak penyakitnya

cemas

08.202. memberikan kesempatan klien


O : Klien nampak

untuk mengungkapkan gelisah

keluhannya, A : Masalah belum

hasil : klien merasa teratasi

diperhatikan.

09.203. Memberikan informasi tentang


P : Lanjurkan intervensi

perawatan yang dilakukan 1. Kaji tingkat

selama sakit, kecemasan klien

hasil: klien mengerti tentang 2. Dengarkan semua

32
pengobatannya keluhan

09.304. Memberikan dorongan spiritual 3. Bantu untuk

pada klien, hasil : klien mengidentifikasi cara

nampak lebih tenang. untuk memahami

berbagai perubahan

akibat penyakit dan

penanganannya.

4. Beri dorongan

spiritual pada klien

4 08.001. Menganjurkan pemasukan


S : klien mengatakan masih

cairan secara bertahap mual

hasil : klien nampak minum

air putih O: - klien mengeluh

08.102. Mengobservasi tanda-tanda muntah-muntah

vital - turgo bibir klien masih

hasil : TD : 120/80 nampak kering

mmHg - klien masih nampak

N : 16 x /m cemas, masih terpasang

S : 36oC infus

P : 24 x /m

33
08.303. Melanjutkan Pemberian cairan
A: masalah belum teratasi

infus P : lanjutkan intevensi

hasil : infus terpasang 1. kaji tingkat dehidrasi

08.404. Memberi minum obat klien

cotrimizesoel 2. anjurkan masukan

hasil : obat sudah diminum cairan secara bertahap

3. observasi tanda-tanda

vital

4. lanjutkan pemberian

cairan infus

5. beri minum obat

cotrimizasoel

34
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Klien dengan pre op apendisitis memerlukan asuhan keperawatan yang sesuai

dengan respon dan kebutuhan dasarnya.

2. Klien dengan pre op apendisitis proses pengobatan memerlukan perhatian

khusus untuk memenuhi kebutuhan setiap hari dan pemberian motivasi atau

dukungan untuk mengurangi tingkat kecemasannya.

3. Klien dengan pre op apendisitis perlu perhatian selama perawatan dan

menjaga kebersihan kulit karena umumnya mengalami gangguan aktivitas

(bedrest total).

4. Keterlibatan keluarga, orang dekat dan pelayan kesehatan khususnya perawat

sangat membantu klien memenuhi kebutuhan dasarnya.

B. Saran

1. Untuk rumah sakit perlu menyiapkan sarana dan prasarana yang lebih

memadai sebagai sarana peningkatan kualitas asuhan keperawatan khususnya

klien dengan pre op apendisitis.

2. Peningkatan sumber daya manusia sangat dibutuhkan untuk meningkatkan

kualitas pelayanan kesehatan.

35
DAFTAR PUSTAKA

Doenges Marilynn E, dkk, 2002. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi III, EGC.
Depkes RI, 2000, Indonesia Sehat 2010, Visi Baru, Misi Kebijakan dan Strategi

Pembangunan kesehatan, Jakarta.

36

Anda mungkin juga menyukai