Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan di negara maju dan

negara berkembang, maka bertambah juga usia harapan hidup penduduk negara

tersebut. Hal ini berarti, akan bertambahnya populasi penduduk lanjut usia (lansia).

Data Komnaslansia (2011) di Indonesia terjadi percepatan peningkatan penduduk

lansia secara signifikan. Tercatat 7,18% (14,4 juta orang) di tahun 2000 dan

diperkirakan akan menjadi 11,34% (28,8 juta orang) pada 2020. Di Indonesia dan

beberapa negara berkembang lainnya seseorang dikelompokkan ke dalam golongan

lansia jika umur sudah mencapai 60 tahun berdarkan WHO (2016).

Sejalan dengan hal tersebut, penyakit pada lansia bermunculan dengan gejala

khas yaitu multipatologi (lebih dari satu penyakit), kemampuan fisiologis tubuh yang

sudah menurun, tampilan gejala yang tidak khas/menyimpang, dan penurunan status

fungsional (kemampuan kreraktivitas). Salah satu resiko akibat dari berbagai penyakit

yang muncul pada lansia yaitu jatuh.

Jatuh merupakan masalah fisik yang sering terjadi pada lansia, dengan

bertambahnya usia kondisi fisik, mental, dan fungsi tubuh pun menurun. Jatuh dan

kecelakaan pada lansia merupakan penyebab kecacatan yang utama. Jatuh adalah

kejadian secara tiba-tiba dan tidak disengaja yang mengakibatkan seseorang mendadak

terbaring atau terduduk dilantai (Maryam, 2008).


Upaya pencegahan perlu dilakukan untuk meminimalisir kejadian jatuh pada

lansia. Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya jatuh pada lansia,

mengidentifikasi faktor risiko dilakukan untuk mencari adanya faktor intrinsik risiko

jatuh, keadaan lingkungan rumah yang berbahaya yang dapat menyebabkan jatuh harus

dihilangkan. Penilaian keseimbangan dan gaya berjalan dilakukan untuk berpindah

tempat dan pindah posisi, penilaian postural sangat diperlukan untuk mengurangi

faktor penyebab terjadinya risiko jatuh, serta mengatur atau mengatasi fraktur

situasional dapat dicegah dengan melakukan pemeriksaaan rutin kesehatan lansia

secara periodik (Maryam, 2008).

Perawat sebagai tenaga kesehatan yang profesional mempunyai peran yang

paling besar untuk memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan pada lansia yang

komprehensif dengan membantu lansia memenuhi kebutuhan dasar yang holistik, salah

satunya dalam pemenuhan kebutuhan keselamatan dan keamanan.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Memahami dan mengetahui asuhan keperawatan pada lansia dengan gangguan

keseimbangan: resiko jatuh.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui dan memahami konsep gangguan keseimbangan pada lansia.

b. Mengetahui dan memahami latihan keseimbangan yang bisa diajarkan dan

diberikan pada lansia.


c. Mengetahui dan memahami macam-macam pengukuran keseimbangan

pada lansia.

d. Mengetahui dan memahami konsep mengenai lansia dengan resiko jatuh.

e. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan lansia dengan resiko jatuh.

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Intitusi Pendidikan

Sebagai bahan informasi untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Pada Klien

Gerontik dengan Gangguan Keamanan: Resiko Jatuh dan sebagai sumber bacaan bagi

mahasiswa keperawatan, diharapkan dapat digunakan sebagai bahan perbandingan,

bahan kajian, atau pengembangan terhadap ilmu keperawatan khususnya keperawatan

gerontik.

1.3.2 Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada keluarga dan

masyarakat bahwa kejadian jatuh pada lanjut usia berhubungan erat dengan banyak

faktor salah satunya yaitu kondisi lingkungan fisik rumah yang membahayakan

sehingga keluarga dan masyarakat dapat memodifikasi kondisi lingkungan fisik rumah

yang baik dan aman bagi lanjut usia dalam mencegah kejadian jatuh pada lanjut usia.

World Health Organization. 2016. World Report on Ageing and Health. Luxembourg:

WHO-Library Catalouging-in-Publication Data.


Maryam, R. Siti, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:

Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai