Chargaff (1948) menemukan bahwa pengandungan ADN dari nukleus
timus anak sapi terdiri dari 4 basa dengan perbandingan : 28% adenin, 24% guanin, 20% sitosin, dan 28% timin. Sampel ADN yang didapatkannya dari berbagai macam organisme hidup memperlihatkan pengandungan basa yang berlainan (Tabel III-3). Namun bagaimanapun juga, hukum ekivalen Chargaff yang dikemukakan dalam tahun 1950 menyatakan bahwa :
a. Jumlah purin adalan sama dengan jumlah pirimidin (A + G = T + C)
b. Banyaknya adenin sama dengan banyaknya timin (A = T), demikian pula banyaknya guanin sama dengan banyaknya citocin (G = C)
Hukum ini ternyata berlaku universal (untuk berbagai macam organisme)
seperti virus, bakteri, tumbuhan, dan hewan. Akan tetapi ia menambahkan bahwa ADN yang diisolir dari tumbuh-tumbuhan serta hewan tingkat tinggi pada umumnya mengandung lebih banyak adenin dan timin, sedangkan guanin dengan sitosin lebih sedikit. Missalnya perbandingan AT / GC dari ADN manusia = 1,40 : 1. Sebaliknya ADN yang diisolir dari berbagai macam mikroorganisme (virus, bakteri, dan tumbuh-tumbuhan/hewan tingkat rendah) pada umumnya kaya akan guanin dan sitosin dan relativ miskin akan adenin dan timin. Misalnya perbandingan AT / GC dari ADN bakteri Mycobacterium tuberculosis adalah 0,60 : 1. Perbedaan dalam ratio AT / GC dari mikroorganisme dan makhluk tingkat tinggi itu memberi petunjuk bahwa ada perbedaan informasi genetik yang dibawa oleh molekul herediter itu. petunjuk tadi tentu mempunyai ari sangat penting untuk keperluan filogeni, evolusi, dan taksonomi. Tabel III-3 Pertimbangan Waston dan Crick dalam konstruksi model molekul ADN Orang yang pertama kali mengemukakan gagasan tentang struktur tiga dimensional dari ADN adalah W.T. Astbury (1940) berdasarkan hasil studi kristalografi sinar-X dari molekul ADN. Ia mengambil kesimpulan bahwa karena ADN itu sangat padat, maka polinukleotida yang menyusunnya berupa timbunan nukleotida pipih, yang masing-masing teratur tegal lurus terhadap sumbu memanjang dan tiap-tiap nukleotida itu mempunyai jarak 3,4 . Studi kristalografi sinar-X oleh Astbury itu kemudian dilanjutkan Wilkins, yang berhasil mempersiapkan serabut-serabut ADN, sehingga memungkinkan pembuatan foto melalui diffraksi sinar-X. Salah seorang temannya wanita bernama Rosalind Franklin berhasil membuat foto diffraksi sinar-X yang sangat bagus dan membenarkan penemuan Astbury serta mengemukakan pendapatnya, bahwa molekul ADN itu mempunyai struktur seperti spiral. Berdasarkan foto yang diambil oleh Franklin itu, Waston dan crick dalam bulan April 1953 segera dapat mengambil kesimpulan, bahwa :
a. Deretan polinukleotida ADN mempunyai bentuk sebagai spiral teratur.
b. Spiral itu mempunyai diameter kira-kira 20 A, dan lebar spiral itu tetap. c. Spiral itu membuat satu putaran lengkap setiap 34 dan jarak antara internukleotida itu 3,4 , maka tiap putaran lengkap terdiri dari 10 nukleotida. d. Mengingat bahwa molekul ADN itu sangat padat, maka spiral ADN itu tentu duplex (terdiri dari dua buah spiral), yang mengandung dua deretan polinukleotida. Model struktur ADN menurut Waston dan Crick Menurut Waston dan Crick molekul ADN itu berbentuk sebagai dua pita spiral yang saling berpilin (double helix). Di bagian luar terdapat deretan gula- posfat (yang membentuk tulang punggung dari double helix). Di bagian dalam dari double helix terdapat basa purin dan pirimidin. Dua polinukleotida yang berhadapan dihubungkan oleh atom hidrogen, yaitu antara pasangan purin dan pirimidin tertentu. Adenin hanya dapat berpasangan dengan timin, yang dihubungkan oleh dua atom H, sedangkan guanin hanya dapat berpasangan dengan sitosin yang dihubungkan oleh tiga atom H. Jadi dua deretan nukleotida itu komplementer satu dengan lainnya, artinya urutan nukleotida dalam satu deret mendikte urutan nukleotida dari deret pasangannya. Kecuali itu, dua pita spiral itu masing-masing melingkar ke arah yang berlawanan dan menuju ke kanan. Oleh karena satu lingkaran lengkap panjangnya 34 , sedangnkan jarak antara satu nukleotida dengan yang lain adalah 3,4 , maka pada setiap lingkaran penuh terdapat 10 mononukleotida. Sesuai dengan rumus bangun dari masing-masing basa, maka Citosin (C) yang berhadapan dengan Guanin (G) dihubungkan oleh 3 atom H, sedang Adenin (A) yang berhubungan dengan Timin (T) dihubungkan oleh 2 atom H. Atas jasanya itulah Waston menerima hadiah Nobel dalam tahun 1962. Penelitiannya sekarang dipusatkan pada induksi kanker oleh virus.