Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

LEPTOSPIROSIS
DI POLI DALAM

Oleh:
Mahasiswa STIKes Kepanjen

PROGRAM STUDI PENDIDKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN
MALANG
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
LEPTOSPIROSIS
DI POLI DALAM

Oleh:
Rendy Rivaldi
Silfi Zahrotul Laily
Siska Aniscara

PROGRAM STUDI PENDIDKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN
MALANG
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Leptospirosis
Pokok Bahasan : Leptospirosis
Sasaran : Keluarga Pasien/Penunggu
Tempat : Poli Dalam RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
Hati/Tanggal/Jam : Kamis/16 November 2017/Jam 09.00 WIB
Alokasi Waktu : 30 menit

TUJUAN INTRUKSIONAL
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan peserta mengetahui tentang
Leptospirosis dan cara pencegahannya.
2. Tujuan Khusus
a) Setelah dilakukan penyuluhan peserta dapat mengerti dan memahami
pengertian Leptospirosis
b) Setelah dilakukan penyuluhan peserta mampu mengetahui penyebab
terjadinya Leptospirosis
c) Setelah dilakukan penyuluhan peserta mampu mengetahui tanda dan
gejala Leptospirosis
d) Setelah dilakukan penyuluhan peserta mampu mengetahui
penatalaksanaan Leptospirosis
e) Setelah dilakukan penyuluhan peserta mampu mengetahui pencegahan
Leptospirosis
B. Rencana Kegiatan
1. Metode
Ceramah dan tanya jawab (diskusi).
2. Media
Power point presentation dan leaflet.
3. Materi
Terlampir
4. Tahap-tahap Kegiatan
Tahap Waktu Kegiatan Edukator Kegiatan Peserta Metode Media
Pembukaan 2 menit - Memberi salam Menjawab Ceramah -
- Menjelaskan salam,
tujuan edukasi mendengarkan,
- Menyebutkan dan
kontrak waktu memperhatikan
- Menyebutkan
materi atau
pokok bahasan
yang akan
disampaikan
Pelaksanaan 15 - Menggali Menjawab apa Tanya Power
menit pengetahuan yang diketahui jawab point
peserta tentang tentang dan prese
materi yang Leptospirosis ceramah ntatio
akan n dan
disampaikan leaflet
(brainstorming)
- Menjelaskan
materi
penyuluhan
secara berurutan
dan teratur
- Materi:
1. Pengertian
2. Penyebab
3. Tanda dan
gejala
4. Penatalaksana
an
5. Pencegahan
Evaluasi 10 - Mempersilakan - Aktif bertanya Ceramah Power
menit peserta untuk - Aktif dalam dan point
bertanya merespon tanya prese
- Menjawab pertanyaan jawab ntatai
pertanyaan - Aktif on
peserta menjawab
- Meminta - Dapat
peserta untuk mengulangi
mengulangi materi yang
materi yang sudah dibahas
sudah
disampaikan
- Mengidentifikas
i jika ada
kesehalahan dan
menyimpulkan
Penutup 3 menit - Memberikan Memperhatikan Ceramah -
kesimpulan dan menjawab
tentang salam
penyuluhan
yang
disampaikan
- Mengucapkan
terima kasih
- Mengucapkan
salam
5. Setting Tempat
Keterangan
: LCD untuk PPT

1 2 1
: Penyaji

2 : Moderator dan
Observer

3 : Notulen
3
3 3
3
3 : Peserta

6. Organisasi Kegiatan
Moderator : Rendy Rivaldi
Penyaji : Siska Aniscara
Fasilitator atau Notulen : Silfi Zahrotul Laily
Observer : Rendy Rivaldi

C. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
- Adanya koordinasi dengan CI Poli Dalam untuk menentukan tempat
dan waktu edukasi.
- Pengorganisasian kegiatan edukasi dilakukan sebelum kegiatan.
- Media dan bahan-bahan untuk edukasi telah siap sebelum edukasi
dilakukan.
2. Evaluasi Proses
Penyuluh
- Diharapkan penyuluh mampu menjelaskan materi secara
komunikatif dan jelas.
- Diharapkan penyuluh mampu mengajak sasaran untuk
memperhatikan dan mendengarkan penyuluh saat menjelaskan.
- Diharapkan penyuluh mampu menjawab pertanyaan yang
disampaikan oleh sasaran.
Sasaran
- Diharapkan sasaran memperhatikan dengan cermat saat
berlangsungnya penyuluhan.
- Diharapkan sasaran aktif bertanya jika ada hal yang tidak
dimengerti saat dijelaskan.
- Diharapkan sasaran mampu menjawab pertanyaan dari penyuluh.
Lampiran
MATERI PENYULUHAN

A. Definisi

Leptospirosis adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh

leptospira, suatu jenis bakteri golongan Spirochaeta. Semua mamalia

dapat terinfeksi leptospira dan menyebarluaskan penyakit tersebut seperti :

tikus, landak, anjing, musang, dan ternak dapat menjadi sumber infeksi

bagi manusia, burung, ikan dan reptil.

Transmisi leptospira kepada manusia terjadi karena :

1. Kontak dengan urin, darah atau organ dari binatang yang terinfeksi.

2. Kontak dengan lingkungan yang terkontaminasi leptospira seperti

tanah dan air.

Organisme ini dapat hidup dalam air dan alam terbuka dalam

beberapa waktu. Temperatur yang panas (25C), lembab dan pH air antara

6,2 - 8 merupakan kondisi yang optimal untuk hidup. Air tawar merupakan

sumber penularan yang ideal karena dapat hidup berminggu minggu

sedangkan di tanah dapat hidup hingga 43 hari.

B. Etiologi

Leptospirosis disebabkan oleh Leptospira, jenis bakteri golongan

Spirochaeta.yang dapat masuk dalam tubuh melalui luka dikulit atau

menembus jaringan mukosa seperti konjungtiva, nasofaring, vagina

kemudian akan menyebar ke seluruh tubuh melalui darah. Virus ini sering

ditemukan pada individu yang sering kontak langsung dengan ternak, babi,

anjing atau air yang terkontaminasi banjir.


C. Manifestasi Klinis

Penyakit ini merupakan penyakit infeksi sistemik akut yang

ditandai dengan vaskulitis yang menyeluruh. Masa inkubasi 7 12 hari,

bahkan ditemukan antara 2 20 hari.

Dalam perjalanan penyakit ini dibedakan menjadi 2 fase yaitu:

1. Fase 1 atau fase septicemia, berlangsung 4 7 hari. Pada akhir fase

ini leptospira menghilang dari darah, dari cairan serebrospinal dan

jaringan lain kecuali squeous humor mata dan parenkin ginjal.

2. Fase 2, awal fase ini ditandai dengan meningkatnya titer antibody

leptospira secara cepat, oleh sebab itu fase ini disebut sebagai fase

imun. Fase 2 berlangsung 4 30 hari.pada fase ini terjadi

leptospiuria yang dapat berlangsung antara 1 minggu sampai 1

bulan dan pada puncaknya akan terjadi meningitis, gangguan hati

dan ginjal.

3. Beberapa peneliti menyebutkan adanya fase 3 atau fase

konvalesens. Fase ini terjadi antara minggu ke 2 dan minggu ke 4

pada fase ini demam dan nyeri dapat timbul kembali.

D. Penatalaksanaan

Leptospirosis ringan cukup diatasi dengan istirahat dirumah

diberikan obat penurun panas dan diberikan obat antibiotik untuk

leptospira (Doxicilin). Pasien juga diberikan obat simptomatis sesuai

dengan keluhan pasien. Perlu pemberian nutrisi yang seimbang dengan

kebutuhan kalori dan disesuaikan keadaan fungsi hati serta ginjal yang

menurun.
Untuk leptospirosis yang cukup berat, pengobatan dengan Benzyl

Penicilin 6 8 MU IV dosis terbagi selama 5 -7 hari. Atau procain

Penicilin 4-5 MU/hari kemudian dosis diturunkan menjadi setengahnya

setelah demam hilang, biasanya lama pengobatan selam 5 - 6 hari.

Jika pasien alergi Penicilin gunakan Tetracyclin dengan dosis awal

500 mg, kemudian 250 mg IV/IM perjam selama 24 jam, kemudian 250

500 mg /6 jam peroral selama 6 hari. Atau Erythromicyn dengan dosis 250

mg /6 jam selama 5 hari. Tetracyclin dan Erythromicyn kurang efektif

dibandingkan dengan penicilin. Pemberian Ceftriaxone dosis 1 g IV

selama 7 hari hasilnya tidak jauh berbeda dengan penggobatan dengan

Penicilin.

Oxytetracycline digunakan dengan dosis 1.5 g peroral, dilnjutkan

dengan 0.6 g tiap 6 jam selama 5 hari, tapi cara ini tidak dapat mencegah

terjadinya komplikasi hati dan ginjal.

E. Pencegahan

a. Membiasakan diri dengan perilaku hidup bersih dan sehat

b. Menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari

tikus dan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan.

c. Mencuci tangan dan kaki serta bagian tubuh lainnya dengan sabun

setelah bekerja di sawah, kebun, sampah, tanah, selokan dan tempat

tempat yang tercemar lainnya

d. Menghindari adanya tikus didalam rumah

e. Menghindari pencenaran oleh tikus dan lakukan imunisasi jika perlu.


Pokok- pokok cara pengendalian leptospirosis juga memperhatikan

hasil studi faktor risiko terjadinya leptospirosis, antara lain usia, jenis

kelamin, higiene perorangan seperti kebiasaan mandi, riwayat ada luka,

keadaan lingkungan yang tidak bersih, disamping pekerjaan, sosial

ekonomi, populasi tikus, dan lain-lain. Perlu diperhatikan bahwa

leptospirosis lebih sering terjadi pada laki-laki dewasa, mungkin

disebabkan oleh paparan pekerjaan dan kegiatan sehari-hari.


DAFTAR PUSTAKA

Huda, Amin dan Kusuma Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosis Medis Dan Nanda Nic Noc Edisi Revisi Jilid 2.

Jogjakarta. Mediaction.

Anda mungkin juga menyukai