Anda di halaman 1dari 23

MODUL UJI IMPACT

I 1.1Persiapan Bahan
1.2 Pengujian Impact

1. Pendahuluan
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan pembebanan yang
cacat. Agar dapat memenuhi uji impak terlebih dahulu mengalami
fenomena yang terjadi terhadap satu kapal yang berada pada suhu
rendah ditengah laut, sehingga menyebabkan materialnya menjadi getas
dan mudah patah. Disebabkan laut memiliki banyak beban dari arah
manapun. Dalam pengujian mekanik terdapat perbedaan dalam
pemberian jenis beban kepada material. Pada uji impak digunakan
pembebanan yang cepat terjadi proses penyerapan energy yang
menumbuk ke specimen. Proses penyerapan energy ini akan diubah
dalam berbagai respon material seperti deformasi plastis, efek histeris,
gesekan dan efek inersia.

2. Bahan Kajian
1) Bagaimana konsep dari uji impak ?
2) Bagaimana uji impak dilakukan ?
3) Bagimana cara mengetahui sifat ketangguhan suatu bahan ?

3. Tujuan dan Manfaat


3.1Tujuan
1) Mengetahui konsep dari uji impak
2) Mengetahui fungsi fdari uji impak
3) Mengetahui sifat ketangguhan suatu bahan

3.2Manfaat
1) Mahasiswa dapat mengetahui konsep dari uji impak
2) Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari uji impak
3) Mahasiswa dapat mengetahui sifat ketangguhan suatu bahan

4. Tinjauan Pustaka
4.1 Definisi
Impak test merupakan suatu pengujian yang dilakukan untuk
menguji ketanggungan suatu specimen bila diberikan beban secara tiba-

Pr. Karakterisasi Material Kelas ... Page 1


tiba melalui tumbukan, ketahanan impak biasanya diukur dengan
metode charpy atau rood yang bertakik maupun tidak bertakik. Beban
diayun dari ketinggian tertentu untuk memukul benda uji yang kemudian
diukur energy yang diserap oleh perpatahannya. Prinsip impak ini adalah
menghitung energy yang diberikan oleh bahan dan menghitung energy
yang diserap oleh specimen. Ukuran suatu energy yang diperlukan untuk
mematahkan atau merusak suatu bahan yang diukur dari luas daerah di
bawah kurva tegangan regangan. Suatu bahan mungkin memiliki
kekuatan tarik yang tinggi tetapi tidak memenuhi syarat untuk kondisi
pembebanan kejut.

4.2 Jenis Jenis Metode Uji Impak


Metode pengujian impak terdiri dari dua jenis yaitu :
1) Metode Charpy
Pengujian tumbuk dengan meletakan posisi specimen uji pada tumpuan
dengan posisi horizontal/mendatar, dan arah pembebanan berlawanan
ddengan arah takikan
2) Metode Rood
Pengujian tumbuk dengan meletakkan posisi specimen uji pada tumpuan
dengan posisi dan arah pembebanan searah sengan arah takikan

4.3 Patah Getas dan Patah Ulet


Fenomena patah pada material yang diawali terjadinya retakan
secara cepat, secara umum perpatahan dapat di golongkan menjadi dua
golongan umum yaitu :
1) Patah Getas
Merupakan patah pada material yang diawali terjadinya retakan
secara cepat dibandingkan patah ulat tanpa deformasi plastis terlebih
dahulu dan dalam waktu yang singkat. Biasanya patah grtas terjadi pada
material berstruktur material yang mempunyai komposisi struktur
karbon yang sangat tinggi sehingga sangat kuat namun rapuh.
2) Patah Ulet
Meerupakan patah yang diakibatkan oleh bahan statis yang dibersihkan
pada material. Jika beban dihilangkan maka penjalaran retakan berhenti.
Patah ulet ini ditandai dengan penyerapan energy disertai adanya
deformasi plastis yang cukup besar disekitar patah sehingga permukaan
patahan nampak kasar. Biasanya patah ulet terjadi pada material

Pr. Karakterisasi Material Kelas ... Page 2


berstruktur bainit yang merupakan baja dengan kandungan karbon
rendah

4.4 Deformasi Plastis dan Elastis


Suatu material dapat bertahan dari energy tekan dikarenakan energy
tekan tidak melebihi energy material itu. Deformasi elastic merupakan
perubahan bentuk material yang diberi gaya tarik atau tekan sehingga
dapat berubah bentuk dan bila energy tarik atau tekan hilangkan, benda
tersebut akan kembali kebentuk semula. Sedangkan pada deformasi
plastis material yang sudah diberi gaya tarik hingga mengalami
perubahan panjang atau bentuk tidak akan kembali pada bentuk semula
apabila gaya tarik dihilangkan.

5. Pelaksanaan
5.1 Rancangan
Sebelum melaksanakan pratikum dan untuk memperlancar pratikum
harus dipersiapkan suatu rancangan alat dan bahan sebagai berikut :
Tabel 5.1 Perancangan alat dan bahan

Alat Bahan
Mesin uji impact Besi 70mm
12 x 12 sebanyak 3 spesimen
Gerindra tangan
Gergaji besi
Penggores / penanda
Alat tulis

5.2 Prosedur Pengujian


Untuk memperlancar jalanya proses uji impact didapat prosedur
pengujian sebagai berikut :
1. Potong bahan spesimen yaitu besi virkan dengan panjang 70mm
2. Beri tarikan pada bagian tengah spesimen benda kerja sedalam 10mm.
Sisakan 2mm supaya mempermudah proses uji. Pemberian takik dengan
gergaji besi

Pr. Karakterisasi Material Kelas ... Page 3


3. Siapkan mesin uji impact dan letakan benda kerja pada mesin sesuai
metode izod
4. Timbang berat pendalam mesin uji impact
5. Atur ketinggian pendalam seperti yang sudah ditentukan kemudian kunci
pada ketinggian tersebut
6. Atur indikator pada 00
7. Setelah itu lepaskan pengunci pendulum sehingga benda kerja terpukul
oleh pendulum
8. Ukur jarak drajat pendulum melalui indikator sudut dan catat semua
datanya

Gambar 5.1 diameter benda kerja

6 Hasil dan Pembahasan


6.1 Hasil
Hasil dari pengujian impact yang dilakukan dengan menggunakan besi
virkan 12 x 12 mm adalah sebagai berikut

Gambar 6.1 Hasil Uji Impact

6.2 Pembahasan
Pembahasan yang didapat dari pnguijan impact adalah sebagai berikut
Diketahui : Panjang lengan = 0,85 m
Tinggi Spesimen =1m

Pr. Karakterisasi Material Kelas ... Page 4


Massa Lengan = 20,5 kg
Percepatangravitasi = 9,8 m/s2
Tarik = 0.02 m
Rumus h2 = cos d . panjang lengan
EP = m.g.(ho-x)
Tarik
Hi = Ep
A

Keterangan h2 = ketinggian pendulum setelah menghantam spesimen


Ep = Energi potensial J
m = massa pendulum m
g = percepatan gravitasi m/s2
ho = Tinggal awal m
Hi = Harga impact J/m

Pengujian 1
360 o 304 o = 56 o
Cos 56.0,85 = 0,475
Ep = 20,5 . 9,8 . 0,475
0,02
= 95,42
0,02
= 4772 J
Hi = 4771
0,02
= 33,1 J/m

Pengujian 2
360 o 310 o = 50 o
Cos 56.0,85 = 0,546
Ep = 205.9,8.0,546 = log.69 = 54,84J
0,02 0,02
Hi = 5484 = 38 J/ m
144

Pengujian 3

Pr. Karakterisasi Material Kelas ... Page 5


360o 309 o = 51 o
Cos 51 o.0,85 = 0,546
Ep = 205.9,8.0,534 = 109.28 = 5364 J
0,02 0,02
Hi = 5364 = 37,25 J/m
144
4Hi = 33,1 + 38 + 37,25 = 36,11 J/m
3

7. Kesimpulan

Dari pengujian impact adalah spesimen uji memiliki tingkat


kualiatas yang tinggal karena tidak mengalami patah walaupun .

MODUL UJI TARIK


2 1.3Persiapan Bahan
1.4 Pengujian Tarik

1. Pendahuluan
Dalam pembuatan suatu kontruksi diperlukan material dengan
spesifikasi dan sifat-sifat yang khusus pada setiap bagiannya. Sebagai
contoh dalam pembuatan kontruksi sebuah jembatan. Diperlukan
material yang kuat untuk menerima beban diatasnya. Material juga
harus elastis agar pada saat terjadi pembebanan standart atau lebih tidak
patah. Salah satu contoh yang sekarang banyak digunakan pada
kontruksi bangunan atau umum adalah logam memiliki sifat sifat
tertentu yang dibedakan atas sifat fisik, mekanik, thermal dan korosif.

Pr. Karakterisasi Material Kelas ... Page 6


Salah satu yang penting dari sifat tersebut adalah sifat mekanik. Sifat
mekanik terdiri dari keuletan, kekekrasan, dan ketangguhan.

2. Bahan Kajian
1. Bagaimana konsep dari uji tarik?
2. Mengapa uji tarik dilakukan?
3. Bagaiman cara mengetahui kekuatan tarik suatu bahan?

3 Tujuan dan Manfaat


3.1 Tujuan
1. Mengetahui konsep dari uji tarik
2. Mengetahui fungsi dari uji tarik
3. Mengetahui kekuatan tarik suatu bahan

3.2 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui konsep dari uji tarik
2. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari uji tarik
3. Mahasiswa dapat mengetahui kekuatan tari suatu bahan

4 Tinjauan Pustaka
4.1 Dasar Pengujian Logam
Uji tarik merupakan suatu metode yang digunakan untuk menguji
kekuatan suatu bahan / material dengan cara memberikan beban gaya yang
sesumbu. Hasil yang didapatkan dari pengujian tarik sangat penting untuk
rekayasa teknik desain produk karena menghasilkan data kekuatan
material.

Pr. Karakterisasi Material Kelas ... Page 7


Gambar 4.1 Mesin Uji Tarik

Pengujian tarik dasar dari pengujian mekanik yang dipergunakan


pada material. Pengujian tarik relatif sederhana, murah dan sangat
terstandarisasi dibanding dibanding pengujian lain. Dimana spesimen uji
telah distandarisasi dilakukan pembebanan unixial sehingga spesimen uji
mengalami peregangan dan tambah panjang hingga akhirnya patah.
4.2 Kekuatan Tarik
Kekuatan yang biasanya ditentukan dari suatu hasil pengujian tarik
adalah kuat luluh dan kuat tarik. Kekuatan tarik adalah beban maksimum
dibagi luas penampang lintang awal benda uji.

4.3 Modulus Elastisitas


Ukuran kekuatan suatu bahan akan keelastisannya. Makin besar
modulus, makin kecil regangan elastis yang dihasilkan akibat pemberian
tegangan. Modulus elastisitas ditentukan oleh gaya ikat atomm sebab gaya
ikat atom, sebab gaya ini tidak dapat dirubah tanpa perubahan menset pada
sifat bahayanya. Maka modulus elastisitas salah satu sifat-sifat mekanik
yang tidak dapat diubah.

Pr. Karakterisasi Material Kelas ... Page 8


MO = /

Keterangan : tegangan
: regangan

5 Pelaksanaan
5.1 Rancangan

Alat Bahan
1. Mesin gerindra tangan 1. Baja SNI HIJ P10
2. Mesin uji tarik
(10x100)mm
3. Jangka sorong
4. Penggaris
5. Kamera perekam
6. Mesin bubut

5.2Prosedur
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Memotong bahan baja SNI HIJ P10 menggunakan gerindra
c. Membubut bahan yang telah dipotong sesuai dengan dimensi yang telah
ditentukan
d. Membuat grid atau garis-garis pada bagian bahan yang akan dicekam
mesin uji tarik, menggunakan mesin gerindra
e. Memasang bahan pada mesin uji tarik dan ukur diameter awal
f. Menutup pompa dan mereset sesuai indikator sebelum pompa hidrolik
digerakkan
g. Menempelkan atau mengukur diameter yang berubah dengan
menggunakan jangkasorong

6. Hasil dan Pembahasan


6.1 Tabel dan Grafik Gaya-Diameter
Sampel atau benda uji dengan ukuran dan bentuk tertentu ditarik dengan
beban kontinu sambil diukur perubahan diameternya. Data yang didapat
berupa perubahan diameter dan perubahan beban yang selanjutnya
ditampilkan dalam bentuk Tabel dan grafik.
Pr. Karakterisasi Material Kelas ... Page 9
Tabel 6.1 Tabel Gaya-Diameter

Spesimen Ke
No 1 2 3
Gaya(N) D(mm) Gaya(N) D(mm) Gaya(N) D(mm)
1 0 0,02 0 0,02 0 0,02
2 11516,16 0,03 35505,40 0,04 28476,91 0,04
2 27519,98 0,05 33657,53 0,05 26398,06 0,05
4 36297,34 0,06 37419,26 0,07 30192,79 0,06
5 32997,58 0,07 38211,20 0,08 32205,64 0,07
6 39036,14 0,08 34449,47 0,09 33921,51 0,09
7 38937,14 0,09 28047,94 0,11
8 24517,20 0,11

Grafik 6.1 Grafik Gaya Diameter


Dari data dan grafik yang diperoleh dari hasil uji tarik dapat dikatakan
spesimen memiliki spesimen memiliki keuletan yang tinggi

6.2 Tabel dan Grafik Tegangan Regangan

Tabel 6.2 Tabel Tegangan Regangan

Spesimen Ke
1 2 3
No
Tegangan Regangan Tegangan Regangan Tegangan Regangan
(Mpa) (Mpa) (Mpa)
1 0 0,333 0 0,500 0 0,011
2 1978,72 0,600 6121,62 0,600 5332,75 0,004
Pr. Karakterisasi Material Kelas ... Page 10
2 4811,19 0,667 5884,18 0,714 4962,04 0,008
4 6435,70 0,714 6611,18 0,750 5718,33 0,017
5 5913,54 0,750 6847,88 0,778 6205,33 0,013
6 7228,91 0,778 6252,17 0,796 6625,30 0,010
7 7319,01 0,818 5532,14 0,854
8 4678,86 0,854

Grafik 6.2 Grafik Tegangan Regangan

Penjelasan dari tabel data yang telah diolah menjadi grafik nebubjukkan
spesimen yang diuji memiliki tegangan dan ragngan yang beda namun tidak
signifikat, dapat dikatakan spesiment yang diuji memiliki tingkat keuletan
tinggi

6.3 Ultimate Tensile Strength(UTS)


Tabel 6.3 Ultimate Tensile Strength

Spesimen Ke Fmax(N) A0(mm2) UTS(N/mm2)


1 39036,14 1428,54 1428,54
2 38211,20 1352,13 1352,13
3 32205,64 1406,94 1406,94
Rata-rata 1395,870
Ultimate Tensile Strange merupakan hasil dari gaya maksimal dibagi
AD satuan untuk UTS yang pascal (Pa)

Pr. Karakterisasi Material Kelas ... Page 11


6.4 Modulus Elastisitas(E)
Tabel 6.4 Tabel Modulus Elastisitas

Tegangan Regangan
Spesimen Ke 2 E(Mpa)
Maks.(N/mm ) Maks.
1 7319,01 0,032 226889,38
2 6564,90 0,033 196947,09
3 5489,26 0,011 494033,32
Rata-rata 283332,893
Modulus elastisitas dalah hasil pembagian antara tegangan maksimal
dengan regangan maksimal. Satuan dari modulus elastisitas adalah Pascal
Pa

6.5 Elongasai
Tabel 6.5 Tabel Elongasi

aRegangan
Spesimen Ke Persentase(%) Elongasi(%)
Maks.
1 0,032 100 3,23
2 0,033 100 3,33
3 0,011 100 1,11
Rata-rata 2,556
Elongasi merupakan hasil dari diameter awal dikurangi diameter
akhir lalu dibagi dengan diameter awal dan dikalikan 100%

6.6 Tegangan Yield


Tabel 6.6 Tegangan Yield

Tegangan
Spesimen Ke d0(mm) Yield
Luluh(N)
1 11516,16 5,9 68081,21
2 35505,40 6 213458,44
3 28476,91 5,4 154082,87
Rata-rata 25216,49
Tegangan yield adalah hasil dari pembagian gaya pada titik luluh dengan
diameter awal (Do). Tegangan yield menunjukkan seberapa mampu sebuah
spesimen untuk kembali ke bentuk semula setelah mengalami penarikan dan
tidak mengalami penambahan panjang atau perubahan bentuk. Jadi tegangan

Pr. Karakterisasi Material Kelas ... Page 12


yield adalah tegangan yang dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah kecil
diformasi plastis yang ditetapkan

Gambar 6.1 Benda Kerja Setelah Pengujian


123

7. Kesimpulan
Pada pengujian ini kita menguji ketahanan bahan material Baja SNI HIJ
P10, sejauh mana pertambahan panjangnya dan bagaimana material tersebut
bereaksi terhadap tarikan. Jadi material Baja SNI HIJ P10 mempunyai utilities
strange (UTS) rata-rata sebesar 1395,870. Modulus elastisitas sebesar
283332,893, elongasi sebesar 2,556% dan tegangan yield sebesar 25216,49

Pr. Karakterisasi Material Kelas ... Page 13


MODUL NON DESTRUCTIVE TEST (NDT)
3 1.5Persiapan Bahan
1.6Pengujian NDT

1. Pendahuluan

Proses pengelasan yang dilakukan pada material yang bersifat kelogaman


kadang ditemukan kecacatan pada material yang di uji disebabkan karena
banyak factor seperti kurang bagusnya bahan yang digunakan dan kurang
sempurnanya proses pengelasan. Untuk mengetahui kecacatan yang terjadi
digunakan uji NDT.

NDT sering digunakan untuk menguji suatu material tanpa merusak material
itu sendiri, disebabkan karena metode itu sendiri, disbabkan karena metode ini
sangat efektif dan efisien dari pada metode metode yang lain. Banyak manfaat
jika menggunakan metode NDT, seperti waktu tidak terlalu lama, biaya tidak
terlalu mahal, sehingga kegiatan pengujian bisa berjalan optimal.

2. Bahan Kajian
1) Bagaimana konsep dari uji NDT ?
2) Mengapa uji NDT dilakukan ?
3) Bagaimana cara mengetahui cacat yang terjadi pada suatu bahan ?

3. Tujuan dan Manfaat


3.1 Tujuan
1) Mengetahui konsep dari uji NDT
2) Mengetahui fungsi dari uji NDT
3) Mengetahui cacat yang terjadi pada suatu bahan

3.2 Manfaat
1) Mahasiswa dapat mengetahui konsep dari uji NDT
2) Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari uji NDT
3) Mahasiswa dapat mengetahui cacat yang terjadi pada suatu bahan

Pr. Karakterisasi Material Kelas ... Page 14


4. Tinjauan Pustaka
4.1 Devinisi

NDT ( uji tak rusak) adalah salah satu pengujian yang dapat dilakukan pada
suatu material, komponen, struktur atau mengukur beberapa karakteristik tanpa
merusak komponen atau material benda uji tersebut. NDT memainkan peran
penting dalam memastikan bahwa komponen struktur dan system melakukan
fungsi mereka secara efektif dan biaya optimum. Tes ini dilakukan dengan cara
yang tidak mempengaruhi fungsi komponen karena NDT memungkinkan
bagian bagian bahan dan yang akan diperiksa dan diukur tanpa merusak.
Metode NDT bertujuan untuk mencari dan mengetahui karakteristik dan kondisi
material, serta kekurangan yang menyebabkan komponen mengalami
kegagalan.

4.2 Macam- Macam Metode Pengujian NDT

Terdapat beberapa metode pada pengujian NDT, diantaranya adalah particle


inspection, liquid penetront, inspection, eddy current, visval test, ultrasonic
inspection dan sebagainya.

4.3 Kelebihan dan Kekurangan Metode NDT

Pengujian dengan menggunakan NDT ini banyak macam- macam


metodenya, dalam srtiap metode memiliki kelebihan dan Kekurangan

1) Kelebihan

Pr. Karakterisasi Material Kelas ... Page 15


Keuntungan ketika menggunakan NGT adalah tidak memerlukan waktu
yang lama dan juga biaya relative tidak terlalu besar, tidak memerlukan
peralatan terlalu banyak, bisa mengetahui cacat [ada permukaan benda kerja dan
juga kita bisa mengetahui letak kecacatan yang ada pada material.

2) Kekurangan

Kekurangan yang terlihat pada penggunaan NDT ini adalah pengujian hanya
terbatas pada specimen yang diuji, membutuhkan tingkat kebersihan yang
tinggi, hanya terbatas menguji pada permukaan yang kasar dan berpori

5. Pelaksanaan
5.1 Rancangan

Sebelum melakukan praktikum rancangan alat dan bahan yang perlu


dipersiapkan adalah sebagai berikut

Tabel 5.1 Rancangan Alat dan Bahan

Alat Bahan
a) Mesin las listrik a) Plat baja dengan panjang 50 mm 4
b) Elektroda las
buah
c) Palu
b) Liquid penetran
d) Sikat kawat
c) Liquid developer
e) Penggaris
d) Liquid cleaner
f) Kain lap halus
g) Kamera
h) Kacamata las
i) Sarung tangan
j) Alat tulis
k) Gerinda
l) Ragum

5.2 Prosedur Pelaksanaan Praktikum


Prosedur dalam proses pengujian NDT adalah sebagai berikut :
1) Potong plat baja sesuai ukuran dengan panjang 50 mm sebanyak 4 buah
Pr. Karakterisasi Material Kelas ... Page 16
2) Las semua specimen sesuai ketentuan ( las siku) dan bersihakan kerak las
hasil pengelasan
3) Bersihkan specimen dengan cleaner dan lap hingga bersih
4) Semprotkan penetron dan tunggu 5-10 menit, lalu bersihkan dengan kain
pembersih
5) Semprotkan developer dan amati hasilnya kemudian data dan analisis
hasilnya

6. Hasil dan Pembahasan


6.1 Hasil

Hasil pengujian NDT ( Non Destructive Test) dari plat besi yang di las
adalah sebagai berikut:

Gambar 6.1 Hasil Pengujian NDT

6.2 Pembahasan

Sesuai dengan hasil dari gambar dan proses pengujian NDT terdapat cacat
lubang pada sambungan pengelasan dimana hal tersebut terjadi karena pada saat
pengelasan terdapat udara yang terperangkap pada saat proses pengelasan
berlangsung, cara mencegah agar tidak lubang atau cacat yang lain harus

Pr. Karakterisasi Material Kelas ... Page 17


memerhatikan alat penyambungan las yang konsisten sehingga terhindar dari
cacat.

7. Kesimpulan

Hasil proses uji NDT dapat disimpulkan terjadi cacat pada benda kerja saat
proses pengelasan berupa cacat lubang sehingga diperlukan lebih lanjut untuk
mengatasi cacat lubang tersebut.

MODUL UJI MIKRO


4 1.7Persiapan Bahan
1.8 Pengujian Mikro

1. Pendahuluan
Suatu logam mempunyai sifat mekanik yang tidak hanya
tergantung pada komposisi kimia suatu paduan, tetapi tergantung pada
struktur mikronya. Suatu paduan dengan komposisi kimia yang
samadapat memiliki struktur mikro yang berbeda dan sifat mekaniknya
pun akan berbeda.
Untuk mengetaui sifat dari suatu logam kita dapat melihat struktur
mikronya. Dengan melalui diagram fasa . kita dapat meramalkan struktur
mikronya dan dapat mengetahui fasa yang akan diperoleh pada
komposisi temperatur tertentu.

Pr. Karakterisasi Material Kelas ... Page 18


2. Bahan Kajian
Berdasarkan latar belakang diatas maka terdapat beberapa keterangan
1. Apa yang dimaksud dengan uji mikro ?
2. Bagaimana prosedur melakukan pengujian mikro?
3. Bagaimana bentuk morfologi suatu bahan dalam uji mikro?

3 Tujuan dan Manfaat


3.1 Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui yang dimaksud dengan uji mikro.
2. Agar mahasiswa dapat melakukan pengujian mikro.
3. Agar mahasiswa mengetahui bentuk morfologi dari suatu bahan dalam uji
mikro.

3.2 Manfaat
1. Mahasiswa mengetahui yang dimaksud dengan uji mikro.
2. Mahasiswa dapat melakukan pengujian mikro.
3. Mahasiswa mengetahui bentuk morfologi dari suatu bahan dalam uji
mikro.

4. Tinjauan Pustaka

Sifat logam terutama mekanik dipengaruhi oleh struktur logam,


disamping komposisi kimianya. Untuk mengetahui sifat suatu logam dapat
dilihat dari struktur mikronya. Setiap logam dengan jenis yang berbeda
memiliki struktur mikro yang berbeda. Dari struktur mikro kita dapat
melihat, ukuran dan bentuk butir, distribusi fasa yang terdapat pada material
logam, pengatur yang terdapat pada permukaan material untuk memperjelas
struktur permukaan. Pengetesan pada umumnya menggunakan cairan kimia
berupa HNO3 dan Alkohol, dengan perbandingan campuran yaitu 100%
untuk Alkohol dan 1% untuk HNO3, pada saat pengetesan campuran
tersebut dioleskan pada spesimen dan diberi batasan waktu 40-60 detik,
dangan wawasan daerah yang di beri cairan reagen hanya sebagian kecil
saja, setelah itu lap dan bersihkan kerak cairan reagen dari spesimen uji dan
lihat spesimen uji pada mikroskop hingga mendapatkan hasil uji yang baik.

Pr. Karakterisasi Material Kelas ... Page 19


Gambar 4.1 Hasil mounting yang

Pengujian mikro dilakukan pada mikroskop khusus yaitu mikroskop


metalorgi digital, dimana cara kerjanya sama dengan mikroskop pada
umumnya tetapi hasilnya dapat disimpan berupa gambar digital

Gambar 4.2 Mikroskop Metalorgi


5 Prosedur Pratikum
5.1 Alat
1. Mikroskop metalorgi
2. Gerindra
3. Ragum
4. Penggaris
5. Mesin Amplas
6. Laptop pengamatan

Pr. Karakterisasi Material Kelas ... Page 20


5.2 Bahan
1. Baja SNI HIJ P10
2. Resin
3. Katalis
4. Pipa PVC
5. Plastisin
6. Kaca
7. Mika
8. Alkhohol
9. HNO3

5.3 Prosedur Pelaksanaan


1. Potong baja dengan panjang 10mm
2. Mounting bahan dengan perbandingan resin dan katalis 1:100 pada pipa
PVC yang sudah diberi palihan dan keringkan bahan kemudian copot dari pipa
PVC
3. Amplas spesimen uji dengan mesin pengamplas mula dari 500, 1000,
1500 dan 2000
4. Beri autosol pada spesimen uji mikro dan amplas pada kain yang halus
hingga mengkilap
5. Racik vergen dengan mencampurkan HNO3 1% dengan alkhohol 100%
kemudian aduk hingga merata
6. Beri vergen pada sempel uji dan tunggu hingga 40-60 detik
7. Uji spesimen dengan mikroskop metalorgi untuk melihat struktur
mikronya sesuai dengan pembesaran tertentu dan hasil difoto

6 Hasil dan Pembahasan


6.1 Hasil

Pr. Karakterisasi Material Kelas ... Page 21


Hasil dari pengujian mikro untuk baja SNI HIJ P16 menggunakan
miksroskop matalorgi adalah sebagai berikut.

Gambar 6.1 Hasil Uji Mikro

6.2 Pembahasan
Hasil dari percobaan dan pengujian struktur mikro untuk baja SNI HIJ
P16 sesuai gambar diatas adalah menunjukkan bahwa perbandingan kontraks
struktur mikro lebih banyak bagian putih jika dibandingkan dengan bagian
yang hitamatau gelap
Sifat dari bahan suatu spesimen uji tersebut di pengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya adalah interaksi antara atom satu dengan lainnya
antara bahan, perilaku gugus tersebut atom (mungkin memiliki struktur kristal
yang teratur maupun tidak teratur)
Gambar uji menunjukkan uji ferik (berwarna putih) lebih banyak dari
pada gugusan yang berwarna gelap (peulit) sehingga dapat disimpulkan
spesimen tersebut bersifat ulet karena ferit mengindentifisikan keuletan suatu
material.

7. Kesimpulan

Pr. Karakterisasi Material Kelas ... Page 22


Pengujian mikro untuk baja SNI HIJ P16 adalah baja tersebut bersifat
ulet dimana keuletan ditunjukkkan dengan adanya ferit (gugusan putih) yang
mendominasi dari spesimen yang diuji/

Pr. Karakterisasi Material Kelas ... Page 23

Anda mungkin juga menyukai