Anda di halaman 1dari 2

Tempat Anak Dalam Keluarga, Gereja dan Masyarakat

Suatu Perspektif Theologi

Margaretha Hendriks Ririmasse

1. Beberapa bulan lalu, Indonesia digemparkan oleh kasus pembunuhan terhadap Angeline
seorang bocah di Bali. Pengadilan terhadap kasus tersebut masih berjalan. Masih banyak
pelanggaran hak azasi yang dilakukan terhadap anak-anak di Indonesia termasuk di Maluku.
Khusus di Indonesia dilaporkan oleh Aries Merdeka Sirait bahwa jutaan anak di Indonesia
telah mengalami kekerasan dan sejumlah 56 % diantaranya adalah kekerasan seksual. Malah
beliau menyimpulkan bahwa kekerasan seksual terhadap anak telah mencapai titik urgent,
harus segera ditangani dan diintervensi. Oleh karena itu RUU pengebirian bagi para pelaku
kekerasan seksual terhadap anak-anak, kini menjadi debat yang cukup hangat dewasa ini.
Kita tidak memiliki data yang akurat tentang hal tersebut di Maluku secara khusus. Tetapi
berbagai laporan koran tentang kekerasan terhadap anak-anak d daerah ini menunjukkan
bahwa hal tersebut merupakan kenyataan yang tak tersangkali. Bebrpa bulan lalu kita
membaca tentang seorang giru yang melukai muris2nya dengan menggunaka cutter. Selain
itu ada beebagai perita di koran Maluku yang memberitakan tentang kekrasan seksual
terhada anak-anak. Tak tersangkalipula kekrasan yan gdilkukan oleh ornagtua teradap
anak0anaknya dan hal ni tidak terlalu nampak sebab selama ini kekerasan tersebut
merupakan kekerasan dalam keluarga yag biasanya disembunyikan oleh kerluarga tersebut.
Dan anak-anak biasanya diharuskan untuk menutut=p aib dimaksud.
2. Selain fakta tentang pelanggaran hak azasi anak, maka fakta lain yang juga mengkhawatirkan
adalah terlibatnya anak-anak dalam berbagai bentuk kekrasan. Hal ini mulai dari bullying di
sekolah, dimana anak-anak yang lebih besar dan kuat secara fisik menindasa anak-anak yang
lebh kecil dan dianggap lemah. Walaupn statistiknya tidak kitamiliki tetapi berita tentang
anakamak yang melakukan kekersan seksual terhadap temannya juga telah dtampilka di
korn. Jadi da[ay dkaalan bahwa anak-ank bisa ,enjadi korban dari kekerasan baik secara fisi
mauun non fisik, seperti kata-kata yang mengecilkan mereka sehingga anak-nak menderita
dalamhidupnya.
3. Kembali kepada Rencana Undang-undang pengebirian walauun masih menjadi deabt tetapi
merupakan cara dari negara ini untuk mengatakan bahwa negara memberi perhatian dan
memiliki kepedulian terhadap maslah anak-anak.ejahteraan mereka menjadi salah satu
perhatiandari negara. Sebagai gereja kesejahteraan anak-anak justru merupakan issue yang
harus sangat memperoleh perhatian kita. Anak merupakan bagian penting dari hidup
bersama kita. Secara fisik mereka lemah dan tidak berdaya dihadapan para dewasa yang
tentu lebih kuat dari mereka. Tetapi mereka adalah orang-orang yang sangat penting dalam
hidup bermasayarakat dan bergereja. Dalam perspektif iman Kristen, anak-anak adalah milik
Allah sendiri, yang dihadirkan di dalam keluarga dan masyarakat unutk berbgai maksud.
Pertama-tama adalah untuk meneruskan keturunan (band Kej1:26-28), agar supaya bumi
menjadi penuh dengan manusia. Manusia yan gidmaksudkan disini adalah mereka yan
gtrcipata dalam gambar dan rupa Allah, supaya manusia yang memenuhi bumi adalah ornag-
ornag yang mencirtrakan kehadiran Allahyang penuh cinta kasih, adil, kreatif, membebaskan
dan menghidupkan dan cinta damai. Dalam kaitan itu anak-anak ayng dihadikan oleh Allah
di tengah keluarga, gereja dan masyaraat dimaksudkan agar supaya mereka dibesarkan dan
dididik untuk bertumbuh menjadi mansuia-manusia yang sunguh0sungguh menjadi citra
Allah daam hidup nyartanya. Olegh karena itu pembinaan akhlah dan karakter anak-anak
yang dibuat dalam kerangka iman kristiani harus menjadi fokus dar para ornag tua, para
pelayan di gereja maupun para guru dan pendidik lainnya di tengah masyarakat.
4. kita karena pertama-tama kehadiran mereka membawa sukacita.

Anda mungkin juga menyukai