I 1.1Persiapan Bahan
1.2 Pengujian Impact
1. Pendahuluan
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan pembebanan
yang cacat. Agar dapat memenuhi uji impak terlebih dahulu
mengalami fenomena yang terjadi terhadap satu kapal yang berada
pada suhu rendah ditengah laut, sehingga menyebabkan materialnya
menjadi getas dan mudah patah. Disebabkan laut memiliki banyak
beban dari arah manapun. Dalam pengujian mekanik terdapat
perbedaan dalam pemberian jenis beban kepada material. Pada uji
impak digunakan pembebanan yang cepat terjadi proses penyerapan
energy yang menumbuk ke specimen. Proses penyerapan energy ini
akan diubah dalam berbagai respon material seperti deformasi
plastis, efek histeris, gesekan dan efek inersia.
2. Bahan Kajian
1) Bagaimana konsep dari uji impak ?
2) Bagaimana uji impak dilakukan ?
3) Bagimana cara mengetahui sifat ketangguhan suatu bahan ?
3.2Manfaat
1) Mahasiswa dapat mengetahui konsep dari uji impak
2) Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari uji impak
3) Mahasiswa dapat mengetahui sifat ketangguhan suatu bahan
4. Tinjauan Pustaka
4.1 Definisi
Impak test merupakan suatu pengujian yang dilakukan untuk
menguji ketanggungan suatu specimen bila diberikan beban secara
tiba- tiba melalui tumbukan, ketahanan impak biasanya diukur
5. Pelaksanaan
5.1 Rancangan
Sebelum melaksanakan pratikum dan untuk memperlancar
pratikum harus dipersiapkan suatu rancangan alat dan bahan sebagai
berikut :
Tabel 5.1 Perancangan alat dan bahan
Alat Bahan
Mesin uji impact Besi 70mm
12 x 12 sebanyak 3 spesimen
Gerindra tangan
Gergaji besi
Penggores / penanda
Alat tulis
6.2 Pembahasan
Pengujian 1
360 o 304 o = 56 o
Cos 56.0,85 = 0,475
Ep = 20,5 . 9,8 . 0,475
0,02
= 95,42
0,02
= 4772 J
Hi = 4771
0,02
= 33,1 J/m
Pengujian 2
360 o 310 o = 50 o
Cos 56.0,85 = 0,546
Ep = 205.9,8.0,546 = log.69 = 54,84J
0,02 0,02
Pengujian 3
360o 309 o = 51 o
Cos 51 o.0,85 = 0,546
Ep = 205.9,8.0,534 = 109.28 = 5364 J
0,02 0,02
Hi = 5364 = 37,25 J/m
144
4Hi = 33,1 + 38 + 37,25 = 36,11 J/m
3
7. Kesimpulan
1. Pendahuluan
Dalam pembuatan suatu kontruksi diperlukan material dengan
spesifikasi dan sifat-sifat yang khusus pada setiap bagiannya.
Sebagai contoh dalam pembuatan kontruksi sebuah jembatan.
Diperlukan material yang kuat untuk menerima beban diatasnya.
Material juga harus elastis agar pada saat terjadi pembebanan
standart atau lebih tidak patah. Salah satu contoh yang sekarang
2. Bahan Kajian
1. Bagaimana konsep dari uji tarik?
2. Mengapa uji tarik dilakukan?
3. Bagaiman cara mengetahui kekuatan tarik suatu bahan?
3.2 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui konsep dari uji tarik
2. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari uji tarik
3. Mahasiswa dapat mengetahui kekuatan tari suatu bahan
4 Tinjauan Pustaka
4.1 Dasar Pengujian Logam
Uji tarik merupakan suatu metode yang digunakan untuk menguji
kekuatan suatu bahan / material dengan cara memberikan beban gaya
yang sesumbu. Hasil yang didapatkan dari pengujian tarik sangat
MO = /
Keterangan : tegangan
: regangan
5 Pelaksanaan
5.1 Rancangan
Alat Bahan
1. Mesin gerindra tangan 1. Baja SNI HIJ P10
2. Mesin uji tarik
(10x100)mm
3. Jangka sorong
4. Penggaris
5. Kamera perekam
6. Mesin bubut
5.2Prosedur
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Memotong bahan baja SNI HIJ P10 menggunakan gerindra
c. Membubut bahan yang telah dipotong sesuai dengan dimensi yang
telah ditentukan
d. Membuat grid atau garis-garis pada bagian bahan yang akan dicekam
mesin uji tarik, menggunakan mesin gerindra
e. Memasang bahan pada mesin uji tarik dan ukur diameter awal
f. Menutup pompa dan mereset sesuai indikator sebelum pompa
hidrolik digerakkan
g. Menempelkan atau mengukur diameter yang berubah dengan
menggunakan jangkasorong
Spesimen Ke
No 1 2 3
Gaya(N) D(mm) Gaya(N) D(mm) Gaya(N) D(mm)
1 0 0,02 0 0,02 0 0,02
2 11516,16 0,03 35505,40 0,04 28476,91 0,04
2 27519,98 0,05 33657,53 0,05 26398,06 0,05
4 36297,34 0,06 37419,26 0,07 30192,79 0,06
5 32997,58 0,07 38211,20 0,08 32205,64 0,07
6 39036,14 0,08 34449,47 0,09 33921,51 0,09
7 38937,14 0,09 28047,94 0,11
8 24517,20 0,11
Spesimen Ke
1 2 3
No Teganga Reganga Teganga Reganga Teganga Reganga
n n n n n n
(Mpa) (Mpa) (Mpa)
1 0 0,333 0 0,500 0 0,011
2 1978,72 0,600 6121,62 0,600 5332,75 0,004
2 4811,19 0,667 5884,18 0,714 4962,04 0,008
4 6435,70 0,714 6611,18 0,750 5718,33 0,017
5 5913,54 0,750 6847,88 0,778 6205,33 0,013
6 7228,91 0,778 6252,17 0,796 6625,30 0,010
7 7319,01 0,818 5532,14 0,854
8 4678,86 0,854
Tegangan Regangan
Spesimen Ke 2 E(Mpa)
Maks.(N/mm ) Maks.
1 7319,01 0,032 226889,38
2 6564,90 0,033 196947,09
3 5489,26 0,011 494033,32
Rata-rata 283332,893
Modulus elastisitas dalah hasil pembagian antara tegangan
maksimal dengan regangan maksimal. Satuan dari modulus elastisitas
adalah Pascal Pa
6.5 Elongasai
Tabel 6.5 Tabel Elongasi
aRegangan
Spesimen Ke Persentase(%) Elongasi(%)
Maks.
1 0,032 100 3,23
2 0,033 100 3,33
3 0,011 100 1,11
Rata-rata 2,556
Elongasi merupakan hasil dari diameter awal dikurangi diameter
akhir lalu dibagi dengan diameter awal dan dikalikan 100%
Tegangan
Spesimen Ke d0(mm) Yield
Luluh(N)
1 11516,16 5,9 68081,21
2 35505,40 6 213458,44
3 28476,91 5,4 154082,87
Rata-rata 25216,49
Tegangan yield adalah hasil dari pembagian gaya pada titik luluh
dengan diameter awal (Do). Tegangan yield menunjukkan seberapa
mampu sebuah spesimen untuk kembali ke bentuk semula setelah
mengalami penarikan dan tidak mengalami penambahan panjang atau
perubahan bentuk. Jadi tegangan yield adalah tegangan yang
dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah kecil diformasi plastis yang
ditetapkan
7. Kesimpulan
Pada pengujian ini kita menguji ketahanan bahan material Baja SNI
HIJ P10, sejauh mana pertambahan panjangnya dan bagaimana material
tersebut bereaksi terhadap tarikan. Jadi material Baja SNI HIJ P10
mempunyai utilities strange (UTS) rata-rata sebesar 1395,870. Modulus
elastisitas sebesar 283332,893, elongasi sebesar 2,556% dan tegangan yield
sebesar 25216,49
1. Pendahuluan
Kekerasan merupakan sifat alami dari suatu loga atau material.
Salah satu proses yang mempengaruhi kekerasan suatu material yang diuji
adalah proses heat treatment. Kekerasan memiliki arti yang berbeda sesuai
dengan bidang pemakaiannya. Pada pengujian logam kekerasan
didefinisikan sebagai ketahanan suatu logam terhadap indentasi
(penekanan) sedangkan didalam mineralogi kekerasan merupakan ketahan
suatu mineral terhadap goresan dengan menggunakan standar kekerasan
mohs. Pentingnya sifat kekerasan dalam pemilihan material logam untuk
peralatan teknik seperti untuk komponen mesin yang mengalami gesekan.
2. Bahan Kajian
1. Bagaimana konsep dari uji kekerasan?
2. Mengapa uji kekerasan dilakukan?
3. Bagaimana cara mengetahui kekerasan suatu bahan?
4. Tinjauan Pustaka
Konsep umum tentang kekerasan sebagai penentu kualitas suatu
bahan mempunyai kaitan erat dengan kekakuan dan kekompakan
permukaan suatu meterial. Ada banyak metode yang dikembangkan dalam
menentukan harga kekerasan ini. Sehingga arti fisik dari kekerasan tidak
mudah dipahami bersama. Pengertian tentang kekerasan ini bergantung
pada pengalaman dan profesi setiap orang. Metode umum pengujian
kekerasan ada tiga jenis yaitu ; Scracht, Indentor dan Dynamic.
5. Pelaksanaan
5.1Rancangan
Tabel 5.1 Alat dan Bahan
No Alat Bahan
1 Mesin gerinda tangan Baja SNI HIJ P16
(diameter
2 Pipa pvc diamter 1 inchi 16 x 10 mm)
3 Resin dan katalis
4 Plastisin
5 Mesin amplas
6 Kertas amplas (500-
2000)
7 Kain bludru
8 Autosol
9 Kaca
10 Timbangan
5.2 Prosedur
5.2.1 Dimensi Bahan Uji Kekerasan
6. Pembahasan
1. Pengujian 1
P1 =
P1 =
P1 = 273,18 (0,47)
P1 = 128,3946 kg
2. Pengujian 2
P1 =
P1 =
P1 = 266.9 (0.47)
P1 = 125,443 kg
P1 =
P1 =
P1 = 257,48 (0.47)
P1 = 121,0156 kg
4. Pengujian 4
P1 =
P1 =
P1 = 317.14 (0.47)
P1 = 149.0558 kg
5. Pengujian 5
P1 =
P1 =
P1 = 254.34 (0.47)
P1 = 119.5398 kg
7. Kesimpulan
Kekerasan adalah ketahanan suatu material terhadap deformasi pada
daerah lokal dan permukaan material, dan deformasi plastis. Kekuatan
suatu material berbanding lurus dengan kekerasan, semakin keras suatu
material maka semakin kuat pula material tersebut. Jadi, pengujian
kekerasan pada praktikum ini dilakukan karena dapat mengetahui
kekerasan suatu material uji tersebut.
.......................... .........................
...........................
Pr. Karakterisasi Material Kelas ... ........................... Page 21
. .
NIM. NIM.
NIM. NIM.
MODUL UJI MIKRO
4 1.5Persiapan Bahan
1.6 Pengujian Mikro
1. Pendahuluan
Suatu logam mempunyai sifat mekanik yang tidak hanya
tergantung pada komposisi kimia suatu paduan, tetapi tergantung
pada struktur mikronya. Suatu paduan dengan komposisi kimia yang
samadapat memiliki struktur mikro yang berbeda dan sifat
mekaniknya pun akan berbeda.
Untuk mengetaui sifat dari suatu logam kita dapat melihat
struktur mikronya. Dengan melalui diagram fasa . kita dapat
meramalkan struktur mikronya dan dapat mengetahui fasa yang
akan diperoleh pada komposisi temperatur tertentu.
2. Bahan Kajian
Berdasarkan latar belakang diatas maka terdapat beberapa
keterangan
1. Apa yang dimaksud dengan uji mikro ?
2. Bagaimana prosedur melakukan pengujian mikro?
3. Bagaimana bentuk morfologi suatu bahan dalam uji mikro?
3.2 Manfaat
1. Mahasiswa mengetahui yang dimaksud dengan uji mikro.
4. Tinjauan Pustaka
5.2 Bahan
1. Baja SNI HIJ P10
2. Resin
3. Katalis
4. Pipa PVC
5. Plastisin
6. Kaca
7. Mika
8. Alkhohol
9. HNO3
6.2 Pembahasan
Hasil dari percobaan dan pengujian struktur mikro untuk baja
SNI HIJ P16 sesuai gambar diatas adalah menunjukkan bahwa
perbandingan kontraks struktur mikro lebih banyak bagian putih jika
dibandingkan dengan bagian yang hitamatau gelap
Sifat dari bahan suatu spesimen uji tersebut di pengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya adalah interaksi antara atom satu dengan
lainnya antara bahan, perilaku gugus tersebut atom (mungkin memiliki
struktur kristal yang teratur maupun tidak teratur)
Gambar uji menunjukkan uji ferik (berwarna putih) lebih banyak
dari pada gugusan yang berwarna gelap (peulit) sehingga dapat
disimpulkan spesimen tersebut bersifat ulet karena ferit
mengindentifisikan keuletan suatu material.
7. Kesimpulan
Pengujian mikro untuk baja SNI HIJ P16 adalah baja tersebut
bersifat ulet dimana keuletan ditunjukkkan dengan adanya ferit (gugusan
putih) yang mendominasi dari spesimen yang diuji/
1. Pendahuluan
2. Bahan Kajian
1) Bagaimana konsep dari uji NDT ?
2) Mengapa uji NDT dilakukan ?
3) Bagaimana cara mengetahui cacat yang terjadi pada suatu bahan ?
3.2 Manfaat
1) Mahasiswa dapat mengetahui konsep dari uji NDT
4. Tinjauan Pustaka
4.1 Devinisi
NDT ( uji tak rusak) adalah salah satu pengujian yang dapat dilakukan
pada suatu material, komponen, struktur atau mengukur beberapa
karakteristik tanpa merusak komponen atau material benda uji tersebut.
NDT memainkan peran penting dalam memastikan bahwa komponen
struktur dan system melakukan fungsi mereka secara efektif dan biaya
optimum. Tes ini dilakukan dengan cara yang tidak mempengaruhi fungsi
komponen karena NDT memungkinkan bagian bagian bahan dan yang
akan diperiksa dan diukur tanpa merusak. Metode NDT bertujuan untuk
mencari dan mengetahui karakteristik dan kondisi material, serta
kekurangan yang menyebabkan komponen mengalami kegagalan.
1) Kelebihan
2) Kekurangan
5. Pelaksanaan
5.1 Rancangan
Alat Bahan
a) Mesin las listrik a) Plat baja dengan panjang 50 mm 4
b) Elektroda las
buah
c) Palu
b) Liquid penetran
d) Sikat kawat
c) Liquid developer
e) Penggaris
d) Liquid cleaner
f) Kain lap halus
Hasil pengujian NDT ( Non Destructive Test) dari plat besi yang di las
adalah sebagai berikut:
6.2 Pembahasan
Sesuai dengan hasil dari gambar dan proses pengujian NDT terdapat
cacat lubang pada sambungan pengelasan dimana hal tersebut terjadi
karena pada saat pengelasan terdapat udara yang terperangkap pada saat
proses pengelasan berlangsung, cara mencegah agar tidak lubang atau cacat
yang lain harus memerhatikan alat penyambungan las yang konsisten
sehingga terhindar dari cacat.
7. Kesimpulan
Hasil proses uji NDT dapat disimpulkan terjadi cacat pada benda kerja
saat proses pengelasan berupa cacat lubang sehingga diperlukan lebih
lanjut untuk mengatasi cacat lubang tersebut.