Anda di halaman 1dari 16

Dan tanyakanlah kepada Bani

Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari
Sabtu, di waktu datang kepada mereka ikan-ikan mereka terapung-apung di permukaan air,
dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah
Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik. (QS Al-Arah: 163

) Oleh : Cah Bagus Menjawab

Memang ada bangsa atau suatu kaum yang pernah dikutuk oleh Allah SWT menjadi kera.
Keterangan tersebut sejelasnya disebutkan di dalam salah satu firman Allah SWT:

Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar di antaramu pada hari
Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka, Jadilah kamu kera yang hina. (QS Al-Baqarah:
65)

Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang dilarang mereka mengerjakannya,
Kami katakan kepadanya, Jadilah kamu kera yang hina. (SQ Al-Araf: 166)

Dan benar bahwa mereka termasuk dari kalangan bangsa Yahudi, yang hidup di masa lalu,
jauh sebelum masa hidupnya nabi Muhammad SAW. Namun para mufassir sepakat yang
dikutuk menjadi kerabukanlah seluruh bangsa yahudi. Hanya sebagian dari mereka saja yang
demikian.

Bahkan para mufassir mengatakan bahwa kejadian itu hanya menimpa penduduk suatu desa
saja, yang hidup di tepi pantai, di mana mata mencaharian mereka adalah menangkap ikan di
laut. Allah telah melarang mereka untuk menangkap ikan di hari Sabtu, karena hari itu adalah
hari khusus untuk beribadah.

Namun mereka melanggarnya, karena sengaja Allah menguji mereka. Caranya, justru di hari
Sabtu itulah ikan-ikan bermunculan dengan jumlah yang sangat banyak, tapi di selain hari
Sabtu terlarang itu, ikan-ikan seolah lenyap dari laut.

Karena itulah sebagian dari penduduk desa itu melakukan kecurangan. Yaitu mereka
memasang perangkap pada hari Jumat sore menjelang masuknya hari Sabtu. Pada hari Sabtu
mereka tetap beribadah. Dan pada hari Minggu, perangkap-perangkap itu telah dipenuhi ikan.
Cara yang mereka tempuh ini tetap dianggap sebuah pelanggaran juga. Dan oleh karenanya,
mereka yang melakukannya dikutuk menjadi kera yang hina.

Keterangan ini semakin jelas kalau kita perhatikan ayat-ayat sebelumnya dari ayat tentang
kutukan mereka menjadi kera.

Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka
melanggar aturan pada hari Sabtu, di waktu datang kepada mereka ikan-ikan mereka
terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak
datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku
fasik. (QS Al-Arah: 163)

Ayat ini jelas sekali menyebutkan bahwa yang dikutuk menjadi kera bukan semua bani Israel
(Yahudi), melainkan sebagian di antara mereka saja. Namun umumnya bani Israel memang
tahu kisah tentang ini, sehingga ayat ini meminta kepada nabi Muhammad SAW untuk
menanyakan kisah kutukan jadi kera kepada bani Israel.

Bahkan di ayat berikutnya, ada keterangan lebih jelas lagi bahwa tidak semua penduduknya
desa itu ikut jadi kera. Sebab ada sebagian dari merka yang tetap masih taat tidak melanggar
larangan hari Sabtu. Mereka yang tidak dikutuk jadi kera ini adalah yang memberikan
peringatan kepada mereka yang melanggar larangan.

Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan
orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang
yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik. (QS. Al-raf: 165)
Nama Desa Tersebut?
Kalau kita buka kitab tafsir, misalnya Al-Jami li Ahkamil Quran karya Al-Imam Al-Qurtubi
rahimahullah, disebutkan bahwa ada beberapa riwayat yang berbeda dalam menetapkan desa
yang dimaksud. Menurut Ibnu Abbas ra., Ikrimah dan As-Suddi, nama desa itu adalah Aylah.
Dalam riwayat lain menurut Ibnu Abbas juga, nama desa itu adalah Madyan. Terletak di
antara Aylah dan At-Thuur.

Sedangkan menurut Az-Zuhri namanya adalah Thabariyah. Dan Qatadah serta Zaid bin
Aslam mengatakan namanya adalah Maqnat, yang terlewat di pantai negeri Syam.

Ke Mana Kera-kera Itu?


Para ulama tafsir berbeda pendapat tentang riwayat selanjutnya kera-kera itu. Ada sebagian
ulama yang mengatakan bahwa setelah berubah menjadi kera, mereka pun mati begitu saja
dan punah. Sebagian lagi mengatakan bahwa Allah dengan kekuasaan-Nya, mengembalikan
lagi mereka ke wujud semula.

Tetapi yang jelas, kera-kera itu tidak berketurunan hingga sekarang ini. Dan yang pasti, tidak
semua orang Yahudi dikutuk jadi kera. Sehingga sampai hari ini kita masih menemukan
mereka berkeliaran sebagai bangsa laknatullah yang dimurkai, akibat ulah mereka. Bahkan
sehari 17 kali kita meminta kepada Allah SWT agar diberi petunjuk ke jalan lurus, tidak
seperti orang yahudi yang dimurkai Allah SWT.

Untuk lebih jelasnya kita bisa menyimak uraian Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar karyanya
terkait Qs Al Baqarah 65-66









"Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar
perintah pada hari Sabtu. " (pangkal ayat 65).

Diperingatkan lagi bagaimana sekumpulan Bani Israil melanggar perintah


memuliakan hari Sabtu. Memuliakan hari Sabtu, istirahat bekerja pada
hari itu dan sediakan diri buat beribadat. Memuliakan hari Sabtu adalah
salah satu janji mereka dengan Tuhan. Tetapi mereka mencari helah,
memutar hukum dengan cerdik sekali. Kata setengah ahli tafsir, kejadian
ini ialah di danau Thabriah, kata setengah di Ailah dan kata setengah di
Madiyan.
Di manapun tempat kejadian tidaklah penting, sebab perangai begini bisa
saja terjadi di mana-mana karena hendak menghelah-helah (memutar-
mutar) hukum.Menurut ahli tafsir mereka tinggal di tepi pantai. Mereka
dilarang mengail atau memukat di hari Sabtu. Segala pekerjaan mesti
dihentikan di hari itu. Mereka dapat akal buruk; mereka pasang lukah hari
Jum'at petang hari, lalu mereka bangkitkan pada hari Ahad pagi. Sabtu itu
sangat banyak ikan keluar. Rupanya ikan sudah mempunyai naluri bahwa
mereka tidak akan dipancing dan dipukat pada hari Sabtu.

Mereka merasa bangga sebab telah dapat mempermainkan Allah. Tetapi


mereka tidak tahu bahwa mereka telah celaka besar lantaran itu.








"Maka Kami firmankan : ,jadilah kamu kera-kera yang dibenci " (ujung
ayat 65).

Berkata pula ahli tafsir, mereka dikutuk Tuhan sehingga menjadi kera atau
jadi beruk semua. Kata setengah penafsir pula, ada yang jadi babi. Kata
setengah penafsir pula, ada yang jadi keledai. Tetapi kalau kita lanjutkan
merenungkan ayat itu, jika mereka dikutuk Tuhan menjadi kera, monyet,
beruk atau babi dan keledai, bukan berarti bahwa mesti mereka bertukar
bulu, berubah rupa. Tetapi perangai merekalah yang telah berubah
menjadi perangai binatang. Rupa, masih rupa manusia, tetapi perangai,
perangai beruk, adalah lebih hina daripada disumpah menjadi beruk
Iangsung. Sebab kalau beruk berperangai beruk, tidaklah heran dan
bukanlah azab. Yang azab ialah jika manusia berperangai beruk. Orang
tidak benci kepada beruk berperangai beruk, yang orang benci ialah
manusia beruk.

Adakah anda pernah melihat "orang jadi beruk". Seorang Mubaligh Islam
di Minangkabau, saudara Duski Samad pernah membuat misal : "Beruk
tua terpaut". Kebiasaan di Minangkabau orang menurunkan buah kelapa
dengan mempergunakan beruk. Setelah beruk itu tua, dipautkan dia oleh
empunya di sudut rumah. Apa kerjanya ? Akan disuruh memanjat kembali,
dia tidak kuat lagi. Dan dia belum juga mati. Maka kerjanya setiap hari
hanya mencabuti bulunya sendiri, sehingga tinggal kulit licin seperti baju
kaos. Tiap orang yang lalu-lintas, walau orang itu Engku Imam atau Engku
Lebai sekalipun, selalu dicibirkannya. Kalau diberi makanan, cepat sekali
disambutnya. Kalau tidak diberi dia menjijir. Berapapun diberikan,
disambutnya, meskipun perutnya telah kenyang. Namun makanan itu
disimpannya terus dalam lehernya sampai gembung, dan dia masih saja
meminta.









"Maka Kami jadikanlah dianya sebagai suatu teladan bagi mereka yang
semasa dengannya dan bagi yang di belakangnya. " (pangkal ayat 66).

Itulah orang-orang yang merasa bangga karena telah banyak mendapat


keuntungan, tetapi tidak insaf bahwa mereka telah tersisih dari
masyarakat manusia yang berbudi. Yang mereka ingat hanya keunturgan
sebentar itu saja. Budi mereka menjadi kasar. Semua orang yang berakal
budi dan memegang agama dengan baik, tidak mau lagi mendekati
mereka. Sebab perangai orang yang demikian tidak ubahnya dengan kera
dan beruk. Kawan sendiripun kalau dapat dimakannya akan dimakannya
juga. Diisinya lehernya banyak-banyak dan penuhpenuh dengan
persediaan makanan walaupun bentuk hidupnya sudah menjemukan dan
mernbencikan orang. Ini menjadi pengajaran bagi umat yang hidup di
jaman mereka, dan menjadi pengajaran juga bagi umat yang datang di
belakang, sebab dimana-mana jika ada orang yang demikian, tidak
ubahnya mereka dengan beruk dan kera, menjemukan dan menimbulkan
muak.






"Dan pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa. "(ujung ayat 66).
Karena bagi orang yang bertakwa biarlah sedikit mendapat, asal halal.
Asal jangan menghelah-helah agama dengan cerdik beruk.

Sebab itu maka penafsir ini tidaklah berpegang pada setengah ahli tafsir
yang menafsirkan bahwa mereka disumpah Tuhan, sehingga langsung
bertukar jadi beruk, jalan dengan kaki empat, gigi berganti dengan saing.
Tetapi lebih hebatlah azab itu; tubuh tetap tubuh manusia tetapi perangai
sudah menjadi perangai beruk dan kera. Dia datang berkelompok-
kelompok ke ladang orang. Bukan saja hasil ladang itu dimakannya
sekenyang perut sampai berlebih dalam lehernya, tetapi batang-batang
pisang, ketela, jagung yang bertemu mereka rusakkan dan patahkan.
Sesudah hasil mereka ambil, dasar yang tinggal mereka rusakkan pula,
sehingga tidak bisa tumbuh lagi. Kalau dikejar merekapun lari, dan dari
tempat jauh mereka menjijir dan mencibir kepada orang-orang yang
mengejarnya.

Mereka lari dan hilang bersembunyi ke hutan dengan perut kenyang


dengan harta dicuri, lehernya gembung menyimpan makanan yang
dirampok, dan orang yang empunya kebun tinggallah mengutuk dan
menyumpah, karena mereka ditinggalkan dengan dua kerugian; kerugian
hasil ladangnya yang dirampas dan kerugian bekas yang telah hancur
rusak, padahal sudah berbulan-bulan dipelihara karena mengharapkan
hasilnya. Bukankah perangai beruk itu menimbulkan benci ?

Ada beberapa riwayat penafsiran tentang Bani Israil yang dikutuk Tuhan
menjadi kera atau monyat itu. Menurut riwayat dari Ibnu Ishak, Ibnu Jarir
dan Ibnu Abbas, semua mereka itu dikutuk sehingga berubah rupa
menjadi monyet. Tetapi setelah mereka menjadi monyet itu, mereka tidak
bisa makan dan tidak bisa minum, sehingga tidak sampai tiga hari
sesudah perubahan rupa itu, merekapun mati semua. Satu riwayat pula
dari Ibnul Mundzir, katanya dari Ibnu Abbas juga, bahwa segala monyet
dan segala babi yang ada sekarang ini adalah keturunan mereka. Tetapi
pada riwayat Ibnu Mundzir yang diterimanya dari al-Hasan ini, keturunan
mereka terputus. Sebab itu menurut pendapat al-Hasan ini, kera dan babi
yang ada sekarang tidaklah dari keturunan mereka.

Di dalam riwayat yang lain dari Ibnu Mundzir juga disertai riwayat dari
Ibnul Abi Hatim, yang mereka terima dari Mujahid : "Yang disumpah Tuhan
sehingga menjadi kera dan monyet itu ialah hati mereka, bukan badan
mereka."Kejadian ini adalah sebagai suatu perumpamaan sebagaimana
tersebut dalam ayat :






"Laksana keledai memikul kitab-kitab." ( al-Jum'ah : 5)
Maka penafsiran mujahid yang diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir inilah yang
lebih dekat kepada faham saya sebagai penafsiran sekarang ini.
PERANGKAT ASESMEN : TUGAS PRAKTIK
FR-PA-03
Perangkat asesmen: Tugas Praktik
Nama Asesi:
Nama Asesor:
Unit kompetensi: Persiapan klien, alat & assisten tindakan intubasi
Kualifikasi:
Tanggal:
TUK:
Setiap pertanyaan harus terkait dengan elemen/KUK

Penilaian
No. DAFTAR
POIN YANG DICEK/ DIOBSERVASI
KUK TUGAS/INSTRUKSI K BK

1.1 Ucapkan salam pada pasien Mengucapkan salam pada pasien


Menyampaikan identitas perawat
1.2 Sampaikan identitas
perawat
Menanyakan identitas klien dan keluarga
1.3 Tanyakan identitas klien dan
keluarga
2.1 Memakai sarung tangan Memakai sarung tangan

Perawat Memasang Pemasangan monitor EKG


2.2
monitor EKG
2.3 Pemberian obat relaxan dan sedative, sesuai dengan
Perawat Memberikan obat
program
relaxan dan sedative,
sesuai dengan program

2.4 Perawat melakukan Pembersihan sekresi sebelum dan selama tindakan


pembersihan sekresi intubasi berlangsung
sebelum dan selama
tindakan intubasi
berlangsung
Dokter melakukan intubasi Observasi tanda tanda vital pasien
2.5

2.6 Perawat mengisi balon pipa Pengisian balon pipa endotrakheal tube, sesudah dokter
endotrakheal tube, sesudah melakukan intubasi
dokter melakukan intubasi
2.7 Perawat melakukan
pernafasan buatan Melakukan pernafasan buatan menggunakan air viva
menggunakan air viva (bagging) sebelum dan sesudah intubasi pada saat dokter
(bagging) sebelum dan melakukan pemeriksaan auskultasi
sesudah intubasi pada saat
dokter melakukan
pemeriksaan auskultasi
2.8 Perawat memfiksasi ETT Fiksasi ETT diantara bibir atas dan lubang hidung di pipi
diantara bibir atas dan kiri atau kanan
lubang hidung di pipi kiri
atau kanan

2.9 Hal-hal yang perlu Hal-hal yang perlu diperhatikan :


diperhatikan : 1. Letakkan punggung tangan di atas mulut untuk menilai
1. Letakkan punggung balon berisi udara dengan cukup
tangan di atas mulut untuk 2. Kempiskan balon secara berkala, minimal tiap 4
menilai balon berisi udara jam selama 10 detik untuk mempertahankan sirkulasi
dengan cukup trachea.
2. Kempiskan balon 3. Ganti ETT, setiap satu minggu/sesuai kondisi pasien
secara berkala, minimal 4. Ubah letak ETT setiap penggantian fiksasi
tiap 4 jam selama 10 detik
untuk mempertahankan
sirkulasi trachea.
3. Ganti ETT, setiap
satu minggu/sesuai kondisi
pasien
4. Ubah letak ETT
setiap penggantian fiksasi
LEMBAR INSTRUKSI TUGAS PRAKTIK
FR-PA-06
Perangkat asesmen: Tugas Praktik
Nama Asesi:
Nama Asesor:
Unit kompetensi: Persiapan klien, alat & assisten tindakan intubasi

Kualifikasi:

Tanggal:

A. Petunjuk
1. Baca dan pelajari setiap langkah/instruksi dibawah ini dengan cermat sebelum
melaksanakan praktek
2. Laksanakan pekerjaan sesuai dengan urutan proses yang sudah ditetapkan
3. Seluruh proses kerja mengacu kepada SOP/WI/IK yang dipersyaratkan
4. Waktu pengerjaan yang disediakan 60 menit

B. Langkah-langkah Kerja :
1. Ucapkan salam pada pasien
2. Sampaikan identitas perawat
3. Tanyakan identitas klien dan keluarga
4. Memakai sarung tangan
5. Memasang monitor EKG
6. Memberikan obat relaxan dan sedative, sesuai dengan program
7. Perawat melakukan pembersihan sekresi sebelum dan selama tindakan intubasi
berlangsung
8. Dokter melakukan intubasi
9. Perawat mengisi balon pipa endotrakheal tube, sesudah dokter melakukan intubasi
10. Perawat melakukan pernafasan buatan menggunakan air viva (bagging) sebelum dan
sesudah intubasi pada saat dokter melakukan pemeriksaan auskultasi
11. Perawat memfiksasi ETT diantara bibir atas dan lubang hidung di pipi kiri atau kanan
12. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Letakkan punggung tangan di atas mulut untuk menilai balon berisi udara dengan
cukup
2. Kempiskan balon secara berkala, minimal tiap 4 jam selama 10 detik untuk
mempertahankan sirkulasi trachea.
3. Ganti ETT, setiap satu minggu/sesuai kondisi pasien
4. Ubah letak ETT setiap penggantian fiksasi
PERANGKAT ASESMEN : TUGAS PRAKTIK
Perangkat asesmen: Tugas Praktik
Nama Asesi:
Nama Asesor:
Unit kompetensi: Memcegah terjadinya cedera pada pasien
Kualifikasi:
Tanggal:
TUK:
Setiap pertanyaan harus terkait dengan elemen/KUK

Penilaian
No. DAFTAR
POIN YANG DICEK/ DIOBSERVASI
TUGAS/INSTRUKSI K BK

1.1 Identifikasi pasien Mengecek nama dan tgl lahir pasien pada gelang
pasien pada saat pemberian obat
1.2 Mengecek nama dan tgl lahir pasien pada gelang
Identifikasi pasien
pasien pada saat pemberian tindakan

2.1 Melakukan TEBAK SBAR pada saat melaporkan dan


Komunikasi yang
menerima instruksi lewat telpon
efektif
2.2 Menggunakan singkatan atau simbol yang berlaku di
RS
2.3 Melakukan HAND OFF pada saat memindahkan
pasien ke ruang lain
2.4 Melakukan overan pada saat pergantian shif

3.1 Keamanan dalam Menerapkan 7 benar dalam pemberian obat


pemberian obat

3.2 Mengecek riwayat alergi

3.3 Melakukan skin test obat antibiotik injeksi

4.1 Mencegah tindakan Mengecek informed consent pasien yang akan


salah dioperasi
operasi
4.2 Mengecek identitas pasien

4.3 Penandaan pada daerah yang akan dioperasi

4.4 Mengecek data pemeriksaan penunjang

5.1 Mengurangi resiko Mencuci tangan berdasarkan five moment


timbulnya infeksi

6.1 Mengurangi resiko Memasang safety bell pada saat memindahkan


pasien jatuh pasien keruang lain

6.2 Memasang pengaman pada tempat tidur pasien

6.3 Memasang gelang kuning pada pasien resiko tinggi


jatuh
PERANGKAT ASESMEN : TUGAS PRAKTIK
Perangkat asesmen: Tugas Praktik
Nama Asesi:
Nama Asesor:
Unit kompetensi: Perawatan luka
Kualifikasi:
Tanggal:
TUK:
Setiap pertanyaan harus terkait dengan elemen/KUK

Penilaian
No. DAFTAR
POIN YANG DICEK/ DIOBSERVASI
TUGAS/INSTRUKSI K BK

1.1 Persiapan alat Mempersiapkan alat :


Bak instrumen yang berisi :
- Pinset anatomi
- Pinset chirurgis
- gunting debridemen
- kasa steril
- kom
Peralatan lain :
- Hand scoent
- Gunting plester
- plester
- Alkohol
- desinfektan
- Nacl 0,9 %
- Nierbekken
- Verban
- obat luka sesuai kebutuhan

1.2 Tahap prainteraksi :


Prosedur
- Melakukan Verifikasi program terapi
pelaksanaan
- Mencuci tangan
- menempatkan alat didekat pasien dengan benar

Tahap orientasi :
- Memberikan salam dan menyapa nama pasien
- Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
Keluarga/klien
- menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan di
Lakukan

Tahap kerja
- Menjaga privacy pasien
- mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat
Jelas
- membuka peralatan
- memakai sarung tangan
2.1 - Membasahi plester dengan alkohol/wash bensin
dan buka dengan menggunakan pinset
- Membuka balutan lapis terluar
- Membersihkan sekitar luka dan bekas plester
- Membuka balutan lapisan dalam
- Menekan tepi luka (sepanjang luka) untuk menge
Luarkan bila ada pus
- Melakukan debridement
- Membersihkan luka dengan menggunakan cairan
Nacl
- Mengeringkan luka dan tutup dengan kasa
- Memasang plester atau verban
- Merapikan pasien

Tahap terminal :
- Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
- Berpamitan dengan klien
- Membereskan alat
- Mencuci tangan
- Mendokumentasikan
PERANGKAT ASESMEN : TUGAS PRAKTIK
Perangkat asesmen: Tugas Praktik
Nama Asesi:
Nama Asesor:
Unit kompetensi: Pemasangan Naso Gastrik Tube ( NGT )
Kualifikasi:
Tanggal:
TUK:
Setiap pertanyaan harus terkait dengan elemen/KUK

Penilaian
DAFTAR
POIN YANG DICEK/ DIOBSERVASI
TUGAS/INSTRUKSI K BK

1.1 Pengertian Memasang selang atau pipa khusus melalui saluran


pencernaan atas secara langsung yang berakhir di
lambung
1.2 Sebagai acuan dalam penerapan langkah langkah
Tujuan
untuk:
1.Memasukkan makanan, obat pasien yang tidak
bisa makan melalui mulut
2. Mencegah distensi gaster
3. melakukan bilas lambung
4. mengambil spesimen asam lambung untuk
diperiksa di laboratorium
2.1 SK Direktur RSUD siwa Nomor 101 tahun 2014
Kebijakan
Tentang Keseragaman Pelayanan Perawatan Yang
Terintegrasi dan Terorganisasi kepada setiap pasien di
RSUD siwa
1.persiapan alat :
Prosedur
a. Slang NGT sesuai ukuran yang dibutuhkan
b. Spoit 10 cc
c. Stetoskop atau gelas berisi air matang
d. Plester dan gunting
e. Kain kasa
f. Pelumas atau jelly
g. Nierbekken
h. Handscoon steril
i. botol cairan bila diperlukan
2. persiapan pasien:
a. melakukan identifikasi
b. memberikan penjelasan kepada keluarga dan
pasien
c. mengatur posisi pasien dan membersihkan
lubang hidung pasien
3. Prosedur
a. mendekatkan peralatan di samping pasien
b. perawatan mencuci tangan
c.Slang NGT diukur dari epigastrium ke
pertengahan dahi atau dari epigastrium ke
hidung bengkok kedaun telinga kemudian diberi
tanda
d. memakai handscoon steril
e. ujung Slang diolesi dengan jelly
f. mengatur pasien pada posisi fleksi kepala, dan
masukkan perlahan ujung NGT melalui hidung (
bila pasien sadar menganjurkan pasien untuk
menelan ludah berulang-ulang
g. memastikan NGT masuk ke dalam lambung
dengan cara menginspirasi NGT dengan spoit
atau memasukkan udara 10 cc sambil
diauskultasi di regio lambung atau ujung NGT
dimasukkan ke dalam gelas berisi air
h. menutup ujung NGT dengan spoit atau
disesuaikan dengan tujuan pemasangan
i. membuka handscoon dan cuci tangan
j. melakukan fiksasi NGT di depan hidung dan pipi
k. melakukan evaluasi tindakan
l. membereskan alat alat
m. mencuci tangan
n. mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawat
PERANGKAT ASESMEN : TUGAS PRAKTIK
Perangkat asesmen: Tugas Praktik
Nama Asesi:
Nama Asesor:
Unit kompetensi: Memberi Makanan Pada Pasien Melalui Sonde
Kualifikasi:
Tanggal:
TUK:
Setiap pertanyaan harus terkait dengan elemen/KUK

Penilaian
DAFTAR
POIN YANG DICEK/ DIOBSERVASI
TUGAS/INSTRUKSI K BK

1.1 Pengertian Memasukkan makanan dan cairan ke dalam lambung


dengan menggunakan selang penduga lambung
( maag slang)
1.2 Sebagian acuan dalam penerapan langkah langkah
Tujuan
bagi tenaga keperawatan di Rumah Sakit Siwa untuk
memberi makanan pada pasien melalui selang
penduga lambung ( maag slang)

2.1 SK Direktur RSUD siwa Nomor 101 tahun 2014


Kebijakan
Tentang Keseragaman Pelayanan Perawatan Yang
Terintegrasi dan Terorganisasi kepada setiap pasien di
RSUD siwa
1.persiapan alat :
Prosedur
a. makanan cairan yang hangat sesuai kebutuhan
b. air putih matang
c. syringe 25 cc atau sesui kebutuhan
d. tissue makan / serbet
e. obat yang telah dicairkan bila perlu
2. persiapan pasien
a. melakukan identifikasi
b. memberikan penjelasan kepada keluarga dan
pasien
c. mengatur posisi pasien duduk atau semi fowler
d. menjaga privacy ( menutup tirai )
3. Penatalaksanaan
a. mencuci tangan
b. pasien di atur dalam posisi semi fowler atau
dalam posisi baring dengan posisi kepala agak
ditekuk kebawah
c. tissue / serbet makan dipasang dibawah dagu
d. buka klem / penutup NGT
e. lakukan aspirasi untuk mencegah terjadinya
residu
f. masukkan makanan, susu dan obat sesuai
dengan program diet yang diberikan
g. bila makanan, susu dan obat sudah habis,bilas
dengan air putih yang sudah matang
h. alat alat dibersihkan,dibereskan dan
dikembalikan ketempat semula
i. mencuci tangan
j. catat macam dan jumlah makanan cair yang
diberikan dan reaksinya pada lembar catatan
perawat
k. observasi keadaan umum selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai