Topik :
Roller Coaster
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari roller coaster?
2. Bagaimana prinsip/hukum fisika yang bekerja pada roller coaster?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari roller coaster
2. Mengetahui prinsip/hukum fisika yang bekerja pada roller coaster
D. Landasan Teori
166
yang sangat penting dalam mengoperasikan sistem dari wahana permainan roller
coaster.
Berbicara mengenai konsep fisika yang berperan penting dalam wahana roller
coaster yakni seperti gaya gravitasi, gaya sentripetal, gaya sentrifugal:
1. Gaya Gravitasi
167
Gravitasi pada roller coaster berfungsi untuk menetralkan gaya akibat
percepatan, yakni gaya yang membuat penumpangnya terdorong ke depan. Selain itu,
gaya gravitasi bekerja pada roller coaster yang membuat roller coaster mengalami
perubahan kecepatan. Saat roller coaster bergerak naik menuju suatu puncak,
gravitasi menarik roller coaster tersebut dan mengurangi percepatan pada roller
coaster. Pada saat itu energi kinetik akan berubah menjadi energi potensial. Setelah
roller coaster mencapai puncak, energi potensial pada roller coaster akan diubah
menjadi energi kinetik dan gravitasi akan menarik roller coaster ke bawah. Hal ini
menyebabkan roller coaster akan mengalami percepatan.
2. Gaya Sentripetal
Gaya sentripetal merupakan gaya yang bekerja untuk mempertahankan kerja
roller coaster. Gaya sentripetal adalah gaya yang berusaha menarik objek mengarah
ke titik pusat (sumbu). Ketika roller coaster bergerak melalui lintasan memutar, gaya
sentripental mempertahankan roller coaster agar tetap bergerak memutar.
3. Gaya Sentrifugal
168
sentrifugal dapat menyebabkan berat pengendara bertambah (G>1)atau berkurang
(G<1).
Gaya sentrifugal yang dirasakan penumpang bukan hanya pada loop saja,
tetapi juga pada setiap tikungan yang dibuat sepanjang lintasan. Ketika penumpang
berbelok kekanan, penumpang akan terlempar ke kiri. Sebaliknya ketika berbelok ke
kiri penumpang akan berbelok ke kanan. Orang akan terpental lebih keras jika
berpegang eraterat pada batang pengaman, karena itu agar lebih nyaman banyak
penumpang membiarkan tangan mereka bebas.
Ketika roller coaster melaju turun (lihat kurva yang rendah), gaya berat akan
searah dengan gaya centrifugal, yang menyebabkan gaya keseluruhan bertambah
(gaya yang searah akan dijumlahkan), sehingga anda seperti merasa tertekan ke
bawah (G>1).
Sebaliknya ketika roller coaster melaju naik (lihat kurva yang tinggi), gaya
berat akan berlawanan arah dengan gaya centrifugal, sehingga gaya keseluruhan akan
menjadi kecil (gaya yang searah akan dikurangi). Ini menyebabkan ada gaya yang
seolah-olah menarik anda keatas (G<1).
Ketiga gaya inilah yang menjaga dan mempertahankan agar supaya roller
coaster tetap berjalan dan beroperasi sesuai dengan lintasan yang ada.
Ketika roller coaster telah dijalankan pada lintasannya maka konsep fisika
tentang energi bekerja penuh. Diantaranya :
1) Energi kinetik
Energi Kinetik (EK), merupakan salah satu energi yang terdapat pada roller
coaster dimana energi ini dihasilkan oleh roller coaster karena geraknya dalam hal
tersebut yang dimaksud dengan geraknya yaitu kecepatan yang dihasilkan oleh roller
coaster pada saat beroperasi. Dimana kecepatan tersebut bernilai nol di posisi puncak
lintasan ( Ek = 0 ). Dan memiliki nilai yang maksimum jika berada di posisi
lembah (posisi terendah) dari lintasan ( Ek = 1/2mv2 ). Energi kinetik di ubah
menjadi energi potensial ketika roller coaster bergerak menaik atau ke atas.
169
2) Energi Potensial
Energi potensial (EP) merupakan energi yang terdapat pada sebuah roller
coaster disebabkan oleh posisi dari roller coaster tersebut. bernilai maksimum di
posisi puncak lintasan ( Ep = mgh ). bernilai nol di posisi lembah (posisi terendah)
lintasan ( Ep = 0 ).
Energi potensial diubah menjadi energi kinetik ketika roller coaster bergerak
menurun.
3) Energi Mekanik
Puncak titik A sengaja dirancang lebih tinggi dari pada loop B, hal tersebut
memungkinkan energi potensial di A lebih besar sehingga mampu beralan melalui
lintasan di B dengan baik. Lintasan roller coaster sengaa di rancang seperti teteasa air
mata yang terbalik. Karena jika lintasannya di rancang seperti tetesan air mata yang
sesungguhnya atau lingkaran penuh maka saat kendaraan berada pada posisi terendah,
170
maka bobot beban akan terasa enam kali lebih berat dari pada berat normalnya. Dan
halitu dapat menyebabkan pusing yang begitu dahsayat dan berakibatkan pingsan.
Tetapi ika lintasan di rancang sepertiair mata terbalik, maka beban kendaraan saat
berada di titik terendah akan terasa 3,7 lebih berat dari pada berat normalnya. Dan itu
tidak akan menimbulkan pusing yang begitu dahsyat.
EMb = EMc
Ekb + Epb = Ekc + Epc
1/2mv2b + mghb = 1/2mv2b + mghb
Dan untuk konsep fisika yang terakhir yang berlaku pada wahana roller
coaster yakni dinamika roller coaster.
171
Itulah beberapa konsep fisika yang bekerja pada sistem kerja roller coaster.
Dimana jika salah satu konsep ini tidak bekerja maka sistem kerja daro roller coaster
akan terganggu, dan tidak bia beroperasi secara maksimal.
F. Variable
1. Variable bebas
Variable bebas yaitu, suatu yang nilainya sudah ditentukan atau
ditetapkan, dimana nilai ini dapat mempengaruhi nilai lainnya atau nilainya
sealu diubah-ubah. Adapun variable bebas pada percobaan ini adalah:
Jarak lintasan dan jarak horizontal
2. Variable terikat
Variable terikat yaitu, sesuatu yang nilainya dipengaruhi oleh nilai dari
variable bebas atau nilai lainnya tergantung dari variable bebas. Adapun
variable terikat pada percobaan ini adalah:
Jarak photohgate
Mobil roller couster
172
3. Variable control
Variable control yaitu, sesuatu yang nilainya sebagai pengontrol
variable terikat dan bebas selama percobaan dilakukan. Adapun variable
control dalam percobaan ini adalah:
Merupakan nilai yang di peroleh dari selisih jarak antara kedua photogate
G. Prosedur kerja
1. Menyusun lintasan mobil
2. Menempatkan photgate pada posisi tegak di titik a dan titik b.
3. Meletakkan penangkap mobil di ujung lintasan agar mobil tidak melompat
keluar.
4. Menghubungkan photogate dengan smart timer.
5. Meletakan mobil mini pada posisi awal.
6. melakukan pengaturan pada smart timer pada timer:two gate mode, untuk
mengukur selisih waktu yang dibutuhkan dari titik a ke titik b, kemudian
tekan start.
7. Meletakkan mobil pada posisi awal yang telah ditentukan kemudian lepaskan.
8. Mengulangi percobaan sebanyak 9 kali pada lintasan yang berbeda sebanyak
3 lintasan kemudian menghitung rata-rata hasil percobaan.
9. Mencatat angka yang tertera pada smart timer.
10. Mengukur jarak horizontal dari titik a ke titik b.
11. Mengukur jarak lintasan dari titik a ke titik b.
173
H. Analisisi Data
Table 1
Hasil Pengamatan
Tabel 2 :
174
Tabel 3 :
Tabel A
1. Menghitung kecepatan dari titik a ke titik b dengan menggunakan jarak horizontal
dan waktu tempuh a ke b!
Jawab:
V =
1,07
= 0,7549 = 1,4174 /
175
V jarak lintasan = 2.3844 m/s
V avg = 1,9009 m/s
Jawab:
V =
0,81
= 0.6717 = 1,2058 /
waktu tempuh a ke b!
V =
1,62
= 0,6717 = 2,4117 /
176
Menghitung kecepatan dari titik a ke titik b dengan menggunakan jarak lintasan
dan
waktu tempuh a ke b!
V =
1.33
= 0,7293 = 1,8236 /
Tabel B
waktu tempuh a ke b!
V =
1,77
= 0,6738 = 2,6268 /
177
V avg = 1,9589 m/s
waktu tempuh a ke b!
V =
1,11
= 0,5566 = 1.9942 /
V =
1,13
= 0,5167 = 2,1869 /
178
Membandingkan hasil perhitungan a dan b dengan V di titik a, v di titik b, dan v
avg!
Tabel C
V =
0,84
= 0,4840 = 1,7355
179
Menghitung kecepatan dari titik a ke titik b dengan menggunakan jarak lintasan
dan waktu tempuh a ke b!
V =
1.10
= 0,3869 = 2,8431 /
V =
0,50
= 0,3863 = 1.2943
180
Analisis Hasil Pengamatan
Pada percobaaan dihasilkan analisis data percobaan sebagai berikut:
Tabel a
Hasil Pengamatan
Tabel b
Hasil Pengamatan
No Jarak horizontal Jarak lintasan Vjarak horizontal Vjarak lintasan a Vperbandingan jarak
a ke b a ke b a ke b (m/s) ke b (m/s) horizontal dan jarak lintasan
(m) (m) a ke b (m/s)
181
Tabel c
Hasil Pengamatan
I. Kesimpulan
182
4. Peletakan mobil roller coaster yang kurang tepat pada lintasan sehingga
mempengaruhi photogate pada saat dilewati mobil roller coaster, karenanya
data yang diambil kurang tepat.
K. Daftar Pustaka
183