Disusun Oleh :
ABSTRACT
The purpose of this research to study and described the use of Scientific
approach integrated by problem solving model to improve the mathematical
reasoning students ability. The method of research is qualitative study by design
class action research (CAR). Subject this research is all students VIII D was
conducted in SMP N 1 Wonosari consisted to 33 students. Collecting data by
through observation, field notes, documentaries and tests. Analysis techniques the
data used is the plot method consisting of data reduction, data presentation and
data verification. The result showed can upgrading mathematical reasoning
students. This improvement can be seen on indicators consist 1) students in
asking for the first assumption before is 30,30% and at the end is 90,09% 2)
students in discover pattern of problems before is 21,20% and at the end is
69,69% 3) students in doing manipulation mathematics before is 27,20% and at
the end is 63,63% 4) students in drawing conclusion before is 18,20% and at the
end is 66,66%. The use of Scientific approach integrated by problem solving
model can improve the ability mathematical reasoning students.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengkaji dan mendeskripsikan penggunaan
pendekatan saintifik terintegrasi pada model problem solving untuk meningkatkan
kemampuan penalaran matematika siswa. Pendekatan penelitian ini adalah
penelitian kualitatif dengan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek
penelitian pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII D SMP Negeri 1
Wonosari yang berjumlah 33 siswa. Teknik pengumpulan data melalui observasi,
catatan lapangan, dokumentasi dan tes. Teknik analisis data yang digunakan
adalah metode alur yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan verifikasi
data. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kemampuan penalaran
matematika siswa, dilihat dari indikator meliputi 1) siswa dalam mengajukan
dugaan awal sebelumnya sebesar (30,30%) dan di akhir tindakan sebesar
(90,09%). 2) siswa dalam menemukan pola sebelumnya yaitu sebesar (21,20%)
dan pada akhir tindakan sebesar (69,69%). 3) siswa dalam melakukan manipulasi
matematika sebelumnya yaitu sebesar (27,20%) dan pada akhir tindakan sebesar
(63,63%). 4) siswa dalam menarik kesimpulan, sebelumnya yaitu sebesar
(18,20%) dan pada akhir tindakan yaitu sebesar (66,66%). Kesimpulan penelitian
ini adalah bahwa penggunaan pendekatan saintifik terintegrasi pada model
problem solving dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu elemen yang harus dimiliki oleh suatu
negara. Karena dengan adanya pendidikan suatu negara tersebut akan mengalami
suatu kemajuan bahkan bisa pula mengalami kemunduran, yang berarti
pendidikan merupakan suatu hal kunci yang harus dimiliki oleh setiap negara. Di
dalam dunia pendidikan terdapat beberapa jenis mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh seorang siswa agar dapat menguasai indikator pencapaian suatu
materi tertentu. Salah satu mata pelajaran yang ada dalam pendidikan adalah ilmu
berhitung yang dikenal dengan istilah Matematika. Menurut Sumarmo (2003:
26) matematika pada hakekatnya merupakan sebuah sistem aksiomatis deduktif
formal yang memuat komponen-komponen dan aturan komposisi yang dapat
menjalin hubungan secara fungsional diantara beberapa komponen.
Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan berhitung pada siswa,
berpikir secara logis, sistematis dan konstruksional, mengembangkan kemampuan
mengkomunikasikan gagasan matematis yang berupa kalimat, persamaan
matematika, grafik ataupun tabel. Dalam pembelajaran matematika memiliki salah
satu tujuan yaitu untuk melatih cara berpikir logis dalam penalaran matematika.
Matematika diajarkan karena dapat menumbuhkembangkan kemampuan bernalar,
menurut Depdiknas (dalam Shadiq, 2004: 3) menyatakan bahwa materi
matematika dan penalaran matematika merupakan dua hal yang saling berkaitan,
tidak dapat dipisahkan, yaitu materi matematika dipahami melalui penalaran dan
penalaran dipahami dan dilatih melalui belajar materi matematika. Kemampuan
penalaran dibutuhkan untuk membangun suatu gagasan dalam matematika atau
untuk menunjukan bukti kebenaran dari gagasan tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap siswa Kelas VIII
D SMP Negeri 1 Wonosari, kemampuan penalaran matematika yang dimiliki
siswa masih kurang maksimal. Diperoleh hasil dari observasi awal masih kurang
maksimal dalam penalaran matematika, yaitu 1) siswa dalam mengajukan dugaan
awal hanya 10 siswa yaitu sebesar 30,30%. 2) siswa dalam menemukan pola
permasalahan hanya 7 siswa yaitu sebesar 21,20%. 3) siswa dalam melakukan
manipulasi matematika 9 siswa yaitu sebesar 27,20%. 4) siswa dalam menarik
kesimpulan, menyusun bukti dan memberikan alasan 6 siswa yaitu sebesar
18,20%.
Akar penyebab masalah yang bersumber dari guru yaitu pembelajaran
yang monoton, dalam proses belajar mengajar guru masih menggunakan
pendekatan konvensional atau tradisional serta guru yang belum menggunakan
strategi pembelajaran yang bervariasi. Sedangkan akar penyebab yang bersumber
dari siswa adalah siswa masih pasif dalam berkomunikasi, siswa cenderung malas
menulis, menggambar dan dalam kegiatan diskusi hanya sedikit siswa yang aktif.
Berdasarkan akar penyebab yang diuraikan dapat diartikan bahwa akar
penyebab yang paling dominan bersumber dari kemampuan siswa dalam bernalar
dan berkomunikasi dalam pembelajaran matematika. Alternatif tindakan yang
ditawarkan agar proses pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan penalaran
dan kemampuan komunikasi matematika, yaitu melalui strategi pembelajaran
cooperative integrated reading and composition.
Strategi Pembelajaran CIRC merupakan singkatan dari Cooperative
Integrated Reading and Composition, yang pada mulanya merupakan pengajaran
membaca dan menulis untuk kelas-kelas tinggi sekolah dasar. Namun, CIRC telah
berkembang bukan hanya dipakai pada pelajaran bahasa tetapi juga pelajaran
eksak seperti pelajaran matematika.
CIRC ( Cooperative Integrated Reading and Composition ) merupakan
salah satu tipe strategi pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar secara
berkelompok dan guru memberikan materi untuk dipahami siswa, kemudian siswa
menyusun kembali pemahaman materi yang sudah didiskusikan dengan
kelompoknya kemudian dituangkan dalam kalimat sendiri. Sehingga kemampuan
penalaran dan kemampuan komunikasi matematika siswa dapat lebih terasah saat
kegiatan diskusi dilakukan.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perlu diadakan
penelitian tentang penerapan strategi pembelajaran CIRC dalam pembelajaran
matematika untuk meningkatkan kemampuan penalaran dan komunikasi
matematika siswa.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan desain penelitian tindakan kelas atau Classroom Action
Research (CAR) yaitu suatu penelitian yang bersifat reflektif. Penelitian bersifat
reflektif adalah kegiatan penelitian berangkat dari permasalahan riil yang dihadapi
oleh guru dalam proses belajar mengajar, kemudian direfleksikan alternatif
pemecahan masalahnya dan ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan nyata yang
terencana dan terukur (Sutama,2010:16).
Langkah- langkah dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, Menurut Kemmis
dan Mc Taggart dalam Tjipto Subadi (2010: 85) yaitu: 1) dialog awal; 2)
perencanaan tindakan; 3) pelaksanaan tindakan, observasi dan monitoring; serta 4)
refleksi dan evaluasi.
Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan, yaitu maret 2014 sampai
dengan juli 2014 di SMP Negeri 1 Gemolong. Subjek penerima tindakan adalah
siswa dan guru SMP Negeri 1 Gemolong. Subjek penerima tindakan adalah siswa
kelas VIII C yang berjumlah 33 siswa, terdiri atas 14 siswa laki-laki dan 19 siswa
perempuan. Sedangkan subjek pemberi tindakan adalah guru matematika kelas
VIII C yaitu Agustina Kun Hadiastuti, S.Pd.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi
dua yaitu metode pokok dan metode bantu. Metode pokok melalui observasi, tes,
wawancara. Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk mengamati secara
langsung dengan teliti, cermat dan hati-hati terhadap perubahan kemampuan
penalaran dan komunikasi matematika siswa; Wawancara diterapkan pada tahap
dialog awal yang dilakukan dengan guru matematika. Jenis metode wawancara
yang digunakan adalah wawancara berstruktur yaitu pertanyaan dan alternatif
jawaban yang diberikan kepada subjek telah diterapkan oleh peneliti; Tes
diperlukan untuk memperoleh data peningkatan kemampuan penalaran dan
komunikasi matematika yang dilakukan diakhir siklus. Metode Bantu berupa
catatan lapangan dan dokumentasi, catatan lapangan yang dipakai oleh peneliti
adalah pengamatan yang berupa pertanyaan tentang semua peristiwa yang
dialami, dilihat, dan didengar; dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini
berupa RPP pada kegiatan pembelajaran dengan strategi pembelajaran CIRC,
buku presensi atau data nama-nama siswa, foto guru dan siswa saat proses
pembelajaran matematika berlangsung.
Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode alur. Dimana langkah-langkah yang harus dilalui dalam metode alur
meliputi pengumpulan data, penyajian data, dan verifikasi data. Data yang
dianalisis mengenai kemampuan menggunakan rumus secara tepat dalam
menyelesaikan soal, kemampuan melakukan operasi hitung dengan benar,
menarik kesimpulan, kemampuan siswa dalam mengemukakan ide dengan
berbicara, kemampuan mengungkapkan gagasan melalui symbol, tabel,diagram
atau gambar. Keabsahan data dilakukan dengan Triangulasi teknik digunakan
untuk membandingkan data-data penelitian, dan Triangulasi sumber digunakan
peneliti untuk mengecek kevalidan data dengan membandingkan data dari
beberapa sumber yang diperoleh.
80% kemampuan
70% mengungkapkan
Persentase Siswa
KESIMPULAN
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan
bahwa setelah penggunaan strategi pembelajaran CIRC dapat meningkatkan
kemampuan penalaran dan komunikasi matematika siswa kelas VIII C SMP
Negeri 1 Gemolong. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kemampuan penalaran matematika siswa meningkat setelah diterapkannya
strategi pembelajaran CIRC. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan prosentase
pada masing masing indikator yaitu : a) Kemampuan menggunakan rumus
secara tepat dalam menyelesaikan soal sebelum tindakan sebanyak 7 siswa
(21,21%), pada siklus I sebanyak 13 siswa (39,39%), dan siklus II sebanyak
25 siswa (75,75%). b) Kemampuan melakukan operasi hitung dengan benar
sebelum tindakan sebanyak 6 siswa (18,18%), pada siklus I sebanyak 9 siswa
(27,27%), dan siklus II sebanyak 21 siswa (63,63%). c) Kemampuan menarik
7
DAFTAR PUSTAKA
Ambarjaya, Beni S. 2012. Psikologi Pendidikan dan Pengajaran. Jakarta : CAPS.
Hutajulu, Masta. 2011. Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran
Matematika Siswa Sekolah Menengah Atas melalui Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika
STKIP Siliwangi Bandung (ISBN 978-602-19541-0-2).Vol 1. Hal 83.
Kusumastuti, Aulia. 2010. peningkatan kemampuan penalaran matematika siswa
melalui model pembelajaran learning cycle 5-E. Surakarta: FKIP
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
8