Anda di halaman 1dari 25

TUGAS FARMAKOLOGI TOKSIKOLOGI II

MAKALAH
HORMON 2 (ESTROGEN, PROGESTERON, &
ANDROGEN

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
Widiyastuti Darwis (G 701 15 234)

Agrianty Rantelino (G 701 15 058)

Muliyani (G 701 15 184)

Maulana Malik Ibrahim (G 701 15 227)

JURUSAN FARMASI KELAS B


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2017
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kedadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah Famakologi dan Toksikologi 2 tentang Hormon 2.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Palu, 18 Februari 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................

Daftar Isi ...........................................................................................................

BAB I Pendahuluan ...............................................................................

1.1 Latar Belakang .......................................................................


1.2 Rumusan Masalah .................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ......

BAB II Tinjauan Pustaka ..........................................................................

2.1 Definisi dan sumber hormon...............................................


2.2 Mekanisme Hormon Gonadotropin .....................................
2.3 Hormon-hormon Gonadotropin............................................

BAB III Penutup ................................................................................

3.1 Kesimpulan ....................................................................


3.2 Saran ............................................................................

Daftar Pustaka .
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Hormon berasal dari bahasa Yunani yang berarti merangsang.Hormon yang


dihasilkan oleh kelenjar endokrin langsung disekresikan ke dalam darah karena
tidak memiliki saluran sendiri.Sistem kerja hormon berdasarkan mekanisme umpan
balik. Artinya, kekurangan atau kelebihan hormon tertentu dapat mempengaruhi
produksi hormon yang lain. Hal ini disebut homeostasis, yang berarti seimbang.
Di dalam tubuh manusia terdapat tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu
hipotalamus, hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar andrenal, pankreas, dan kelenjar
gonad (ovarium atau testis).
Ovarium mempunyai fungsi gamettogenik penting yang diintegrasikan
dengan aktifitas hormonalnya. Pada wanita , gonad relatif tenang selama masa
pertumbuhan dan maturasi yang cepat.pada pubertas, ovarium memulai suatu
periode 30-40 tahun fungsi siklus yang di sebut siklus haid karena masa perdarahan
teratur yang merupakan manifestasinya yang jelas. Ovarium ini kemudian gagal
memberikan respon terhkkadap gonadotropin yang disekresikan oleh kelenjar
hipofise, dan berhentinya perdarahan siklik yang terjadi ini di sebut Menopause.
Mekanismenya yang bertanggung jawab bagi mulai kerja fungsi ovarium
pada masa puberitas dianggap bsrasal dari saraf, karena gonad yang tidak matang
dapaat dirangsang oleh gonadotropin yang sudah ada didalam hipotalamus dan
karena hipofise berespon terhadap hormon penglepas gonadotropin hipotalamus,
pusat maturasi seperti amgadala, didalam otak, melepaskan penghambat sel
eminensia mendiana hipotalamus, yang memungkinkan untuk menghasilkan
hormon penglepas gonadotropin (gonadotropin releasing hormone, GnRH) Pada
pulsasi dengan frekuensi dan amplitudo yang tepat, yang merangsang pelepasan
hormon penglepasan hormon perangsang folikel (follicle-stimulating hormone,
FSH) dan luteinizing hormone (LH).
Sintesis dan sekresi hormon hipofisis anterior selain dikontrol oleh
hipotalamus,dipengaruhi oleh banyak faktor obat yaitu hormon alamiah,analog dan
disekantagonis hormon.hubungan antara hipofisis anterior dengan jaringan ferifer
yang dipengaruhi merupakan contoh sempurnah mekanisme umpan balik.hormon
hipofisis antrior mengatur sintesis dan sekresi hormon dan zat-zat kimia di sel
target;sebaliknya hormon yang disekresi tersebut mengatur juga
sekresi hipotalamus dan /atau hipofisis.konsep ini mendasari penggunaan hormon
untuk diagnosi dan terapi kelainan endokrin diklinik.interaksi berbagai hormon ini
menjelaskan mekanisme terjadinya efek samping beberapa jenis obat.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.2.1 Jelaskan definisi dan sumber dari hormone ?
1.2.2 Apa definisi dari Gonad ?
1.2.3 Jelaskan hormone hormone esterogen, progesterone, dan androgen /
testoteron !

1.3 TUJUAN MASALAH


1.3.1 Untuk mengetahui definisi dan sumber dari hormone.
1.3.2 Untuk mengetahui definisi dari Gonad.
1.3.3 Untuk mengetahui hormone-hormon esterogen, progesterone, androgen /
testoteron.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi dan Sumber Hormon
Hormon adalah zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang masuk
ke dalam peredaran darah untuk mempengaruhi jaringan target secara spesifik.
Jaringan yang dipengaruhi umumnya terletak jauh dari empat hormon tersebut
dihasilkan, misalnya hormon pemacu folikel (FSH, follicle stimimulati ormone )
yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior hanya merangsang jaringan tertentu
di ovarium. Dalam hal hormon pertumbuahn lebih dari satu organ menjadi terget
sebab hormon pertumbuahan mempengaruhi sebagai jenis jaringan dalam badan.
Jaringan target suatu hormon sangat spesifik karena sel-selnya mempunyai reseptor
untuk hormon tersebut.
Sumber hormon alami adalah ternak sapi, babi dan biri-biri. Tetapi beberapa
hormon demikian khas sifatnya sehingga yang berasal dari binatang tidak efektif
pada manusia misalnya hormon pertumbuahan, FSH dan LH9 (luteinizing
hormone). Hormon yang berasal dari hewan dapat menimbulkan reaksi imunologis.
Saat ini uintuk menghasilkan hormon alami dipakai cara rekayasa genetika.
Melalui rekayasa genetika, DNA mikroba dapat di arahkan untuk memproduksi
rangkayan asam amino yang urutnya sesui hormon manusia yang diinginkan.
Dengan cara ini dapat dibuat hormon alami dalam jumlah banyak dan dalam waktu
singkat. Hormon hasil rekayasa genetika tidak menimbulkan reaksi imunologi
karena sama dengan hormon manusia asli. cara ini sangat membantu pengadaan
hormon yang dialam ini jumlahnya sangat sedikit misalnya hormon pertumbuhan.
2.2 Pengertian Hormon Gonadotropin dan Mekanisme Kerjanya
Kelenjar kelamin disebut pula dengan gonad. Meskipun fungsi utamanya
adalah memproduksi sel-sel kelamin, namun kelenjar kelamin juga memproduksi
hormon. Kelenjar kelamin laki-laki terdapat pada testis, sementara kelenjar kelamin
perempuan berada pada ovarium.
Gonad (hormon kelamin) merupakan kelenjar endokrin yang dipengaruhi oleh
gonadotropin hormon (GtH) yang disekresikan kelenjar pituitari .Hipofisis
mengsilkan 2 jenis gonadotropin yang mengatur fungsi alat reproduksi yaitu
hormon pemacu folikel (FSH=folicle stimulating hormone dan LH= lutenizing
hormone). Pada setiap spesies tertentu hipofisis penting selama kehamilan,
sedangkan umumnya kehamilan dapat berjalan tanpa hipofisis.
Gonadotropin hipofisis adalah hormon glikoprotein (peptida) dan hanya efektif
bila diberikan dalam bentuk suntikan. Kadar gonadotropin dalam urin dapat diukur
radioimmunoasay, berdasarkan antibodi spesifik terhadap gugus yang membeda-
bedakan dengan masing-masing hormon hipofisis.
Di dalam testis terdapat sel Leydig yang menghasilkan hormone testosteron
atau androgen. Hormon testosteron sangat berpengaruh terhadap proses
spermatogenesis (proses pembentukan sperma) dan pertumbuhan sekunder pada
laki-laki. Pertumbuhan sekunder pada anak laki-laki ditandai dengan suara menjadi
besar, bahu dan dada bertambah bidang, dan tumbuh rambut pada bagian tubuh
tertentu misalnya kumis, janggut, cambang, ketiak, dan sekitar kemaluan.
Sementara itu, hormon estrogen dan progesteron disekresikan oleh ovarium.
Estrogen dihasilkan oleh folikel de Graff dan dirangsang oleh hormon FSH.
Hormon estrogen berfungsi saat pembentukan kelamin sekunder wanita, seperti
bahu mulai berisi, tumbuhnya payudara, pinggul menjadi lebar, dan rambut mulai
tumbuh di ketiak dan kemaluan. Di samping itu, hormon enstrogen juga membantu
dalam pembentukan lapisan endometrium.
Bagi wanita, hormon progesteron berfungsi menjaga penebalan endometrium,
menghambat produksi hormon FSH, dan memperlan-car produksi laktogen (susu).
Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH.
FSH pada wanita menyebabkan perkembangan folikel primer menjadi folikel
graaf. Di bawah pengaruh LH, folikel yang telah berkembang mensekresi estrogen
dan progesteron. LH menyebabkan terjadinya ovulasi dan juga
mempengaruhi korpus luteum untuk mensekresi estrogen dan progesteron. Proses
terakhir dikenal sebagai aktivitas laktogenik, yang pada beberapa spesies berada
dibawah pengaruh proklatin. Sedangkan FSH pada pria berfungsi menjamin
terjadinya spermatogenesis, antara lain dengan mempertahankan fungsi tubulus
seminiferus, LH merangsang sel leydig mensekresi testoteron.
Mekanisme kerja hormon tropik adenohipofisis misalnya hormon
Gonadotropin (hormon kelamin) merupakan mekanisme kerja hormon pada taraf
selular tergantung jenis hormonnya, mengikuti salah satu mekanisme berikut:
Hormon berinteraksi dengan reseptornya mengakibatkan perangsangan atau
penghambatan mengubah kecepatan sintesis siklik AMP dari ATP ,selanjutnya
siklik AMP berfungsi sebagai mediator intrasel untuk hormon tersebut dan seluruh
sistem ini berfungsi sebagai suatu mekanisme spesifik sehingga efek spesifik suatu
hormon dapat terjadi.
Siklik AMP mempengaruhi berbagai proses dalam sel,dan efek akhirnya
bergantung dari kapasitas serta fungsi dari sel tersebut.siklik AMP menyebabkan
aktivasi enzim-enzim protein kinase yang terlibat dalam proses fosforilasi pada
sintesis protein dalam sel.siklik AMP mempengaruhi kecepatan proses
ini.metabolisme siklik AMP menjadi 5,AMP dikatalisis oleh enzim fosfodiesterase
yang spesifik.dengan demikian zat-zat yang menghambat enzim fosfodiesterase
dapat menyebabkan timbulnya efek mirip hormon.
2.3 Hormon Hormon Gonadotropin
1. ESTEROGEN
Ovarium mempunyai fungsi gametogenik penting yang di integrasikan
dengan aktivitas hormionalnya. Pada wanita, gonad relatif tenang selama masa
pertumbuhan dan maturasi yang cepat. Pada masa puberitas, ovarium memulai
suatu periode 30-40 tahun fungsi siklus yang disebut siklus haid karena masa
pendarahan teratur yang merupakan manifestasinya yang paling jelas. Ovarium
ini kemudian memberikan respon terhadap gonadotropin yang disektresikan
oleh kelenjar hipofise, dan berhentinya perdarahan siklik yang terjadi ini di
sebut menopause. Mekanisme yang bertanggung jawab bagi mula kerja fungsi
ovarium pada masa puberitas dianggap berasal dari saraf, karena gonad yang
tidak matang dapat dirangsang oleh gonadotropi yang sudah ada di dalam
hipotalamus dan karena hipofise berespon terhadap hormon penglepas
gonadotropin hipotalamus.
Sumber Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari
estrogen tapi yang paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen
berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu
pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen juga
berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium,
menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk
penetrasi sperma.
Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di
ovarium secara primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di
kelenjar adrenal melalui konversi hormon androgen. Pada pria, diproduksi juga
sebagian di testis. Selama kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta. Berfungsi
stimulasi pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ
reproduksi wanita.
Fungsi lainnya sebagai berikut :
1) Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium.
2) Pada serviks : menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir
serviks.
3) Pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina.
4) Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara. Juga mengatur
distribusi lemak tubuh.
5) Pada tulang, estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu
pertumbuhan / regenerasi tulang. Pada wanita pascamenopause, untuk
pencegahan tulang keropos / osteoporosis, dapat diberikan terapi hormon
estrogen (sintetik) pengganti.
Indikasi Beberapa indikasi dari estrogen, antara lain:
1) Kontrasepsi. Estrogen sintetik paling banyak digunakan untuk
kontrasepsi oral dalam kombinasi dengan progestin.
2) Menopause. Pada usia sekitar 45 tahun umumnya fungsi ovarium
menurun. Terapi pengganti estrogen dapat mengatasi keluhan akibat
gangguan vasomotor, antara lain hot flushes, vaginitis atropikans dan
mencegah osteoporosis.
3) Vaginitis Senilis atau Atropikans. Radang pada vagina ini sering
berhubungan dengan adanya infeksi kronik pada jaringan yang
mengalami atrofi. Dalam hal ini, estrogen lebih berperan untuk
mencegah daripada mengobati.
4) Osteoporosis. Keadaan ini terjadi karena bertambahnya resorpsi tulang
disertai berkurangnya pembentukan tulang. Pemberian estrogen dapat
mencegah osteoporosis berkelanjuitan atau dapat pula diberikan estriol.
5) Karsinoma Prostat. Karena estrogen menghambat sekresi androgen
secara tidak langsung maka hormon ini digunakan sebagai terapi paliatif
karsinoma prostat. Kontra Indikasi Wanita hamil atau menyusui,
gangguan fungsi hepar, riwayat trombosis atau emboli, hipertensi,
penyakit jantung, perdarahan vagina yang belum jelas penyebabnya,
adenoma mamma ata adanya tumor pada alat reproduksi.
Farmakokinetik Hampir semua sediaan estrogen mudah
diabsorbsi melalui saluran cerna, mukosa atau kulit utuh. Absorbsinya
melalui kulit cukup baik sehingga sering memberikan efek sistemik. Hal
ini antara lain terlihat sebagai ginekomastia pada pria yang mengolah
estrogen di pabrik tanpa sarung tangan. Kecepatan ekskresi melalui urin
setelah estrogen diberikan oral atau IV hampir sama ; hal ini
menunjukkan bahwa absorbsi per oral cepat dan lengkap. Estrogen
hampir tidak larut dalam air. Sediaan parenteral dalam larutan minyak
cepat diabsorbsi dan dimetabolisme, karena estrogen alam tidak efektif
pada pemberian oral. Untuk mengatasi ini, maka estrogen diberikan
dalam bentuk esterbenzoat, sipionat, enantat dan lain lain. Sedian
bentuk ester ini bersifat kurang polar dan akibatnya absorbsi lambat dan
masa kerjanya lebih panjang.
Masa kerja kerja estradiol benzoat sampai beberapa hari,
sedangkan estradiol dipropionat dan sipionat 1 -2 minggu. Nasib
estrogen alami hampir sama dengan estrogen endogen. Dalam darah
sebagian besar hormon terikat kuat dengan globulin pengikat hormon
kelamin (sex hormon binding globulin, SHGB) sebagian lagi berikatan
tidak kuat dengan albumin dan sebagian kecil terdapat dalam keadaan
bebas. Inaktivasi terutama terjadi di hepar dan dari tempat ini akan
diekskresikan ke empedu kemudian mengalami sirkulasi enteronepatik.
Selama menjalani sirkulasi itu, hormon mengalami degradasi menjadi
estriol dan estron untuk kemudian dikonyugasi dengan asam sulfat atau
glukuronat dan akhirnya diekskresikan melalui ginjal.
Metabolisme estrogen sintetik agak berbeda. Etinilestrogen dan
dietilstilbestrol yang aktif peroral, dimetabolisme di hepar dan
dijaringan lain jauh lebih lambat daripada estrogen alami. Karena itu,
estrogen sintetik masa kerjanya lebih panjang dan dapat diberikan satu
kali sehar, sedangkan estrogen alami harus diberikan dua atau tiga kali
sehari. Dalam urin, estrogen endogen ditemukan sebagai estradiol,
estron dan estriol yang terkonyugasi dengan sulfata atau glukuronat.
Mekanisme Kerja Reseptor estrogen berupa protein telah ditemukan di
jaringan target yaitu seluruh reproduksi wanita, kelenjar mamae,
hipofisis dan hipotalamus. Estrogen terikat dengan afinitas tinggi pada
reseptor protein di sitoplasma. Setelah mengalami modifikasi, komplek
reseptor estrogen ini kemudian ditranslokasi ke inti sel dan berikatan
dengan kromatin. Ikatan ini memacu sintesis mRNA dan beberapa
protein spesifik lainnya. Beberapa jam kemudian, terjadi sintesis RNA
dan protein lebih banyak, dan pada tahap lebih lanjut terjadi stimulasi
sintesis DNA. Sintesis protein oleh dihambat oleh penghambat sintesis
RNA (daktinomisin) atau penghambat sintesis protein (sikloheksimid).
Penggunaan estrogen dengan reseptornya dihambat oleh obat golongan
antiestrogen, misalnya klomifen dan atau tamosifen.
Efek samping Efek samping yang sering timbul adalah mual dan
muntah, yang mirip dengan keluhan pada kehamilan muda. Kadang
kadang disertai anoreksia dan pusing, yang biasanya hilang sendiri
meskipun terapi diteruskan, bila sangat menggangu obat harus
dihentikan. Keluhan tersubut biasanya timbul pada minggu I sampai
minggu ke II pengobatan, ini sering terjadi pada terapi karsinoma atau
penggunaan kontrasepsi oral. Frekuenzi timbulnya mual diduga sejajar
dengan potensi estrogeninya, sehingga bebarapa sediaan lebih jarang
menimbulkan mual daripada yang lannya. Efek samping lain berupa
rasa penuh dan nyeri pada payudara, sedangkan udem yang disebabkan
oleh retensi air dan natrium lebih sering terjadi pada penggunaan dosis
besar. Sediaan dan Dosis Estriol, tablet 1 dan 2 mg, masa kerja singkat
karena ikatannya pada sel target singkat, aktifitas terhadap protein
plasma rendah, cepat dieliminasi dari tubuh, dosis 2-4 tablet sehari,
Estriadol valerat tab 2 mg, dosis 1 tab sehari, 17- estradiol patch 100
g/hari, etinilestradiol tab 50 g, masa kerja lebih panjang, dosis 1/2 -1
tablet sehari, Estropipat (Na-estron sulfat) 0,625 mg, dosis 1 a 2 tab
sehari. Semua ini digunakan pada defisiensi estrogen, osteoporosis
pascaamenopause. Untuk kontrasepsi, lihat preparat kontrasepsi
hormone.

2. Progesteron
Progesterone merupakan hormone steroid kelamin alamiah yang
diproduksi di tempat yang sama denga estrogen. Derivat sintetiknya, golongan
progestin, merupakan hasil modifikasi stuktur testosterone tanpa atom C19 atau
derivate 19-nortestosteron. Struktur kimia berbagai preparat progesterone dan
derivatnya, yang banyak digunakan dan dibedakan sbb : golongan pregnan,
terdiri atas progesterone, megestrol asetat dan medroksiprogesteron asetat
(MPA), golongan estran terdiri atas 19-nortestosteron, noretindron, etinodiol
diasetat , golongan gonan terdiri atas norgestrel, desogestrel, norgeslimat.
Sintesis dan sekresi Progesterone disekresi oleh ovarium terutama dari korpus
luteum selama fase pertengahan kedua siklus menstruasi. Sebenarnya sekresi
dimulai tepat sebelum ovulasi. Kecuali di ovarium, hormone ini juga disintesis
di testis, korteks adrenal dan plasenta. Kecepatan sekresinya mulai dari
beberapa mg sehari selama fase folikuler dan meningkat sampai 10-20 mg pada
fase luteal, mencapai beberapa ratus mg pada masa akhir kehamilan. Pada pria,
kecepatan sekresinya sekitar 1-5 mg sehari, sesuai dengan fase folikuler siklus
wanita.
Bila ada fertilisasi ovum, sekitar 7 hari kemudian terjadi implantasi
diikuti pembentukan trofoblast yang akan mensekresi human chorionic
gonadotropin (HCG) ke sirkulasi maternal untuk mempertahankan kehidupan
korpus luteum. Kadar hCG di urin, beberapa hari sebelum haid berikutnya akan
terus meningkat secara progesif sampai sekitar 5 minggu berikutnya kemudian
menurun selama kehamilan. Pada bulan ke II-III kehamilan, placenta yang terus
berkembang, mulai mensekresikan estrogen dan progesteron bersamaan dengan
yang berasal dari adrenal fetus, mulai saat tersebut korpus luteum tidak di
perlukan lagi. Estrogen dan progesteron akan terus disekresikan sampai
kehamilan atern.
Fisiologi Dan Khasiat Farmakologi
1) Saluran reproduksi
Progesteron pada fase luteal akan mengendalikan efek proliferasi
estrogen pada endometrium dan terjadi fase sekretorifase. Terjadinya
penurunan hormon ini secara tiba-tiba pada akhir sirklus haid, merupakan
penyebab utama keluarnya perdarahan haid. Pada keadaan normal efek
estrogen akan mendahului dan menyetai progesterone dalam hal efeknya
pada endometrium dan hal ini penting untuk timbulnya siklus haid yang
normal. Hormon ini menyebabkan secret kelenjar endoserviks lebih kental
dan lebih sedikit, hal ini dapat mempersulit penetrasi sperma. Kecuali jika
pematangan epitel vagina akan berubah menjadi seperti pada kehamilan,
dan keadaan ini dapat diketahui dengan pemeriksaan sitologi hapus vagina.
Progesterone sangat penting untuk mempertahankan kehamilan, akan
menekan terjadinya perdarahan haid dan kontraksi uterus. Karena preparat
progestin digunakan untuk threatenen abortion, meski sebenarnya kegunaan
terapi ini masih diragukan karena pada abortus spontan jarang ditemukan
kadar progesterone yang rendah.
2) Kelenjar Mammae
Selama masa kehamilandan fase luteal siklus haid, progesterone dan
estrogen menyebabkan proliferasi asini kelenjar mammae. Pada akhir masa
kehamilan asini kelenjar terisi secret dan vaskularisasi bertambah sesudah
partus dimana estrogen dan progesterone sangat menurun, baru akan terjadi
laktasi. Pada fase folikuler aktifitas mitosis epitel kelenjar berlangsung
sangat lambat dan mencapai puncak setelah fase luteal. Gambaran ini
mencerminkan efek progesterone yang men-trigger suatu fase mitosis di
epitel kelenjar mammae. Meskipun efek ini berlangsung sesaat, pemaparan
progesterone terus-menerus dengan cepat akan diikuti penghentian
pertumbuhan sel-sel epitel. Keadaan ini berlawanan dengan di endometrium
dimana proliferasi terjadi paling besar pada fase folikuler karena kadar
estrogen yang meningkat dan akan diantagonis oleh progesteon pada fase
luteal. Pengaruh hormone pada proses proliferasi di kedua jaringan ini
berbeda, dan efek yang bersifat cell-specific ini harus selalu di ingat pada
interpretasi efek terapi dan efek samping kedua hormone tersebut.
a. Susunan saraf pusat Suhu tubuh wanita selama suatu siklus haid akan
meningkat 1F (0, 056C) pada pertengahan siklus (midcycle), hal ini
dihubungkan dengan waktu dimana terjadi ovulasi. Kenaikan suhu ini
disebabkan oleh efek progesterone dan berlangsung sampai terjadi
perdarahan haid.
Mekanisme timbulnya perubahan suhu ini belum diketahui jelas tetapi
mungkin terjadi perubahan pada pusat pengatur suhu di hipotalamus.
Progesterone dapat menimbulkan rasa kantuk, mungkin akibat efek
depresan dan hypnosis pada SSP. Karenanya dapat di anjurkan
penggunaannya pada malam hari sebelum tidur yang pada beberapa
wanita dapat membantu mudah tertidur.
b. Efek metabolik Progesterone dapat meningkatkann insulin basal atau
setelah makan karbohidrat, tetapi tidak menyebabkan perubahan
toleransi glukosa, kecuali penggunaan jangka panjang progestin yang
poten (norgestrel). Hormone ini dapat merangsang aktifitas enzim
lipoprotein lipase dan nampaknya menambah liposit lemak.
Progesterone dan analognya (MPA) dapat menyebabkan peningkatan
LDL dan penurunan HDL (sedang) atau tidak ada perubahan.
Efek derivate 19-norprogestin terhadap lipid darah lebih jelas
karenaaktifitas androgeniknya: hasil studiprospektif yang besar
menunjukkan bahwa MPA menurunkan HDL yang meningkat pada
penggunaan conjugated estrogen sebagai HRT, tetapi tidak ada efek
yang berarti pada penurunan LDL akibat estrogen. Sebaliknya
progesterone bentuk micronized tidak memperlihatkan efek yang
berarti pada profil HDL maupun LDL yang menguntugkan akibat
penggunaan estrogen. Progesterone juga mungkin dapat mengurangi
efek aldosteron pada reabsorpsi Na ditibuli renalis dan menyebabkan
peningkatan sekresi mineralokortikoid korteks adrenal. Farmakokinetik
Progesteron dalam larutan minyak yang diberikan secara parenteral
akan segera diabsorbsi dengan cepat, sehingga efek terapeutik
optimalnya sukar didapat. Telah dibuktikan bahwa satu dosis yang
terbagi dalam beberapa kali pemberian sehari lebih efektif daripada
pemberian satu dosis tunggal sekaligus.
Progesteron yang diberikan per oral juga akan diabsorbsi dengan cepat
dan mengalami sirkulasi enterohepatik. Inaktivasinya terjadi di hepar
dan dalam siklus enterohepatik hormon ini akan mengalami perubahan
yang cukup cepat sehingga pemberian oral kurang efektif dibandingkan
pemberian parenteral. Derivat progestin mengalami nasib yang agak
berbeda dengan progesteron endogen atau alami. Proses degradasinya
berlansung lebih lambat, sehingga cukup diberikan dalam dosis tunggal.
Inaktivasi progesteron di hepar menghasilkan pregnanediol yang
setelah dikonyugasi dengan asam glukuronat diekskresi melalui urin.
Sebanyak 50% - 60% progesteron radioaktif yang diberikan akan
ditemukan di urin dan kira kira 10% dalam tinja. Pada keadaan
normal, pregnanediol di urin merupakan 12 sampa1 15% dari
progesteron yang dimetabolisme., jumlah ini akan meningkat sampai
kira kira 30% pada penggunaan progesteron jangka lama, pada fase
luteal dan pada kehamilan. Mekanisme Kerja Di dalam gen
progesterone hanya mempunyai reseptor tunggal (PR) yang
memproduksi dua isoform, PR-A dan PR-B. Kedua isoform PR ini
mempunyai ligand-binding domain yang identik, tidak berbeda seperti
yang dimiliki isoform ER. Pada keadaan tanpa ligand, PR berada di inti
dalam bentuk monomerik terikat inaktif dengan heat-shock proteins
(HSP-90, HSP-70, dan p59), apabila telah terikat progesterone HSP
terlepas (berdisosiasi) dan reseptor mengalami fosforilase dan
kemudian membentuk dimer (homo- dan heterodimer) yang terikat
dengan selektifitas tinggi pada progesterone response elements (PREs)
pada gen target. Proses transkripsi oleh PR terjadi melalui recruitment
beberapa ko-aktivator. Kompleks reseptor koaktifator ini selanjutnya
berinteraksi dengan beberapa protein spesifik yang mempunyai aktifitas
asetilasi histon. Asetilase histon menyebabkan remodeling kromatin
dan menambah protein transkripsi al. RNA polymerase II ke promoter
target. Antagonis progesterone juga akan menyebabkan dimerisasi
reseptor dan pengikatan dengan DNA, tetapi konformasi antagonist-
bound PR lain dengan agonist-bound PR. Konfirmasi ini tidak akan
menyebabkan transkripsi gen. Indikasi Progesteron memiliki khasiat
sebagai berikut:
1. Kontrasepsi. Beberapa derivat progestin sering dikombinasikan
dengan derivat estrogen untuk kontrasepsi oral.
2. Disfungsi perdarahan rahim. Perdarahan rahim akibat gangguan
keseimbangan estrogen dan progesteron tanpa ada kelainan organik
antara lain perdarahan rahim fungsional. Untuk menghentikan
perdarahan yang berlebihan dan pengaturan siklus hadi dapat
diberikan progestin oral dosis besar.
3. Nyeri haid. Pemberian kombinasi estrogen dengan progestin
diindikasikan untuk nyeri haid yang tidak dapat diatasi dengan
estrogen saja.
4. Endometriosis. Penyebab nyeri hebat pada endometriosis belum
jelas diketahui tapi dapat diberikan noretindron.
3. Androgen
Androgen ialah hormone steroid rumus kimianya berciri 19 atom C
dengan inti steroid. Disamping androgen terdapat pula prekusor androgen yang
di sebut juga pro androgen. Androgen dan pro androgen di sintesis oleh testis,
ovarium, dan korteks adrenal laki laki dan perempuan. Testoteron merupakan
androgen pertama yang di sekresi oleh testis pada pria. Pro androgen
androstenedion dan dehidroepiadosteron bersifat androgen lemah yang di ubah
di perifer menjadi testoteron. Sumber Pada manusia, androgen terpenting yang
disekresikan oleh testis adalah testoteron. Jalur sintesis testoteron didalam testis
mirip dengan yang telah digambarkan didalam ovarium dan adrenal. Pada laki-
laki, setiap hari dihasilkan sekitar 8 mg testoteron. Kira-kira 95 persen
diproduksi oleh sel leydig dan hanya 5 persen olh adrenal. Testis juga
mensekresikan dalam jumlah sedikit androgen kuat lainnya, dihidrotestoteron.
Juga androstenedion dan dehidropiandrosteron, yang merupakan androgen
lemah.
Pregnenolon dan progesteron serta turunanya 17-hidrisilasi juga
dilepaskan dalam jumlah kecil. Kadar testoteron dalam plasma pada laki-laki
kira-kira 0,6 /dl setelah puberitas dan tidak tampak bervariasi secara bermakna
sesuai umur. Farmakodinamik Pada masa pubertas, androgen dalam jumlah
kecil yang disekresikan oleh testis korteks adrenal cukup untuk mencegah
sekresi gonadotropin melalui mekanisme umpan balik. Pada saat pubertas
terjadi penurunan sensitivitas terhadap mekanisme umpan balik sehingga
gonadotropin di sekresi dalam jumlah yang cukup dan terjadi pembesaran testis.
Segera setelah itu penis dan skrotum tumbuh, begitu pula rambut pubis sebagai
cirri seks sekunder laki-laki.
Bersamaan dengan itu fungsi anabolic androgen merangsang
pertumbuhan badan sehingga pada anak laki-laki dalam masa pubertas terlihat
penambahan tinggi badan, perkembangan otot rangka dan tulang disertai
penambahan berat dana yang pesat. Kulit bertambah tebal disertai profilerasi
glandula sebasea. Pada individu tertentu hal ini menimbulkan akne. Lemak
subkutan berkurang, dan mulai tumbuh rambut di ketiak, tubuh dan ekstremitas.
Pertumbuhan laring dan pita suara menimbulkan suara bernada rendah. Terjadi
peningkatan ertropoesis sehingga hematokrit dan hemoglobin pada laki-laki
dewasa lebih tinggi daripada wanita dan anak-anak. Semua ini menghasilkan
gambaran khas laki-laki. Pada akhirnya pertumbuhan longitudinal tubuh
berakhir dengan penutupan epifisis tulang panjang. Mekanisme Kerja
Testoterone bebas dari plasma masuk ke sel target dengan cara difusi.
Tergantung jaringan dan fungsi sel yang dimasukinya testosterone dapat
bekerja langsug sebagai androgen melalui iktan dengan reseptor androgen, atau
dengan berubah dahulu menjadi dehidrotestoteron ( DHT ) yang kemudian akan
berikatan dengan reseptor androgen yang sama tetapi dengan afinitas yang lebih
tinggi. Testoteron juga dapat bekerja sebagai esterogen di jaringan yang
mempunyai enzim aromatase, ( CYP 19 ada di banyak jaringan terutama hepar
dan jaringan lemak ) yang akan mengubah menjadi estradiol yang kemudian
bekerja melalui reseptor esterogen.
Farmakokinetik Testoteron dalam pelarut minyak yang disuntikkan,
diabsorpsi sangat cepat, segera dimetabolisme di hepar dan cepat diekskresi
sehingga efeknya lemah. Testoteron per oral diabsorpsi dengan cepat, tetapi
efektivitasnya lebih lemah lagi sebab hampir seluruhnya dimetabolisme di
hepar sebelum mencapai sirkulasi sistemik.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Hormon adalah zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang masuk
ke dalam peredaran darah untuk mempengaruhi jaringan target secara
spesifik.
Gonad (hormon kelamin) merupakan kelenjar endokrin yang dipengaruhi
oleh gonadotropin hormon (GtH) yang disekresikan kelenjar pituitari
.Hipofisis mengsilkan 2 jenis gonadotropin yang mengatur fungsi alat
reproduksi yaitu hormon pemacu folikel (FSH=folicle stimulating hormone
dan LH= lutenizing hormone).
Hormon Hormon Gonad diantaranya adalah estrogen, progesteron (pada
wanita), dan androgen (pada pria) dll.
3.2 SARAN
Diharapkan agar dalam penggunaan obat yang mengandung hormone harus
lebih diperhatikan. Karena hormon juga dapat menimbulkan efek samping yang
tidak diinginkan jika dosis terapi yang diberikan berlebihan
DAFTAR PUSTAKA

Gan Gunawan, Sulistia.2009. Farmakologi dan Terapi. FKUI. Jakarta.


Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Diana. 2013. Kamus Kedokteran Lengkap. Surabaya: Serba Jaya.
H. Syaifudin, B.AC.Drs. 1997. Anatomi Fisiologis. Edisi : 2. EGC. Jakarta.
PERTANYAAN DAN JAWABAN HORMON 2

1. Hormon apa yang dapat mempengaruhi timbulnya jerawat pasca melahirkan ?


(Ismi Amandah, G 701 15 194)
Jawaban :
Hormon yang dapat mempengaruhi timbulnya jerawat pasca melahirkan yaitu
hormone estrogen dan progesteron. Dimana pada saat seorang ibu sedang
hamil, akan terjadi perubahan atau ketidakstabilan hormon dalam tubuhnya.
Perubahan hormon dalam tubuh terutama masa kehamilan hingga proses
melahirkan, hal ini terjadi karena adanya peningkatan kadar hormon
progesteron dan kadar hormon esterogen. Peningkatan hormon ini terjadi secara
fluktuatif yang berakibat pada produksi sebum dalam tubuh. Hal ini juga akan
meningkatkan potensi terjadinya penyumbatan pada pori pori kulit wajah dan
tubuh sehingga akhirnya dapat menyebabkan timbulnya jerawat.
2. Mengapa penurunan hormon progesteron beresiko menyebabkan Alzheimer ?
(Besse Indra Lestari, G 701 15 229)
Jawaban :
Penurunan progesterone dapat berisiko menyebabakan Alzheimer yaitu karena
dengan penurunan progesterone menyebabkan progesterone dalam tubuh
berkurang sehingga memicu ketidakmampuan tubuh dalam menangani stress
dan peningkatan nyeri tubuh sehingga menyebabkan selubung myelllin yang
melindungi sel-sel saraf menjadi rusak. Sel-se saraf di otak pun dapat
mengalami kerusakan yang dapat menyebabkan alzheimer namun hal ini bisa
terjadi jika penurunan progesterone ini dalam jangka waktu yang panjang dan
tidak teratasi.
3. Seberapa penting hormon pada tubuh kita dan bagaimana jika tidak ada hormon
dalam tubuh kita ?
(Novita Pratiwi, G 701 15 052)
Jawaban :Hormon sangat penting dalam tubuh manusia. Karena hormon
berperan dalam berbagai kegiatan-kegiatan penting yang dilakukan oleh tubuh
misalnya saja hormon dapat mengendalikan tekanan darah, merangsang dalam
pembentukan sel darah merah, mengendalikan dalam perkembangan ciri
seksual dan sistem reproduksi dan masih banyak lagi fungsi hormon yang
sangat penting untuk tubuh jadi ketika didalam tubuh tidak ada hormon maka
tentu saja dapat menyebabkan kematian bagi manusia.
4. Mengapa kelebihan hormone androgen dapat menyebabkan kebotakan pada
pria dan sebaliknya pada wanita terjadi pertumbuhan rambut ?
(Miftahul Jannah, G 701 15 174)
Jawaban :

Hirsutisme. Sekitar 5-8% wanita usia reproduktif menderita hirsutisme yaitu


pola pertumbuhan atau distribusi rambut menyerupai pria (male hair
pattern), misalnya di atas bibir, dagu, dada, pinggang dan paha. Ada 40-80%
dari penderita ini menunjukkan peningkatan produksi testosteron dari 200-
300 juta (microgram) per hari menjadi 700-800 juta per hari.
Kemudian Alopesia Androgenika (kebotakan). Gejala ini merupakan
kebalikan dari hirsutisme. Penyebabnya sama:ketidakseimbangan androgen.
Masalah kebotakan ini biasa dialami oleh pria. Rambut hilang secara
perlahan-lahan di daerah dahi, terus menjalar ke daerah ubun-ubun dan
meluas secara lambat atau cepat keseluruh bagian atas kepala.
5. Hormon apa yang berperan pada saat menstruasi ?
(Fitra Paramita, G 701 15 149)
Jawaban :
Hormon yang berperan dalam menstruasi yaitu :
Estrogen
Hormon yang diproduksi pada ovarium ini sangat berperan di dalam
tubuh, terutama pada ovulasi dalam siklus reproduksi wanita. Hormon
ini juga berperan pada perubahan tubuh remaja dalam masa pubertas
serta terlibat dalam pembentukan kembali lapisan rahim setelah periode
menstruasi.
Progesteron
Hormon ini bekerjasama dengan estrogen guna menjaga siklus
reproduksi dan menjaga kehamilan. Sama dengan estrogen, progesteron
juga diproduksi di ovarium dan berperan dalam penebalan dinding
rahim.
Hormon pelepas gonadotropin (Gonadotrophin-releasing hormone -
GnRh)
Diproduksi oleh otak, hormon ini membantu memberikan rangsangan
pada tubuh untuk menghasilkan hormon perangsang folikel dan hormon
pelutein.
Hormon Pelutein (Luteinizing hormone-LH)
Sel telur dan proses ovulasi dihasilkan oleh ovarium berkat rangsangan
dari hormon ini.
Hormon perangsang folikel (Follicle stimulating hormone-FSH)
Hormon ini membantu sel telur di dalam ovarium matang dan siap untuk
dilepaskan. Hormon ini diproduksi di kelenjar pituitari pada bagian
bawah otak.
6. Mengapa penyakit DM dapat menyebabkan kebutaan ?
(Mohammad Adhin A, G 701 15 092)
Jawaban :
Diabetes melitus merupakan suatu penyakit yang dapat menimbulkan berbagai
komplikasi. Salah satunya adalaah kebutaan, dimana kebutaan pada DM
melalui suatu proses yang disebut dengan retinopati diabetik. Retinopati akan
merusak pembuluh darah kecil di retina akibat dari gula yang tidak terkontrol
yang dapat menyebabkan titik-titik kecil muncul pada pembuluh darah tersebut.
Kemudian pembuluh darah di retina makin tidak lancer akibat adanya titik-titk
tersebut, lalu menyebabakan pembengkakan pada makula mata. Dimana
makula ini bertugas untuk mengatur penglihatan yang jelas, pada tahap ini
penglihatan penderita DM akan mengalami penurunan. Pada tahap akhir
pembuluh darah kecil di retina akan tersumbat yang menyebabkan tubuh
penderita bereaksi dengan membentuk pembuluh darah baru untuk mengalirkan
darah. Pembuluh darah ini sangat mudah rusak dan apabila rusak itulah yang
dapat menyebabkan kebutaan.

Anda mungkin juga menyukai