N JUDUL
Oleh :
Pembimbing :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
karunia-Nya, Laporan PKM Penyuluhan Peningkatan Pengetahuan Remaja
Tentang Kesehatan Reproduksi Di SMP Negeri 3 Ubud, Gianyar ini dapat
diselesaikan. Usulan PKM ini disusun dalam rangka mengikuti Kepaniteraan
Klinik Madya Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu Kedokteran Pencegahan Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana yang dilaksanakan tanggal 26 September 2017
bertempat di Ruang Kelas SMPN 3 Ubud, Gianyar.
Semua tahapan laporan dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya berkat
dukungan berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. dr. A.A. Sagung Sawitri, M.PH, selaku Dosen Pembimbing, atas
segala nasehat, bimbingan, dan masukannya untuk menyelesaikan laporan
Program Puskesmas ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
perilaku seksual usia dini yang sebenarnya. Data Survei Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) pada tahun 2012 menunjukkan remaja laki-laki lebih banyak
yang menyatakan pernah melakukan seks pra-nikah dibandingkan perempuan,
yakni sebanyak 4,5% laki-laki dan 0,7% perempuan pada usia 15-19 tahun, serta
14,6% laki laki dan 1,8% perempuan pada usia 20-24 tahun (Kemenkes RI, 2014).
Kehamilan remaja berdampak negatif pada kesehatan remaja dan bayinya,
juga dapat berdampak sosial dan ekonomi. Kehamilan usia muda berisiko kelahir-
an prematur, berat badan lahir rendah (BBLR), perdarahan persalinan yang dapat
meningkatkan kematian ibu dan bayi. Kehamilan pada remaja juga terkait dengan
kehamilan tidak dikehendaki dan aborsi tidak aman. Persalinan pada ibu di bawah
usia 20 tahun memiliki kontribusi dalam tingginya angka kematian neonatal, bayi,
dan balita. SDKI 2012 mendapatkan bahwa angka kematian neonatal, post-neo-
natal, bayi, dan balita pada ibu yang berusia kurang dari 20 tahun lebih tinggi di-
bandingkan pada ibu usia 20-39 tahun (Kemenkes RI, 2014).
Menurut pemegang program KIA-KB di wilayah kerja Puskesmas Ubud I,
Kabupaten Gianyar, kehamilan dan persalinan pada usia dini masih terjadi di wi-
layah kerjanya. Berdasarkan informasi dari pemegang program KIA-KB, pada ta-
hun 2016 tercatat sebanyak 11 kehamilan pada perempuan usia <20 tahun terjadi
(0,3%), dan 11 kasus persalinan perempuan usia <20 tahun (0,6%). Umur termuda
terjadinya kehamilan adalah 15 tahun. Terjadinya kehamilan pada usia dini di wi-
layah kerja Puskesmas Ubud I dikatakan dapat terjadi karena gaya pacaran remaja
masa kini yang sudah tidak sehat lagi, bahkan ada yang sampai melakukan hubu-
ngan seksual, padahal dari segi fisik, psikologis, dan sosial, remaja usia <20 tahun
masih tergolong belum siap untuk menerima suatu kehamilan. Disamping itu, ma-
teri-materi disekolah juga sangat sedikit yang menyelipkan tentang materi kese-
hatan reproduksi, sehingga pengetahuan dan pemahaman remaja tentang hal terse-
but menjadi masih kurang.
Selain itu, kasus HIV/AIDS dan kasus infeksi menular seksual (IMS) juga
masih ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Ubud I. Berdasarkan laporan tahun-
an Puskesmas Ubud I tahun 2016, tercatat sebanyak 2 kasus HIV ditemukan pada
rentang usia 5-14 tahun dan 4 kasus pada rentang usia 25-49 tahun. Kasus sifilis
juga tercatat sebanyak 1 kasus yang terjadi pada rentang usia 20-24 tahun.
2
Penyebaran informasi tentang kesehatan reproduksi penting untuk dilakukan
dikalangan remaja, mengingat kejadian kehamilan usia dini seringkali terjadi pada
siswi pada Sekolah Menegah Pertama (SMP) atau Sekolah Menengah Atas (SM-
A)/ Sederajat.
Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukannya suatu penyuluhan
tentang kesehatan reproduksi di kalangan remaja, diharapkan dapat meningkatkan
kewaspadaan dan pengetahuan siswa-siswi tentang perilaku seksual usia dini.
3
BAB II
PERENCANAAN PKM DI PUSKESMAS
4
an terhadap lawan jenis, sedangkan tujuan dari pacaran tersebut hanya berdasar-
kan keinginan dan bermain-main saja. Dari wawancara tersebut, juga dikatakan
bahwa 7 dari 10 siswa tersebut tidak mengetahui tentang dampak negatif hubung-
an seksual pranikah dan gaya pacaran sehat. Sehingga dengan demikian sudah se-
wajarnya remaja mendapatkan pengetahuan yang benar tentang kesehatan repro-
duksi menyangkut struktur dan fungsi organ reproduksi yang normal, dampak ne-
gatif dari gaya pacaran yang tidak sehat seperti hubungan seksual pranikah, dan
tentu pada akhirnya remaja dapat menggunakan organ reproduksinya secara sehat
dan bertanggung jawab.
2.2 Tujuan Penyuluhan
Tujuan penyuluhan ini yaitu untuk meningkatkan pengetahuan siswa-siswi
SMP, khususnya SMP Negeri 3 Ubud tentang kesehatan reproduksi pada remaja
yang meliputi:
a. Anatomi dan fisiologi alat/organ reproduksi manusia.
b. Psikoseksual pubertas.
c. Dampak negatif perilaku seksual pra-nikah
d. Bahaya penyakit menular seksual.
e. Konsep PACARAN SEHAT.
2.3 Manfaat Penyuluhan
1. Pelaksana PKM mendapatkan pengalaman menjadi penyuluh yang baik di
masyarakat.
2. Peserta penyuluhan mendapatkan informasi mengenai perilaku seksual u-
sia dini.
3. Pemegang program dapat menjadikan penyuluhan ini sebagai referensi da-
lam melakukan penyuluhan perilaku seksual usia dini pada anak sekolah.
2.4 Kelompok Sasaran
Penduduk sasaran kegiatan PKM adalah siswa siswi SMP 3 Ubud yang ber-
jumlah 35 orang dari tingkat kelas I. Dipilihnya SMP ini sebagai sasaran dikare-
nakan informasi dari pemegang program KIA-KB bahwa SMP 3 Ubud belum
mendapatkan penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi dan sebagai pencegahan
awal yang dilakukan sedini mungkin. Dipilihnya perwakilan kelas I, ditujukan a-
gar siswa-siswi dapat memiliki informasi sedini mungkin terhadap kehatan repro-
5
duksi dan selanjutnya menginformasikan kepada teman-teman yang lainnya me-
ngenai informasi yang diberikan saat penyuluhan.
2.5 Strategi Pelaksanaan
Pertama-tama, kepala SMP Negeri 3 Ubud dihubungi untuk pemberitahuan
jadwal kegiatan PKM di SMP tersebut. Masing-masing perwakilan siswa kelas I
diberitahu dan diminta kesediaannya untuk mengikuti penyuluhan di ruang kelas
yang telah disediakan. Persiapan pelaksanaan terdiri dari penguasaan materi pe-
nyuluhan, penguasaan cara-cara penyampaian pesan serta penguasaan dalam hal
menggunakan alat peraga dan membaca kepustakaan yang berhubungan dengan
kesehatan reproduksi dan dampak negatif perilaku hubungan seksual pra-nikah
pada remaja.
Dalam kegiatan PKM ini dilakukan pre-test kepada para siswa sebelum di-
lakukan penyuluhan untuk mengetahui pengetahuan mereka tentang kesehatan re-
produksi pada remaja dan permasalahannya. Pre-test dilakukan dengan cara mem-
berikan beberapa pertanyaan seputar materi penyuluhan yang akan dibawakan ke-
pada peserta penyuluhan. Setelah dilakukan pre-test dilanjutkan dengan penyuluh-
an yang diberikan oleh tiga orang dokter muda FK UNUD. Setelah penyuluhan
dilakukan, acara dilanjutkan dengan diskusi terbuka dengan para siswa tentang
materi yang telah disampaikan dan juga permasalahan seputar kesehatan repro-
duksi remaja. Sebagai bentuk evaluasi tentang pemahaman siswa tentang materi
yang telah disampaikan kemudian dilakukan dengan post-test. Post-test dilakukan
dengan cara memberikan beberapa pertanyaan seputar materi penyuluhan yang te-
lah diberikan kepada peserta penyuluhan.
2.6 Isi Penyuluhan
Materi penyuluhan yang disampaikan pada kegiatan ini yaitu:
a. Anatomi dan fisiologi alat/organ reproduksi manusia.
b. Psikoseksual pubertas.
c. Dampak negatif perilaku seksual pra-nikah.
d. Bahaya penyakit menular seksual.
e. Konsep PACARAN SEHAT.
6
2.7 Metode dan Media Penyuluhan
Penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah (slide) dengan LCD kompu-
ter disertai pemberian makalah tentang kesehatan reproduksi dan dampak perilaku
seksual pra-nikah kepada para siswa peserta penyuluhan dan dilakukan sesi tanya
jawab dengan para siswa.
2.8 Rencana Pelaksanaan Penyuluhan
Tanggal : 26 September 2017
Waktu : 13.00 WITA 15.00 WITA
Tempat : SMP 3 Ubud, Kabupaten Gianyar
Penyuluhan dilaksanakan disalah satu ruang kelas SMP Negeri 3 Ubud de-
ngan alokasi waktu sebagai berikut:
7
perwakilan dari kelas I dengan masing-masing kelas diwakili sebanyak 5 siswa
mengingat terbatasnya kapasitas ruang kelas, sehingga total dari perwakilan kelas
I adalah 45 siswa
2. Cara penilaian
Penilaian dilakukan saat sebelum, selama dan setelah PKM berlangsung de-
ngan membuat daftar hadir sehingga dapat diketahui jumlah peserta penyuluhan
yang hadir.
3. Penilai
Penilaian dilaksanakan oleh dokter muda.
2.9.2 Rencana Evaluasi Hasil
1. Indikator penilaian
a. Pengetahuan mengenai anatomi dan fisiologi alat/organ reproduksi manusia.
b. Pengetahuan mengenai psikoseksual pubertas.
c. Pengetahuan mengenai dampak negatif perilaku seksual pra-nikah
d. Pengetahuan mengenai bahaya penyakit menular seksual.
e. Pengetahuan mengenai konsep PACARAN SEHAT.
2. Waktu penilaian
Sesudah penyuluhan
3. Cara penilaian
Melakukan post test dengan cara melihat minat atau ketertarikan peserta pe-
nyuluhan terhadap materi penyuluhan dan melalui pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan oleh peserta penyuluhan. Penilaian post test juga dilakukan dengan
cara mengajukan pertanyaan seputar materi penyuluhan pada seluruh siswa-sis-
wi yang mengikuti penyuluhan.
4. Penilaian
Penilaian dilaksanakan oleh dokter muda.
8
BAB III
PELAKSANAAN PKM
9
an mengenai materi kesehatan reproduksi dan dampak negatif perilaku hubungan
seksual pra-nikah pada remaja dengan metode ceramah selama kurang lebih 45
menit. Kemudian diteruskan dengan diskusi dan tanya jawab selama 30 menit. Pa-
ra siswa/ siswi sebagian besar masih malu-malu untuk bertanya, namun adapula
yang sangat antusias dalam bertanya mengenai materi kesehatan reproduksi dan
dampak perilaku seksual pranikah yang sudah kami berikan. Kami juga mencoba
untuk bertanya kembali dengan menunjuk beberapa siswa. Hasilnya di antara me-
reka ada yang mampu menjawab pertanyaan dengan tepat, namun adapula yang
masih belum paham. Setelah itu, kami melakukan evaluasi dengan melakukan
post-test dengan memberikan 5 buah pertanyaan yang sama seperti pertanyaan
saat pre test. Hasil dari post-test menunjukkan peningkatan pemahaman dari selu-
ruh siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan di mana dari 32 orang sis-
wa/ siswi, 4 di antaranya mampu menjawab 3 pertanyaan dengan benar, 10 di an-
taranya mampu menjawab 4 pertanyaan dengan benar dan 18 di antaranya mampu
menjawab semua pertanyaan dengan benar. Setelah post-test sudah selesai, maka
acara penyuluhan kami sudahi dan kemudian acara selanjutnya kami serahkan pa-
da guru mereka.
10
BAB IV
EVALUASI KEGIATAN
11
pada siswa yang hadir, 18 peserta penyuluhan dapat menjawab semua pertanyaan
dengan benar.
Pendapat peserta secara lisan tentang kegiatan penyuluhan ini sangat baik
dan mereka berharap di kemudian hari akan ada penyuluhan seperti ini dengan te-
ma yang berbeda dan tentunya lebih menarik. Peserta penyuluhan juga dengan se-
nang hati akan menyampaikan informasi yang telah didapat selama penyuluhan
kepada siswa-siswi yang tidak dapat mengikuti penyuluhan.
4.2 Hambatan PKM
Seharusnya yang menjadi sasaran penyuluhan kami adalah seluruh siswa/
siswi SMP Negeri 3 Ubud kelas I, hanya saja dalam pelaksaan penyuluhan terse-
but ternyata tidak terdapatnya aula di sekolah tersebut sehingga tidak memung-
kinkan kami untuk memberikan penyuluhan kepada seluruh siswa-siswi kelas I
yang berjumlah kurang lebih 300 orang. Sehingga kami memutuskan untuk me-
ngambil satu kelas yang berjumlah 32 orang untuk diberikan penyuluhan. Selebih-
nya, dalam pelaksanaan penyuluhan tersebut secara umum kami tidak merasakan
adanya hambatan lain karena acara berlangsung dengan lancar sebagaimana yang
telah dirancang dan direncanakan sebelumnya.
4.3 Manfaat PKM
Beberapa manfaat yang kami rasakan sebagai penyuluh dari pelaksanaan ke-
giatan PKM ini adalah sebagai latihan untuk menjadi penyuluh yang baik di ma-
syarakat, mulai dari perencanaan, persiapan materi (pengumpulan materi dan pe-
nguasaan materi), persiapan alat dan sarana penunjang, dan keterampilan berko-
munikasi di depan orang banyak agar menarik dan dapat dimengerti oleh pende-
ngar.
Sedangkan manfaat bagi peserta adalah diharapkan dapat meningkatkan pe-
ngetahuan mereka tentang kesehatan reproduksi dan dampak negatif perilaku hu-
bungan seksual pranikah sehingga pada akhirnya mereka mampu menjaga kese-
hatan reproduksi mereka sendiri dan dapat mengurangi angka kejadian kehamilan
pra-nikah, serta agar mereka dapat mensosialisasikan pengetahuan yang mereka
dapat kepada orang lain.
12
LAMPIRAN
13
Gambar 3. Proses berlangsungnya penyuluhan
14
DAFTAR PUSTAKA
15