Bab 2 - 07307144012 PDF
Bab 2 - 07307144012 PDF
KAJIAN PUSTAKA
A. Tembaga
Tembaga adalah logam merah muda yang lunak, dapat ditempa, dan liat. Ia
untuk pasangan Cu/Cu2+), tembaga tak larut dalam asam klorida dan asam sulfat
encer, meskipun dengan adanya oksigen tembaga bisa larut sedikit. Asam nitrat
3Cu (s) + 8HNO3 (aq) 3Cu2+ (aq) + 6NO3- (aq) + 2NO (g) + 4H2O (aq)
Cu (s) + 2H2SO4 (aq) Cu2+ (aq) + SO42- (aq) + SO2 (g) + 2H2O (aq)
3Cu (s) + 6HCl (aq) + 2HNO3 (aq) 3Cu2+ (aq) + 6Cl- (aq) + 2NO (g) +
4H2O (aq)
Tembaga tidak larut dalam air atau uap air dan asam-asam encer seperti
HCl encer dan H2SO4 encer, tetapi asam klorida pekat dan mendidih melarutkan
logam tembaga dan membebaskan gas hidrogen. Hal ini disebabkan oleh
dari senyawa tembaga(I) oksida (Cu2O) yang berwarna merah, dan mengandung
tembaga(I) tak larut dalam air, perilakunya mirip perilaku senyawa perak(I).
umumnya berwarna biru, baik dalam bentuk hidrat, padat, maupun dalam larutan
air. Warna ini benar-benar khas hanya untuk ion tetraakuokuprat(II) [Cu(H2O)4]2+
CuSO4, berwarna putih (atau sedikit kuning). Dalam larutan air selalu terdapat ion
B. Seng
Seng adalah logam yang putih kebiruan, logam ini cukup mudah ditempa
dan liat pada 110 150oC. Seng melebur pada 410oC dan mendidih pada 906oC.
Logamnya yang murni, melarut lambat sekali dalam asam dan dalam alkali,
adanya zat-zat pencemar atau kontak dengan platinum atau tembaga, yang
dihasilkan oleh penambahan beberapa tetes larutan garam dari logam-logam ini,
dengan mudah larut dalam asam klorida encer dan asam sulfat encer dengan
mengeluarkan hidrogen :
yang dilepaskan :
4Zn (s) + 10H+ (aq) + NO3- (aq) 4Zn2+ (aq) + NH4+ (aq) + 3H2O (aq)
4Zn (s) + 10H+ (aq) + 2NO3- (aq) 4Zn2+ (aq) + N2O (g) + 5H2O (aq)
3Zn (s) + 8HNO3 (aq) 3Zn2+ (aq) + 2NO (g) + 6NO3- (aq) + 4H2O (aq)
Zn (s) + 2H2SO4 (aq) Zn2+ (aq) + SO2 (g) + SO42- (aq) + 2H2O (aq)
kation seng(II), yang diturunkan dari seng oksida, ZnO (Vogel, 1990:289).
Potter dkk, 1994:41). Pengerjaan pelapisan logam pada dasarnya terbagi atas tiga
proses yaitu perlakuan awal, proses pelapisan dan proses pengolahan akhir hasil
pelapisan logam.
pembilasan dan pengeringan. Air yang berasal dari proses pencucian logam,
logam terlarut dan senyawa-senyawa berbahaya lainnya, (Mario Hendro dan Ratih
Sulastiningrum, 2009:2).
Pengolahan limbah cair industri pelapisan logam yang mengandung
berbagai jenis ion-ion logam berat dapat dilakukan dengan proses kimia-fisik
(reduksi & presipitasi), proses ini dilakukan dalam 3 tahapan proses yaitu proses
utama limbah padat dalam pabrik pelapisan logam. Lumpur limbah industri
pelapisan logam masih mengandung air yang cukup tinggi dan mengandung
logam berat seperti Cu dan Zn (Abdul Rahman dan Subari, 1998:39). Lumpur
harus dihilangkan airnya, kemudian disimpan pada tempat tertutup sampai dapat
ditemukan tempat penimbunan tanah yang aman dan dapat mencegah penyebaran
D. Destruksi
dengan asam seperti asam sulfat pekat, asam nitrat, asam klorida tanpa atau
macam, yaitu destruksi basah dan destruksi kering. Destruksi basah adalah
digunakan untuk destruksi basah antara lain asam nitrat, asam klorida dan asam
sulfat, (Susila K, 2012:4). Dalam destruksi basah ini suhu relatif rendah untuk
menghindari penguapan dari unsur yang akan dianalisis dan biasanya untuk
penentuan unsur runut (trace element) dan logam-logam yang beracun. Namun,
destruksi basah memerlukan waktu yang relatif lebih lama dibandingkan dengan
1. Asam nitrat
Asam nitrat murni merupakan asam yang korosif yang tidak berwarna dan
dapat menyebabkan luka bakar dengan berat jenis 1.522 kg/m. Asam nitrat
merupakan oksidator yang kuat. Titik didih asam nitrat pada 830C, pada saat
mendidih dalam suhu kamar maka asam nitrat akan terurai sebagian dengan
termal maupun cahaya. Sebagai sebuah oksidator yang kuat, asam nitrat bereaksi
dengan hebat dengan sebagian besar bahan-bahan organik dan reaksinya dapat
asam, suhu, serta reduktor. Reaksi dapat terjadi dengan semua logam kecuali deret
logam mulia dan aloi tertentu. Karakteristik ini membuat asam nitrat menjadi agen
yang umumnya digunakan dalam uji asam. Sebagai kaidah yang umum, reaksi
oksidasi utamanya terjadi dengan asam pekat, dan terbentuk nitrogen dioksida
(NO2).
Cu (s) + 4H+ (aq) + 2NO3- (aq) Cu+2 (aq) + 2NO2 (aq) + 2H2O (aq)
3Cu (s) + 8HNO3 (aq) 3Cu(NO3)2 (aq) + 2NO (g) + 4H2O (aq)
3Zn (s) + 8HNO3 (aq) 3Zn(NO3)2 (aq) + 2NO (g) + 4H2O (aq)
2. Asam klorida
Asam klorida adalah asam kuat dan merupakan larutan akuatik dari
gas hidrogen klorida (HCl). Asam klorida memiliki titik didih -850C, dengan bau
yang tajam pada suhu 250C dan sangat larut dengan air dan sangat korosif
sehingga harus ada penanganan yang tepat. Hidrogen klorida (HCl) dapat
mengindikasikan tingkat disosiasi zat tersebut dalam air. Untuk asam kuat seperti
HCl, nilai Ka cukup besar. Asam klorida juga sulit mengalami reaksi redoks dan
merupakan reagen pengasam yang sangat baik karena pada konsentrasi menengah
cukup stabil untuk disimpan dan konsentrasinya tetap stabil. Pada konsentrasi
pekat asam klorida dapat melarutkan banyak jenis logam dan menghasilkan logam
Asam sulfat merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut
dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat 98% lebih stabil untuk
disimpan. Asam sulfat 98% umumnya disebut sebagai asam sulfat pekat. Reaksi
dalam air daripada air ke dalam asam. Air memiliki massa jenis yang lebih rendah
daripada asam sulfat dan cenderung mengapung di atasnya, sehingga apabila air
ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, ia akan dapat mendidih dan bereaksi
dengan keras.
Cu (s) + 2H2SO4 (aq) CuSO4 (aq) + SO2 (g) + 2H2O (aq) (vogel,
1990:229)
Reaksi asam sulfat pekat, panas, dengan seng melepaskan belerang dioksida :
Zn (s) + 2H2SO4 (aq) Zn2+ (aq) + SO2 (g) + SO42- (aq) + 2H2O (aq)
(Vogel, 1990:290)
terjadi pada panjang gelombang 324,8 nm dan seng pada panjang gelombang
213,9 nm. Pada panjang gelombang tersebut cahaya memiliki cukup energi untuk
(Khopkar, 1990:275).
sumber cahaya, nyala, monokromator, detektor, dan alat pencatat. Pada penelitian
ini alat yang digunakan adalah Spektrofotometer Serapan Atom merk Hitachi
Z2000 dengan kondisi analisis yang dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini :
No Kondisi Analisis Cu Zn
1 Wavelength (nm) 324.8 213.9
2 Slit Width (nm) 1.3 1.3
3 Time Constant (s) 1.0 1.0
4 Lamp Current (mA) 7.5 5.0
5 PMT Voltage (V) 243 333
6 Flame Type Air-C2H2 Air-C2H2
7 Fuel Flow (L/min) 2.0 1.8
8 Oxd. Pressure (kPa) 160 160
9 Oxd. Flow (L/min) 15.0 15.0
10 Burner Height (mm) 7.5 7.5
11 Delay Time (s) 5 5
12 Measurement Time (s) 5.0 5.0
13 Order Linear Linear
14 Range (ppm) 0 2.5 0 - 2.0
tertentu dan akan diserap oleh atom-atom logam yang sedang di analisis. Jumlah
energi cahaya yang diserap atom logam pada panjang gelombang tertentu ini
sebanding dengan jumlah zat yang diuapkan pada saat dilewatkan melalui nyala
api udara-asetilen. Setiap unsur logam membutuhkan lampu katoda yang berbeda.
Keseluruhan prosedur ini sangat sensitif dan selektif karena setiap unsur
1. Penelitian yang dilakukan oleh Felys Ratna Dewi (2005), yaitu pengaruh jenis
asam pendestruksi terhadap kadar logam berat timbal (Pb) dan tembaga (Cu)
dan Cu dalam sampel dilakukan dengan alat Spektrofotometer Serapan Atom pada
panjang gelombang 283,3 untuk Pb dan 324,7 nm untuk Cu. Hasil yang diperoleh
untuk analisis kadar logam Pb dan Cu dengan HCI 37%, HNO3 65% dan H2SO4
optimum untuk analisis Pb adalah HNO3 65%, sedangkan untuk Cu adalah HC1
37%.
(2008), yaitu analisis kadar logam seng dan tembaga dalam daging dan hati ayam
petelur berbulu coklat secara spektrofotometri serapan atom. Sampel daging dan
hati ayam didestruksi dengan asam klorida pekat. Berdasarkan penelitian tersebut
diketahui bahwa kandungan logam Cu terkecil terdapat pada daging yaitu 0,477
ppm dan kandungan terbesar terdapat pada hati yaitu 0,720 ppm, sedangkan
kandungan logam Zn terkecil terdapat pada daging yaitu 9,701 ppm dan
kandungan terbesar terdapat pada hati yaitu 14,272 ppm dan masih berada di
G. Kerangka Berpikir
padat yang umumnya berbentuk endapan. Endapan ini biasanya bersifat racun,
khusus. Salah satu sumber utama limbah padat suatu industri adalah limbah padat
hasil pengolahan limbah cair. Limbah padat hasil pengolahan limbah cair (lumpur
atau sludge) masih banyak mengandung logam-logam antara lain nikel, krom,
Sampai saat ini sludge belum dimanfaatkan dan masih menjadi masalah bagi
industri pelapisan logam, tidak hanya karena kandungan logam-logam yang tinggi
Untuk mengetahui keberadaan dan kadar Cu total dan Zn total dalam lumpur
limbah industri pelapisan logam terlebih dahulu dilakukan destruksi dengan cara
jenis asam yang berbeda untuk menganalisis kadar Cu total dan Zn total dalam
lumpur limbah industri pelapisan logam. Untuk mengetahui ada atau tidaknya
Zn total dalam lumpur limbah industri pelapisan logam maka dilakukan uji anova
satu arah.