Anda di halaman 1dari 42

PENGARUH AKUNTANSI KEUANGAN

SEKTOR PUBLIK TERHADAP


PERWUJUDAN TRANSPARANSI,
AKUNTABILITAS DAN KONSEP VALUE
FOR MONEY
(Studi kasus di RSUD Kelas B Kabupaten
Subang)

Oleh:
Icih & Asro Nur Astuti

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui akuntansi keuangan sektor publik,
transparansi, akuntabilitas, value for money dan pengaruh
akuntansi keuangan sektor publik terhadap transparansi,
akuntabilitas dan konsep value for money.
Dalam penelitian ini ada empat variabel yang
digunakan, yaitu: akuntansi keuangan sektor publik,
transparansi, akuntabilitas dan value for money. Adapun
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif analisis dengan jumlah sampel yang
diteliti sebanyak 29 responden.
Data yang diperoleh berskala ordinal, kemudian
ditransformasikan menjadi skala interval dengan
menggunakan Method of Successive Interval. Metode

Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 25


Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value
For Money
analisis data menggunakan analisis regresi sederhana dan
koefisien determinasi, serta pengujian hipotesis dengan
menggunakan uji t.
Dengan menggunakan analisis regresi sederhana
diperoleh persamaan: Y1 = 10,804 + 0,101 X; Y2 = 1,655
+ 0,431 X; dan Y3 = 3,668 + 0,613 X. Berdasarkan hasil
uji t mengenai pengaruh akuntansi keuangan sektor
publik terhadap transparansi, akuntabilitas dan konsep
value for money menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan antara akuntansi keuangan sektor publik
terhadap akuntabilitas dan konsep value for money. Hal
ini dapat dilihat dari hasil pengujian hipotesis dimana H0
ditolak, karena thitung(b) 7,367 > ttabel 2,052; dan thitung(c)
3,850 > ttabel 2,052. Sedangkan hasil uji t menunjukkan
bahwa akuntansi keuangan sektor publik tidak
berpengaruh signifikan terhadap transparansi, karena
thitung(a) 1,809 < ttabel 2,052 atau dengan kata lain H0
diterima.
Berdasarkan hasil koefisien determinasi, diketahui
pengaruh akuntansi keuangan sektor publik terhadap
transparansi sebesar 10,8%; pengaruh akuntansi
keuangan sektor publik terhadap akuntabilitas sebesar
66,8%; dan pengaruh akuntansi keuangan sektor publik
terhadap value for money sebesar 35,4%.

Kata kunci : Akuntansi Keuangan Sektor Publik,


Transparansi, Akuntabilitas, Konsep Value
for Money.

1. Latar Belakang

26 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66


Akuntansi sektor publik memiliki hubungan erat
dengan penerapan dan perlakuan akuntansi pada domain
publik yang memiliki wilayah lebih luas dan kompleks
dibandingkan sektor swasta. Keluasan wilayah publik
tidak hanya disebabkan keluasan jenis dan bentuk
organisasi yang berada di dalamnya, tetapi juga
kompleksitas lingkungan yang mempengaruhi lembaga-
lembaga publik tersebut.
Secara kelembagaan, domain publik antara lain
meliputi badan-badan pemerintahan (pemerintah pusat
dan daerah serta unit kerja pemerintah), perusahaan milik
negara dan daerah (BUMN dan BUMD), yayasan,
universitas, organisasi politik dan organisasi masa, serta
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Sebagai
organisasi yang mengelola dana masyarakat, organisasi
sektor publik seyogyanya mampu memberikan
pertanggungjawaban publik melalui laporan
keuangannya. Seperti halnya yang dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan komersial, informasi berupa
laporan keuangan tersebut seharusnya merupakan hasil
dari sebuah proses akuntansi. Informasi menjadi sangat
penting karena merupakan sarana komunikasi efektif
antara anggota masyarakat yang satu dengan anggota
masyarakat lainnya Untuk itu, selain disajikan secara
utuh, informasi keuangan juga harus memiliki kualitas
yang baik.

Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 27


Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value
For Money
Menurut Ian Ball dalam Harun (2009:v), Chief
Executive International Federation of Accountants,
mengemukakan alasan perlunya kualitas informasi
keuangan yang akurat dan tepat waktu dalam pemerintah
sebagai berikut:
1. Pemerintah di negara mana pun di seluruh dunia
mengumpulkan, mengatur, dan membelanjakan dana
masyarakat ribuan miliar dolar dengan tujuan
meningkatkan taraf hidup masyarakat. Jika institusi
pemerintah tidak beroperasi secara efisien dan efektif
tidak dapat dipungkiri sebagai suatu kebocoran besar-
besaran dalam suatu ekonomi.
2. Pemerintah diberi kepercayaan oleh rakyat pemilih
untuk mengelola aset dan kewajiban yang telah
diakumulasi selama puluhan tahun sehingga akan
berpengaruh terhadap kesejahteraan warga negara di
masa yang akan datang. Dengan demikian,
masyarakat berhak terhadap akses informasi yang
menjadi dasar tanggung jawab pemerintah atas
penggunaan sumber-sumber ekonomi publik,
termasuk informasi apakah pendapatan yang
diperoleh cukup untuk pembiayaan operasional dan
aktivitas pelayanan publik, dan kemampuan
pemerintah memenuhi kewajibannya sekarang, serta
kemampuan menghadapi krisis yang mungkin terjadi.
3. Terkait dengan alasan kedua, bahwa sebuah
demokrasi yang sehat membutuhkan warga negara

28 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66


yang percaya akan kredibilitas politisi dan pejabat
serta masyarakat yang peduli terhadap proses politik.
Kepercayaan masyarakat meningkat jika pemerintah
secara konsisten memberikan informasi akuntabilitas
keuangan yang transparan dan terpercaya yang pada
akhirnya memperkuat dukungan mereka terhadap
pemerintah yang berkuasa. Dengan demikian,
transparansi dan kualitas keuangan pemerintah
berperan vital dalam membangun kualitas demokrasi
dan pemerintahan yang efektif.
Beberapa alasan di atas memberikan gambaran
akan pentingnya penyajian informasi keuangan yang
berkualitas. Terlebih lagi dengan adanya otonomi daerah
pada era reformasi ini. Otonomi daerah adalah hak,
wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan (UU 32/2004).
Pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangannya, yang
merupakan limpahan pemerintah pusat kepada daerah.
Pendelegasian kewenangan tersebut disertai dengan
penyerahan dan pengalihan pendanaan, sarana dan
prasarana, serta sumber daya manusia (SDM) dalam
kerangka desentralisasi fiskal. Implikasi langsung
pendelegasian kewenangan dan penyerahan dana tersebut
adalah kebutuhan untuk mengatur hubungan keuangan
antara pusat-daerah dan pertanggungjawaban pengelolaan
Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 29
Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value
For Money
keuangan oleh pemerintah daerah. Agar dapat
merealisasikan pengaturan, pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan inilah, maka
pengembangan dan pengaplikasian akuntansi sektor
publik sangat mendesak dilakukan sebagai alat untuk
melakukan transparansi dalam mewujudkan akuntabilitas
publik guna mencapai good governance (accounting for
governance). United Nation Development Program
(UNDP) dalam Mardiasmo (2006:2) memberikan definisi
governance sebagai cara pengelolaan negara dengan
mempertimbangkan aspek politik yang mengacu pada
proses pembuatan kebijakan; aspek ekonomi yang
mengacu pada proses pembuatan keputusan yang
berimplikasi pada masalah pemerataan, penurunan
kemiskinan, serta peningkatan kualitas hidup; dan aspek
administratif yang mengacu pada sistem implementasi
kebijakan.
Dengan demikian, orientasi pembangunan sektor
publik dimaksudkan untuk mewujudkan good
governance. Lebih jauh, UNDP memberikan beberapa
karakteristik pelaksanaan good governance, antara lain
transparency, responsiveness, consensus orientation,
equity, efficiency dan effectiveness, serta accountability.
Dari karakterikstik tersebut, paling tidak terdapat tiga hal
yang dapat diperankan oleh akuntansi sektor publik, yaitu
terwujudnya transparansi, akuntabilitas, dan value for
money.

30 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66


Akuntabilitas diartikan sebagai kewajiban para
pemegang kekuasaan (pejabat publik) untuk
mempertanggungjawabkan segala aktivitasnya yang
mengatasnamakan publik
(www.jurnalpamel.blogspot.com). Transparansi adalah
keterbukaan (opennes) pemerintah atas aktivitas
pengelolaan sumber daya publik. Sedangkan value for
money (VFM) merupakan konsep pengelolaan yang
mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu ekonomi,
efisiensi dan efektivitas (Mardiasmo:2006).
Salah satu bagian dari akuntansi sektor publik
adalah akuntansi keuangan. Akuntansi keuangan sektor
publik sangat erat kaitannya dengan fungsi akuntansi
sebagai penyedia informasi keuangan untuk pihak
eksternal organisasi, salah satunya adalah masyarakat
sebagai pengguna barang/jasa yang dihasilkan organisasi
publik. Sebagai salah satu organisasi sektor publik, rumah
sakit pun dituntut untuk melaporkan segala aktivitasnya
sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pemerintah
dan masyarakat. Tidak hanya itu, sebagaimana organisasi
lainnya, rumah sakit pun dituntut pula untuk mengelola
sumber dayanya secara ekonomi, efisien dan efektif,
namun tetap memperhatikan nilai-nilai sosial. Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Subang merupakan salah
satu SKPD di Kabupaten Subang.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh

Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 31


Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value
For Money
Akuntansi Keuangan Sektor Publik terhadap
Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep
Value for Money (Studi Kasus di RSUD Kelas B
Kabupaten Subang).

2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan akuntansi keuangan sektor
publik di RSUD Kelas B Kabupaten Subang?
2. Bagaimana transparansi di RSUD Kelas B Kabupaten
Subang?
3. Bagaimana akuntabilitas di RSUD Kelas B
Kabupaten Subang?
4. Bagaimana konsep value for money di RSUD Kelas B
Kabupaten Subang?
5. Bagaimana pengaruh akuntansi keuangan sektor
publik terhadap perwujudan transparansi,
akuntabilitas dan konsep value for money di RSUD
Kelas B Kabupaten Subang?

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk


mengetahui dan memperoleh bukti empiris mengenai :

32 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66


1. Penerapan akuntansi keuangan sektor publik di
RSUD Kelas B Kabupaten Subang.
2. Transparansi di RSUD Kelas B Kabupaten Subang.
3. Akuntabilitas di RSUD Kelas B Kabupaten Subang.
4. Konsep value for money di RSUD Kelas B Kabupaten
Subang.
5. Pengaruh akuntansi keuangan sektor publik terhadap
perwujudan transparansi, akuntabilitas dan konsep
value for money di RSUD Kelas B Kabupaten
Subang.

3. Kerangka Pemikiran
Organisasi sektor publik merupakan sebuah
entitas ekonomi yang memiliki keunikan tersendiri.
Organisasi sektor publik sebagai entitas ekonomi karena
memiliki sumber daya ekonomi yang tidak kecil, bahkan
bisa dikatakan sangat besar. Organisasi sektor publik juga
melakukan transaksi-transaksi ekonomi dan keuangan.
Tetapi, berbeda dengan entitas ekonomi yang lain,
khususnya perusahaan komersial yang mencari laba,
sumber daya ekonomi organisasi sektor publik dikelola
tidak untuk tujuan mencari laba (nirlaba).
Kita dapat menjumpai organisasi sektor publik
serta berbagai aktivitasnya dalam kehidupan sehari-hari
di masyarakat mengingat urusan sehari-hari kita yang
Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 33
Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value
For Money
tidak terlepas dari peran serta organisasi sektor publik.
Organisasi sektor publik ini muncul dalam berbagai
bentuk di masyarakat. Sebagian besar merupakan
organisasi pemerintah, baik pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah. Ada pula yang menjalankan
aktivitasnya dalam berbagai bentuk yayasan, mulai dari
yayasan yang menyelenggarakan pendidikan, yayasan
yang bergerak di bidang sosial, sampai dengan yayasan-
yayasan yang bidangnya sangat khusus seperti yayasan
beasiswa. Termasuk juga organisasi sektor publik adalah
lembaga-lembaga keagamaan, LSM, partai politik, rumah
sakit, dan sekolah.
Organisasi sektor publik menjadi berbeda dan
unik karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Organisasi sektor publik bertujuan tidak untuk
mencari keuntungan finansial.
2. Organisasi sektor publik dimiliki secara kolektif oleh
publik.
3. Kepemilikan atas sumber daya tidak digambarkan
dalam bentuk saham yang dapat diperjualbelikan.
4. Keputusan-keputusan yang terkait kebijakan maupun
operasi didasarkan pada konsensus.
Organisasi sektor publik pun memiliki kesamaan
dengan entitas bisnis lainnya. Beberapa kesamaan
tersebut antara lain:

34 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66


1. Keduanya merupakan bagian yang tak terpisahkan
dalam sebuah sistem perekonomian nasional yang
secara bersama-sama menggunakan sumber daya,
baik sumber daya finansial, modal, maupun manusia.
Keduanya saling bertransaksi dan saling
membutuhkan.
2. Kedua-duanya sama-sama menghadapi sumber daya
ekonomi yang terbatas untuk mencapai tujuan-
tujuannya.
3. Keduanya mempunyai pola manajemen keuangan
yang sama yang dimulai dari perencanaan sampai
pengendalian dimana penggunaan akuntansi menjadi
kebutuhan.
4. Dalam beberapa hal, keduanya mempunyai output
produk yang sama. Misalnya, pemerintah
menyediakan alat transportasi berupa bus damri
sementara ada juga pihak swasta yang bergerak di
sektor transportasi dan menyediakan sarana bus untuk
masyarakat (Deddi Nordiawan:2006:1).
Fenomena yang terjadi dalam perkembangan
sektor publik di Indonesia dewasa ini adalah menguatnya
tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik
di pusat maupun daerah. Hal ini dikarenakan organisasi
sektor publik dirasakan kurang ekonomis, kurang efisien,
kurang efektif dan kurang transparan. Tuntutan
berakuntabilitas, bertransparansi dan berkonsep value for
money inilah yang menyebabkan perlunya pengembangan
Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 35
Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value
For Money
dalam akuntansi sektor publik, khususnya bidang
pemerintahan.
Akuntabilitas dapat diartikan sebagai bentuk
kewajiban mempertanggungjawabkan keberhasilan atau
kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya,
melalui suatu media pertanggungjawaban yang
dilaksanakan secara periodik (Stanbury, 2003).
Pada dasarnya, akuntabilitas adalah pemberian
informasi dan pengungkapan (disclosure) atas aktivitas
dan kinerja finansial kepada pihak-pihak yang
berkepentingan (Schiavo-Campo dan Tomasi, 1999).
Mardiasmo (2006:3) menyatakan dimensi akuntabilitas
publik meliputi akuntabilitas hukum dan kejujuran,
akuntabilitas manajerial, akuntabilitas program,
akuntabilitas kebijakan, dan akuntabilitas finansial.
Governmental Accounting Standards Board
(GASB, 1999) dalam Concepts Statement No. 1 tentang
Objectives of Financial Reporting dalam Mardiasmo
(2006:3) menyatakan bahwa akuntabilitas merupakan
dasar pelaporan keuangan di pemerintahan yang didasari
oleh adanya hak masyarakat untuk mengetahui dan
menerima penjelasan atas pengumpulan sumber daya dan
penggunaannya. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa
akuntabilitas memungkinkan masyarakat untuk menilai
pertanggungjawaban pemerintah atas semua aktivitas
yang dilakukan. Concepts Statement No. 1 menekankan

36 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66


pula bahwa laporan keuangan pemerintah harus dapat
membantu pemakai dalam pembuatan keputusan
ekonomi, sosial, dan politik dengan membandingkan
kinerja keuangan aktual dengan yang dianggarkan,
menilai kondisi keuangan dan hasil-hasil operasi,
membantu menentukan tingkat kepatuhan terhadap
peraturan perundangan yang terkait dengan masalah
keuangan dan ketentuan lainnya, serta membantu dalam
mengevaluasi tingkat efisiensi dan efektivitas.
Pembuatan laporan keuangan adalah suatu bentuk
kebutuhan transparansi yang merupakan syarat
pendukung adanya akuntabilitas yang berupa keterbukaan
(opennes) pemerintah atas aktivitas pengelolaan sumber
daya publik. Transparansi informasi terutama informasi
keuangan dan fiskal harus dilakukan dalam bentuk yang
relevan dan mudah dipahami (Schiavo-Campo dan
Tomasi, 1999). Transparansi dapat dilakukan apabila ada
kejelasan tugas dan kewenangan, ketersediaan informasi
kepada publik, proses penganggaran yang terbuka, dan
jaminan integritas dari pihak independen mengenai
prakiraan fiskal, informasi, dan penjabarannya (IMF,
1998 dalam Schiavo-Campo dan Tomasi, 1999). Pada
saat ini, pemerintah sudah mempunyai Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) yang merupakan prinsip-prinsip
akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan (PP No. 24 Tahun 2005).

Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 37


Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value
For Money
Kerangka transparansi dan akuntabilitas publik
dibangun paling tidak atas lima komponen, yaitu sistem
perencanaan strategik, sistem pengukuran kinerja, sistem
pelaporan keuangan, saluran akuntabilitas publik
(channel of public accountability), dan auditing sektor
publik yang dapat diintegrasikan kedalam tiga bagian
akuntansi sektor publik, yaitu Akuntansi Manajemen
Sektor Publik, Akuntansi Keuangan Sektor Publik, dan
Auditing Sektor Publik.
Hal lain yang berkaitan pengembangan akuntansi
sektor publik adalah Value for money. Value for money
(VFM) merupakan konsep pengelolaan yang
mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu ekonomi,
efisiensi dan efektivitas. Ekonomi adalah pemerolehan
input dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada harga
yang terendah. Ekonomi terkait dengan sejauh mana
organisasi sektor publik dapat meminimalisir input
resources yang digunakan dengan menghindari
pengeluaran yang boros. Efisiensi merupakan pencapaian
output yang maksimum dengan input tertentu atau
penggunaan input yang terendah untuk mencapai output
tertentu. Efektivitas adalah tingkat pencapaian hasil
program dengan target yang ditetapkan. Secara
sederhana, efektivitas merupakan perbandingan outcome
dengan output.

38 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66


Gambar
Bagan Kerangka Pemikiran

Rumah Sakit

Organisasi
Sektor Publik

Akuntansi
Keuangan
Transparansi
Sektor
Publik

Akuntabilitas

Value for
money

Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor


Publik terhadap Perwujudan
Transparansi, Akuntabilitas dan
Konsep Value for Money

Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 39


Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value
For Money
4. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka
dapat dibuat hipotesis sebagai berikut.
a. H0 = Akuntansi keuangan sektor publik (X)
tidak memiliki pengaruh terhadap
transparansi (Y1) secara signifikan
H1 = Akuntansi keuangan sektor publik (X)
memiliki pengaruh terhadap transparansi
(Y1) secara signifikan.
b. H0 = Akuntansi keuangan sektor publik (X)
tidak memiliki pengaruh terhadap
akuntabilitas (Y2) secara signifikan.
H1 = Akuntansi keuangan sektor publik (X)
memiliki pengaruh terhadap akuntabilitas
(Y2) secara signifikan.
c. H0 = Akuntansi keuangan sektor publik (X) tidak
memiliki pengaruh terhadap value for
money (Y3) secara signifikan.
H1 = Akuntansi keuangan sektor publik (X)
memiliki pengaruh terhadap value for
money (Y3) secara signifikan.

40 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66


5. Metode Penelitian
Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif analisis. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas
pengamatan, wawancara, studi dokumentasi, dan
kuesioner. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari jajaran manajemen dan para pegawai atau
karyawan di bagian keuangan RSUD Kelas B Kabupaten
Subang. Untuk mengukur seberapa besar pengaruh
variabel independent (X) terhadap variabel dependent
(Y), maka dilakukan penyebaran kuesioner kepada 41
orang responden. Jumlah responden tersebut merupakan
populasi dari penelitian ini, yaitu terdiri dari 4 orang dari
jajaran manajemen dan 37 orang karyawan di bagian
keuangan RSUD Kelas B Kabupaten Subang.

Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 41


Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value
For Money
Operasionalisasi Variabel
Tabel
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala
Akuntansi mekanisme teknik dan Standar Penggunaan Ordinal
keuangan analisis akuntansi yang akuntansi standar akuntansi
sektor publik diterapkan pada keuangan keuangan sektor
(X) pengelolaan dana sektor publik publik
masyarakat di lembaga-
lembaga tinggi negara dan

42 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66


Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala
departemen-departemen di Sistem Sistem Ordinal
bawahnya, Pemerintah akuntansi pencatatan,
Daerah, BUMN, BUMD, sektor publik pengelompok-
LSM dan yayasan sosial, an dan
maupun pada proyek- pengikhtisaran,
proyek kerjasama sektor serta pelaporan
publik dan swasta. Dasar akuntansi
yang digunakan
Konsistensi
penggunaan
teknik/metode
akuntansi

Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 43


Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value For Money
Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala
Transparansi keterbukaan (opennes) Transparansi Pemahaman Ordinal
(Y1) atas aktivitas pengelolaan atas laporan akan pentingnya
sumber daya publik keuangan transparansi
Pengungkapan
hal-hal yang

sifatnya material
Pengungkapan
secara berkala
Kebebasan
memperoleh
informasi

44 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66


Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala
Akuntabilitas kewajiban Akuntabilitas penyajian segala Ordinal
(Y2) mempertanggung- finansial aktivitas
jawabkan keberhasilan organisasi
atau kegagalan kepada pihak
pelaksanaan misi yang
organisasi dalam mencapai berkepentingan
tujuan dan sasaran yang penilaian atau
telah ditetapkan tindak lanjut
sebelumnya, melalui suatu terhadap
media akuntabilitas
pertanggungjawaban yang
dilaksanakan secara
periodik. Akuntabilitas tingkat Ordinal
program pelaksanaan
program
pertimbangan
alternatif
program

Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 45


Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value For Money
Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala
Value for merupakan konsep Ekonomi dan Alokasi biaya Ordinal
Money (VFM) pengelolaan organisasi Efisiensi
(Y3) sektor publik yang
mendasarkan pada tiga Efektivitas Kualitas Ordinal
elemen utama yaitu: pelayanan
ekonomi, efisiensi dan
efektivitas.

Sumber: Mardiasmo (2006:3)


Mardiasmo (2005:22)

46 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66


6. Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dari kuesioner kemudian
dikumpulkan dan diolah dengan cara memberikan bobot
penilaian dari setiap pertanyaan/pernyataan berdasarkan
skala Likert. Sebelum dilakukan analisis data, perlu
dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap alat
pengumpulan data berupa kuesioner yang disebarkan
kepada responden.
Pengujian hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini menggunakan analisis transformasi data.
Transformasi data merupakan suatu proses untuk
merubah bentuk data sehingga siap untuk dianalisis.
Transformasi juga bisa dilakukan untuk mengubah data
kategori ke dalam bentuk numerik dengan menggunakan
Method of Successive Interval (MSI).
Untuk menguji tingkat kecocokan atau tingkat
signifikansi, digunakan sebesar 5% dengan tingkat
kepercayaan 95% (df (degree of freedom) = n - 2), karena
tingkat ini cukup mewakili untuk digunakan dalam
penelitian sosial.
Untuk mengetahui pengaruh akuntansi sektor
publik terhadap transparansi, akuntabilitas, dan value for
money, maka dalam pengujian statistik digunakan
program SPSS versi 12.00 dengan cara menghitung
analisis regresi sederhana. Analisis regresi sederhana
digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
variabel X (akuntansi sektor publik) terhadap variabel Y
Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 47
Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value
For Money
(transparansi, akuntabilitas, dan value for money) serta
untuk mengetahui bagaimana perubahan variabel Y bila
nilai variabel X dinaikkan atau diturunkan nilainya,
dengan rumus umum sebagai berikut:

dimana:
(Y) (X)2 (X) (XY)
a=
n (X2) (X)2
n (XY) (X) (Y)
b=
n (X2) (X)2
Keterangan:
X = variabel independen (akuntansi keuangan
sektor publik)
Y = variabel dependen, terdiri dari:
Y1 = transparansi
Y2 = akuntabilitas
Y3 = value for money (VFM)
a = konstanta, menunjukkan nilai Y pada saat X =
0

48 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66


b = koefisien regresi, merupakan perubahan
variabel Y akibat perubahan satu unit variabel X.
Menetapkan kriteria ditolak atau diterimanya H0
dilakukan dengan mencari nilai t hitung, kemudian
dibandingkan dengan nilai ttabel. Adapun rumus untuk
mencari nilai t adalah sebagai berikut:



dimana: n = jumlah responden
r = koefisien korelasi
t = nilai thitung
Dengan kriteria sebagai berikut:
Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Perhitungan Koefisien Determinasi
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar variabel akuntansi keuangan sektor publik
(X) mempengaruhi transparansi (Y1), akuntabilitas (Y2)
dan value for money (Y3), dengan menggunakan rumus:
Kd = r2 x 100%
Dimana : Kd = Koefisien determinasi
r2 = Koefisien regresi

Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 49


Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value
For Money
7. Analisis Hasil Pengumpulan Data
Hasil uji validitas untuk kuesioner akuntansi
keuangan sektor publik terhadap perwujudan
transparansi, akuntabilitas dan konsep value for money
dengan dk atau df = 29 2 = 27 pada tingkat signifikansi
() sebesar 5% atau 0,05 diperoleh nilai rtabel = 0,2451,
bahwa item-item kuesioner memiliki nilai rhitung yang
positif dan rhitung > rtabel, sebagaimana kriteria yang telah
ditetapkan di atas. Hal ini menunjukkan bahwa item-item
kuesioner tersebut sudah valid. Hasil pengujian
reliabilitas:
a. Kuesioner penerapan akuntansi keuangan sektor
publik (X), memiliki nilai alpha sebesar 0,757.
Artinya, alpha > rtabel. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa kuesioner penerapan akuntansi
keuangan sektor publik sudah reliable (handal).
b. Kuesioner variabel transparansi (Y1) nilai alpha =
0,714. Artinya, alpha > rtabel. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa kuesioner variabel transparansi
(Y1) sudah reliable.
c. Kuesioner variabel akuntabilitas (Y2) menunjukkan
nilai alpha = 0,781. Artinya, alpha > rtabel. Dengan
demikian dapat dinyatakan bahwa kuesioner variabel
akuntabilitas (Y2) sudah reliable.
d. Kuesioner variabel value for money (Y3)
menunjukkan nilai alpha sebesar 0,757. Artinya,
alpha > rtabel. Dengan demikian dapat dinyatakan

50 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66


bahwa kuesioner variabel value for money (Y3) sudah
reliable.
Jumlah kuesioner yang kembali hanya 29 dari
41 eksemplar, maka untuk menyusun kelas interval setiap
variabel digunakan angka pengali 29 untuk jumlah
kuesioner.
Untuk variabel X dan Y3, karena memiliki jumlah butir
pernyataan yang sama, yaitu 10, maka penyusunan kelas
intervalnya seperti langkah berikut:
Total kuesioner tertinggi : 29 x 10 x 5 = 1450
Total kuesioner terendah : 29 x 10 x 1 = 290
Kedua nilai tersebut, yaitu 1450 dan 290,
diselisihkan lalu dibagi 5, sehingga diperoleh 232 rentang
nilai dari masing-masing kelas interval untuk variabel X.
Bila total nilai kuesioner yang didapat:
290 522, maka variabel X dinilai tidak sesuai
523 755, maka variabel X dinilai kurang sesuai
756 988, maka variabel X dinilai cukup sesuai
989 1221, maka variabel X dinilai sesuai
1222 1454, maka variabel X dinilai sangat sesuai
Untuk variabel Y1:
Total kuesioner tertinggi : 29 x 4 x 5 = 580
Total kuesioner terendah : 29 x 4 x 1 = 116

Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 51


Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value
For Money
Hasil dari selisih kedua nilai tersebut dibagi 5
akan menjadi rentang nilai dari masing-masing kelas
interval untuk variabel Y1, yakni:
= (580 116)/5 = 464/5 = 92,8 93 rentang nilai.
Bila total nilai kuesioner yang didapat:
116 209, maka variabel Y1 dinilai tidak sesuai
210 303, maka variabel Y1 dinilai kurang sesuai
304 397, maka variabel Y1 dinilai cukup sesuai
398 491, maka variabel Y1 dinilai sesuai
492 585, maka variabel Y1 dinilai sangat sesuai
Untuk variabel Y2:
Total kuesioner tertinggi : 29 x 5 x 5 = 725
Total kuesioner terendah : 29 x 5 x 1 = 145
Hasil dari selisih kedua nilai tersebut dibagi 5
akan menjadi rentang nilai dari masing-masing kelas
interval untuk variabel Y2, yakni: = (725 145)/5 = 580/5
= 116 rentang nilai
Bila total nilai kuesioner yang didapat:
145 261, maka variabel Y2 dinilai tidak sesuai
262 378, maka variabel Y2 dinilai kurang sesuai
379 495, maka variabel Y2 dinilai cukup sesuai
496 612, maka variabel Y2 dinilai sesuai
613 729, maka variabel Y2 dinilai sangat sesuai

52 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66


Tabel
Jawaban Kuesioner Variabel X

Variabel Dimensi Indikator No. item Skor Skor %


kuesioner yang maksimal
dicapai
Akuntansi Standar Penggunaan 1 109 145 75,17
keuangan akuntansi standar akuntansi
sektor keuangan keuangan sektor
publik sektor publik
publik
Sistem Sistem pencatatan, 2 120 145 82,76
akuntansi pengelompokan 3 137 145 94,48
sektor dan 4 122 145 84,14
publik pengikhtisaran, 5 141 145 97,24
serta pelaporan 6 130 145 89,65
7 130 145 89,65
8 134 145 92,41
Total 914 1015 90,05

Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 53


Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value For Money
Dasar akuntansi 9 121 145 83,45
yang digunakan
Konsistensi 10 124 145 85,52
penggunaan
teknik/metode
akuntansi
Total 1268 1450 87,45
Sumber : Data primer yang telah diolah
Tabel
Jawaban Kuesioner Variabel Y1

No. item Skor Skor


Variabel Dimensi Indikator kuesioner yang maksimal %
Y1 dicapai
Transparansi Transparansi Pemahaman akan 1 91 145 62,76
atas laporan pentingnya
keuangan transparansi

54 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66


Pengungkapan 2 130 145 89,66
hal yang sifatnya
material
Pengungkapan 3 142 145 97,93
secara berkala
Kebebasan 4 124 145 85,52
memperoleh
informasi
Total 487 580 83,97
Sumber : Data primer yang telah diolah

Tabel
Jawaban Kuesioner Variabel Y2

No. item Skor Skor


Variabel Dimensi Indikator kuesioner yang maksimal %
Y2 dicapai

Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 55


Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value For Money
Akuntabilitas Akuntabilitas penyajian segala 1 136 145 93,79
finansial aktivitas
organisasi kepada
pihak yang
berkepentingan
penilaian atau 2 93 145 64,14
tindak lanjut 3 119 145 82,07
terhadap Total 212 290 73,10
akuntabilitas
Rata-rata 348 435 80,00
Akuntabilitas tingkat 4 112 145 77,24
program pelaksanaan
program
pertimbangan 5 97 145 66,90
alternatif
program
Rata-rata 209 290 72,07
Total 557 725 76,83
Sumber : Data primer yang telah diolah

56 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66


Tabel
Jawaban Kuesioner Variabel Y3
No. item Skor Skor
Variabel Dimensi Indikator kuesioner yang maksimal %
Y3 dicapai
Value for Ekonomi dan Alokasi biaya 1 83 145 57,24
money Efisiensi 2 58 145 40,00
3 89 145 61,38
4 94 145 64,83
5 92 145 63,45
6 120 145 82,76
Total 536 870 61,61
Efektivitas Kualitas 7 109 145 75,17
pelayanan 8 94 145 64,83
9 117 145 80,69
10 102 145 70,34
Total 422 580 72,76
Total 958 1450 66,07
Sumber : Data primer yang telah diolah

Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 57


Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value For Money
Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk
mengetahui bagaimana pengaruh akuntansi keuangan
sektor publik (X) terhadap transparansi (Y1), akuntabilitas
(Y2) dan value for money (Y3). Hasil pengolahan data
menggunakan SPSS versi 12.00 sebagai berikut:
Y1 = 10,804 + 0,101 X
Y2 = 1,655 + 0,431 X
Y3 = 3,668 + 0,613 X
Berdasarkan tabel hasil perhitungan analisis
regresi linier sederhana di atas dengan menggunakan
SPSS versi.12.00, maka diperoleh thitung untuk hipotesis
(a) = 1,809; hipotesis (b) = 7,367; dan hipotesis (c) =
3,850. Dengan df = n 2 = 29 2 = 27 dan = 5%,
didapat ttabel sebesar 2,052. Berdasarkan hasil perhitungan
uji t dapat diketahui bahwa dari ketiga hipotesis tersebut,
dua diantaranya memiliki t hitung > ttabel, yaitu hipotesis (b)
dimana 7,367 > 2,052 dan hipotesis (c) dimana 3,850 >
2,052. Sedangkan hipotesis (a) memiliki nilai t hitung <
ttabel, yakni 1,809 < 2,052. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa untuk hipotesis (b) dan (c) H0 ditolak
dan H1 diterima. H0 ditolak memiliki arti bahwa akuntansi
keuangan sektor publik (X) memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap: akuntabilitas (Y2) dan value for
money (Y3). Sebaliknya untuk hipotesis (a), dimana H0
diterima dan H1 ditolak. H0 diterima memiliki arti bahwa
akuntansi keuangan sektor publik (X) tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap transparansi (Y1).

58 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66


Dengan bantuan SPSS versi 12.00, maka dapat
diketahui nilai koefisien determinasi (R square) seperti
pada tabel di bawah ini:
Koefisien determinasi (a)

Model Summary

Adjusted St d. Error of
Model R R Square R Square the Estimate
1 ,329a ,108 ,075 1,51447
a. Predictors: (Constant), X

Koefisien determinasi (b)

Model Summary

Adjusted St d. Error of
Model R R Square R Square the Estimate
1 ,817a ,668 ,655 1,58571
a. Predictors: (Constant), X

Koefisien determinasi (c)

Model Summary

Adjusted St d. Error of
Model R R Square R Square the Estimate
1 ,595a ,354 ,331 4,31218
a. Predictors: (Constant), X

Dari hasil perhitungan koefisien determinasi di


atas, diperoleh nilai koefisien determinasi (a) sebesar
10,8%. Koefisien determinasi (a) menunjukkan besarnya
Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 59
Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value
For Money
pengaruh akuntansi keuangan sektor publik (X) terhadap
transparansi (Y1). Artinya, pengaruh akuntansi keuangan
sektor publik terhadap transparansi sebesar 10,8%.
Sedangkan sisanya sebesar 89,2% merupakan faktor lain
yang mempengaruhi transparansi.
Nilai koefisien determinasi (b) sebesar 66,8%.
Koefisien determinasi (b) menunjukkan besarnya
pengaruh akuntansi keuangan sektor publik (X) terhadap
akuntabilitas (Y2). Artinya, pengaruh akuntansi keuangan
sektor publik terhadap akuntabilitas sebesar 66,8%. Ini
menunjukkan bahwa akuntansi keuangan sektor publik
mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap
akuntabilitas. Sedangkan sisanya sebesar 33,2%
merupakan faktor lain yang mempengaruhi akuntabilitas.
Nilai koefisien determinasi (c) sebesar 35,4%.
Koefisien determinasi (c) menunjukkan besarnya
pengaruh akuntansi keuangan sektor publik (X) terhadap
value for money (Y3). Artinya, pengaruh akuntansi
keuangan sektor publik terhadap value for money sebesar
35,4%. Sedangkan sisanya sebesar 64,6% merupakan
faktor lain yang mempengaruhi value for money.
Adapun faktor lain yang mempengaruhi
transparansi, akuntabilitas dan value for money dapat
dikarenakan penerapan akuntansi manajemen dan sistem
pengendalian manajemen serta audit sektor publik pada
organisasi/lembaga-lembaga publik.

60 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66


8. Kesimpulan
1. Penerapan Akuntansi Keuangan Sektor Publik dinilai
telah sangat sesuai, hal ini dapat dilihat dari total
jawaban kuesioner sebesar 1268 yang berada pada
interval 1222 1454 atau mencapai 87,45%.
2. Transparansi dinilai telah sesuai. Hal ini dapat dilihat
dari total jawaban kuesioner sebesar 487 yang berada
pada interval 398 491 atau mencapai 83,97%.
3. Akuntabilitas dinilai telah sesuai. Hal ini dapat dilihat
dari total jawaban kuesioner sebesar 557 yang berada
pada interval 496 612. atau mencapai 76,83%.
4. Value for money dinilai telah cukup sesuai. Hal ini
dapat dilihat dari total jawaban kuesioner sebesar 958
yang berada pada interval 756 988 atau mencapai
66,07%.
5. Berdasarkan hasil uji t dengan menggunakan SPSS,
dengan df = 27 dan = 5%, diperoleh nilai t hitung
untuk hipotesis (a) = 1,809; hipotesis (b) = 7,367; dan
hipotesis (c) = 3,850. Sedangkan nilai t tabel = 2,052.
Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan ttabel,
dapat diketahui bahwa dari ketiga hipotesis tersebut,
hanya hipotesis (b) dan (c) saja yang memiliki t hitung >
ttabel, yaitu 7,367 > 2,052 dan 3,850 > 2,052. Artinya
bahwa akuntansi keuangan sektor publik berpengaruh
signifikan terhadap akuntabilitas dan value for money.
Sedangkan hipotesis (a) memiliki thitung < ttabel, yaitu
1,809 < 2,052 yang artinya bahwa akuntansi
keuangan sektor publik tidak berpengaruh signifikan
Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 61
Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value
For Money
terhadap transparansi. Berdasarkan hasil perhitungan
koefisien determinasi, diperoleh nilai R square X
terhadap Y1 sebesar 10,8%. Artinya, pengaruh
akuntansi keuangan sektor publik terhadap
transparansi sebesar 10,8%. Nilai R square X
terhadap Y2 sebesar 66,8%. Artinya, pengaruh
akuntansi keuangan sektor publik terhadap
akuntabilitas sebesar 66,8%. Sedangkan nilai R
square X terhadap Y3 sebesar 35,4%. Artinya,
pengaruh akuntansi keuangan sektor publik terhadap
value for money sebesar 35,4%. Jadi, dapat dikatakan
bahwa akuntansi keuangan sektor publik memiliki
pengaruh yang paling besar terhadap akuntabilitas
publik.
6. Adapun faktor lain yang mempengaruhi transparansi,
akuntabilitas dan value for money seperti akuntansi
manajemen dan sistem pengendalian manajemen serta
audit sektor publik pada organisasi/lembaga-lembaga
publik belum diteliti.
7. Penelitian ini hanya memfokuskan RSUD sebagai
SKPD. Penelitian ini belum memperhatikan RSUD
sebagai Badan Layanan Umum yang mempunyai
konsekuensi hukum yang berbeda dari RSUD sebagai
SKPD.

62 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66


9. Saran
1. Perlunya penyelenggaraan pelatihan, seminar dan
workshop yang lebih intensif, baik internal maupun
eksternal, sebab berdasarkan data yang diperoleh
penyelenggaraan pelatihan, seminar dan workshop,
baik internal maupun eksternal pada tahun 2009,
menurun sebesar 53,3% dibandingkan dengan
penyelenggaraan pada tahun 2008, yaitu dari 45 kali
pada tahun 2008 menjadi 24 kali pada tahun 2009.
Jika memungkinkan, ada baiknya agar organisasi
melakukan perbandingan antara biaya organisasi
dengan biaya organisasi lain yang sejenis yang dapat
diperbandingkan, misalnya dengan rumah sakit umum
daerah kelas B lainnya atau rumah sakit swasta yang
setaraf guna mengetahui apakah penggunaan dana
organisasi telah dilakukan secara ekonomi dalam
membiayai kebutuhannya.
2. Bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan
sampel penelitian, tidak hanya pada lingkup internal
rumah sakit saja, tetapi juga pada lingkup eksternal,
misalnya: keluarga pasien/pasien. Selain itu, perlu
diteliti pula segi-segi lain dari akuntansi sektor
publik, seperti: akuntansi manajemen sektor publik,
audit sektor publik, dan lain sebagainya.
3. Penelitian selanjutnya disarankan agar memfokuskan
penelitian kepada kedudukan RSUD sebagai Badan
Layanan Umum.
Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 63
Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value
For Money
DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor


Publik: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Effendi, Muh. Arief. 2009. The Power of
Good Corporate Governance: Teori dan Implementasi.
Jakarta: Salemba Empat.
Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Sektor Publik:
Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat.
Harun. 2009. Reformasi Akuntansi Dan
Manajemen Sektor Publik Di Indonesia. Jakarta: Salemba
Empat.
Kartadjumena, Eriana., dkk. 2009. Akuntansi
Sektor Publik. Bandung: Universitas Widyatama.
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan.
2005. PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan. Jakarta: KSAP.
Mardiasmo. 2005. Akuntansi Sektor Publik.
Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Mardiasmo. 2006. Akuntansi Sektor Publik.
Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Nasucha, Chaizi. 2004. Reformasi
Administrasi Publik. Jakarta: Grasindo.

64 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66


Nordiawan, Deddi. 2009. Akuntansi Sektor
Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta.
Wahana Komputer. 2004. Pengolahan Data
Statistik Dengan SPSS Versi 12.0. Semarang: Andi
Semarang.

www.angkringanmaswied.blogspot.com
www.bappenas.go.id
www.bppk.depkeu.go.id
www.ntb.depag.go.id
www.ovy19.wordpress.com
www.pusdiklatwas.bpkp.go.id
www.subang.go.id
www.ys-ujung.com

Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 65


Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value
For Money
66 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66

Anda mungkin juga menyukai