Factors Associated With Treatment Success in Veterans with Diabetes and Hyperlipidemia: A
Retrospective Study
2. Did the authors use an appropriate method to answer their question? Yes
HINT: Consider
a. Is a case control study an appropriate way of answering the question under the
circumstances? (Is the outcome rare or harmful)
Yes. Desain penelitian ini sesuai untuk menjawab rumusan masalah penelitian.
Meskipun outcome yang dihasilkan tidak jarang atau berbahaya, tetapi, penelitian
observational (termasuk case-control) sering digunakan untuk menghasilkan hipotesis
yang kemudian dapat dipelajari melalui kohort prospektif atau studi lainnya. Hal ini
dapat menjadi alasan peneliti memilih desain penelitian case-control pada kasus ini.
Desain penelitian case-control digunakan untuk melakukan penelitian-penelitian
terkait penyakit berbahaya dan angka kejadian yang jarang. Untuk pasien dengan
CHD atau dengan risiko CHD, dalam terapinya harus mencapai goal LDL < 100
mg/dL.2 Kondisi ini bukan merupakan kondisi yang berbahaya bagi pasien, melainkan
merupakan kondisi yang diharapkan pada pasien. Sehingga
disimpulkan outcome yang diteliti pada studi ini tidak berbahaya.
Kejadian pencapaian kadar LDL < 100 mg bukan merupakan kejadian langka.
Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa dengan pemberian case
management pada pasien DM selama 1 tahun mampu membuat pasien dengan kadar
LDL > 100 mg/dL pada awal penelitian untuk mencapai kadar LDL < 100 mg/dL
pada akhir penelitian (40,9 vs. 27,7%, p = 0,02). Di lihat dari penelitian tersebut,
waktu pencapaian LDL < 100 mg/dL juga tidak panjang (1 tahun).1
b. Did it address the study question?
Yes. Penelitian ini mampu menjawab study question yang ditetapkan, yaitu
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian goal LDL (<100 mg/dL).
Dalam penelitian ini dilihat pengaruh beberapa faktor risiko terhadap pencapaian
kadar LDL < 100 mg/dL pada pasien DM. Berdasarkan hasil penelitian ini,
kemampuan pencapaian LDL < 100 mg pada pasien DM dapat dipengaruhi oleh
adanya coronary artery disease (CAD), cerebrovascular accident (CVA), congestive
heart failure (CHF), usia, declined statin, dan case management. Sedangkan faktor
risiko on statin, body mass index, neuropathy, dieting at baseline, pernah di dirujuk
ke dietician sebelumnya, psychiatric disease, depression, PTSD, serta riwayat
mengalami efek samping penggunaan statin, tidak mempengaruhi kemampuan dalam
pencapaian kadar kolesterol LDL < 100 mg/dL (Result p. 668).
Is it worth continuing? Yes
Detailed questions
3. Were the cases recruited in an acceptable way? No
HINT: We are looking for selection bias which might compromise validity of the
findings
a. Are the cases defined precisely?
No. Kasus tidak didefinisikan dengan jelas secara eksplisit. Apabila dilakukan
analisa, karena menggunakan data pada penelitian RCT sebelumnya, kasus-kasus
yang diambil akan mengikuti kriteria inklusi pada penelitian tersebut dan tidak
mengikuti kriteria eksklusinya.1 Dari sejumlah 556 pasien pada kasus RCT tersebut,
kasus adalah pasien yang memiliki LDL awal > 100 mg/dL dan pada akhir studi RCT
mencapai kadar LDL < 100 mg/dL. Pada studi case control ini disebutkan bahwa
dilakukan perbandingan variable yang diperoleh selama percobaan RCT antara
kelompok yang mampu mencapai LDL < 100 mg/dL dan yang tidak mencapai LDL <
100 mg/dL. Sehingga disimpulkan bahwa pasien yang masuk ke dalam kelompok
kasus adalah pasien yang mencapai outcome yang diinginkan, yaitu LDL < 100
mg/dL (Method, P. 664).
b. Were the cases representative of a defined population? (geographically and/or
temporally?)
Yes. Data yang diambil dalam penelitian ini mengacu pada data percobaan RCT
sebelumnya, dimana pada studi RCT tersebut sampel diambil berdasarkan database
dari Minneapolis Veterans Affairs Health Care System, yang berlokasi di
Minneapolis.1 Pada penelitian RCT tersebut, sampel diambil secara acak setelah
seleksi menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi. Sehingga kasus akan representatif
terhadap subyek penelitian pada RCT, bukan populasi pada Minneapolis Veterans
Affairs Health Care System.
Meskipun pada penelitian RCT sebelumnya kasus diambil secara acak, tetapi pada
penelitian case control ini, kasus diambil tidak secara acak, melainkan diambil dari
data RCT yang memenehi kriteria LDL < 100 mg/dL pada akhir penelitian RCT
tersebut. Pembatasan pada kadar HbA1c dan tekanan darah menyebabkan tidak
representatifnya terhadap data populasi kota Minneapolis, karena menginklusi pasien
HbA1c > 9 dan tekanan darah > 140/90 mmHg (tidak mewakili semua pasien dengan
LDL > 100 mg/dL). Selain itu, pada kasus ini, sebagian besar pasien adalah laki-laki
sehingga tidak mewakili populasi secara keseluruhan (Discussion, p. 669)
c. Was there an established reliable system for selecting all the cases?
Yes. Pemilihan kasus bergantung pada data penelitian sebelumnya dan pencapain
LDL pasien. Semua pasien yang mencapai kadar LDL < 100 mg/dL pada percobaan
RCT tidak dipilih lagi, melainkan langsung dimasukkan ke dalam kelompok kasus.
Sedangkan sebelum tergolong ke kelompok kasus, pasien yang diambil dipilih secara
randomized dari data Minneapolis Veterans Affairs Health Care System, dan studi
RCT tersebut telah di approved oleh Minneapolis VA Institutional Review
Board (Research Design and Method-Study population, p. 665), sehingga sistem
pemilihan kasus dapat dipercaya.
d. Are they incident or prevalent?
Insiden. Kasus yang diambil berdasarkan data RCT merupakan kasus insiden
(kejadian baru). Hal ini diketahui bahwa pasien yang tergolong kelompok kasus
merupakan pasien yang memiliki nilai LDL < 100 mg/dL baik setelah dilakukan
penelitian RCT (baik yang mendapat treatment case management maupun usual
care). Yang mana di awal penelitian RCT, nilai LDL pasien masih > 100 mg/dL.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang diambil merupakan insiden penurunan
kolesterol, yang awalnya > 100 mg/dL dan dilihat pencapaiannya setelah studi RCT
berakhir (< 100 mg/dL atau > 100 mg/dL)
e. Is there something special about the cases?
No. Tidak ada sesuatu yang istimewa pada kasus ini
f. Is the time frame of the study relevant to disease/exposure?
No. Waktu diambilnya kasus dari RCT yang memberikan intervensi
case management selama setahun terhadap pasien yang memiliki kadar LDL > 100
mg/dL. Setelah satu tahun diberi perlakuan berupa case management atau usual care,
terdapat pasien yang berhasil mencapai goal LDL< 100 mg/dL, dan yang tidak
mencapai goal tersebut. Terdapat beberapa variable yang menjadi exposure dalam
penelitian ini. Pada penelitian RCT sebelumnya, pemberian case management yang
dilakukan selama 1 tahun mampu menimbulkan efek pencapaian LDL < 100 mg/dL
yang berbeda signifikan dibandingkan dengan kontrol usual care (p =0,02). Hal ini
menunjukkan exposure berupa case management memberikan rentang waktu yang
sesuai untuk pencapaian kadar LDL < 100 mg/dL. Untuk variabel exposure
lainnya, yaitu coronary artery disease, cerebrovascular accident, congestive heart
failure diidentifikasi di awal penelitian RCT (saat LDL masih > 100 mg/dL)
Exposure on a statin, usia, dan body mass index, neuropathy, psychiatric disease,
depression, PTSD, dieting at baseline, rujukan ke dietician sebelumnya, memang
didata saat awal penelitian, namun tidak diketahui berapa lama jangka waktu
terjadinya (bisa dalam rentang waktu yang panjang sebelum penelitian, atau dalam
rentang waktu yang dekat dengan penelitian. Karena tidak jelasnya lama (durasi)
waktu exposure beberapa parameter di atas pada, maka tidak dapat diketahui apakah
frame waktu yang digunakan sudah sesuai atau tidak.
g. Was there a sufficient number of cases selected?
Yes. Jumlah kasus yang digunakan dalam penelitian ini (effect/mampu mencapai
goal LDL < 100 mg/dL) adalah 95 pasien (Research Design and Method-Statistical
Method, p. 665). Jumlah kasus yang dipilih tidak melibatkan seluruh penduduk
Miniapolis lewat data dari Minneapolis Veterans Affairs Health Care System, karena
terjadi proses sampling pada penelitian RCT. Tidak ada perhitungan power
calculation untuk menentukan kecukupan jumlah kasus. Sehingga tidak dapat
disimpulkan kecukupan jumlah kasus yang dipilih. Tetapi, apabila kita melihat bahwa
populasi dalam penelitian ini merupakan hasil penelitian RCT sebelumnya, maka
jumlah kasus yang digunakan meliputi semua pasien yang mampu mencapai LDL <
100 mg/dL setelah percobaan RCT tersebut, sehingga jumlah kasus cukup karena
semua data pasien pada penelitian RCT sudah digunakan.
h. Was there a power calculation?
No. Penelitin ini tidak menunjukkan perhitungan jumlah case dengan
menggunakan power calculation.
8. How precise are the results? How precise is the estimate of risk?
HINT: Consider
a. Size of the P-value
Untuk analisis pengaruh faktor risiko terhadap pencapaian kadar LDL < 100
mg/dL, digunakan nilai p value sebelum adjustment. Nilai p value untuk melihat
hubungan masing-masing parameter exposure dengan outcome (pencapaian LDL <
100 mg/dL) dirangkum sebagai berikut.
1. Pasien dengan diagnosis awal CAD lebih cenderung untuk mencapai LDL < 100
mg/dL dan signifikan secara statistic (p = 0,0001).
2. Pasien dengan diagnosis awal CVA lebih cenderung untuk mencapai LDL < 100
mg/dL, dan signifikan secara statistic (p = 0,01).
3. Pasien dengan diagnosis awal CHF lebih cenderung untuk mencapai LDL lebih
mudah mencapai kadar LDL < 100 mg/dL, dan signifikan secara statistik (p =0,0001).
4. Tidak terdapat perbedaan pencapaian goal LDL pada pada pasien on statin saat
baseline dengan yang tidak on statin saat baseline (p = 0,16).
5. Pasien yang lebih tua juga memiliki kesempatan yang sedikit lebih tinggi untuk
mencapai goal LDL (p = 0,0001).
6. BMI yang lebih rendah menyebabkan peningkatan kemungkinan pencapaian LDL <
100 mg/dL, tetapi tidak signifikan secara statistik (p = 0,26).
7. Adanya neuropathy menyebabkan kecenderungan untuk tidak mencapai LDL < 100
mg/dL, tetapi nilai ini tidak signifikan secara statistik (p = 0,08).
8. Dieting at baseline menyebabkan kecenderungan untuk mencapai LDL < 100 mg/dL,
tetapi tidak signifikan secara statistik (p = 0,43).
9. Adanya rujukan ke dietician sebelumnya menyebabkan kecenderungan untuk
mencapai LDL < 100 mg/dL, tetapi tidak signifikan secara statistik (p = 0,50).
10. Adanya pre-existing psychiatric disease tidak menyebabkan perbedaan yang
signifikan dalam mencapai LDL < 100 mg/dL (p = 0,17).
11. Adanya depression menyebabkan kecenderungan untuk tidak mencapai LDL < 100
mg/dL, tetapi tidak signifikan secara statistik(p = 0,42).
12. Adanya PTSD menyebabkan kecenderungan untuk tidak mencapai LDL < 100
mg/dL, tetapi tidak signifikan secara statistik (p = 0,13).
13. Riwayat efek samping statin, dalam hal ini mialgia, terdapat insiden mialgia yang
lebih besar pada pasien yang mencapai LDL < 100 mg/dL. Akan tetapi hasil ini tidak
signifikan secara statistic (p = 0,39).
14. Pasien yang decline statin pada waktu tertentu selama percobaan RCT,
kecenderungan untuk mencapai goal LDL menjadi lebih rendah dan signifikan secara
statistik (p = 0,0001).
15. Adanya case management pada pasien juga meningkatkan pencapaian goal LDL (p =
0,0001)
(Result p. 668)
b. Size of the confidence intervals CI
Pada penilaian size CI untuk menilai presisi suatu penelitian maka kita harus
melihat lebar sempitnya range CI. Semakin lebarrentang CI 95%, maka presisi
semakin buruk. Sementara, semakin sempit rentang nilai CI 95%, maka presisi
semakin baik.7 Untuk mengetahui kepercayaan terhadap hasil, dilihat, apakah nilai CI
95% untuk parameter OR menyentuh angka 1 atau tidak.
Beberapa presisi pada penelitian ini terlihat memiliki variasi yang cukup besar
(presisi yang tidak terlalu baik) dilihat dari rentang CI yang lebar. Untuk
analisa usia, decline statin, serta case management masih dapat dilihat rentang CI
cukup sempit sehingga dapat dikatakan presisi cukup baik untuk hasil tersebut.
Beberapa CI 95% juga menunjukkan rentang yang lebar (presisi tidak baik),
seperti pada analisa coronary artery disease, cerebrovascular accident, congestive
heart failure. Analisa BMI, PTSD, psychiatric disease rentang CI cukup sempit,
namun nilai CI melewati 1, sehingga hasilnya tidak dapat dipercaya. Parameter lain
yang dinilai kurang dapat dipercaya karena melewati nilai OR 1 antara lain on a
statin, neuropathy, dieting at baseline, rujukan ke dietician sebelumnya, depression,
serta riwayat efek samping penggunaan statin
(Result, p. 668).
c. Have the authors considered all the important variables?
No. Tidak semua variabel penting diperhatikan pada penelitian ini terlihat dari
adanya beberapa confounding yang tidak diperhatikan, seperti yang dijelaskan pada
soal nomer 6 (jenis kelamin, provider kesehatan, kepatuhan, status social, physical
Fungtion berpengaruh terhadap kadar LDL. Orang dengan physical fungtion,
pengaruh obat antihiperlipin non statin).
d. How was the effect of subjects refusing to participate evaluated?
Tidak dijelaskan mengenai ada subjek yang menolak untuk berpartisipasi. Namun
dapat diduga tidak ada subjek yang menolak berpartisipasi karena yang
digunakan adalah semua data sekunder yang sudah terkumpul pada penelitian RCT.
11. Do the results of this study fit with other available evidence? No
HINT: Consider all the available evidence from RCTs, systematic reviews, cohort
studies and case-control studies as well for consistency.
Dari penelusuran literature yang dilakukan, terdapat beberapa penelitian yang
melihat pengaruh beberapa variable yang sama dengan penelitian pada case
control ini. Tetapi ada juga beberapa variable yang belum ditemukan studinya.
a. Pasien dengan diagnosis awal CAD lebih cenderung untuk mencapai LDL < 100
mg/dL (Yes)
Pada penelitian yang dilakukan oleh Kauffman, et al, di Kaiser Permanente Colorado
healthcare system, orang dengan CAD lebih mampu untuk mencapai goal LDL
dibandingkan orang tanpa CAD.9 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di China
oleh Gao et al. juga terbukti pasien dengan CAD lebih mampu mencapai goal LDL
diabndingkan pasien tanpa CAD (OR 4,28; CI 95% 2,05-8,94; p< 0,0001).8
b. Pasien yang lebih tua juga memiliki kesempatan yang sedikit lebih tinggi untuk
mencapai LDL target (P 0,0001). Cant tell
Berdasarkan penelitian Munawar et al., usia < 40 lebih mampu untuk mencapai
goal LDL < 100 mg/dL dibandingkan usia lainnya (p = 0,012). Pada studi ini hanya
dijelaskan bahwa pada pasien yang lebih tua, lebih mampu untuk mencapai goal LDL
sehingga tidak dapat dibandingkan dengan studi ini.14
c. BMI yang lebih rendah menyebabkan peningkatan kemungkinan pencapaian LDL <
100 mg/dL. No
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di China oleh Gao et al., pasien dengan
BMI yang lebih tinggi cenderung gagal untuk mencapai goal LDL.8 Namun pada
penelitian case control ini, BMI tidak memberikan pengaruh terhadap pencapaian goal
LDL.
d. Pasien yang declined statin pada waktu tertentu selama percobaan RCT,
kecenderungan untuk mencapai goal LDL menjadi lebih rendah. Yes.
Penelitian yang mirip dengan penelitian untuk mengetahui pengaruh
kepatuhan (adherence) menggunakan statin terhadap pencapaian goal LDL. Nilai
kepatuhan dilihat dari skor MPR (merupakan persentase hari yang mana obat
digunakan oleh pasien). Pasien yang mempunyai skor MPR yang lebih tinggi pada
pasien yang mampu mencapai goal LDL dibandingkan pasien yang tidak mencapai
goal LDL (0.82 vs. 0.61, P < 0.05)4
e. Adanya case management pada pasien juga meningkatkan pencapaian goal LDL (p
0,0001) Yes
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Allen et al, pasien CHD yang
menerima nurse case management secara signifikan mampu mencapai LDL goal 100
mg/dL dibandingkan kelompok yang tidak menerima case management (65% vs
35%, P =0,0001).10
Kesimpulan Akhir:
Berdasarkan penilaian kritis terhadap artikel case control ini, dapat disimpulkan
bahwa hasil penelitian case control ini masih tidak sepenuhnya diterima. Hasil
penelitian ini juga belum dapat diterapkan sebagai rekomendasi untuk intervensi
faktor-faktor di atas dalam pencapaian goal LDL < 100 mg/dL.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ishani A, Greer N, Taylor BC, et al. Effect of nurse case management compared with
usual care on controlling cardiovascular risk factors in patients with diabetes: a
randomized control trial. Diabetes Care. 2011: 34(8):1689-1694.
2. Dipiro, J.T., R.L Talbert, G.C. Yee, B.G. Wells dan L. M. Posey. Pharmacotherapy: A
Pathophysiologic Approach. 7th Edition. United Stated on America: McGraw-Hill
Companies Inc. 2008.
3. Karalis, D.G., Subramanya, R.D., Hessen, S.E., et al. Achieving Optimal Lipid Goals
in Patients With Coronary Artery Disease. The American Journal of
Cardiology.107(6). 88690
4. Parris, E. S., Lawrence, D. B., Mohn, L. A., & Long, L. B. Adherence to Statin
Therapy and LDL Cholesterol Goal Attainment by Patients With Diabetes and
Dyslipidemia. Diabetes Care, 2005. 28(3), 595599.
5. Martin, S.S., Gosch, K. Kulkarni, K.R., et al. Modifiable Factors Associated with
Failure to Attain LDL Cholesterol Goal at 6-Months after Acute Myocardial
Infarction. Am Heart J Am Heart J. 2013. 165(1): 26-33.
6. Foody, J.M., Toth, P.P., Tomassini, J.E. Changes in LDL-C levels and goal
attainment associated with addition of ezetimibe to simvastatin , atorvastatin , or
rosuvastatin compared with titrating statin monotherapy. 2013. 9: 719727.
7. Trisha Greenhalgh. How to Read a Paper The Basic of Evidance-Based Medicine.
Wiley Blackwell BMJ Book. 2014.
8. Gao, F., Zhou, Y. J., Hu, D. Y., et al. Contemporary management and attainment of
cholesterol targets for patients with dyslipidemia in China. PloS One. 2013. 8(4).
9. Kauffman, A. B., Olson, K. L., Youngblood, M. L., Zadvorny, E. B., Delate, T., &
Merenich, J. A. Attainment of low-density lipoprotein cholesterol goals in coronary
artery disease. Journal of Clinical Lipidology. 2010. 4(3), 17380.
10. Allen, J. K., Blumenthal, R. S., Margolis, S., Young, D. R., Miller, E. R., & Kelly, K.
Nurse case management of hypercholesterolemia in patients with coronary heart
disease: Results of a randomized clinical trial. American Heart Journal. 2002. 144(4),
678686.
11. Katzung, B.E. Basic and Clinical Pharmacology 11th Edition. San Fransisco: The
McGraw-Hill Companies, Inc. 2006.