MAKALAH
HORMON 2 (ESTROGEN, PROGESTERON, &
ANDROGEN
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
Widiyastuti Darwis (G 701 15 234)
Puji Syukur kami panjatkan kedadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah Famakologi dan Toksikologi 2 tentang Hormon 2.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
DAFTAR ISI
Daftar Pustaka .
BAB I
PENDAHULUAN
2. Progesteron
Progesterone merupakan hormone steroid kelamin alamiah yang
diproduksi di tempat yang sama denga estrogen. Derivat sintetiknya, golongan
progestin, merupakan hasil modifikasi stuktur testosterone tanpa atom C19 atau
derivate 19-nortestosteron. Struktur kimia berbagai preparat progesterone dan
derivatnya, yang banyak digunakan dan dibedakan sbb : golongan pregnan,
terdiri atas progesterone, megestrol asetat dan medroksiprogesteron asetat
(MPA), golongan estran terdiri atas 19-nortestosteron, noretindron, etinodiol
diasetat , golongan gonan terdiri atas norgestrel, desogestrel, norgeslimat.
Sintesis dan sekresi Progesterone disekresi oleh ovarium terutama dari korpus
luteum selama fase pertengahan kedua siklus menstruasi. Sebenarnya sekresi
dimulai tepat sebelum ovulasi. Kecuali di ovarium, hormone ini juga disintesis
di testis, korteks adrenal dan plasenta. Kecepatan sekresinya mulai dari
beberapa mg sehari selama fase folikuler dan meningkat sampai 10-20 mg pada
fase luteal, mencapai beberapa ratus mg pada masa akhir kehamilan. Pada pria,
kecepatan sekresinya sekitar 1-5 mg sehari, sesuai dengan fase folikuler siklus
wanita.
Bila ada fertilisasi ovum, sekitar 7 hari kemudian terjadi implantasi
diikuti pembentukan trofoblast yang akan mensekresi human chorionic
gonadotropin (HCG) ke sirkulasi maternal untuk mempertahankan kehidupan
korpus luteum. Kadar hCG di urin, beberapa hari sebelum haid berikutnya akan
terus meningkat secara progesif sampai sekitar 5 minggu berikutnya kemudian
menurun selama kehamilan. Pada bulan ke II-III kehamilan, placenta yang terus
berkembang, mulai mensekresikan estrogen dan progesteron bersamaan dengan
yang berasal dari adrenal fetus, mulai saat tersebut korpus luteum tidak di
perlukan lagi. Estrogen dan progesteron akan terus disekresikan sampai
kehamilan atern.
Fisiologi Dan Khasiat Farmakologi
1) Saluran reproduksi
Progesteron pada fase luteal akan mengendalikan efek proliferasi
estrogen pada endometrium dan terjadi fase sekretorifase. Terjadinya
penurunan hormon ini secara tiba-tiba pada akhir sirklus haid, merupakan
penyebab utama keluarnya perdarahan haid. Pada keadaan normal efek
estrogen akan mendahului dan menyetai progesterone dalam hal efeknya
pada endometrium dan hal ini penting untuk timbulnya siklus haid yang
normal. Hormon ini menyebabkan secret kelenjar endoserviks lebih kental
dan lebih sedikit, hal ini dapat mempersulit penetrasi sperma. Kecuali jika
pematangan epitel vagina akan berubah menjadi seperti pada kehamilan,
dan keadaan ini dapat diketahui dengan pemeriksaan sitologi hapus vagina.
Progesterone sangat penting untuk mempertahankan kehamilan, akan
menekan terjadinya perdarahan haid dan kontraksi uterus. Karena preparat
progestin digunakan untuk threatenen abortion, meski sebenarnya kegunaan
terapi ini masih diragukan karena pada abortus spontan jarang ditemukan
kadar progesterone yang rendah.
2) Kelenjar Mammae
Selama masa kehamilandan fase luteal siklus haid, progesterone dan
estrogen menyebabkan proliferasi asini kelenjar mammae. Pada akhir masa
kehamilan asini kelenjar terisi secret dan vaskularisasi bertambah sesudah
partus dimana estrogen dan progesterone sangat menurun, baru akan terjadi
laktasi. Pada fase folikuler aktifitas mitosis epitel kelenjar berlangsung
sangat lambat dan mencapai puncak setelah fase luteal. Gambaran ini
mencerminkan efek progesterone yang men-trigger suatu fase mitosis di
epitel kelenjar mammae. Meskipun efek ini berlangsung sesaat, pemaparan
progesterone terus-menerus dengan cepat akan diikuti penghentian
pertumbuhan sel-sel epitel. Keadaan ini berlawanan dengan di endometrium
dimana proliferasi terjadi paling besar pada fase folikuler karena kadar
estrogen yang meningkat dan akan diantagonis oleh progesteon pada fase
luteal. Pengaruh hormone pada proses proliferasi di kedua jaringan ini
berbeda, dan efek yang bersifat cell-specific ini harus selalu di ingat pada
interpretasi efek terapi dan efek samping kedua hormone tersebut.
a. Susunan saraf pusat Suhu tubuh wanita selama suatu siklus haid akan
meningkat 1F (0, 056C) pada pertengahan siklus (midcycle), hal ini
dihubungkan dengan waktu dimana terjadi ovulasi. Kenaikan suhu ini
disebabkan oleh efek progesterone dan berlangsung sampai terjadi
perdarahan haid.
Mekanisme timbulnya perubahan suhu ini belum diketahui jelas tetapi
mungkin terjadi perubahan pada pusat pengatur suhu di hipotalamus.
Progesterone dapat menimbulkan rasa kantuk, mungkin akibat efek
depresan dan hypnosis pada SSP. Karenanya dapat di anjurkan
penggunaannya pada malam hari sebelum tidur yang pada beberapa
wanita dapat membantu mudah tertidur.
b. Efek metabolik Progesterone dapat meningkatkann insulin basal atau
setelah makan karbohidrat, tetapi tidak menyebabkan perubahan
toleransi glukosa, kecuali penggunaan jangka panjang progestin yang
poten (norgestrel). Hormone ini dapat merangsang aktifitas enzim
lipoprotein lipase dan nampaknya menambah liposit lemak.
Progesterone dan analognya (MPA) dapat menyebabkan peningkatan
LDL dan penurunan HDL (sedang) atau tidak ada perubahan.
Efek derivate 19-norprogestin terhadap lipid darah lebih jelas
karenaaktifitas androgeniknya: hasil studiprospektif yang besar
menunjukkan bahwa MPA menurunkan HDL yang meningkat pada
penggunaan conjugated estrogen sebagai HRT, tetapi tidak ada efek
yang berarti pada penurunan LDL akibat estrogen. Sebaliknya
progesterone bentuk micronized tidak memperlihatkan efek yang
berarti pada profil HDL maupun LDL yang menguntugkan akibat
penggunaan estrogen. Progesterone juga mungkin dapat mengurangi
efek aldosteron pada reabsorpsi Na ditibuli renalis dan menyebabkan
peningkatan sekresi mineralokortikoid korteks adrenal. Farmakokinetik
Progesteron dalam larutan minyak yang diberikan secara parenteral
akan segera diabsorbsi dengan cepat, sehingga efek terapeutik
optimalnya sukar didapat. Telah dibuktikan bahwa satu dosis yang
terbagi dalam beberapa kali pemberian sehari lebih efektif daripada
pemberian satu dosis tunggal sekaligus.
Progesteron yang diberikan per oral juga akan diabsorbsi dengan cepat
dan mengalami sirkulasi enterohepatik. Inaktivasinya terjadi di hepar
dan dalam siklus enterohepatik hormon ini akan mengalami perubahan
yang cukup cepat sehingga pemberian oral kurang efektif dibandingkan
pemberian parenteral. Derivat progestin mengalami nasib yang agak
berbeda dengan progesteron endogen atau alami. Proses degradasinya
berlansung lebih lambat, sehingga cukup diberikan dalam dosis tunggal.
Inaktivasi progesteron di hepar menghasilkan pregnanediol yang
setelah dikonyugasi dengan asam glukuronat diekskresi melalui urin.
Sebanyak 50% - 60% progesteron radioaktif yang diberikan akan
ditemukan di urin dan kira kira 10% dalam tinja. Pada keadaan
normal, pregnanediol di urin merupakan 12 sampa1 15% dari
progesteron yang dimetabolisme., jumlah ini akan meningkat sampai
kira kira 30% pada penggunaan progesteron jangka lama, pada fase
luteal dan pada kehamilan. Mekanisme Kerja Di dalam gen
progesterone hanya mempunyai reseptor tunggal (PR) yang
memproduksi dua isoform, PR-A dan PR-B. Kedua isoform PR ini
mempunyai ligand-binding domain yang identik, tidak berbeda seperti
yang dimiliki isoform ER. Pada keadaan tanpa ligand, PR berada di inti
dalam bentuk monomerik terikat inaktif dengan heat-shock proteins
(HSP-90, HSP-70, dan p59), apabila telah terikat progesterone HSP
terlepas (berdisosiasi) dan reseptor mengalami fosforilase dan
kemudian membentuk dimer (homo- dan heterodimer) yang terikat
dengan selektifitas tinggi pada progesterone response elements (PREs)
pada gen target. Proses transkripsi oleh PR terjadi melalui recruitment
beberapa ko-aktivator. Kompleks reseptor koaktifator ini selanjutnya
berinteraksi dengan beberapa protein spesifik yang mempunyai aktifitas
asetilasi histon. Asetilase histon menyebabkan remodeling kromatin
dan menambah protein transkripsi al. RNA polymerase II ke promoter
target. Antagonis progesterone juga akan menyebabkan dimerisasi
reseptor dan pengikatan dengan DNA, tetapi konformasi antagonist-
bound PR lain dengan agonist-bound PR. Konfirmasi ini tidak akan
menyebabkan transkripsi gen. Indikasi Progesteron memiliki khasiat
sebagai berikut:
1. Kontrasepsi. Beberapa derivat progestin sering dikombinasikan
dengan derivat estrogen untuk kontrasepsi oral.
2. Disfungsi perdarahan rahim. Perdarahan rahim akibat gangguan
keseimbangan estrogen dan progesteron tanpa ada kelainan organik
antara lain perdarahan rahim fungsional. Untuk menghentikan
perdarahan yang berlebihan dan pengaturan siklus hadi dapat
diberikan progestin oral dosis besar.
3. Nyeri haid. Pemberian kombinasi estrogen dengan progestin
diindikasikan untuk nyeri haid yang tidak dapat diatasi dengan
estrogen saja.
4. Endometriosis. Penyebab nyeri hebat pada endometriosis belum
jelas diketahui tapi dapat diberikan noretindron.
3. Androgen
Androgen ialah hormone steroid rumus kimianya berciri 19 atom C
dengan inti steroid. Disamping androgen terdapat pula prekusor androgen yang
di sebut juga pro androgen. Androgen dan pro androgen di sintesis oleh testis,
ovarium, dan korteks adrenal laki laki dan perempuan. Testoteron merupakan
androgen pertama yang di sekresi oleh testis pada pria. Pro androgen
androstenedion dan dehidroepiadosteron bersifat androgen lemah yang di ubah
di perifer menjadi testoteron. Sumber Pada manusia, androgen terpenting yang
disekresikan oleh testis adalah testoteron. Jalur sintesis testoteron didalam testis
mirip dengan yang telah digambarkan didalam ovarium dan adrenal. Pada laki-
laki, setiap hari dihasilkan sekitar 8 mg testoteron. Kira-kira 95 persen
diproduksi oleh sel leydig dan hanya 5 persen olh adrenal. Testis juga
mensekresikan dalam jumlah sedikit androgen kuat lainnya, dihidrotestoteron.
Juga androstenedion dan dehidropiandrosteron, yang merupakan androgen
lemah.
Pregnenolon dan progesteron serta turunanya 17-hidrisilasi juga
dilepaskan dalam jumlah kecil. Kadar testoteron dalam plasma pada laki-laki
kira-kira 0,6 /dl setelah puberitas dan tidak tampak bervariasi secara bermakna
sesuai umur. Farmakodinamik Pada masa pubertas, androgen dalam jumlah
kecil yang disekresikan oleh testis korteks adrenal cukup untuk mencegah
sekresi gonadotropin melalui mekanisme umpan balik. Pada saat pubertas
terjadi penurunan sensitivitas terhadap mekanisme umpan balik sehingga
gonadotropin di sekresi dalam jumlah yang cukup dan terjadi pembesaran testis.
Segera setelah itu penis dan skrotum tumbuh, begitu pula rambut pubis sebagai
cirri seks sekunder laki-laki.
Bersamaan dengan itu fungsi anabolic androgen merangsang
pertumbuhan badan sehingga pada anak laki-laki dalam masa pubertas terlihat
penambahan tinggi badan, perkembangan otot rangka dan tulang disertai
penambahan berat dana yang pesat. Kulit bertambah tebal disertai profilerasi
glandula sebasea. Pada individu tertentu hal ini menimbulkan akne. Lemak
subkutan berkurang, dan mulai tumbuh rambut di ketiak, tubuh dan ekstremitas.
Pertumbuhan laring dan pita suara menimbulkan suara bernada rendah. Terjadi
peningkatan ertropoesis sehingga hematokrit dan hemoglobin pada laki-laki
dewasa lebih tinggi daripada wanita dan anak-anak. Semua ini menghasilkan
gambaran khas laki-laki. Pada akhirnya pertumbuhan longitudinal tubuh
berakhir dengan penutupan epifisis tulang panjang. Mekanisme Kerja
Testoterone bebas dari plasma masuk ke sel target dengan cara difusi.
Tergantung jaringan dan fungsi sel yang dimasukinya testosterone dapat
bekerja langsug sebagai androgen melalui iktan dengan reseptor androgen, atau
dengan berubah dahulu menjadi dehidrotestoteron ( DHT ) yang kemudian akan
berikatan dengan reseptor androgen yang sama tetapi dengan afinitas yang lebih
tinggi. Testoteron juga dapat bekerja sebagai esterogen di jaringan yang
mempunyai enzim aromatase, ( CYP 19 ada di banyak jaringan terutama hepar
dan jaringan lemak ) yang akan mengubah menjadi estradiol yang kemudian
bekerja melalui reseptor esterogen.
Farmakokinetik Testoteron dalam pelarut minyak yang disuntikkan,
diabsorpsi sangat cepat, segera dimetabolisme di hepar dan cepat diekskresi
sehingga efeknya lemah. Testoteron per oral diabsorpsi dengan cepat, tetapi
efektivitasnya lebih lemah lagi sebab hampir seluruhnya dimetabolisme di
hepar sebelum mencapai sirkulasi sistemik.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Hormon adalah zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang masuk
ke dalam peredaran darah untuk mempengaruhi jaringan target secara
spesifik.
Gonad (hormon kelamin) merupakan kelenjar endokrin yang dipengaruhi
oleh gonadotropin hormon (GtH) yang disekresikan kelenjar pituitari
.Hipofisis mengsilkan 2 jenis gonadotropin yang mengatur fungsi alat
reproduksi yaitu hormon pemacu folikel (FSH=folicle stimulating hormone
dan LH= lutenizing hormone).
Hormon Hormon Gonad diantaranya adalah estrogen, progesteron (pada
wanita), dan androgen (pada pria) dll.
3.2 SARAN
Diharapkan agar dalam penggunaan obat yang mengandung hormone harus
lebih diperhatikan. Karena hormon juga dapat menimbulkan efek samping yang
tidak diinginkan jika dosis terapi yang diberikan berlebihan
DAFTAR PUSTAKA