BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi WHO
B-CELLS NEOPLASM
Precursor B-cell neoplasm
Precursor B lymphoblastic leukaemia/ lymphoma
Matur B-cell Neoplasm
Chronic lymphocytic leukemia/small lymphocytic lymphoma
B cell lymphocytic leukemia
Lymphoplasmacytic lymphoma
Splenic marginal zone lymphoma
Hairy cell leukaemia
Plasma cell myeloma
Solitary plasmacytoma of bone
Extraosseous plasmacytoma
Extranodal marginal zone B cell lymphoma of mucosa-asociated lymphoid
tissue (MALT lymphoma)
Nodal marginal zone B cell lymphoma
Follicular lymphoma
Mantle cell lymphoma
Diffuse large B cell lymphoma
Subtipe : Mediastinal (thymic) large B cell lymphoma, Intravascular large B
cell lymphoma, Primary effusion lymphoma
Burkitt lymphoma
Plasmacytoma
T-CELL dan NK CELL NEOPLASM
Precursor T cell neoplasm
T-cell lymphoblastic leukaemia/ lymphoma
Matur T cell dan NK cell Neoplasm
belum aktif yang tengah berada dalam proses transformasi menjadi imunoblas
akibat respon dari adanya antigen. Beberapa perubahan pada sel limfosit inaktif
ialah ukurannya semakin lebih besar, kromatin inti menjadi lebih halus,
nukleolinya terlihat dan protein permukaan sel mengalami perubahan.
(Reksodiputro,2009)
2.1.6. Penatalaksanaan
yang mendasari telah berkembang selama beberapa minggu atau bulan maka
dapat ditemukan gambaran hipokromik mikrositik. Gambaran itu yang
membedakan anemia akibat penyakit kronik dan anemia akibat defisiensi zat besi.
Selain itu dapat ditemukan LED yang meningkat disebabkan oleh
hipergammaglobulinemia atau fibrinogemia. ( Isbister, 1999)
Selain itu, menurut Alshayeb (2009) pada non hodgkin limfoma kronik
sering menyebabkan komplikasi berupa glomerulonefrifis yang nantinya akan
menyebabkan kerusakan pada ginjal sedangkan ginjal merupakan organ yang
memproduksi hormon eritropoetin tepatnya di peritubular capilaris tubular nefron.
Jika ginjal rusak, maka ginjal tidak dapat menghasilkan eritropoitin sehingga akan
menyebabkan berkurangnya produksi sel darah merah.
sel darah putih yaitu granulosit dan agranulosit. Granulosit terdiri dari
neutrofil,eosinofil, dan basofil, sedangkan agranulosit terdiri dari limfosit dan
monosit. Leukosit dibentuk di sumsum tulang (myelogenous), disimpan dalam
jaringan limfatikus (limfa, timus, dan tonsil) dan diangkut oleh darah ke organ dan
ke jaringan.
Umur leukosit ialah 13-20 hari. Vitamin, asam folat dan asam amino
dibutuhkan dalam pembentukan leukosit. Sistem endokrin mengatur produksi,
penyimpanan, serta pelepasan dari leukosit sesuai dengan kebutuhan
sistemik.perkembangan granulosit dimulai dengan myeloblast kemudian
berkembang menjadi promyelosi, myelosit, metamyelosit dan bands dan akhirnya
akan menjasi neurtrofil, eosinofil dan basofil. Perkembangan limfosit dimulai
dengan limfoblast kemudian berkembang menjadi prolimfoblast dan pada
akhirnya menjadi sel limfosit.
multidisiplin sesuai dengan derajat keganasan atau stadium dari non hodgkin
limfoma. Pada derajat keganasan rendah atau indolen digunakan kemoterapi
menggunakan obat tunggal atau ganda jika perlu digunakan COP
(Cyclophosphamide,Oncovin, dan Prednisone).
Pada keganasan menengah atau agresif limfoma, pada stadium I diberikan
kemoterapi CHOP (Cyclophosphamide, Hydroxydouhomycin,Oncovin,
Prednisone) ditambah radioterapi.Pada stadium II-IV diberikan kemotrapi
parenteral kombinasi dan diberikan juga radioterapi yang berperan untuk tujuan
paliasi. Sedang pada derajaat kegnsan tinggi selalu di berikan pengobatan seperti
leukimia limfoblastik akut. (Krisifu dkk, 2004)
Efek kemoterapi terhadap hematologi yang paling sering terjadi ialah
kejadian anemia, trombositopenia, dan leukopenia. Yang mugkin diakibatkan
karena efek kimiawi dari obat obatan yang menekan produksi dari sel darah
merah, trombosit maupun leukosit.