Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemeriksaan fisik keperawatan menggunakan 4 cara yaitu dengan cara inspeksi,
palpasi, auskultasi dan perkusi. Pemeriksaan Fisik biasanya dilakukan Head to toe
yaitu dimulai dari bagian kepala dan sampai ke bagian anggota gerak. Pemeriksaan
fisik keperawatan pada prinsipnya dikembangkan berdasarkan model keperawatan
yang lebih difokuskan pada respon yang ditimbulkan akibat masalah kesehatan yang
dialami. Pemeriksaan fisik keperawatan harus mencerminkan diagnosa fisik yang
secara umum perawat dapat membuat perencanaan tindakan untuk mengatasinya.
Untuk mendapatkan data yang akurat sebelum pemeriksaan fisik dilakukan
pengkajian riwayat kesehatan, riwayat psikososial, sosial-ekonomi dll. Hal ini
memungkinkan pengkajian yang fokus dan tidak menimbulkan bias dalam
mengambil kesimpulan terhadap masalah yang ditemukan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimanakah anatomi dan fisiologi kulit?
1.2.2 Bagaimanakah anatomi dan fisiologi rambut?
1.2.3 Bagaimanakah anatomi dan fisiologi kuku?
1.2.4 Bagaimanakah pemeriksaan fisik pada system integument?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Setelah mempelajari pemeriksaan fisik pada manusia, Mahasiswa
diharapkan mampu memahami pemeriksaan fisik Sistem Integumen pada
manusia.

1
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mahasiswa memahami anatomi dan fisiologi kulit
b. Mahasiswa memahami anatomi dan fisiologi rambut
c. Mahasiswa memahami anatomi dan fisiologi kuku
d. Mahasiswa memahami pemeriksaan fisik pada system integument

1.4 Manfaat
Dengan ditulisnya makalah ini diharapkan agar mahasiswa dapat mengerti dan
memahami dengan baik menegnai cara pemeriksaan fisik pada Sistem Integumen.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Anatomi Fisiologi Sistem Integumen


2.1.1 Anatomi dan Fisiologi Kulit
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi
terhadap total berat tubuh sebanyak 7 %. Keberadaan kulit memegang peranan
penting dalam mencegah terjadinya kehilangan cairan yang berlebihan, dan
mencegah masuknya agen-agen yang ada di lingkungan seperti bakteri, kimia
dan radiasi ultraviolet. Kulit juga akan menahan bila terjadi kekuatan-kekuatan
mekanik seperti gesekan (friction), getaran (vibration) dan mendeteksi
perubahan-perubahan fisik di lingkungan luar, sehingga memungkinkan
seseorang untuk menghindari stimuli-stimuli yang tidak nyaman. Kulit
membangun sebuah barier yang memisahkan organ-organ internal dengan
lingkungan luar, dan turut berpartisipasi dalam berbagai fungsi tubuh vital.

3
Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu :
1. Epidermis
Epidermis berasal dari ektoderm, terdiri dari beberapa lapis
(multilayer). Epidermis sering kita sebut sebagai kuit luar.Epidermis
merupakan lapisan teratas pada kulit manusia dan memiliki tebal yang
berbeda-beda: 400-600 m untuk kulit tebal (kulit pada telapak tangan
dan kaki) dan 75-150 m untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan
kaki, memiliki rambut). Selain sel-sel epitel, epidermis juga tersusun atas
sel :
a. Melanosit, menghasilkan melanin melalui proses
melanogenesis.Melanosit (sel pigmen) terdapat di bagian dasar
epidermis. Melanosit menyintesis dan mengeluarkan melanin
sebagai respons terhadap rangsangan hormon hipofisis anterior,
hormon perangsang melanosit (melanocyte stimulating hormone,
MSH). Melanosit merupakan sel-sel khusus epidermis yang
terutama terlibat dalam produksi pigmen melanin yang mewarnai
kulit dan rambut. Semakin banyak melanin, semakin gelap
warnanya. Sebagian besar orang yang berkulit gelap dan bagian-
bagian kulit yang berwarna gelap pada orang yang berkulit cerah
(misal puting susu) mengandung pigmen ini dalam jumlah yang
lebih banyak. Warna kulit yang normal bergantung pada ras dan
bervariasi dari merah muda yang cerah hingga cokelat. Penyakit
sistemik juga akan memengaruhi warna kulit . Sebagai contoh,
kulit akan tampak kebiruan bila terjadi inflamasi atau demam.
Melanin diyakini dapat menyerap cahaya ultraviolet dan demikian
akan melindungi seseorang terhadap efek pancaran cahaya
ultraviolet dalam sinar matahari yang berbahaya.
b. Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan
sumsum tulang, yang merangsang sel Limfosit T, mengikat,
mengolah, dan merepresentasikan antigen kepada sel Limfosit T.

4
Dengan demikian, sel Langerhans berperan penting dalam
imunologi kulit.Sel-sel imun yang disebut sel Langerhans terdapat
di seluruh epidermis. Sel Langerhans mengenali partikel asing atau
mikroorganisme yang masuk ke kulit dan membangkitkan suatu
serangan imun. Sel Langerhans mungkin bertanggungjawab
mengenal dan menyingkirkan sel-sel kulit displastik dan neoplastik.
Sel Langerhans secara fisik berhubungan dengan saraf-sarah
simpatis , yang mengisyaratkan adanya hubungan antara sistem
saraf dan kemampuan kulit melawan infeksi atau mencegah kanker
kulit. Stres dapat memengaruhi fungsi sel Langerhans dengan
meningkatkan rangsang simpatis. Radiasi ultraviolet dapat merusak
sel Langerhans, mengurangi kemampuannya mencegah kanker.
c. Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor
sensoris dan berhubungan fungsi dengan sistem neuroendokrin
difus.
d. Keratinosit, lapisan eksternal kulit tersusun atas keratinosit (zat
tanduk) dan lapisan ini akan berganti setiap 3-4 minggu sekali.

Lapisan-Lapisan Epidermis :
a. Stratum Korneum, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa inti
dengan sitoplasma yang dipenuhi keratin. Lapisan ini merupakan
lapisan terluar dimana eleidin berubah menjadi keratin yang
tersusun tidak teratur sedangkan serabut elastis dan retikulernya
lebih sedikit sel-sel saling melekat erat.Lebih tebal pada area-area
yang banyak terjadi gesekan (friction) dengan permukaan luar,
terutama pada tangan & kaki. Juga merupakan lapisan keratinosit
terluar yang tersusun atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati
dan tidak berinti.
b. Stratum Lucidum, tidak jelas terlihat dan bila terlihat berupa lapisan
tipis yang homogen, terang jernih, inti dan batas sel tak terlihat.

5
Stratum lucidum terdiri dari protein eleidin.Merupakan lapisan sel
gepeng yang tidak berinti dan lapisan ini banyak terdapat pada
telapak tangan & kaki.
c. Stratum Granulosum, terdiri atas 2-4lapis sel poligonal gepeng yang
sitoplasmanya berisikan granul keratohialin. Pada membran sel
terdapat granula lamela yang mengeluarkan materi perekat antar sel,
yang bekerja sebagai penyaring selektif terhadap masuknya materi
asing, serta menyediakan efek pelindung pada kulit.2/3 lapisan ini
merupakan lapisan gepeng, dimana sitoplasma berbutir kasar serta
mukosa tidak punya lapisan inti.
d. Stratum Spinosum,tersusun dari beberapa lapis sel di atas stratum
basale. Sel pada lapisan ini berbentuk polihedris dengan inti
bulat/lonjong. Pada sajian mikroskop tampak mempunyai tonjolan
sehingga tampak seperti duri yang disebut spinadan terlihat saling
berhubungan dan di dalamnya terdapat fibril sebagai
intercellularbridge.Sel-sel spinosum saling terikat dengan filamen;
filamen ini memiliki fungsi untuk mempertahankan kohesivitas
(kerekatan) antar sel dan melawan efek abrasi. Dengan demikian,
sel-sel spinosum ini banyak terdapat di daerah yang berpotensi
mengalami gesekan seperti telapak kaki.
e. Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling bawah
pada epidermis, tersusun dari selapis sel-sel pigmen basal,
berbentuk silindris dan dalam sitoplasmanya terdapat melanin.Pada
lapisan basile ini terdapat sel-sel mitosis.

6
Gambar:Lapisan-Lapisan Epidermis

2. Dermis
Dermis (kulit jangat) yaitu lapisan kulit di bawah epidermis.
Penyusun utama dari dermis adalah kolagen. Membentuk bagian terbesar
kulit dengan memberikan kekuatan dan struktur pada kulit, memiliki
ketebalan yang bervariasi bergantung pada daerah tubuh dan mencapai
maksimum 4 mm di daerah punggung. Dermis bersifat ulet dan elastis
yang berguna untuk melindungi bagian yang lebih dalam. Dermis terdiri
atas dua lapisan dengan batas yang tidak nyata, yaitu stratum papilla dan
stratum retikulosa.
a. Stratum papila, yang merupakan bagian utama dari papila dermis,
terdiri atas jaringan ikat longgar. Pada stratum ini didapati
fibroblast, sel mast, makrofag, dan leukosit yang keluar dari
pembuluh (ekstravasasi). Lapisan papila dermis berada langsung di
bawah epidermis tersusun terutama dari sel-sel fibroblas yang dapat
menghasilkan salah satu bentuk kolagen, yaitu suatu komponen dari
jaringan ikat. Dermis juga tersusun dari pembuluh darah dan limfe,
serabut saraf , kelenjar keringat dan sebasea, serta akar rambut.
Suatu bahan mirip gel, asam hialuronat, disekresikan oleh sel-sel

7
jaringan ikat. Bahan ini mengelilingi protein dan menyebabkan kulit
menjadi elastis dan memiliki turgor (tegangan). Pada seluruh dermis
dijumpai pembuluh darah, saraf sensorik dan simpatis, pembuluh
limfe, folikel rambut, serta kelenjar keringat dan palit. Lapisan ini
tipis mengandung jaringan ikat jarang.
b. Stratum retikulosa, mengandung jaringan pengikat rapat dan serat
kolagen. Sebagian besar lapisan ini tersusun bergelombang, sedikit
serat retikulin dan banyak serat elastin. Sesuai dengan arah jalan
serat-serat tersebut terbentuk garis ketegangan kulit. Bahan dasar
dermis merupakan bahan matrik amorf yang membenam pada serat
kolagen, elastin dan turunan kulit. Glikosaminoglikans utama kulit
adalah asamhialuronat, dermatan sulfat dengan perbandingan yang
beragam di berbagai tempat, bahan dasar ini sangat hidrofilik.
Lapisan ini terdiri dari anyaman jaringan ikat yang lebih tebal.
Dalam lapisan ini ditemukan sel-sel fibrosa, sel histiosit, pembuluh
darah, pembuluh getah bening, saraf, kandung rambut kelenjar
sebasea, kelenjar keringat, sel lemak dan otot penegak rambut.

Lapisan dermis juga ini mengandung sel-sel khusus yang membantu


mengatur suhu, melawan infeksi, air menyimpan dan suplai darah dan
nutrisi ke kulit. Sel-sel khusus dari dermis juga membantu dalam
mendeteksi sensasi dan memberikan kekuatan dan fleksibilitas untuk
kulit. Komponen dermis meliputi:
Pembuluh darah berfungsi sebagai transport oksigen dan nutrisi ke
kulit dan mengeluarkan produk sampah. Kapal ini juga mengangkut
vitamin D dari kulit tubuh.
Pembuluh getah bening sebagai pasokan (cairan susu yang
mengandung sel-sel darah putih dari sistem kekebalan tubuh) pada
jaringan kulit untuk melawan mikroba.

8
Kelenjar Keringat untuk mengatur suhu tubuh dengan mengangkut
air ke permukaan kulit di mana ia dapat menguap untuk
mendinginkan kulit.
Sebasea (minyak) kelenjar yaitu membantu untuk kulit tahan air dan
melindungi terhadap mikroba. Mereka melekat pada folikel rambut.
Folikel rambut, seperti rongga berbentuk tabung yang melampirkan
akar rambut dan memberikan nutrisi pada rambut.
Sensory reseptor syaraf yang mengirimkan sensasi seperti sentuhan,
nyeri, dan intensitas panas ke otak.
Kolagen protein struktural tangguh yang memegang otot dan organ
di tempat dan memberikan kekuatan dan bentuk ke jaringan tubuh.
Elastin protein karet yang memberikan elastisitas dan membuat
kulit merenggang. Hal ini juga ditemukan di ligamen, organ, otot
dan dinding arteri.

3. Subkutan atau Hipodermis


Lapisan bawah kulit (fasia superficial) terdiri dari jaringan pengikat
longgar. Komponennya serat longgar, elastic dan sel lemak. Pada lapisan
adipose terdapat susunan lapisan subkutan yang menentukan mobilitas
kulit di atasnya, bila terdapat lobules lemak yang merata di hypodermis
membentuk bantalan lemak yang disebut panikulus adi posus. Pada
daerah perut, lapisan ini dapat mencapai ketebalan 3 cm. pada kelopak
mata, penis dan skrotum lapisan hypodermis tidak mengandung lemak.
Bagian superficial hypodermis mengandung kelenjar keringat dan folikel
rambut.
Dalam lapisan hypodermis terdapat anyaman pembuluh arteri,
pembuluh vena, anyaman araf yang berjalan sejajar dengan permukaan
kulit dibawah dermis. Lapisan ini mempunyai ketebalan bervariasi dan
mengikat kulit secara longgar terhadap jaringan dibawahnya.

9
Fisiologis Kulit
Jaras reseptor kulit berada didalam kulit. Jaras visceral berhubungan
dengan persepsi keadaan intern. Pada organ sensorik kulit terdapat empat
jaras, yaitu rasa raba/tekan, dingin, panas, dan rasa sakit. Kulit
mengandung berbagai ujung sensorik termasuk ujung saraf telanjangatau
tidak bermielin(selaput). Pelebaran saraf terminal dan ujung yang
berselubung ditemukan pada jaringan fibrosa berakhir sekitar folikel
rambut.
Pada pemeriksaan histologist, kulit hanya mengandung saraf
telanjang yang berfungsi sebagai mekanoreseptor yang memberikan
respon terhadap rangsangan raba. Ujung saraf sekitar folikel rambut
menerima rasa raba dan gerakan rambut yang menimbulkan perasaan
(raba taktil). Rasa sentuhan disebabkan rangsangan pada ujung saraf pada
kulit berbeda-beda menurut ujung saraf yang dirangsang. Panas , dingin
dan sakit ditimbulkan karena tekanan dalam rasa dari suatu benda,
misalnya mengenai otot dan tulang.
Indra raba terdapat pada kulit disamping itu juga sebagai pelepas
panas yang ada pada tubuh . kulit mempunyai banyak ujung-ujung saraf
rasa raba yang menerima rangsangan dari luar , diteruskan ke pusat saraf
di otak. Reseptor-reseptor tersebar luas pada lapisan epitel dan jaringan
ikat tubuh manusia. Di dalam kulit terdapat tempat-tempat tertentu yang
sensitif terhadap panas dan sakit.

Fungsi Kulit :
a. Fungsi Termoregulasi
Panas tubuh dihasilkan dari aktivitas metabolic dan
pergerakan otot. Pengeluaran panas melalui kulit berlangsung
melalui proses evaporasi air (perubahan molekul air) yang disekresi
oleh kelenjar keringat dan juga melalui proses perspirasi (sekresi
keringat), difusi molekul air melalui kulit. Dalam pengaturan suhu

10
tubuh kulit berperan mengeluarkan keringat dan kontraksi otot
dengan pembuluh darah kulit.kulit kaya akan pembuluh darah
sehingga memungkinkan kulit dapat nutrisi yang cukup baik. Tonus
vascular dipengaruhi oleh saraf simpatis (asetilkolin).
b. Fungsi Proteksi
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis
yang dapat menimbulkan iritasi dan gangguan panas. Bantalan
lemak di bawah kulit berperan sebagai pelindung terhadap
gangguan fisis. Melanosit melindungi kulit dari sinar matahari.
Proteksi rangsangan kimia karena stratum korneum yang
impermeable terhadap zat kimia dan air.
c. Fungsi Absorpsi
Kemampuan absorpsi kulit memengaruhi tebal dan tipisnya
kulit, hidrasi, kelembaban, dan metabolism. Penyerapan terjadi
melalu celah antar sel, menembus sel-sel epidermis dan saluran
kelenjar.
d. Fungsi Eksresi
Kelenjar kulit mengeluarkan zat yang tidak berguna dalam
tubuh berupa NaCl, asam urat dan ammonia. Lapisan sebum
berguna untuk melindungi kulit karena lapisan sebummengandung
minyak untuk melindungi kulit, menahan air yang berlebihan
sehingga kulit tidak menjadi kering.
e. Fungsi Persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan
subkutis untuk merangsang panas yang diterima oleh dermis dan
subkutis. Sedangkan untuk rangsangan dingin terjadi di dermis.
Perbedaan dirasakan oleh papilla dermis markel renviel yang
terletak pada dermis, sedangkan tekanan dirasakan oleh epidermis
serabut saraf sensorik yang lebih banyak jumlahnya didaerah erotic.

11
f. Fungsi Pembentukan Pigmen
Melanosit membentuk warna kulit . enzim melanosom
dibentuk alat golgi dengan bantuan tiroksinasi yang meningkatkan
metabolisme sel , ion Cu dan oksigen. Sinar matahari memengaruhi
melanosom, pigmen yang tersebar di epidermis melalui tangan-
tangan dendrite, sedangkan lapisan dibawah oleh melanofag. Warna
kulit tidak selamanya dipengaruhi oleh pigmen kulit melainkan juga
oleh tebal atau tipisnya kulit.
g. Fungsi Keratinasi
Sel basal akan berpindah ke atas dan erubah bentuk menjadi
sel spinosum. Makin keatas sel ini semakin gepeng dan ergranula
menjadi sel granulosum. Selanjutnya intisel menghilang dan
keratinosit menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung
terus menerus seumur hidup.keratinosit melalui proses sintesis dan
generasi menjadi lapisan tanduk yang berlangsung kira-kira 14-21
hari. Keratin memberi perlindungan kulit terhadap infeksi melalui
mekanisme fisiologis.

2.1.2 Anatomi dan Fisiologi Rambut


Rambut berupa benang keratin elastis yang berkembang dari epidermis
dan tersebar di sekujur tubuh kecuali telapak kaki, telapak tangan, permukaan
dorsal falang distal, sekitar lubang dubur, dan urogenital. Setiap rambut
mempunyai batang yang bebas dan akar yang tertanam di dalam kulit. Akar
rambut dibungkus oleh folikel rambut yang berbentuk tabung terdiri dari bagian
berasal dari epidermis (epitel) dan bagian berasal dari dermis (jaringan ikat).
Pada ujung bawah folikel menggembung membentuk bulbus rambut, beberapa
kelenjar sebasea, dan seberkas otot polos (erector pili). Kontraksi otot ini
menyebabkan tegaknya rambut.

12
Struktur rambut :
1. Medulla : Bagian tengah rambut yang longgar terdiri dari 2-3 lapis sel
kubis mengerut satu sama lain, dipisahkan oleh ruang berisi udara. Bulu
halus pendek jenis bulu roma, sebagian rambut kepala, dan rambut pirang
tidak mempunyai medulla. Sel-selnya sering mengandung pigmen dan
keratin. Sel-sel medulla termasuk keratin lunak.
2. Korteks : Bagian utama rambut beberapa lapis sel gepeng, panjang
berbentuk, gelondong membentuk keratin keras. Fibril keratin tersusun
sejajar dan granula pigmen terdapat di dalam dan diantara sel-selnya.
Rambut hitam mengandung pigmen. Oksidasi udara yang terkumpul di
dalam ruang antara sel korteks mengubah warna rambut.
3. Kutikula : Terdapat pada permukaan selapis sel tipis jernih, yaitu kutikula
tidak berinti kecuali yang terdapat pada akar rambut. Sel-selnya tersusun
seperti genting dengan ujung menghadap ke atas. Penampang melintang
rambut beragam sesuai dengan ras. Misalnya, rambut lurus pada bangsa
Mongol, Eskimo, sedangkan Indian Amerika tampak bundar pada
potongan melintang dan rambut berombak, pada beberapa bangsa Afrika
dan Papua penampangnya lonjong.

Gambar : Struktur Rambut

13
Folikel rambut merupakan selubung yang terdiri dari sarung jaringan ikat
bagian luar (sarung akar dermis) yang berasal dari dermis dan sarung akar epitel
bagian dalam berasal dari epidermis. Folikel yang menggembung membentuk
bulbus rambut yang berhubungan dengan papilla tempat persatuan akar rambut
dan selubungnya. Sarung akar asal dermis :
a. Lapisan paling luar berkas serta kolagen kasar yang berjalan memanjang
sesuai dengan lapisan reticular dermis.
b. Lapisan tengah lebih tebal sesuai dengan lapisan papilla dermis. Lapisan
ini padat sel dan mengandung serat jaringan ikat halus yang tersusun
melingkar.
c. Lapisan dalam berupa sabuk homogeny sempit yang disebut glassy
membrane basal di bawah epidermis.
Sarung akar sel epidermis (epitel) mempunyai lapisan luar yang
menyambung dengan lapis-lapis dalam epidermis yang sesuai dengan lapis-
lapis pemukaan yang sudah berkembang. Sarung akar rambut luar mempunyai
selapis sel poligonal yang menyerupai sel-sel stratum spinosum epidermis.
Sarung akar rambut dalam adalah sarung berzat tanduk membungkus akar
rambut yang sedang tumbuh, menghasilkan keratin lunak, juga ditemukan pada
epidermis. Sarung ini tidak tampak lagi di atas muara kelenjar sebasea dalam
folikel.
Susunan rambut adalah sebagai berikut :
1. Batang rambut merupakan bagian rambut yang terdapat di luar kulit. Bila
dibuat potongan sebuah rambut akan terlihat dari luar ke dalam :
a. Selaput rambut , merupakan lapisan yang paling luar terdiri dari sel-
sel yang tersusun seperti sisik ikan, dapat diketahui bila rambut
disasak dengan baik. Rambut yang sering disasak akan
meregangkan hubungan sel-sel selaput rambut sehingga merusak
selaput rambut dan cairan mudah masuk ke dalam rambut.
b. Kulit rambut : korteks rambut merupakan lapisan kulit yang paling
tebal, terdiri dari lapisan tanduk berbentuk kumparan tersusun

14
memanjang butir-butir myelin. Sel tanduk terdiri dari serabut
keratin. masing-masing sel tanduk yang disebut fibril diuraikan
menjadi satuan serat yang lebih halus disebut myofibril. Rambut
mempunyai sifat daya elastic yang akan bertambah apabila dalam
keadaan basah dan dihangatkan.
c. Sumsum rambut (medulla) : bagian yang paling dalam dibentuk
oleh sel tanduk. Bentuknya seperti anyaman dengan rongga yang
berisis udara. Bagian ini sangat tipis, mengandung ,edula dan
sumsum rambut. Ini hanya terdapat pada rambut yang tebal,
misalnya pada alis, kumis, dan sebagian rambut kepala.
2. Akar rambut , merupakan bagian rambut yang tertanam miring dalam
kulit, terselubung oleh kandung rambut (folikel rambut). Akar rambut ini
tertanam amat dalam, dapat mencapai lapisan hypodermis.
a. Kandung rambut adalah tabung yang menyelubungi akar rambut
mulai dari permukaan kulit sampai bagian bawah umbi rambut.
Pada selubung ini terdapat unsur-unsur :
Unsure dari lapisan dermis. Jaringan ikat yang berasal dari
lapisan dermis atau kulit jangat membentuk tiga lapisan,
lapisan serabut kolagen dan elastic yang teratur mengandung
pembuluh darah dan saraf, serta lapisan serabut sirkuler yang
tersusun selang-seling dengan sel yang berbentuk kumparan
dan selaput bening (hialin) yang tidak mempunyai bentuk
tertentu.
Unsure lapisan epidermis, terdapat pada umbi rambut yang
terdiri dari lapisan-lapisan kandung akar luar dan kiandung
akar dalam. Kandung akar dalam tersusun dari luar ke dalam
lapisan hanle, terdiri dari sel lapis kuboid dengan inti gepeng,
dan terdiri dari 1-2 lapis sel tanduk gepeng yang mengandung
inti dan selaput kutikula. Kandung akar rambut bentuknya

15
seperti sisik ikan. Kandung akar rambut (akar luar dan akar
dalam).
b. Papil rambut : Bagian bawah folikel ranmbut berbentuk lonjong
seperti telur yang ujung bawahnya terbuka, berisi jaringan ikat
tanpa serabut elastic, ke dalamnya masuk pembuluh kapiler untuk
menyuplai nutrisi ke umbi rambut. Diantara sel-sel papil terdapat
sel-sel melanosit yang menghasilkan pigmen melanin yang
memberi warna pada kulit yang disebarklan ke dalam korteks dan
medulla rambut.
c. Umbi rambut (tunas rambut) merupakan bagian akar rambut yang
melebar, merupakan sel bening yang terus menerus bertambah
banyak berkembang secara mitosis. Daerah ini subur, berdekatan
dengan pembuluh-pembuluh papil rambut, dan menghasilkan sel-sel
baru untuk korteks rambut, dan menghasilkan sel-sel baru untuk
korteks untuk korteks rambut pengganti sel-sel, yang sudah tua
akan terdorong ke atas.

M. elektorpili adalah otot penegak rambut yang terdiri dari otot polos
yang terdapat pada kandung rambut dengan perantaraan serabut elastic.
Bila otot ini berkontraksi rambut akan tegak, kelenjar akan mengalami
kompresi sehingga isinya didorong keluar untuk melimasi rambut.

Ada beberapa fungsi rambut, diantaranya :


Melindungi kulit dari pengaruh buruk: Alis mata melindungi mata
dari keringat agar tidak mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae).
Menyaring udara pada hidung.
Sebagai pengatur suhu.
Pendorong penguapan keringat.
Indera peraba yang sensitive.

16
2.1.3 Anatomi dan Fisiologi Kuku
Kuku merupakan lempeng yang membentuk pelindung pembungkus
permukaan dorsal falang jari tangan dan jari kaki. Strukturnya berhubungan
dengan dermis dan epidermis. Pertumbuhan kuku terjadi sepanjang garis datar
lengkung dan sedikit miring terhadap permukaan pada bagian proksimalnya.
Kuku berproliferasi membentuk matrik kuku. Epidermis yang tepat di
bawah menjadi dasar kuku yang berbentuk U bila dilihat dari atas, diapit oleh
lipatan kulit dinding kuku. Di sini terdapat kelenjar keeingat dan folikel. Sel-
selnya banyak mengandung fibril. Sitoplasma hilang pada tahap akhir setelah
sel menjadi homogen, menjadi zat tanduk dan menyatu dengan lempeng kuku.
Tidak pernah dijumpai granula keratohialin di dalam sel matrik dan keratin
kuku. Pada lapisan dalam matrik kuku mengandung melanosit sehingga
lempeng kuku mungkin berpigmen pada ras kulit hitam.
Lempeng kuku terdiri dari sisik epidermis yang menyatu erat dan tidak
mengelupas. Badan kuku berwarna bening sehingga kelihatan kemerahan
karena ada pembuluh kapiler darah dalam dasar kuku. Sel-sel stratum korneum
meluas dari dinding kuku ke permukaan lempeng kuku sebagai epikondrium
atau kutikula. Dengan bertambahnya sel-sel baru dalam akar kuku
menghasilkan geseran lambat lempeng kuku di atas dasar kuku. Laju
pertumbuhan kuku rata-rata 0,5 mm per minggu. Pertumbuhan ini lebih pesat
pada jari tangan dari pada jari kaki dan bila lempeng kuku dicabut paksa,
asalkan matriksnya tidak rusak, kuku akan tumbuh kembali.

Bagian kuku terdiri dari:


Matriks kuku merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru.
Dinding kuku (nail wall) merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi
bagian pinggir dan atas.
Dasar kuku (nail bed) merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.
Alur kuku (nail grove) merupakan celah antar dinding dan dasar kuku.
Akar kuku (nail root) merupakan bagian proksimal kuku.

17
Lempeng kuku (nail plate) merupakan bagian tengah kuku yang
dikelilingi dinding kuku.
Lunula merupakan bagian lempeng kuku yang berwarna putih didekat
akar kuku berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit.
Eponikium (kutikula) merupakan dinding kuku bagian proksima, kulit
arinya menutupi bagian permukaan lempeng kuku.
Hiponikium merupakan dasar kuku, kulit ari dibawah kuku yang bebas
(free edge) menebal.

Gambar : Bagian Kuku

18
2.2 Pemeriksaan Fisik Pada Sistem Integumen
2.2.1 Pengkajian Riwayat Kesehatan
Pada saat merawat pasien dengan gangguan dermatologic, perawat
mendapatkan informasi penting melalui riwayat kesehatan pasien dan observasi
langsung. Dalam banyak kasus, pasien atau keluarganya merasa lebih nyaman
berbicara dengan perawat dan menyampaikan informasi penting yang mungkin
disimpannya atau lupa disampaikan ketika berbicara dengan dokter atau
petugas kesehatan yang lain.
Dalam melakukan pengkajian pada klien dengan gangguan sistem
integumen menggunakan pendekatan bersifat menyeluruh yaitu :
1) Pengumpulan data
Biodata
a) Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, tanggal MRS, tanggal pengkajian, diagnostic medic.
b) Identitas penanggung jawab : nama, umur, jenis kelamin, agama,
pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien.
2) Anamesa
Keluhan Utama :
Yang paling sering :
Nyeri
Ekimosis/ perdarahan bawah kulit
Dryness, bersisik, dan berkerut
Lumps/Bengkak/edema
Lesi, perubahan warna
Massa/tumor
Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Beberapa penyakit sistemik dapat termanifestasi pada sistem kulit,
seperti:
Immunologik : Dermatitis
Vascular : anemia, vaskulitis

19
Endocrine : DM
Renal : urea frost
Collagen : Rematoid artritis, Lupus eritematous
Penyakit Hati : joundice
Apakah klien sebelumnya punya masalah kesehatan yg berhubungan dg
penyakit kulit, seperti
Riwayat Alergi
Jenis alergen (Obat, makanan,debu, udara dan lainnya)
Penggunaan obat yang sedang dan yang sudah dikonsumsi.
Seperti :
Photosensitizing Drugs, spt: Diuretic, Tetracyline menyebabkan Sun
Burn pada daerah yang terexposure sinar matahari.
Obat yang digunakan dengan cara topikal sering mengakibatkan
sensitifitas kulit.
Riwayat Penyakit Sekarang
P : Provokatif / Paliatif
Apa kira-kira Penyebab timbulnya rasa nyeri? Apakah karena terkena
ruda paksa /benturan? Akibat penyayatan?
Q : Qualitas / Quantitas
Seberapa berat keluhan nyeri terasa? Bagaimana rasanya? Seberapa
sering terjadinya? Contohnya: Seperti tertusuk, tertekan / tertimpa
benda berat, diris-iris, dab lain-lain.
R : Region / Radiasi
Lokasi dimana keluhan nyeri tersebut dirasakan/ditemukan? Apakah
juga menyebar ke daerah lain/area penyebarannya?
S : Skala Seviritas
Skala kegawatan dapat dilihat menggunakan GCS untuk gangguan
kesadaran, skala nyeri / ukuran lain yang berkaitan dengan keluhan

20
T : Timing
Kapan keluhan nyeri tersebut mulai ditemukan/dirasakan? Seberapa
sering keluhan nyeri tersebut dirasakan/terjadi? Apakah terjadi secara
mendadak atau bertahap? Acut atau Kronis?
Riwayat Kesehatan Keluarga (Menurun dan Menular)
Faktor predisposisi genetik yang berhubungan dengan gangguan Sistem
integumen, seperti :
Alopecia
Atopic Dermatitis
Ichthyosis
Psoriasis
Penyakit sistemik yang terkait dengan gangguan sistem
integumen,seperti:
DM.
Blood Dyscrasia.
Lupus Eritematosus.
Skabies,Tinea bias menular menular
Pola Hidup
Penggunaan produk tertentu : sabun, bedak, lotion.
Waktu untuk membersihkan kulit.
Riwayat Pengobatan
Apakah klien mempunyai riwayat allergi thd obat dengan
Pemakaian sistemik maupun topikal Apakah klien sering
menggunakan obat tanpa resep
Jika ya, kapan penggunaannya, berapa dosisnya
Frekuensinya serta berapa dosis terakhirnya Apakah saat ini klien
sedang melaksanakan program
Pengobatan, jika ya, kapan mulai, berapa dosis & frekuensinya

21
Riwayat Tumbuh Kembang Kulit
1. Neonatus (Bayi baru lahir)
Kulit tipis karena belum berkembangnya papilae dermis
Banyak ditutupi oleh vernic caseosa
Terdapat rambut-rambut halus
Kelenjar keringat dan sabasea ada, tetapi masih kecil dan belum
begitu berfungsi
2. Bayi dan anak-anak
Kulit lembut dan halus
Sering kekurangan minyak dan keringat menyebabkan kelenjar
tersumbat sehingga timbul biang keringat
Sering mengalami :
Rash akibat popok, kulit menjadi kemerahan
Nevus flameus karena dilatasi pembuluh kapiler dibagian dermis
Hemangioma strawbery yaitu adanya merah berbintik-bintik
pada bulan pertama dan hilang pada tahun ketujuh Mongolion
spot, terdapat diare pantat dan biasanya hilang pada masa anak-
anak

22
2.2.2 Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan Umum
1. Keadaan fisik : Sedang,ringan,berat
2. Tanda-tanda vital : tekanan darah (110/70-120/80 mmHg) nadi (60-100
x / menit ), suhu (36-37 C), pernafasan (16-22x/menit)
3. Tingkat kesadaran : composmentis,apatis,spoor,somnolent
B. Kulit, rambut dan kuku
1. Kulit
Keterampilan perawat dalam pengkajian fisik dan pemahamanya
terhadap anatomi dan fungsi kulit dapat menjamin bahwa setiap
penyimpangan dari keadaan normal akan dapat dikenali, dilaporkan, dan
didokumentasikan. Pemeriksaan pada kulit adalah non-invasif. Lesi pada
kulit bisa saja hanya terjadi pada epidermis, tapi juga bisa hingga jaringan
kulit yang lebih dalam.
Karakteristik kulit normal meliputi :
a. Warna
Warna kulit normal bervariasi antara orang yang satu dengan
lainnya, dan berkisar dari warna gading hingga cokelat gelap. Kulit
bagian tubuh yang terbuka, khususnya di kawasan yang beriklim
panas dan banyak cahaya matahari, cenderung lebih berpigmen
daripada bagian tubuh lainnya. Efek vasodilatasi yang ditimbulkan
oleh demam, sengatan matahari, dan inflamsi akan menimbulkan
bercak merah muda atau kemerahan pada kulit. Pucat merupakan
keadaan tidak adanya atau berkurangnya tonus, serta vaskularitas
kulit yang normal dan paling jelas terlihat pada konjungtiva. Warna
kebiruan pada sianosis menunjukan hipoksia selular dan mudah
terlihat pada ekstermitas, dasar kuku, bibir, serta membrane
mukosa. Ikterus, yaitu kulit yang mengunung, berhubungan
langsung dengan kenaikan kadar bilirubin serum dan sering kali
terlihat pada sclera, serta membrane mukosa.

23
b. Tekstur kulit
Tekstur kulit normalnya lembut dan kencang. Pajanan matahari,
proses penuaan, dan perokok berat akan membuat kulit sedikit
lembut. Normalnya kulit adalah elastic dan dapat cepat kembali
apabila dilakukan pencubitan yang sering disebut dengan turgor
kulit baik.
c. Suhu
Suhu kulit normalnya hangat, walaupun pada beberapa kondisi pada
bagian perifer seperti tangan dan telapak kaki akan teraba dingin
akibat suatu kondisi vasokontriksi.
d. Kelembapan
Secara normal kulit akan teraba kering apabila disentuh. Pada
beberapa kondisi seperti adanya peningkatan aktivitas dan pada
peningkatan kecemasan, kelembapan akan meningkat.
e. Bau busuk
Kulit normalnya bebas dari segala bau yang tidak mengenakan. Bau
yang tajam secara normal dapat ditemukan pada peningkatan
produksi keringat terutama pada area aksila dan lipat paha.

24
Beberapa jenis lesi pada kulit adalah sebagai berikut :
1. Lesi primer kulit.
Jenis
Keterangan Gambar
Lesi
Bula Lesi yang berisi cairan, diameter
>2cm (disebut juga blister).
Disebabkan oleh keracunan getah
pohon ek (jenis pohon yang
batangnya keras), dermatitis lvy
(sejenis tanaman menjalar),
bullous pemfigoid bulosa, luka
bakar derajat 2.
Komedo Disebabkan karena tertutupnya
duktus pilosebaceous, eksfoliatif,
terbentuk dari sebum dan keratin.
Komedo hitam komedo
terbuka , komedo putih
komedo tertutup.

Kista Massa semi padat atau kapsul


yang berisi cairan yang berada
dalam kulit (misalnya jerawat).

25
Macula Datar, berpigmen, bentuknya
melingkar, luasnya < 1cm
(misalnya, bekas rubella).

Nodul Lesi berupa tonjolan, lebih tinggi


dari jaringan sekitar dan lebih
dalam dari pada papula. Meluas
hingga lapisan dermal,
berdiameter 0,5 2cm.

Papula Inflamasi dengan lesi naik hingga


0,5 cm. Warnanya bisa sama atau
berbeda dengan warna kulit.

Tumor Lesi padat, lebih tinggi dari kulit


sekitar, meluas hingga jaringan
dermal dan subkutan.

Vesikel Permukaan kulit naik, berbatas


jelas, terisi cairan, diameternya <
0,5cm.

26
2. Lesi sekunder kulit
Jenis
Keterangan Gambar
Lesi
Atropi Penipisan kulit pada bagian tubuh
tertentu (misalnya proses
penuaan).

Krusta Sebum yang mongering, eksudat


serosa, purulen, atau sanguineous
di bawah kulit yang mengalami
erosi sehingga muncul
kepermukaan kulit sebagai
vesikel, bula atau pustula.

Erosi Lesi berbatas tidak tegas,


kehilangan lapisan jaringan
epidermis superficial.

Ekskoria Garukan / goresan linear, dengan


si/Abrasi daerah sekitarnya mengalami
abrasi. Biasanya dilakukan oleh
diri sendiri.

27
Likenifik Lapisan kulit yang menebal, kulit
asi yang tampak sering digaruk
(misalnya, atopic dermatitis
kronis).

Fisura Belahan pada kulit yang bertepi


rata, dapat meluas ke lapisan
dermal.

Skar Jaringan ikat yang disebabkan


oleh trauma, inflamasi dalam, atau
pembedahan. Berwarna merah
jika baru terjadi, jika sudah lama
akan tampak berwarna lebih muda
dan datar.
Ulkus Kerusakan pada lapisan epidermal
dan dermal, dapat meluas ke
jaringan subkutan. Biasanya
sembuh dengan menyisakan skar.

1. Inspeksi
Lihat warna kulit klien bahwa sinar matahari. Normalnya
kulit berwarna cerah merah muda hingga kecokelatan ataupun
hitam. Kulit yang tidak terkena sinar matahari akan berwarna
lebih terang, dan tampak pucat pada orang yang tidak pernah /
jarang terpapar sinar matahari.
Lihat adanya lesi pada kulit (primer ataupun sekunder).
Lihat apakah kulit klien tampak berminyak.

28
2. Palpasi
Raba permukaan kulit, rasakan kelembapannya. Normalnya
kulit teraba lembap, tetapi tidak basah.
Rasakan suhu pada permukaan tubuh, normalnya tubuh akan
teraba hangat.
Cubit sedikit pada bagian dada, atau lengan bagian dalam.
Turgor kulit akan kembali dalam waktu < 2 detik (nilai
normal).
Untuk mengetahui adanya pitting edema, tekan perlahan pada
daerah pretibialis, dorsum pedis, atau sacrum. Jika ditemukan
pitting edema, pada area yang ditekan akan tampak bekas jari
pemeriksa dan akan kembali dengan lambat (> 2 detik).

2. Rambut
1. Inspeksi
Perhatikan penyebaran rambut di seluruh tubuh, penyebaran
rambut akan tampak lebih banyak pada pria dibandingkan
wanita. Lihat kebersihannya, catat adanya tinea kapitis, tinea
korporis, kutu, dan lain-lain. Lihat warnanya, warna rambut
berbeda-beda tergantung suku bangsanya.
2. Palpasi
Rasakan apakah rambut berminyak. Tarik sedikit rambut,
catat jika ada kerontokan rambut atau alopesia (rontok
berlebihan).

29
3. Kuku
Kondisi kuku mencerminkan status kesehatan umum, status nutrisi,
pekerjaan, dan tingkat perawatan diri seseorang, bahkan status psikologis
juga dapat diungkapkan dari adanya bukti bukti gigitan kuku. Sebelum
mengkaji, kondisi kuku mencerminkan status kesehatan umum, status
nutrisi, pekerjaan, dan tingkat perawatan diri seseorang bahkan status
psikologis juga dapat diungkapkan dari adanya bukti bukti gigitan kuku.
Sebelum mengkaji kuku, perawat mengumpulkan riwayat singkat. Bagian
kuku yang paling dapat dilihat adalah plat kuku, lapisan transparan sel
epitel yang menutupi bantalan kuku. Vaskularitas bantalan kuku member
warna lapisan di bawah kuku. Semilunar, area putih dibagian dasar
bantalan kuku disebut lunula, yaitu merupakan dari nama plat kuku
terbentuk.
1. Inspeksi
Perhatikan bentuk kuku dan warna dasar kuku. Normalnya
dasar kuku berwarna merah muda cerah karena mengandung
banyak pembuluh darah.
Sudut normal antara kuku dengan pangkalnya adalah 160
derajat.
Perhatikan sekitar kuku, apakah ada lesi atau perlukaan.
2. Palpasi
Tekan ujung jari untuk memeriksa Capillary Refil Time
(CRT) yaitu waktu pengisian balik kapiler. Normalnya akan
kembali dalam waktu < 2 detik.

30
Beberapa kelainan pada kuku :
Jenis Keterangan Gambar
Jari gada Terjadi karena kondisi
(clubbing hipoksia dalam waktu yang
finger) lama.
Sudut antara kuku dengan
dasarnya > 180 derajat.
Koilonika Bentuk kuku seperti
(koilonychia) sendok, disebabkan karena
anemia dalam jangka waktu
yang lama.

Paronikia Ditandai dengan adanya


(paronychia) edema pada dasar kuku.
Diakibatkan karena trauma
atau infeksi yang bersifat
local.
Garis Beau Biasa terjadi karena
penyakit infeksi yang
kronis. Ditandai dengan
garis transversal pada
permukaan kuku.
Onikomikosis Terjadi karena adanya
infeksi jamur pada kuku.

Onycholysis Proses terlepasnya kuku


karena onikomikosis yang
tidak ditangani.

31
BAB III
PENUTUP

3.1 Siimpulan
Pemeriksaan fisik pada sistem integumen meliputi kulit , rambut dan kuku.
Pemeriksaan yang dilakukan adalah dengan cara Inspeksi dan palpasi. Pada
pemeriksaan fisik kulit hal yang dikaji adalah pada warna, kelembapan, tekstur kulit,
suhu, dan bau busuk. Kalau pada pemeriksaan fisik rambut meliputi pemeriksaan
pada warna,kebersihan, distribusi, dan tekstur. Sedangkan pemeriksaan pada kuku
meliputi pemeriksaan pada warna , bentuk kuku, sudut kuku dan Capillary Refill
Time.

3.2 Saran
Makalah ini disusun untuk memudahkan proses belajar mengajar, baik sebagai
materi bimbingan klinik maupun sebagai materi ajar pada mata kuliah Sistem
Integumen. Setelah mengetahui tentang cara pemeriksaan fisik pada sistem
integumen diharapkan agar kita sebagai perawat dapat melakukan pemeriksaan fisik
pada Sistem Integumen dengan baik dan benar.

32
DAFTAR PUSTAKA

Arif Muttaqin, Kumala Sari. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen.
Jakarta : Salemba Medika

Debora, Oda. 2011. Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Malang : Salemba
Medika

Potter, Patricia A. 2010. Fundamental Keperawatan Edisi 7 Buku 2. Jakarta : Salemba


Medika

Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC

Syaifuiddin.2010. Anatomi dan Fisiologi : Kurikulum berbasis Kompetensi untuk


Keperawatan dan Kebidanan, Edisi 4. Jakarta ; EGC

Anda mungkin juga menyukai