Anda di halaman 1dari 14

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA DALAM

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN


PENDEKATAN SAINTIFIK TERINTEGRASI PADA MODEL PROBLEM
SOLVING
(PTK pada siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Wonosari Tahun
2015/2016)

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh :

DANANG AJI SULISTYONO


A 410 120 218

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jl. A. Yani Tromol Pos I. Pabelan, Kartasura Telp. (0271)717417, Fax. 715448, Surakarta 57102

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah


Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing Skripsi / Tugas Akhir :
Nama : Dra. Sri Sutarni, M.Pd
NIP : 563
Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan
ringkasan Skripsi / Tugas Akhir dari mahasiswa :
Nama : Danang Aji Sulistyono
NIM : A 410 120 218
Fakultas / Jurusan : FKIP / Matematika
Jenis : Skripsi
Judul : PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN
MATEMATIKA DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN
PENDEKATAN SAINTIFIK TERINTEGRASI PADA
MODEL PROBLEM SOLVING (PTK pada siswa kelas
VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Wonosari Tahun
2015/2016)

Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.


Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Surakarta, Januari 2016


Pembimbing

Dra. Sri Sutarni,M.Pd.


NIP. 563
PENDEKATAN SAINTIFIK TERINTEGRASI PADA MODEL PROBLEM
SOLVING MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN
MATEMATIKA
Danang Aji Sulistyono1, Dra. Sri Sutarni, M.Pd2
1
Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS
2
Staf Pengajar Pendidikan Matematika UMS Surakarta
Email :
mlilir_aji@yahoo.co.id1
sri_sutarni@ums.ac.id2

ABSTRACT

The purpose of this research to study and described the use of Scientific
approach integrated by problem solving model to improve the mathematical
reasoning students ability. The method of research is qualitative study by design
class action research (CAR). Subject this research is all students VIII D was
conducted in SMP N 1 Wonosari consisted to 33 students. Collecting data by
through observation, field notes, documentaries and tests. Analysis techniques the
data used is the plot method consisting of data reduction, data presentation and
data verification. The result showed can upgrading mathematical reasoning
students. This improvement can be seen on indicators consist 1) students in
asking for the first assumption before is 30,30% and at the end is 90,09% 2)
students in discover pattern of problems before is 21,20% and at the end is
69,69% 3) students in doing manipulation mathematics before is 27,20% and at
the end is 63,63% 4) students in drawing conclusion before is 18,20% and at the
end is 66,66%. The use of Scientific approach integrated by problem solving
model can improve the ability mathematical reasoning students.

Keywords : mathematical reasoning, Scientific approach, problem solving model

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengkaji dan mendeskripsikan penggunaan
pendekatan saintifik terintegrasi pada model problem solving untuk meningkatkan
kemampuan penalaran matematika siswa. Pendekatan penelitian ini adalah
penelitian kualitatif dengan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek
penelitian pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII D SMP Negeri 1
Wonosari yang berjumlah 33 siswa. Teknik pengumpulan data melalui observasi,
catatan lapangan, dokumentasi dan tes. Teknik analisis data yang digunakan
adalah metode alur yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan verifikasi
data. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kemampuan penalaran
matematika siswa, dilihat dari indikator meliputi 1) siswa dalam mengajukan
dugaan awal sebelumnya sebesar (30,30%) dan di akhir tindakan sebesar
(90,09%). 2) siswa dalam menemukan pola sebelumnya yaitu sebesar (21,20%)
dan pada akhir tindakan sebesar (69,69%). 3) siswa dalam melakukan manipulasi
matematika sebelumnya yaitu sebesar (27,20%) dan pada akhir tindakan sebesar
(63,63%). 4) siswa dalam menarik kesimpulan, sebelumnya yaitu sebesar
(18,20%) dan pada akhir tindakan yaitu sebesar (66,66%). Kesimpulan penelitian
ini adalah bahwa penggunaan pendekatan saintifik terintegrasi pada model
problem solving dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa.

Kata Kunci : kemampuan penalaran; pendekatan saintifik, model problem solving

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu elemen yang harus dimiliki oleh suatu
negara. Karena dengan adanya pendidikan suatu negara tersebut akan mengalami
suatu kemajuan bahkan bisa pula mengalami kemunduran, yang berarti
pendidikan merupakan suatu hal kunci yang harus dimiliki oleh setiap negara. Di
dalam dunia pendidikan terdapat beberapa jenis mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh seorang siswa agar dapat menguasai indikator pencapaian suatu
materi tertentu. Salah satu mata pelajaran yang ada dalam pendidikan adalah ilmu
berhitung yang dikenal dengan istilah Matematika. Menurut Sumarmo (2003:
26) matematika pada hakekatnya merupakan sebuah sistem aksiomatis deduktif
formal yang memuat komponen-komponen dan aturan komposisi yang dapat
menjalin hubungan secara fungsional diantara beberapa komponen.
Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan berhitung pada siswa,
berpikir secara logis, sistematis dan konstruksional, mengembangkan kemampuan
mengkomunikasikan gagasan matematis yang berupa kalimat, persamaan
matematika, grafik ataupun tabel. Dalam pembelajaran matematika memiliki salah
satu tujuan yaitu untuk melatih cara berpikir logis dalam penalaran matematika.
Matematika diajarkan karena dapat menumbuhkembangkan kemampuan bernalar,
menurut Depdiknas (dalam Shadiq, 2004: 3) menyatakan bahwa materi
matematika dan penalaran matematika merupakan dua hal yang saling berkaitan,
tidak dapat dipisahkan, yaitu materi matematika dipahami melalui penalaran dan
penalaran dipahami dan dilatih melalui belajar materi matematika. Kemampuan
penalaran dibutuhkan untuk membangun suatu gagasan dalam matematika atau
untuk menunjukan bukti kebenaran dari gagasan tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap siswa Kelas VIII
D SMP Negeri 1 Wonosari, kemampuan penalaran matematika yang dimiliki
siswa masih kurang maksimal. Diperoleh hasil dari observasi awal masih kurang
maksimal dalam penalaran matematika, yaitu 1) siswa dalam mengajukan dugaan
awal hanya 10 siswa yaitu sebesar 30,30%. 2) siswa dalam menemukan pola
permasalahan hanya 7 siswa yaitu sebesar 21,20%. 3) siswa dalam melakukan
manipulasi matematika 9 siswa yaitu sebesar 27,20%. 4) siswa dalam menarik
kesimpulan, menyusun bukti dan memberikan alasan 6 siswa yaitu sebesar
18,20%.
Akar penyebab masalah yang bersumber dari guru yaitu pembelajaran
yang monoton, dalam proses belajar mengajar guru masih menggunakan
pendekatan konvensional atau tradisional serta guru yang belum menggunakan
strategi pembelajaran yang bervariasi. Sedangkan akar penyebab yang bersumber
dari siswa adalah siswa masih pasif dalam berkomunikasi, siswa cenderung malas
menulis, menggambar dan dalam kegiatan diskusi hanya sedikit siswa yang aktif.
Berdasarkan akar penyebab yang diuraikan dapat diartikan bahwa akar
penyebab yang paling dominan bersumber dari kemampuan siswa dalam bernalar
dan berkomunikasi dalam pembelajaran matematika. Alternatif tindakan yang
ditawarkan agar proses pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan penalaran
dan kemampuan komunikasi matematika, yaitu melalui strategi pembelajaran
cooperative integrated reading and composition.
Strategi Pembelajaran CIRC merupakan singkatan dari Cooperative
Integrated Reading and Composition, yang pada mulanya merupakan pengajaran
membaca dan menulis untuk kelas-kelas tinggi sekolah dasar. Namun, CIRC telah
berkembang bukan hanya dipakai pada pelajaran bahasa tetapi juga pelajaran
eksak seperti pelajaran matematika.
CIRC ( Cooperative Integrated Reading and Composition ) merupakan
salah satu tipe strategi pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar secara
berkelompok dan guru memberikan materi untuk dipahami siswa, kemudian siswa
menyusun kembali pemahaman materi yang sudah didiskusikan dengan
kelompoknya kemudian dituangkan dalam kalimat sendiri. Sehingga kemampuan
penalaran dan kemampuan komunikasi matematika siswa dapat lebih terasah saat
kegiatan diskusi dilakukan.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perlu diadakan
penelitian tentang penerapan strategi pembelajaran CIRC dalam pembelajaran
matematika untuk meningkatkan kemampuan penalaran dan komunikasi
matematika siswa.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan desain penelitian tindakan kelas atau Classroom Action
Research (CAR) yaitu suatu penelitian yang bersifat reflektif. Penelitian bersifat
reflektif adalah kegiatan penelitian berangkat dari permasalahan riil yang dihadapi
oleh guru dalam proses belajar mengajar, kemudian direfleksikan alternatif
pemecahan masalahnya dan ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan nyata yang
terencana dan terukur (Sutama,2010:16).
Langkah- langkah dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, Menurut Kemmis
dan Mc Taggart dalam Tjipto Subadi (2010: 85) yaitu: 1) dialog awal; 2)
perencanaan tindakan; 3) pelaksanaan tindakan, observasi dan monitoring; serta 4)
refleksi dan evaluasi.
Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan, yaitu maret 2014 sampai
dengan juli 2014 di SMP Negeri 1 Gemolong. Subjek penerima tindakan adalah
siswa dan guru SMP Negeri 1 Gemolong. Subjek penerima tindakan adalah siswa
kelas VIII C yang berjumlah 33 siswa, terdiri atas 14 siswa laki-laki dan 19 siswa
perempuan. Sedangkan subjek pemberi tindakan adalah guru matematika kelas
VIII C yaitu Agustina Kun Hadiastuti, S.Pd.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi
dua yaitu metode pokok dan metode bantu. Metode pokok melalui observasi, tes,
wawancara. Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk mengamati secara
langsung dengan teliti, cermat dan hati-hati terhadap perubahan kemampuan
penalaran dan komunikasi matematika siswa; Wawancara diterapkan pada tahap
dialog awal yang dilakukan dengan guru matematika. Jenis metode wawancara
yang digunakan adalah wawancara berstruktur yaitu pertanyaan dan alternatif
jawaban yang diberikan kepada subjek telah diterapkan oleh peneliti; Tes
diperlukan untuk memperoleh data peningkatan kemampuan penalaran dan
komunikasi matematika yang dilakukan diakhir siklus. Metode Bantu berupa
catatan lapangan dan dokumentasi, catatan lapangan yang dipakai oleh peneliti
adalah pengamatan yang berupa pertanyaan tentang semua peristiwa yang
dialami, dilihat, dan didengar; dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini
berupa RPP pada kegiatan pembelajaran dengan strategi pembelajaran CIRC,
buku presensi atau data nama-nama siswa, foto guru dan siswa saat proses
pembelajaran matematika berlangsung.
Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode alur. Dimana langkah-langkah yang harus dilalui dalam metode alur
meliputi pengumpulan data, penyajian data, dan verifikasi data. Data yang
dianalisis mengenai kemampuan menggunakan rumus secara tepat dalam
menyelesaikan soal, kemampuan melakukan operasi hitung dengan benar,
menarik kesimpulan, kemampuan siswa dalam mengemukakan ide dengan
berbicara, kemampuan mengungkapkan gagasan melalui symbol, tabel,diagram
atau gambar. Keabsahan data dilakukan dengan Triangulasi teknik digunakan
untuk membandingkan data-data penelitian, dan Triangulasi sumber digunakan
peneliti untuk mengecek kevalidan data dengan membandingkan data dari
beberapa sumber yang diperoleh.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan pembelajaran yang dilaksanakan dari siklus I sampai
berakhirnya siklus II, telah diambil kesepakatan antara penelitian dan guru
matematika kelas VIII C SMP Negeri 1 Gemolong bahwa pembelajaran dengan
menerapkan strategi pembelajaran CIRC dapat meningkatkan kemampuan
penalaran dan kemampuan komunikasi matematika. indikator untuk kemampuan
penalaran sebagai berikut. 1) kemampuan menggunakan rumus secara tepat
dalam menyelesaikan soal, 2) kemampuan melakukan operasi hitung dengan
benar, 3) menarik kesimpulan, sedangkan kemampuan komunikasi siswa meliputi
1) kemampuan siswa dalam mengemukakan ide dengan berbicara, 2) kemampuan
mengungkapkan gagasan melalui symbol, tabel, diagram atau gambar.
Data-data yang diperoleh mengenai kemampuan penalaran siswa kelas
VIII C dalam pembelajaran matematika dari tindakan sebelumnya sampai dengan
siklus II melalui strategi pembelajaran CIRC dapat disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 1
Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa
No Indikator Kemampuan Penalaran Sebelum Siklus I Siklus II
Matematika Tindakan
1 kemampuan menggunakan rumus 7 siswa 13 siswa 25 siswa
secara tepat dalam menyelesaikan soal (21,21%) (39,39%) (75,75%)
2 kemampuan melakukan operasi hitung 6 siswa 9 siswa 21 siswa
dengan benar (18,18%) (27,27%) (63,63%)
3 menarik kesimpulan 6 siswa 11 siswa 18 siswa
(18,18%) (33,33%) (54,54%)

Adapun grafik peningkatan kemampuan penalaran siswa dalam


pembelajaran matematika dari sebelum tindakan sampai tindakan kelas siklus II
dapat digambarkan sebagai berikut:

Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematika


80%
70%
Persentase Siswa

60% menarik kesimpulan


50%
40%
30% kemampuan melakukan
operasi hitung dengan
20% benar
10%
kemampuan
0%
menggunakan rumus
Sebelum Siklus I Siklus II secara tepat dalam
Tindakan menyelesaikan soal
Tindakan

Gambar 1. Grafik Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematika


Data-data yang diperoleh mengenai kemampuan komunikasi matematika
siswa kelas VIII C dalam pembelajaran matematika dari tindakan sebelumnya
sampai dengan siklus II melalui strategi pembelajaran CIRC dapat disajikan
dalam tabel berikut:
Tabel 2
Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa
No Indikator Kemampuan Penalaran Sebelum Siklus I Siklus II
Matematika Tindakan
1 Kemampuan siswa dalam 5 siswa 13 siswa 23 siswa
mengemukakan ide dengan (15,15%) (39,39%) (69,69%)
berbicara
2 kemampuan mengungkapkan 8 siswa 15 siswa 25 siswa
gagasan melalui symbol, (24,24%) (45,45%) (75,75%)
tabel,diagram atau gambar
Adapun grafik peningkatan kemampuan komunikasi matematika siswa
dalam pembelajaran matematika dari sebelum tindakan sampai tindakan kelas
siklus II dapat digambarkan sebagai berikut:

Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematika

80% kemampuan
70% mengungkapkan
Persentase Siswa

60% gagasan melalui


symbol,
50%
tabel,diagram atau
40% gambar
30% Kemampuan siswa
20% dalam
10% mengemukakan ide
0% dengan berbicara
Sebelum Siklus I Siklus II
Tindakan
Tindakan

Gambar 2. Grafik Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematika


Pada kegiatan belajar mengajar dari sebelum adanya tindakan sampai
dengan tidakan siklus II dapat dilihat dari kedua grafik diatas yang menunjukkan
bahwa ada peningkatan kemampuan penalaran dan kemampuan komunikasi
matematika siswa dengan strategi pembelajaran CIRC. Persentase tiap-tiap
indikator dari kemampuan penalaran dan kemampuan komunikasi matematika
8

siswa mengalami peningkatan. Kemampuan menggunakan rumus secara tepat


dalam menyelesaikan soal sebelum tindakan sebanyak 7 siswa (21,21%), pada
siklus I sebanyak 13 siswa (39,39%), dan siklus II sebanyak 25 siswa (75,75%).
Kemampuan melakukan operasi hitung dengan benar sebelum tindakan sebanyak
6 siswa (18,18%), pada siklus I sebanyak 9 siswa (27,27%), dan siklus II
sebanyak 21 siswa (63,63%). Kemampuan menarik kesimpulan sebelum tindakan
sebanyak 6 siswa (18,18%), pada siklus I sebanyak 11 siswa (33,33%), dan siklus
II sebanyak 18 siswa (54,54%).
Sedangkan untuk kemampuan komunikasi matematika siswa, Kemampuan
siswa dalam mengemukakan ide dengan berbicara sebelum tindakan sebanyak 5
siswa (15,15%), pada siklus I sebanyak 13 siswa (39,39%), dan siklus II sebanyak
23 siswa (69,69%). Kemampuan mengungkapkan gagasan melalui symbol,
tabel,diagram atau gambar sebelum tindakan 8 siswa (24,24%), pada siklus I
sebanyak 15 siswa (45,45%), dan pada siklus II sebanyak 25 siswa (75,75%).
Kemampuan penalaran dan kemampuan komunikasi matematika siswa
sebelum dilaksanakan tindakan kelas masih rendah, hal ini terlihat dari belum
tercapainya indikator kemampuan penalaran dan kemampuan komunikasi
matematika siswa. Kondisi ini mendorong untuk diadakannya evaluasi
pembelajaran, dialog yang dilakukan peneliti dan guru mata pelajaran matematika
kelas VIII C SMP Negeri 1 Gemolong menghasilkan kesepakatan untuk
diadakannya perbaikan kualitas pembelajaran. Solusi yang disepakati adalah
dengan menerapkan strategi pembelajaran CIRC.
Pada siklus I ini guru masih kurang memotivasi siswa untuk bertanya
ataupun memotivasi siswa untuk menyampaikan idenya, siswa masih pasif hanya
beberapa anak saja yang aktif. Dilihat dari persentase indikator kemampuan
penalaran dan komunikasi matematika sudah mulai terlihat meningkat dibanding
sebelum tindakan tetapi belum signifikan, maka dibutuhkan perbaikan pada siklus
berikutnya.
Siklus II mengacu pada siklus I yang telah mengalami perbaikan.
Perbaikan yang dilakukan antara lain guru mengoptimalkan pemberian motivasi
kepada siswa, kegiatan- kegiatan dalam pembelajaran lebih dipusatkan pada
siswa, memperbanyak latihan soal dan membimbing siswa yang masih kesulitan
dalam menyelesaikan soal, Pada siklus II setelah dilakukan pembelajaran dengan
strategi CIRC dengan perbaikan persentase indikator kemampuan penalaran dan
komunikasi matematika siswa meningkat secara signifikan. Penerapan strategi
pembelajaran CIRC sesuai harapan, kemampuan penalaran siswa mengalami
peningkatan ditandai dengan siswa yang dapat menggunakan rumus secara tepat
dalam menyelesaikan soal, dapat melakukan operasi hitung dengan benar dan
mampu menarik kesimpulan. Kemampuan komunikasi siswa dalam
mengemukakan ide dengan berbicara dan kemampuan mengungkapkan gagasan
melalui symbol, tabel, diagram atau gambar mengalami peningkatan signifikan
ditandai dengan siswa yang sudah berani dalam bertanya, menjawab, diskusi.
Siswa kini lebih aktif dalam pembelajaran tidak seperti pembelajaran yang
sebelumnya yang masih terpusat pada guru.
Indikator kemampuan penalaran dan komunikasi matematika siswa yang
diamati sebelum diterapkannya strategi pembelajaran CIRC sampai diterapkannya
strategi pembelajaran ini hingga siklus II selalu mengalami peningkatan.
Hal tersebut selaras penelitian Aulia kusumastuti (2010) yang menyatakan
bahwa 1) penerapan model pembelajaran learning cycle dengan menggunakan alat
peraga dalam proses pembelajaran matematika dapat mempengaruhi minat siswa
yang tadinya enggan mempelajari matematika karena sulit dan membosankan, 2)
terjadi peningkatan kemampuan penalaran siswa dalam pembelajaran matematika
melalui model pembelajaran learning cycle 5-E dengan menggunakan alat peraga
yang dapat dilihat dari beberapa aspek. Penelitian Asep Latif (2014)
menyimpulkan bahwa kemampuan pemahaman dan komunikasi matematik siswa
SMP dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode belajar Student Teams
Achievement Devisions (STAD). Masta Hutajulu (2011) diperoleh kesimpulan
Peningkatan kemampuan penalaran matematik siswa yang memperoleh
6

pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing lebih baik dibandingkan dengan


siswa yang memperoleh dengan model konvensional.
Sama halnya dengan Ali Mahmudi (2009), dalam jurnal pendidikan
matematika menyimpulkan bahwa dengan memanfaatkan masalah terbuka (open-
ended problem) dapat mengembangkan kemampuan komunikasi yang baik dalam
pembelajaran matematika, serta memungkinkan siswa untuk mengembangkan ide-
ide dan membangun pengetahuan matematikanya. Penelitian Rakhman (2010)
menyimpulkan bahwa penggunaan strategi cooperative integrated reading and
composition (circ) dengan menggunakan macromedia flash dalam pembelajaran
matematika khususnya bangun ruang kubus dan balok dapat meningkatkan
pemahaman konsep belajar siswa sehingga berdampak pada peningkatan hasil
belajar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran CIRC yang
diterapkan pada siswa kelas VIII C SMP Negeri 1 Gemolong mampu
meningkatkan kemampuan penalaran dan kemampuan komunikasi matematika
siswa.

KESIMPULAN
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan
bahwa setelah penggunaan strategi pembelajaran CIRC dapat meningkatkan
kemampuan penalaran dan komunikasi matematika siswa kelas VIII C SMP
Negeri 1 Gemolong. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kemampuan penalaran matematika siswa meningkat setelah diterapkannya
strategi pembelajaran CIRC. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan prosentase
pada masing masing indikator yaitu : a) Kemampuan menggunakan rumus
secara tepat dalam menyelesaikan soal sebelum tindakan sebanyak 7 siswa
(21,21%), pada siklus I sebanyak 13 siswa (39,39%), dan siklus II sebanyak
25 siswa (75,75%). b) Kemampuan melakukan operasi hitung dengan benar
sebelum tindakan sebanyak 6 siswa (18,18%), pada siklus I sebanyak 9 siswa
(27,27%), dan siklus II sebanyak 21 siswa (63,63%). c) Kemampuan menarik
7

kesimpulan sebelum tindakan sebanyak 6 siswa (18,18%), pada siklus I


sebanyak 11 siswa (33,33%), dan siklus II sebanyak 18 siswa (54,54%).
2. Kemampuan komunikasi matematika siswa meningkat setelah diterapkannya
strategi pembelajaran CIRC. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan prosentase
pada masing masing indikator yaitu: a) Kemampuan siswa dalam
mengemukakan ide dengan berbicara sebelum tindakan sebanyak 5 siswa
(15,15%), pada siklus I sebanyak 13 siswa (39,39%), dan siklus II sebanyak
23 siswa (69,69%). b) Kemampuan mengungkapkan gagasan melalui symbol,
tabel,diagram atau gambar sebelum tindakan 8 siswa (24,24%), pada siklus I
sebanyak 15 siswa (45,45%), dan pada siklus II sebanyak 25 siswa (75,75%).
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan, maka
peneliti dapat memberikan saran kepada guru, guru hendaknya menerapkan
strategi pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa lebih tertarik pada
pembelajaran matematika, guru hendaknya dapat memotivasi siswa agar aktif
dalam pembelajaran, guru matematika perlu mengetahui kemampuan siswa dalam
menguasai materi pelajaran karena dapat dijadikan catatan penting bagi guru
untuk melakukan perbaikan dalam proses belajar mengajar. Kepada peneliti
selanjutnya hendaknya melaksanakan penelitian pada jenjang pendidikan yang
lain dengan memperluas indikator-indikator lain yang dapat mempengaruhi
kemampuan penalaran dan kemampuan komunikasi siswa dalam pembelajaran
matematika.

DAFTAR PUSTAKA
Ambarjaya, Beni S. 2012. Psikologi Pendidikan dan Pengajaran. Jakarta : CAPS.
Hutajulu, Masta. 2011. Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran
Matematika Siswa Sekolah Menengah Atas melalui Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika
STKIP Siliwangi Bandung (ISBN 978-602-19541-0-2).Vol 1. Hal 83.
Kusumastuti, Aulia. 2010. peningkatan kemampuan penalaran matematika siswa
melalui model pembelajaran learning cycle 5-E. Surakarta: FKIP
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
8

Latif, Asep. 2014. Kemampuan pemahaman dan komunikasi matematis siswa


SMP melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD. Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung (ISSN 2355-
0473).Vol 1. Hal 264.
Mahmudi, Ali. 2009. Komunikasi Dalam Pembelajaran Matematika. jurnal
MIPMIPA UNHALU. Volume 8, Nomor 1.
Rakhman. 2010. Peningkatan pemahaman konsep bangun ruang melalui metode
CIRC dengan menggunakan media macromedia flash. Skripsi S-1 Progdi
Pendidikan Matematika). Surakarta: FKIP Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Shadiq, Fajar. 2004. Penalaran, pemecahan masalah, dan komunikasi dalam
pembelajaran matematika. http: // p3gmatyo.go.id.
Subadi, Tjipto. 2010. Lesson Studi Berbasis PTK (Penelitian Tindakan Kelas):
Suatu Model Pembinaan menuju Guru Profesional. Surakarta: Badan
Penerbit FKIP UMS.
Sutama. 2010. Penelitian Tindakan: Teori dan Praktek dalam PTK, PTS, dan
PTBK. Semarang: Surya Offset.

Anda mungkin juga menyukai