Anda di halaman 1dari 27

ANGGARAN BERDASARKAN FUNGSI DAN AKTIVITAS

STANDAR UNIT

Makalah

Untuk Memenuhi Nilai Mata Kuliah Akuntansi Manajemen

Disusun oleh Kelompok 3 :

Muhammad Santri : 2014121694

Pupu Hayati Nufus : 2014121929

Ridho :

Tria Ningrum Rohmawati : 2014121133

Triyas Sakdiah : 2014121832

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Surya Kencana no. 1 Pamulang

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, kami kelompok 3 sebagai penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Guna memenuhi tugas kelompok mata
kuliah Akuntansi Manajemen, pada Jurusan Program Studi Akuntansi Universitas
Pamulang. Adapun judul makalah adalah Anggaran Berdasarkan fungsi dan Aktivitas
Standar Unit.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak, karena itu pada kesempatan ini perkenankan penulis dengan segala rasa hormat
menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Drs. H. Darsono, selaku Ketua Yayasan Sasmita Jaya.
2. Bapak Dr. H. Dayat Hidayat, M.M., selaku Rektor Universitas Pamulang.
3. Bapak Drs. H. Buchori Hasmi Nuriman, MM, selaku Wakil Rektor I Universitas
Pamulang.
4. Bapak H. Endang Ruchiyat, S.E, M.M, selaku Kaprodi Akuntansi
5. Bapak Muhammad Sopiyana S.Pd.I., M.pd. selaku Dosen Pembimbing dari Mata
Kuliah Akuntansi Manajemen.
6. Rekan-rekan mahasiswa kelas 05 SAKMA / 335 Reguler B Universitas Pamulang,
terima kasih atas segala dukungan, dan bantuan yang diberikan kepada penulis.
Makalah ini disusun dengan segala kemampuan yang ada pada penulis. Namun
penulis menyadari bahwa pengetahuan yang penulis miliki belum luas. Sehingga makalah
ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Tangerang, 22 Oktober 2016

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

JUDUL .. i
KATA PENGANTAR .. ii
DAFTAR ISI . iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan Makalah . 2
1.4 Manfaat Makalah .. 2
BAB II PEMBAHASAN . 3
2.1 Anggaran, perencanaan, dan pengendalian.. 3
2.1.1 Mempersiapkan Anggaran Induk ................... 5
2.1.2 Mempersiapkan Anggaran Operasional ...... 6
2.1.3 Mempersiapkan Anggaran Keuangan ........... 6
2.1.4 Neraca Yang dianggarkan .............................. 6
2.1.5 Menggunakan Anggaran Untuk Evaluasi Kerja 7
2.1.6 Dimensi Perilaku Anggaran ........................... 7
2.1.7 Anggaran Berdasarkan Aktivitas ................... 8
2.2 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas ................... 10
2.2.1 Biaya Per Unit .............................................. 10
2.2.2 Perhitungan Harga Pokok Produk Berdasarkan
Fungsi ............................................................ 11
2.2.3 Keterbatasan Sistem Akuntansi Biaya
Berdasarkan Fungsi ................................ 17
2.2.4 Perhitungan biaya Produk Berdasarkan
Aktivitas:Penjeladan Terperinci ................. 18
BAB III KESIMPULAN ................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA 24

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Anggaran sebagai salah satu alat bantu manajemen memegang
peranan penting karena dengan anggaran manajemen dapat merencanakan,
mengatur dan mengevaluasi jalannya suatu kegiatan. dalam menyusun
anggaran perlu banyak diperhatikan hal-hal yang dapat membantu dalam
kelancaran penyusunan anggaran tersebut, sehingga memberi kemudahan
bagi manajer dalam melaksanakan kegiatan perusahaan dan sesuai apa
yang telah disusun sehingga tujuan penyusunan anggaran akan tercapai
secara efektif dan efisien. Sedangkan di dalam anggaran terdapat sistem
akuntansi biaya memiliki tujuan untuk pengukuran dan pembebanan biaya
sehingga biaya per unit dari suatu produk dapat ditentukan. Biaya per unit
digunakan untuk menilai sediaan, menentukan laba, menyediakan input
untuk berbagai keputusan seperti penentuan harga, keputusan membuat
atau membeli, dan menerima atau menolak pesanan khusus. Karena
pentingnya, keakuratan biaya per unit menjadi suatu isu yang kritis

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan masalah


sebagai berikut :

1.2.1 Apa saja manfaat, fungsi dan tujuan anggaran ?

1.2.2 Apa saja jenis-jenis anggaran operasional perusahaan itu?

1.2.3 Bagaimana contoh perhitungan dari anggaran biaya aktivitas standar


unit?

1.3 Tujuan Makalah

Dari masalah diatas, secara garis besar tujuan dari penyusunan


makalah ini adalah untuk menjelaskan mengenai Anggaran Berdasarkan
fungsi dan Aktivitas Standar Unit. Adapun tujuan dari makalah ini adalah agar
dapat mengetahui secara jelas mengenai :

1
1.3.1 Arti Anggaran

1.3.2 Proses hubungan antar anggaran.

1.3.3 Mengetahui perhitungan anggaran biaya aktivitas standar unit

1.4 Manfaat Makalah

Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan kegunaaan


atau manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis,
makalah ini berguna sebagai pengembangan ilmu, sesuai dengan
masalah yang dibahas dalam makalah ini. Secara praktis, makalah ini
diharapkan bermanfaat bagi:

1.4.1 Penulis, seluruh kegiatan penyusunan dan hasil dari penyusunan


makalah ini diharapkan dapat menambah pengalaman, wawasan dan
ilmu dari masalah yang dibahas dalam makalah ini;

1.4.2 Lembaga, makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber


informasi, referensi untuk lembaga (kampus).

1.4.3 Pembaca, makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber


tambahan dan sumber informasi dalam menambah wawasan
pembaca.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anggaran, Perencanaan, dan Pengendalian


Berikut penulis mengemukakan beberapa definisi anggaran yang
dinyatakan oleh para ahli diantaranya: Menurut M. Nafarin (2012:19)
mengemukakan bahwa: Anggaran adalah rencana tertulis mengenai
kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka
waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang.1
Manfaat dan Fungsi Anggaran menurut M.Nafarin (2012:20) manfaat
anggaran antara lain:
a. Semua kegiatan dapat mengarah pada pencapaian tujuan
bersama.
b. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan
kekurangan karyawan.
c. Dapat memotivasi karyawan.
d. Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada karyawan .
e. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.
f. Sumber daya (seperti tenaga kerja, peralatan dan dana) dapat
dimanfaatkan seefisien mungkin.
g. Alat pendidikan bagi para manajer. 2
Sedangkan fungsi anggaran menurut Dedi Ismatullah (2010:14) adalah
sebagai berikut:
a. Fungsi Perencanaan Fungsi perencanaan meliputi tindakan
memilih dan menghubungkan faktafakta dan menggunakan
asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dalam hal
merumuskan aktifitas-aktifitas yang diusulkan dan dianggap
perlu ubtuk mencapai hasil yang diinginkan.
b. Fungsi Pengawasan Anggaran merupakan salah satu cara
mengadakan pengawasan dalam perusahaan. Pengawasan itu
merupakan usaha-usaha yang ditempuh agar rencana yang

1
M.Nafarin. 2012. Penganggaran Rencana Kerja perusahaan . Edisi Kesatu. Jakarta : Salemba Empat. Hal 1
2
Ibid. Hal20

3
telah disusun sebelumnya dapat dicapai.Dengan demikian
pengawasan adalah mengevaluasi prestasi kerja dan tindakan
perbaikan apabila perlu.Aspek pengawasan yaitu dengan
membandingkan antara prestasi dengan yang dianggarkan.
Tujuan pengawasan itu bukanlah mencari kesalahan akan tetapi
mencegah dan memperbaiki kesalahan.
c. Fungsi Koordinasi Fungsi koordinasi menuntut adanya
keselarasan tindakan bekerja dari setiap individu atau bagian
dalam perusahaan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa untuk menciptakan adanya koordinasi
diperlukan perencanaan yang baik, yang dapat menunjukkan
keselarasan rencana antara satu bagian dengan bagian yang
lain. Anggaran yang berfungsi sebagai perencanaan harus
dapat menyesuaikan rencana yang dibuat untuk berbagai
bagian dalam perusahaan, sehingga rencana kegiatan yang
satu akan selaras dengan yang lainnya.
d. Anggaran sebagai pedoman kerja Anggaran merupakan suatu
rencana kerja yang disusun sistematis dan dinyatakan dalam
unit moneter. Penyusunan anggaran berdasarkan pengalaman
masa lalu dan taksiran-taksiran pada masa yang akan datang,
maka ini dapat menjadi pedoman kerja bagi setiap bagian dalam
perusahaan untuk menjalankan kegiatanya. 3
Tujuan yang paling utama dari anggaran adalah untuk pengawasan
luar, yaitu untuk membatasi sumbersumber daya keseluruhan yang tersedia
untuk suatu instansi dan untuk mencegah pengeluaran-pengeluaran bagi hal-
hal atau aktivitas-aktivitas yang tidak dibenarkan oleh undang-undang.
Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam suatu anggaran, yaitu:
a. Rencana, yaitu suatu penentuan terlebih dahulu tentang
kegiatan yang akan dilakukan diwaktu yang akan datang.
b. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yaitu mencakup
kegiatan yang dilakukan manajemen dalam menjalankan
fungsi perencanaan dan pengendalian.

3
Deddi Ismatullah. 2010. Akuntansi Pemerintahan. Penerbit C.V. Pustaka Setia Bandung. Hal 14

4
c. Dinyatakan dalam unit moneter atau satuan ukur lainnya, yaitu
suatu unit yang dapat diterapkan pada berbagai kegiatan
perusahaan dimasa yang akan datang.
d. Jangka waktu tertentu yang akan datang, yaitu menunjukan
bahwa berlakunya suatu anggaran adalah untuk masa yang
akan datang.

Perencanaan adalah pandangan ke depan untuk melihat tindakan apa


yang seharusnya dilakukan agar dapat mewujudkan tujuan-tujuan tertentu.
Pengendalian adalah melihat ke belakang, memutuskan apakah yang
sebenarnya telah terjadi dan membandingkannya dengan hasil yang
direncanakan sebelumnya.
Komponen utama dari perencanaan adalah anggaran, yaitu rencana
keuangan untuk masa depan, rencana tersebut mengidentifikasi tujuan dan
tindakan yang diperlukan untuk mencapainya. Sebuah system penganggaran
memberikan beberapa manfaat untuk suatu organisasi.
a. Memaksa para manajer untuk melakukan perencanaan.
b. Menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki
pengambilan keputusan.
c. Menyediakan standar evaluasi kinerja
d. Memperbaiki komunikasi dan koordinasi.

2.1.1 Mempersiapkan Anggaran Induk


Anggaran induk (master budget), adalah rencana keuangan
komprehensif bagi organisasi secara keseluruhan. Anggaran kontinu
(continuous budge) adalah anggaran untuk 12 bulan.
a. Mengarahkan dan Mengkoordinasi
b. Komponen-komponen Utama Anggaran Induk
Anggaran utama dapat dibagi ke dalam anggaran operasional
dan anggaran keuangan.
a. Anggaran operasional (operational budget), mendiskripsikan
aktivitas yang menghasilkan pendapatan bagi perusahaan :
penjualan, produksi, dan persediaan barang jadi. Hasil akhir
adalah suatu proforma atau perkiraan laporan laba rugi.

5
b. Anggaran keuangan (financial budget), merinci aliran masuk
dan keluar kas serta posisi keuangan secara umum. Oleh
karena banyak aktivitas keuangan yang tidak dapat diketahui
hingga anggaran operasional diketahui, anggaran operasional
dipersiapkan lebih dahulu.

2.1.2 Mempersiapkan Anggaran Operasional


Anggaran operasional terdiri atas perkiraan laporan laba rugi
yang disertai dengan laporan pendukung berikut.
a. Anggaran Penjualan
b. Anggaran produksi
c. Anggaran pembelian bahan baku langsung
d. Anggaran tenaga kerja langsung
e. Anggaran overhead
f. Anggaran beban penjualan dan administrasi
g. Anggaran persediaan akhir barang jadi
h. Anggaran harga pokok penjualan

2.1.3 Mempersiapkan Anggaran Keuangan


Anggaran yang tersisa dalam anggaran induk adalah
anggaran keuangan. Anggaran keuangan yang biasanya disiapkan
adalah :
a. Anggaran kas
Arus kas adalah darah kehidupan bagi suatu organisasi.
anggaran kas adalah salah satu anggaran paling penting
dalam anggaran induk. Perusahaan menggunakan anggaran
kas untuk mendokumentasikan kebutuhan atas uang tunai,
dan juga mengenai kemampuan untuk membayar kembali.
b. Anggaran neraca
c. Anggaran untuk pengeluaran modal

2.1.4 Neraca yang dianggarkan


Neraca yang dianggarkan tergantung pada informasi yang
terkandung dalam neraca saat ini dan yang berada dalam anggaran
lain di anggaran induk.

6
2.1.5 Menggunakan Anggaran untuk Evaluasi Kinerja
Anggaran adalah alat untuk pengendalian yang berguna. Akan
tetapi, dua pertimbangan utama harus diperhatikan agar dapat
digunakan dalam evaluasi kerja. Pertama menetapkan bagaimana
jumlah yang dianggarkan seharusnya dibandingkan dengan hasil
aktual. Pertimbangan kedua melibatkan dampak anggaran atas
perilaku manusia.
a. Anggaran Statis (static budget )
Adalah anggaran untuk tingkat aktivitas tertentu. Anggaran ini
tidak terlalu berguna untuk menyiapkan laporan kinerja.
b. Anggaran Fleksibel (flexible budget ),
Adalah anggaran yang memungkinkan suatu perusahaan untuk
menghitung perkiraaan biaya dalam suatu tingkat aktivitas. Kunci
untuk membentuk anggaran fleksibel adalah pengetahuan atas
biaya tetap dan variabel. Anggaran fleksibel adalah kunci untuk
memberikan umpan balik secara lebih sering yang dibutuhkan
para manajer untuk menerapkan pengendalian dan secara efektif
menjalankan rencana perusahaan. Anggaran fleksibel adalah alat
pengendalian yang sangat bagus karena anggaran ini
memungkinkan pihak manajemen untuk menghitung berapa biaya
yang seharusnya untuk tingkat output sesungguhnya tersebut.
2.1.6 Dimensi Perilaku Anggaran
Anggaran sering digunakan untuk menilai kinerja para
manaer. Perilaku positif muncul ketika tujuan tiap manajer sejalan
dengan tujuan organisasi, dan manajer memiliki penggerak untuk
mencapainya.
a. Umpan Balik Berkala atas Kinerja
Para Manajer perlu mengetahui bagaimana kinerja mereka sejalan
dengan berlalunya tahun. Dengan menyediakan laporan kinerja
secara berkala, manajer dapat mengambil tindakan korektif, dan
untuk mengubah rencana sebagaimana diperlukan.
b. Insentif Uang dan Bukan Uang
Insentif adalah cara yang digunakan organisasi untuk
mempengaruhi manajer agar melakukan lebih banyak usaha
dalam mencapai tujuan organisasi. Insentif uang digunakan untuk

7
mengendalikan kecenderungan seorang manajer untuk melalaikan
dan membuang-buang sumber daya, dengan menghubungkan
kinerja anggaran pada kenaikan gaji, bonus, dan promosi. Insentif
bukan uang, termasuk memperkaya pekerjaan (job enrichment),
meningkatkan tanggung jawab dan otonomi, program
penghargaan non-uang dan lainnya, dapat digunakan untuk
meningkatkan sistem pengendalian anggaran.
c. Anggaran Partisipatif (participative budgeting)
Memungkinkan para manajer tingkat bawah untuk turut sertad
alam pembuatan anggaran. Anggaran ini mengkomunikasikan
rasa bertanggung jawab pada para manajer tingkat bawah dan
mendorong kreativitas. Peningkatan tanggung jawab dan
tantangan yang inheren dalam proses tersebut memberikan
insentif non-uang yang mengarah pada tingkat kinerja yang lebih
tinggi.
d. Standar yang Realistis.
Tujuan yang ada dalam anggaran digunakan untuk mengukur
kinerja yang harus berdasarkan kondisi dan harapan relistis.
e. Keterkendalian Biaya
Idealnya, para manager hanya dianggap bertanggung jawab atas
biaya-biaya yang dapat mereka kendalikan. Biaya yang dapat
dikendalikan adalah biaya yang tingkaknya dapat dipengaruhi oleh
manajer.
f. Berbagai Ukuran Kinerja
Perusahaan kerap membuat kesalahan penggunaan anggaran
sebagai satu-satunya ukuran mereka akan kinerja manajerial.

2.1.7 Anggaran berdasarkan Aktivitas


Sistem anggaran pada tingkat aktivitas dapat menjadi
pendekatan yang berguna untuk mendukung manajemen perbaikan
dan proses yang berkelanjutan. Pendekaan anggaran berdasarkan
ativitas dapat digunakan untuk menekankan penurunan biaya melalui
peniadaan aktivitas yang tidak berguna dan untuk memperbaiki
efisiensi aktivitas yang diperlukan.

8
a. Anggaran Aktivitas Statis
Membangun anggaran berdsarkan aktivitas memerlukan tiga
langkah:
Aktivitas dalam organisasi harus diidentifikasi,
Permintaan tiap output aktivitas harus diperkirakan
Biaya sumber daya yang diperlukan untuk memproduksi
tingkat aktivitas ini harus dinilai.
Sebagaimana dengan anggaran tradisional, anggaran
berdasarkan aktivitas dimulai dengan anggaran penjualan
produksi. Perbedaan utama antara anggaran berdasarkan
fungsi dan aktivitas dapat ditemukan dalam kategiri overhead
serta beban penjualan dan administrasinya. Pada perhitungan
berdasarkan fungsi, anggaran dalam kategori-kategori ini
biasanya diperinci berdasarkan elemen-elemen biayanya.
b. Anggaran Fleksibel Aktivitas
Anggaran Fleksibel Aktivitas (activity flexible
budgeting) adalah prediksi berapa biaya aktivitas nantinya jika
terdapat perubahan pada output aktivitas. Pada perhitungan
berdasarkan fungsi biaya yang dianggarkan untuk tingkat
aktivitas aktual diperoleh dengan asumsi bahwa suatu
penggerak tunggal berdasarkan unit(unit produk atau jam kerja
langsung) menggerakkan semua biaya.

Analisis varians dalam suatu kerangka kerja aktivitas


memungkinkan perbaikan dalam pelaporan kinerja anggaran
tradisional. Hal ini juga meningkatkan kemampuan untuk
mengelola aktivitas.
Pada pendekatan berdasarkan fungsi, biaya yang
dianggarkan untuk tingkat aktivitas aktual diperoleh dengan
asumsi bahwa suatu penggerak tunggal berdasarkan unit (unit
produk atau jam tenaga kerja langsung) menggerakkan semua
biaya.

9
Contoh Laporan Kinerja Berdasarkan Aktivitas
BIAYA YANG VARIANSI
BIAYA AKTUAL
DIANGGARKAN ANGGARAN
Bahan baku langsung 101.000 100.000 1.000
Tenaga Kerja Langsung 80.000 80.000 -
Pemeliharaan 55.000 64.000 (9.000)
Permesinan 29.000 31.000 (2.000)
Inspeksi 125.500 132.500 (7.000)
Penyetelan 46.500 45.000 1.500
Pembelian 220.000 226.000 (6.000)
Total 657.000 678.500 (21.500)

Gambar laporan diatas yaitu membandingkan jumlah biaya


yang dianggarkan untuk aktivitas aktual dengan jumlah biaya
aktual untuk tiap aktivitas.

2.2 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas


2.2.1 Biaya per Unit
Menurut Hansen, Mowen& Biaya per unit (unit cost) adalah
jumlah biaya yang berkaitan dengan unit yang diproduksi dibagi
dengan jumlah unit yang diproduksi.4
a. Pentingnya Biaya Produk per Unit
Biaya per unit adalah bagian penting dari informasi bagi suatu
perusahaan manufaktur. Sebagai contoh penawaran adalah
persyaratan umum di pasar untuk produk dan jasa khusus
(petimbangan penawaran untuk peralatan khusus, audit, tes
medis, dan prosedur). Menyerahkan penawaran yang berarti
yang berarti tanpa mengetahui biaya per unit dari produk dan
jasa yang akan dihasilkan merupakan hal yang tidak mungkin.

b. Cara Mendapatkan Informasi Biaya per Unit


Sistem pengukuran biaya yang umum digunakan
adalah pembebanan biaya aktual dan pembebanan biaya
normal:
4
Hansen, Mowen. 2011. Akuntansi Manajerial, Buku 1 Edisi 8. Salemba Empat.Jakarta. Hal. 160

10
Biaya Aktual (actual cost system), yaitu membebankan
biaya aktual dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead ke produk.
Biaya Normal (normal cost system), yaitu
membebankan biaya aktual dari biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung, namun untuk biaya
overhead dibebankan ke produk dengan menggunakan
tarif tertentu yang ditentukan terlebih dahulu
(predetermined rate). Predetermined rate overhead
atau Tarif perkiraan overhead adalah tingkat yang
digunakan untuk menentukan data yang diestimasikan
dengan rumus berikut

Tarif perkiraan Overhead = Overhead/Biaya yang dianggarkan

Penggunaan aktivitas yang diperkirakan

Contoh Perhitungan:
Sebuah perusahaan roda mobil memperkirakan bahwa
overhead untuk tahun tersebut adalah
Rp75.000.000,00 dan produksi yang diharapkan
sebesar 150.000 unit, maka:
tarif overhead = Rp75.000.000 = Rp500
150.000 unit

2.2.2 Perhitungan Harga Pokok Produk Berdasarkan Fungsi :


Dalam perhitungan biaya produk berdasarkan fungsi secara
spesifik menggunakan penggerak aktifitas tingkat unit untk
membebankan biaya overhead pada produk. Penggerak aktivitas
tingkat unit (unit level activity driver) adalah faktor-faktor yang
menyebabkan perubahan biaya sebagai akibat perubahan unit yang
diproduksi. Dengan hanya menggunakan penggerak tingkat unit,
diasumsikan biaya overhead yang digunakan oleh produk berkorelasi
tinggi dengan jumlah unit yang diproduksi. Penggerak aktivitas
berdasarkan unit membebankan biaya overhead ke produk melalui

11
tarif pabrik secara menyeluruh maupun departemental. Penggerak
tingkat unit yang biasa digunakan antara lain:
Unit yang diproduksi
Jumlah jam tenaga kerja langsung
Jumlah upah tenaga kerja langsung
Jumlah jam mesin
Jumlah bahan baku
Setelah menentukan penggerak tingkat unit, langkah
selanjutnya adalah memperkirakan tingkat output aktivitas yang akan
diukur, yaitu melalui tingkat aktivitas yang diharapkan dan tingkat
aktivitas normal. Tingkat aktivitas yang diharapkan adalah ouput yang
diharapkan akan dicapai perusahaan di masa yang akan datang,
sedangkan tingkat aktivitas normal adalah output aktivitas rata-rata
yang merupakan pengalaman perusahaan dalam jangka panjang.
Aktivitas normal memiliki keunggulan berupa penggunaan tingkat
aktivitas yang sama dari tahun ke tahun sehingga fluktuasi
pembebanan biaya overhead per unit dari tahun ke tahun relatif
rendah.

a. Tarif Keseluruhan Pabrik


Ilustrasinya pertama, biaya overhead yang dianggarkan akan
diakumulasi menjadi satu kelompok untukk eseluruhan pabrik
(pembebanan biaya tahap pertama). Biaya overhead dibebankan
secara langsung pada kelompok biaya tersebut dengan
menambahkan selurh biaya overhead yang diperkirakan muncul
dalam satu tahun.
Setelah biaya diakumulasi dalam kelompok biaya ini, tarif
keseluruhan pabrik dihitung dengan menggunakan penggerak
tingkat unit (biasanya jam tenaga kerja langsung). Terakhir, biaya
overhead dibebankan pada produk dengan mengalihkan tarif
tersebut dengan jumlah jam tenaga kerja langsung aktual yang
digunakan oleh tiap tiap produk.

12
Tampilan : Perhitungan Biaya Berdasarkan Fungsi : Tarif Keseluruhan
Pabrik

Contoh Perhitungan Tarif Keseluruhan Pabrik :


PT. Panasonic Gobel Indonesia, sebuah perusahaan
telekomunikasi, memproduksi dua jenis telepon, yaitu telepon
nirkabel dan model reguler. Berikut adalah data perkiraan dan
aktual tahun 2014 :
Overhead yang di anggarkan Rp. 360.000.000
Aktivitas yang diharapkan
( dalam jam Tenaga Kerja Langsung) 100.000
Aktivitas aktual (dalam jam T.K. L) 100.000
Overhead Aktual Rp. 380.000.000
Jadi tarif berdasarkan jam kerja T.K langsung dapat
dihitung sebagai berikut :
Tarif Perkiraan /(overhead) = Overhead yang dianggarkan
Aktivitas yang diharapkan
= Rp. 360.000.000
100.000 jam T.K. L
= Rp. 3.600 per jam T.K. L

Overhead yang dibebankan :

13
= Tarif overhead x Output aktivitas aktual
= Rp. 3.600 x 100.000 jam T.K.L
= Rp. 360.000.000
Perbedaan antara overhead aktual dan overhead yang
dibebankan disebut variansi overhead (overhead variance).
Variansi Overhead
= Rp. 380.000.000 Rp. 360.000.000
= Rp. 20.000.000
Biaya per Unit dengan Tarif Keseluruhan Pabrik
Dihitung dengan rumus berikut :
(biaya utama produk + biaya overhead yang dibebankan) : unit
produksi.

Contoh data aktual yang dikumpulkan untuk setiap produk:

Nirkabel Reguler
Unit yang diproduksi 10.000 100.000
Biaya Utama Rp. 78.000.000 Rp. 738.000.000
Jam T. K. L 10.000 90.000

Perhitungan biaya per unitnya sebagai berikut:


Tanpa kabel Reguler
Biaya Utama Rp78.000.000 Rp738.000.000
Biaya Overhead
Rp3600 x 10.000 Rp36.000.000 -
Rp3600 x 90.000 - Rp324.000.000
Rp114.000.00
Total biaya produksi Rp106.200.000
0
Unit produksi 10.000 100.000
Biaya per unit (total
Rp11.400 Rp1.062
biaya/unit)

b. Tarif Departemen
Pada tahap I, biaya overhead keseluruhan pabrik dibagi dan
dibebankan pada setiap Departemen Produksi dan membentuk
kelompok biaya overhead departemen. Pada tahap II, overhead
dibebankan pada produk dengan mengalikan tarif departemen
dengan jumlah penggerak yang digunakan departemen terkait

14
Tampilan : Perhitungan Biaya berdasarkan fungsi : tarif
Departemen

Contoh Perhitungan Tarif Departemen :


PT. Panasonic Gobel Indonesia, memiliki dua divisi produksi,
yaitu pabrikasi dan perakitan. Divisi pabrikasi
bertanggungjawab untuk membuat komponen elektronik
utama. Bagian-bagian lainnya dibeli dari pemasok. Semua
komponen kemudian dirakit di divisi perakitan.
Mempertimbangkan bahwa divisi pabrikasi bersifat intensif
mesin sedangkan divisi perakitan cenderung intensif tenaga
kerja, maka PT. Panasonic Gobel Indonesia mendasarkan tarif
overhead departemental pada jam mesin untuk pabrikasi dan
pada jam tenaga kerja langsung untuk perakitan. Berikut ini
adalah data departement untuk tahun 2014 :
Pabrikasi Perakitan
Overhead yang dianggarkan Rp252.000.000 Rp108.000.000
Penggunaan aktual dan yang diharapkan (jam T.K.L)
Nirkabel 7.000 3.000
Reguler 13.000 77.000
20.000 80.000
Penggunaan aktual dan yang diharapkan (jam mesin)
Nirkabel 4.000 1.000
Reguler 36.000 9.000
40.000 10.000

15
Jadi dua tarif overhead tersebut dapat dihitung sebagai
berikut :
Tarif Pabrikasi = Overhead yang dianggarkan
Jam mesin yang diharapkan
= Rp. 252.000.000
40.000
= Rp. 6.300 per jam mesin

Tarif Perakitan = Overhead yang dianggarkan


Jam Tenaga Kerja Langsung
= Rp. 108.000.000
80.000
= Rp. 1.350 per T.K.L
** Overhead yang dibebankan adalah jumlah yang
dibebankan pada setiap departemen.
Jadi Overhead yang dibebankan :
= ( Rp. 6.300 x Jam Mesin Aktual) + ( Rp. 1.350 x Jam T.K.L)
= ( Rp. 6.300 x 40.000) + ( Rp. 1.350 x 80.000)
= Rp. 252.000.000 + Rp. 108.000.000
= Rp. 360.000.000

Biaya Per Unit dengan Tarif Departemen


Berdasarkan data diatas maka perhitungan biaya per unit
dengan tarif departemen sebagai berikut :

Nirkabel Reguler
Biaya Utama Rp 78.000.000 Rp 738.000.000
Biaya Overhead
(Rp. 6.300 x 4.000) + ( Rp. 1.350 x 3.000) 29.250.000 -
(Rp. 6.300 x 36.000) + ( Rp. 1.350 x 77.000) - 330.750.000
+
Jumlah Biaya Produksi Rp107.250.000 Rp 1.068.750.000

Unit yang diproduksi 10.000 100.000


:
Biaya per unit ( jumlah biaya/unit ) Rp 10.725 Rp 10.688

16
Dari hasil perhitungan di atas terlihat bahwa sistem tarif pabrik
menyeluruh dan tarif departemenmenghasilkan biaya per unit
yang berbeda untuk telepon nirkabel dan telepon reguler.
Namun perbedaan antara biaya per unit telepon reguler yang
diproduksi secara massal dan telepon nirkabel yang diproduksi
dalam jumlah yang jauh lebih sedikit tidak terpaut terlalu jauh.

2.2.3 Keterbatasan Sistem Akuntansi Biaya Berdasarkan Fungsi


Seringkali perusahaan mengalami hal-hal tertentu yang
mengindikasikan bahwa sistem akuntansi biaya sudah ketinggalan
jaman, contohnya:
a. Hasil dari penawaran bisnis sulit dijelaskan
b. Harga pesaing tampak begitu rendah dan tidak masuk akal
c. Produk-produksi yang memiliki tingkat kesulitan tinggi
menunjukkan laba yang tinggi
d. Manajer operasional ingin menghentikan produksi dari produk-
produknya yang tampaknya menguntungkan
e. Marjin laba sulit untuk dijelaskan
f. Perusahaan memiliki ceruk pasar yang nampaknya hanya
memberi laba tinggi pada perusahaan sendiri
g. Pelanggan tidak mengeluh atas kenaikan harga produk-produk
khusus
h. Departemen akuntansi menghabiskan banyak waktu untuk
memberikan data biaya bagi produk khusus
i. Beberapa departemen menggunakan sistem akuntansinya
sendiri
j. Biaya produk berubah karena perubahan peraturan pelaporan
keuangan

Perusahaan yang menerapkan sistem biaya tersebut dengan


menggunakan tarif overhead pabrik atau departemen seringkali
mengalami hal-hal yang disebutkan di atas. Setidaknya ada dua faktor
utama yang menyebabkan kegagalan sistem biaya tersebut:

17
a. Menggunakan hanya penggerak biaya aktual berdasar unit
untuk membebankan biaya overhead yang tidak berkaitan
dengan unit akan menimbulkan distorsi biaya produk. Padahal
ada banyak penggerak biaya aktual berdasarkan non unit (non
unit based activity cost driver) yang berperan dalam konsumsi
biaya overhead, antara lain: penerimaan pesanan, set up,
rekayasa teknik, inspeksi, dll.
b. Adanya keragaman produk (product diversity) yang berarti
bahwa masing-masing produk mengkonsumsi aktivitas overhead
dalam proporsi yang berbeda.

2.2.4 Perhitungan biaya Produk Berdasarkan Aktivitas:Penjeladan


Terperinci
a. Activity Based Costing (ABC)

Sistem biaya berdasar aktivitas menelusuri biaya


aktivitas dan kemudian ke produk. Tidak seperti sistem
tradisional, ABC menekankan penelusuran langsung dan
penelusuran penggerak dengan menekankan hubungan sebab
akibat. ABC menggunakan penggerak biaya aktivitas
berdasarkan unit maupun non unit. Ada dua prosedur yang
digunakan untuk menerapkan ABC, yaitu:

Tampilan : Pembebanan Biaya dengan Activity Based Costing

18
Prosedur Tahap I:
1. Identifikasi aktivitas
2. Biaya-biaya dibebankan ke aktivitas
3. Aktivitas yang berkaitan dikelompokkan untuk membentuk
kumpulan sejenis yang: (a) secara logika berkolerasi dan
(b) memiliki rasio konsumsi yang sama untuk setiap
produk
4. Biaya aktivitas yang dikelompokkan dijumlah untuk
mendefinisikan kelompok biaya sejenis
5. Tarif overhead kelompok dihitung

Prosedur tahap II: biaya dari setiap kelompok overhead


ditelusur ke produk

b. Identifikasi Aktivitas dan Atributnya

Fokus dari sistem ABC adalah aktivitas sehingga


identifikasi aktivitas menjadi langkah pertama dalam ABC.
Aktivitas merupakan tindakan-tindakan yang harus diambil
atau setiap pekerjaan yang dilakukan. Setelah teridentifikasi,
dicari atribut aktivitas untuk menjelaskan dan
mengklasifikasikan aktivitas lebih lanjut. Atribut aktivitas
(activity attribute) adalah jenis informasi keuangan maupun
non keuangan yang menggambarkan setiap aktivitas. Atribut
aktivitas digunakan untuk mengelompokkan aktivitas terkait ke
dalam kelompok-kelompok yang menjadi landasan bagi
pengelompokan biaya sejenis. Aktivitas yang berkaitan
dikelompokkan untuk membentuk kumpulan sejenis yang: (a)
secara logika berkolerasi dan (b) memiliki rasio konsumsi yang
sama untuk setiap produk.

Kumpulan aktivitas diklasifikasikan menjadi salah satu


dari empat kategori umum aktivitas berikut ini:

19

Tingkat unit: aktivitas yang dilakukan setiap suatu unit
diproduksi. Contoh: pengujian produk.


Tingkat batch: aktivitas yang dilakukan setiap suatu
batch barang diproduksi. Contoh: persiapan,
pemeriksaan, jadwal produksi, penanganan bahan.


Tingkat produk: aktivitas yang dilakukan untuk
mendukung berbagai produk yang diproduksi
perusahaan. Contoh: perubahan rekayasa,
pengembangan prosedur pengujian produk, pemasaran
produk, rekayasa produk
.

Tingkat fasilitas: aktivitas yang menopang proses umum
manufaktur suatu pabrik. Contoh: manajemen pabrik,
landscaping, keamanan, pajak kekayaan, dan
penyusutan pabrik

Dengan menggunakan kasus PT. Panasonic Gobel Indonesia, berikut


ini adalah informasi tambahan terkait dengan rincian aktivitas yang
dilakukan selama proses produksi.

Ukuran Penggunaan Aktivitas

Tanpa Kabel Reguler Total


Unit
10.000 100.000
diproduksi/tahun
Biaya utama Rp78.000.000 Rp738.000.000 Rp816.000.000
Jam TK langsung 10.000 90.000 100.000
Jam mesin 5.000 45.000 50.000
Proses produksi 20 10 30
Jumlah
60 30 90
perpindahan

20
Data Biaya Aktivitas
(aktivitas overhead)
Kelompok tingkat batch Kelompok tingkat unit
Persiapan Rp 120.000.000 Daya Rp 100.000.000
Penanganan bahan Rp 60.000.000 Pengujian Rp 80.000.000
Total Rp 180.000.000 Total Rp 180.000.000
Kalkulasi Biaya dengan ABC
Tahap I
Kelompok tk. Batch
Biaya persiapan Rp 120.000.000
Biaya penanganan bahan Rp 60.000
Total biaya Rp 180.000.000
Proses produksi 30
Tarif kelompok (biaya per proses) Rp 6.000.000

Kelompok tk. unit


Biaya daya Rp 100.000.000
Biaya pengujian Rp 80.000.000
Total biaya Rp 180.000.000
Jam mesin 50.000
Tarif kelompok (biaya per jam mesin) Rp 3.600

Tahap II

Tanpa Kabel Reguler

Biaya utama Rp 78.000.000 Rp 738.000.000


Biaya overhead
Kelompok tk. batch
(Rp6.000.000 x 20) Rp 120.000.000
(Rp6.000.000 x 10) Rp 60.000.000
Kelompok tk. Unit
(Rp3.600 x 5.000) Rp 18.000.000
(Rp3.600 x 45.000) Rp 162.000.000

Total biaya produksi Rp 216.000.000 Rp 960.000.000


Unit produksi 10.000 100.000
Biaya per unit 21.600 9.600

21
Hasil kalkulasi biaya produk dengan menggunakan ABC menunjukkan
perbedaan yang signifikan dengan kalkulasi produk menggunakan tarif pabrik
maupun tarif departemental. Dengan ABC, biaya telepon tanpa kabel jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan biaya telepon reguler, yakni lebih dari dua kali lipatnya.
Bandingkan dengan kalkulasi menggunakan tarif pabrik maupun tarif departemental
yang menghasilkan biaya telepon tanpa kabel dan biaya telepon reguler yang tidak
terpaut terlalu jauh.

Sistem ABC memperbaiki keakuratan biaya produk dengan mengakui bahwa


banyak dari biaya overhead tetap ternyata bervariasi secara proporsional dengan
perubahan selain volume produksi. Dengan memahami penyebab perubahan, biaya
tersebut dapat ditelusuri ke masing-masing produk. Hubungan sebab akibat ini
memungkinkan manajer untuk memperbaiki ketepatan perhitungan biaya produk
yang kemudian dapat secara signifikan memperbaiki kualitas pengambilan
keputusan. Pengetahuan tentang perilaku biaya juga memungkinkan manajer untuk
melakukan pengendalian aktivitas dengan lebih baik. Hal ini memungkinkan manajer
untuk mengidentifikasi aktivitas mana yang memberi nilai tambah dan aktivitas mana
yang tidak. Analisis nilai ini dapat menjadi dasar untuk perbaikan yang berkelanjutan
(continuous improvement).

22
BAB III
KESIMPULAN

Penganggaran adalah pembautan rencana tindakan yang dinyatakan dalam istilah


keuangan. Anggaran memainkan peranan penting daam perencanaan, pengendalian, dan
pengambilan keputusan. Anggaran juga berfungsi memperbaiki komunikasi dan koordinasi,
suatu peranan menjadi semakin penting seiring dengan berkembangnya ukuran
perusahaan.
Biaya per unit penting untuk penilaian persediaan, penentuan laba, dan penyediaan
input untuk berbagai keputusan, seperti menetapkan harga, membuat atau membeli, dan
menerima atau menolak pesanan khusus.

23
DAFTAR PUSTAKA

Don R. Hansen, Maryanne M. Mowen. 2011. Akuntansi Manajerial, Buku 1 Edisi 8. Salemba
Empat.
Ismatullah, Dedi. (2010). Akuntansi Pemerintahan. Penerbit C.V. Pustaka Setia Bandung.
M.Nafarin. 2012. Penganggaran Rencana Kerja perusahaan . Edisi Kesatu. Penerbit
Salemba Empat. Jakarta

24

Anda mungkin juga menyukai