3. Al-Ins/al-Insan
Kata insan terambil dari akar kata uns yang berarti jinak lawan dari binatang
liar,harmonis, dan tampak. Pendapat ini, jika ditinjau dari sudut pandang al-Quran lebih
tepat dari yang berpendapat bahwa ia terambil dari kata nasiya (lupa), atau nasa-yanusu
(berguncang).
Kitab suci al-Quran seperti yang ditulis Bint as-Syathi dalam al-quran wa Qadhaya
al-Insan sering kali memperhadapkan insane dengan jin/jan. jin adalah makhluk halus
yang tidak tampak, sedangkan manusia adalah makhluk yang nyata lagi ramah.
Kata insan, digunakan al-quran untuk menunjuk kepada manusia dengan seluruh
totalitasnya, jiwa dan raga. Manusia yang berbeda antara satu dengan yang lainya
akibat perbedaan fisik, mental, intelektual dan juga spiritual.
4. Duriyat Adam/Bani Adam
Al-Quran tidak menguraikan secara rinci proses kejadian Adam, yang oleh
mayoritas ulama dinamai manusia pertama. Yang disampaikanya dalam konteks
ini hanya (1) bahan awal manusia adalah tanah, (2) bahan tersebut adalah
disempurnakan, (3) setelah proses penyempurnaannya selesai, ditiupkan
kepadanya ruh ilahi [QS Al-Hijr, 15: 28-29.
Ketika berbicara tentang penciptaan manusia pertama, Al-Quran menunjuk kepada
sang pencipta dengan menggunkan pengganti nama berbentuk tunggal:
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: Sesungguhnya Aku akan
menciptakan manusia dari tanah. (QS Shad, 38: 71)
Allah berfirman: Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang Telah
Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu
(merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?. (QS Shad, 38: 75).
Tetapi ketika berbicara tentang reproduksi manusia secara umum, Yang Maha pencipta
ditunjuk dengan menggunkan bentuk jamak. Hal ini dapat dilihat dalam QS at-Tin: 4.
Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .(QS.
At-Tin: 4).
Hal ini untuk menunjukan perbedaan proses kejadian manusia secara umum dan kejadian
Adam AS. Penciptaan manusia secara umum, melalui proses keterlibatan Tuhan
bersama selain-Nya, yaitu bapak dan ibu. Keterlibatan bapak dan ibu mempunyai
pengaruh menyangkut bentuk fisik dan psikis anak, sedangkan dalam penciptaan
Adam, tidak terdapat keterlibatan pihak lain termasuk ibu dan bapak.
B. Sifat Buruk Manusia yang Disebutkan dalam Al Quran
1. Manusia Itu Lemah
Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat
lemah (QS. Annisa: 28)
Maka itulah segala beban-beban yang diberikan kepada manusia mengandung unsur
kemudahan dan keluasan. Itulah sebuah karunia Allah.SWT yang diberikan kepada hamba-
Nya.
2. Mudah Terperdaya
Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap
Tuhanmu Yang Maha Pemurah (QS. Al-Infithar: 6)
8. Suka Berlebih-lebihan
Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan
berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia
(kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami
untuk (menghilangkan bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang
melampui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.
(QS. Yunus: 12)
9. Manusia Itu Pelupa
Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon pertolongan kepada
Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya
kepadanya, lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah.SWT)
untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah
untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: Bersenang-senanglah dengan
kekafiranmu itu, sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka.
(QS. Az-Zumar: 8)
10. Manusia Suka Mengeluh
Manusia itu suka mengeluh atau berkeluh kesah Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh
kesah (QS. Al-Maarij: 20)
11. Sifat Manusia Itu Kikir
Katakanlah: Klau seandainya kamu menguasai perbendaharaan-perbendaharaan rahmat
Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya. Dan
adalah manusia itu sangat kikir. (QS. Al-Isra: 100)