Anda di halaman 1dari 5

SISTEM EKSKRESI

Hewan Yang Tidak Memiliki Kelenjar


Keringat

DISUSUN OLEH:
Baroli Sadri (1502101010208)

DOSEN PEMBIMBING:
Drh. Azhar Mahmud, M.Sc

UNIVERSITAR SYIAH KUALA


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
2016
Pengertian Sisterm Ekskresi
Sistem Ekskresi adalah sistem pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang
tidak berguna bagi tubuh dari dalam tubuh, seperti:
Menghembuskan gas CO2 ketika kita bernafas
Berkeringat
Buang air kecil (urine)
Sistem ekskresi membantu memelihara homeostasis dengan tiga cara, yaitu
melakukan osmoregulasi, mengeluarkan sisa metabolisme, dan mengatur
konsentrasi sebagian besar penyusun cairan tubuh. Zat sisa metabolisme adalah
hasil pembongkaran zat makanan yang bermolekul kompleks. Zat sisa ini sudah
tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolisme antara lain, CO2, H2O, NHS, zat
warna empedu, dan asam urat.
Fungsi Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi sangat berperan penting dalam menjaga keseimbagan tubuh
setiap makhluk hidup,berikut ini fungsi dari sistem ekskresi tersebut:
1. Membuang limbah yang tidak berguna dan beracun dari dalam tubuh
2. Mengatur konsentrasi dan volume cairan tubuh (osmoregulasi)
3. Mempertahankan temperatur tubuh dalam kisaran normal (termoregulasi)
4. Homeostasis
Organ Sistem Ekskresi
Dalam proses ekskresi ada beberapa bagian tubuh yang mempunyai fungsi
penting antara lain:
1. Ginjal Urine (komposisi: air, garam, mineral, senyawa N)
2. Kulit Keringat (komposisi: air, garam, mineral, senyawa N)
3. Paru-paru CO2 dan H2O
4. Hati Pigmen (bilirubin, urobilin)
5. Usus Besar Logam berat, Ca dan fe
Setiap hewan memiliki perbebaan dalam sistem ekskresinya . pada saat ini
penulis akan membahas mengenai kulit. Masing-masing kulit hewan memiliki
struktur dan fungsi yang berbeda antara satu species dengan yang lain. Pada
lapisan dermis terdapat kelenjar keringat (glandula sudorifera),namun ada
sebagian hewan yang tidak memilikinya.
Adapun hewan yang tidak memiliki kelenjar keringat dan bagaimana sistem
ekskresi yang diakukannya, sebagai berikut :
1. Unggas
Unggas tergolong hewan homeothermic (berdarah panas) dengan ciri spesifik
tidak memiliki kelenjar keringat serta hampir semua bagian tubuhnya tertutup
bulu kecuali pada bagian atas ekor terdapat kelenjar minyak yang disebut
pygostyle atau glandula uropygial yang mensekresikan minyak..Kulit unggas
relatif lebih tipis dibandingkan dengan kulit ruminansia. Pada unggas asam urat
yang diekskresikan berbentuk padat bersama kotoran. Air dalam urine pada
hewan-hewaan tersebut diabsorbsi oleh tubuh untuk penghematan. Meskipun cara
hidup dan habitat mempunyai peran penting pada ekskresi sisa metabolisme yang
mengandung nitrogen. Unggas mengekskresikan asam urat dan garam. Kelebihan
larutan garam akan mengalir ke rongga hidung dan keluar melalui nares (lubang
hidung). Sedangkan hasil metabolisme berupa asam urat akan dikeluarkan dalam
bentuk bahan setengah padat berwarna putih. Tubuh unggas, secara normal selalu
menghasilkan panas tubuh, berupa panas metabolisme yang sering disebut heat
increament. Ketika temperatur lingkungan mencapai ambang batas atas (upper
critical temperature), terjadi peningkatan akitivitas pembuangan panas melalui
panting. Panting adalah respons normal terhadap panas dan dianggap sebagai
masalah kesejahteraan hewan (animal welfare). Frekuensi panting meningkat
sesuai dengan peningkatan temperatur lingkungan.
2. Anjing
Kelenjar keringat anjing berada di sekitar bantalan kakinya. Itulah sebabnya,
Anda tidak pernah melihat anjing berkeringat di bagian lengan atau ketiaknya,
yang Anda lihat adalah jejak kaki basah yang ditinggalkannya saat berjalan di
lantai. Namun berkeringat merupakan cara alternatif/kedua untuk mendinginkan
tubuhnya, anjing lebih sering terlihat terengah-engah dengan nafas yang berat. Hal
ini memungkinkan kelembaban pada lidah dan paru-paru untuk mudah menguap.
Dengan cara inilah, anjing dapat mendinginkan tubuhnya dengan lebih efektif.
Cara lainnya adalah memperluas pembuluh darah di wajah dan telinga mereka.
Cara ini cukup ampuh jika panasnya tubuh anjing dikarenakan sehabis melakukan
kegiatan fisik, dibanding karena suhu lingkungan yang panas. Jika anjing terlihat
sangat aktif bergerak pada suhu lingkungan yang panas, maka hal ini bisa
membuat tubuhnya terlalu panas, kondisi seperti ini dikenal sebagai hipertermia.
Jika kondisi ini terus berlanjut, makan akan terjadi Heat Stroke
3. Reptil
Reptil sebagai hewan darat yang hidup di lingkungan kering, kulitnya
memiliki lapisan bahan tanduk yang tebal. Lapisan ini mengalami modifikasi
menjadi sisik-sisik. Kulit sedikit sekali mengandung kelenjar kulit. Ada di
antaranya yang selain mempunyai sisik epidermis juga mempunyai sisik dermis,
misalnya buaya.Reptil adalah hewan berdarah dingin (poikiloterm), suhu
tubuhnya selalu menyesuaikan dengan suhu lingkungan. Banyak reptil akan
berjemur di siang hari untuk memperoleh panas matahari untuk membantu proses
metabolisme tubuhnya. Apabila tubuhnya terlalu dingin, proses metabolisme bisa
terganggu dan dapat menyebabkan kematian. Reptil tidak memiliki kelenjar
keringat, oleh karena itu untuk membuang kelebihan panas mereka akan
membuka mulutnya lebar-lebar agar tubuhnya menjadi lebih dingin.
Daftar Pustaka

http://dwiananta18.blogspot.co.id/2013/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html
(diakses 4 Oktober 2016, pukul 20.35 WIB)
http://ilmupengetahuanumum.com/mengapa-anjing-suka-menjulurkan-lidahnya/
(diakses 4 Oktober 2016, pukul 20.35 WIB)
http://www.edubio.info/2015/02/kelas-reptilia.html (diakses 4 Oktober 2016,
pukul 20.35 WIB)
Tamzil. 2014. Stres Panas pada Unggas: Metabolisme, Akibat dan Upaya
Penanggulangannya. WartazoaI, Vol.24, No. 2.
Yuwanta.2004.Dasar Ternak Unggas.Yogyakarta: Kaninus

Anda mungkin juga menyukai