Oleh:
evayunita0606@gmail.com
ABSTRAK
Bencana alam dapat terjadi secara tiba-tiba maupun melalui proses yang berlangsung
secara perlahan.Beberapa jenis bencana seperti gempa bumi,banjir,tanah longsor hampir tidak
mungkin diperkirakan secara akurat kapan,dimana akan terjadi dan besar kekuatannya. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan parameter mobilisasi sumberdaya
terhadap bencana banjir, tanah longsor, dan gempa bumi di Kabupaten Wonogri. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode Random Sampling Method dan pengumpulan data
kuisioner. Populasi penelitian adalah 5 Kelurahan di Kecamatan Wonogiri, dengan sebanyak
757 sampel. Hasil
Kata Kunci: Tingkat pengetahuan, Parameter Mobilisasi Sumberdaya, Banjir, Tanah
Longsor,Gempa Bumi
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara yang rawan akan bencana alam. Hal ini terbukti dari
berbagai hasil penelitian tentang risiko bencana, seperti Maplecroft (2010: )1 menempatkan
Indonesia berada diurutan kedua setelah Bangladesh dengan indeks negara yang berisiko
ekstrim, selain itu juga terdapat indeks risiko yang dibuat oleh UNDP dan UN University
(IRBI:2016:1).2 Selama tahun 2016 terdapat 2.342 kejadian bencana. Sebuah rekor baru
tertinggi dalam pencatatan kejadian bencana sejak tahun 2002. Sebagai perbandingan pada
tahun 2012 (1811 bencana), 2013 (1.674 bencana), 2014 (1.967 bencana), 2015 (1.732
bencana), 2016 (2.342 bencana), Dibandingkan dengan kejadian bencana tahun 2015 terjadi
peningkatan 35% (BNPB:2016:1).3
Data UNISDR menyebutkan, dalam paparan terhadap penduduk atau jumlah manusia
yang ada di daerah yang mungkin kehilangan nyawa karena bencana, resiko bencana yang
dihadapi Indonesia sangat tinggi (UN ISDR:2017:5)4. Hal ini tidak menutup kemungkinan
akan terjadinya ancaman bencana alam lainnya. Seperti pada tahun sebelumnya, longsor adalah
bencana yang paling memeatikan selama tahun 2016. Longsor menyebabkan 188 jiwa
meninggal dunia. Tahun 2015 terdapat 135 jiwa meninggal dunia. Tingginya kerentanan
longsor menyebabkan longsor menjadi bencana yang paling banyak menimbulkan korban jiwa.
Terdapat 40.9 juta jiwa masyarakat terpapar dari bahaya sedang-tinggi dari tanah longsor
(BNPB:2016:3)5.
Selain tanah longsor di Indonesia, bencana banjir sudah lama terjadi seperti pada tahun-
tahun sebelumnya selama musim hujan seperti bulan Januari-Februari, semua pihak (baik
pemerintah maupun masyarakat) biasanya khawatir datangnya bencana banjir. Curah hujan
pada periode tersebut biasanya lebih tinggi dari bulan lainnya (Rosyidi, Arif:242)6. Banjir
adalah bencana yang paling banyak kejadiannya. Selama tahun 2016 terjadi 766 kejadian
banjir yang menyebabkan 147 jwa meninggal dunia 107 jiwa luka, 2.72 juta jiwa mengungsi
dan menderita, dan 30.669 rumah rusak. Daerah rawan banjir seperti banjir di Pangkal Pinang,
Kota Bandung, Kota Bima dan Lainnya (BNPB:2016:2)7. Salah satu bencana banjir terbesar
yaitu di daerah Bima Nusa Tenggara Barat, mencapai kerugian lebih dari 1 triliyun. Sebanyak
105.753 jiwa warga terdampak langsung banjir yang merendam 33 desa di 5 kecamatan
diantaranya meliputi kecamatan Rasanae Timur, Mpunda, Raba, Rasanae Barat dan Asakota
yang berdampak besar pada sektor pendidikan, kesehatan,dan infrasuktur (Krisandi:2016)8.
Selama Tahun 2016 terjadi 5.578 gempa bumi atau rata-rata 460 gempa setiap bulan,
dan 12 gempa diantaranya merusak. Berdasarkan kekuatannya terdapat 181 kali gempa di atas
M 5, 10 kali gempa dengan kekuatan M 6-6.9 san 1 kali gempa berkekuatan M 7.8 (pada
2/3/2016). Gempa paling merusak adalah gempa Pidie Jaya M 6,5 pada 7/12/2016 yang
menyebabkan 103 jiwa meninggal dunia, 267 jiwa luka berat, 127 luka ringan, 91.267 jiwa
mengungsi, 2.357 rumah rusak berat, 5.291 rumah rusak sedang, 4.184 rumah rusak ringan dan
kerusakan lainnya (BNPB:2016:8)9. Belum lama ini beberapa wilayah Jawa Timur dan Jawa
Tengah baru saja dilanda gempa seperti di Malang, Surabaya dan Yogyakarta. Di Malang Jawa
Timur gempa berkekuatan 6,5 SR yang mengguncang pada pukul 22.11 WIB rabu
(16/11/2016). Gempa bumi terasa cukup kuat dan membuat jendela dan kursi bergetar. Selain
Magelang, getaran sampai ke wilayah Kediri dan Blitar. Walaupun terjadi cukup keras gempa
bumi itu tidak berpotensi Tsunami. Dengan bebagai ancaman bencana yang terjadi, tidak
menutup kemungkinan terjadi bencana di wilayah bagian Indonesia lainnya khususnya di
Provinsi Jawa Tengah.
Jawa tengah memiliki luas wilayah sekitar 32.548,29 km persegi dengan kepadatan
mencapai 987 juta per km persegi. Menurut tingkat kemiringan lahan di Jawa Tengah, 38%
lahan memiliki kemiringan 0-2%, 31% lahan memiliki kemiringan 15-40%, dan sisanya 12%
lahan memiliki kemiringan lebih dari 40%. Adapun ancaman bencananya yaitu banjir, gempa
bumi, Tsunami, Kebakaran, Cuaca Ekstrim, Longsor, Gunung Api, Abrasi, Kebakaran Lahan
dan Hutan, Epidemi, Konflik sosial, Gagal Teknologi dan Wabah Penyakit (IRBI:2013:88)11.
Dari 35 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah, 26 diantaranya berada dalam kelas risiko
tinggi termasuk Kabupaten Wonogiri.
Secara geografis Wonogiri berlokasi di bagian tenggara Provinsi Jawa Tengah. Dengan
luas wilayah 8.292,36 Km2 dengan jumlah 77.134 penduduk. Dengan 6 kelurahan, 9 desa 165
RW serta 477 RT. Kabupaten Wonogiri juga memiliki tingkat kerentanan resiko bencana yang
berbeda satu tempat dengan tempat yang lainya baik Dipengaruhi oleh salah satu faktornya
yaitu bentang alam suatu wilayah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan parameter
mobilisasi sumberdaya terhadap bencana banjir, tanah longsor, dan gempa bumi. Dalam
penelitian ini masyarakat memegang peranan penting dalam mobilisasi sumberdaya pasca
terjadinya bencana. Mobilisasi sumberdaya yang meliputi sumberdaya manusia, peralatan,
material dana diilakukan dengan mempertimbangkan sumberdaya yang tersedia. Sumberdaya
yang memahami dan mempunyai keterampilan secara profesional sangat diperlukan dalam
semua proses dan kegiatan rehabilitasi pascabencana, sumberdaya yang berupa peralatan,
material dan dana disediakan dan siap dialokasikan untuk menunjang proses rehabilitasi
(PERKA BNPB:2013:10)
METODOLOGI PENELITIAN
Sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengambil sejumlah 757 sample
dari 12.583 populasi permukiman yang diperoleh dari 5 Kelurahan. Data yang terkumpul ini
dianggap mewakili pemahaman masyarakat dalam Tingkat pengetahuan parameter mobilisasi
sumber daya masyarakat.
Metode yang digunakan Data diperoleh dari Random Method Sampling dan pemberian
kuisioner wawancara sebanyak 757 permukiman dan merupakan hasil interpretasi citra satelit.
Metode penelitian dalam menggunakan sampel adalah Random Sampling Method. Metode
random sampling digunakan dalam menentukan bangunan yang akan menjadi sumber data
penelitian.
a. Analisis Parameter
Nilai maksimum
Presentase jumlah warga yang menjawab apa saja penyebab terjadinya gempa
bumi. 58-75% masyarakat menjawab penyebab terjadinya gempa bumi adalah gunung
meletus (3b) dan presentase tertinggi adalah Desa Siswodipuran sedangkan presentase
terendah adalah Desa Pulisen. Pengeboran minyak menjadi penyebab gempa bumi
(3e) memiliki presentase paling rendah yaitu 11-28%, presentase terendah adalah
Desa Siswodipuran dan presentase tertinggi adalah Desa Kiringan dan Desa Banaran.
1. Tingkat pengetahuan terhadap bencana gempa bumi, banjir dan tanah longsor rata-
rata masyarakat pada 5 desa di Kecamatan Wonogiri masuk dalam katagori
SEDANG.