Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN ALAT PERAGA

WORKSHOP PEMBELAJARAN MATEMATIKA


PUZZLE KERUCUT
Laporan Ini Disusun Untuk Melengkapi Salah Satu Tugas Mata
Kuliah
Workshop Pembelajaran Matematika
Dosen Pengampu : Adi Priyogo S.Pd

Disusun oleh:
1.
2.
3.
4.
5.

Anggrahiny Clara S
(A410120206)
Danang Aji S
(A410120218)
Anita Arisanti
(A410120228)
Ratih Dewi R
(A410120234)
Afrina Nur Baiti
(A410120239)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

Halaman Pengesahan
Laporan dengan judul Puzzle Kerucut ini telah disetujui dan disahkan
oleh dosen pembimbing pada:
Hari

Tanggal

Surakarta, Januari 2015


Pembimbing I,

Adi Priyogo, S.Pd

Pembimbing II

Ikhsan Dwi Setyono, M.Pd

Daftar Isi
BAB I
Pendahuluan
A.
B.
C.
D.

Latar Belakang ......................................................................


Rumusan Masalah .................................................................
Tujuan pembuatan alat peraga ..........................................
Manfaat .................................................................................

1
4
4
5

BAB II
Pembahasan
A. Kajian Teori ............................................................................
1. Kerucut ............................................................................
2. Lingkaran .........................................................................
3. Parabola ...........................................................................
4. Elips .................................................................................
5. Hiperbola .........................................................................
B. PenerapanAalat Peraga dalam Pembelajaran Matematika ....

6
6
8
10
12
13
15

BAB III
Metode Pembuatan AlatPeraga
A.
B.
C.
D.

Bentuk alat peraga ...............................................................


Alat dan Bahan .....................................................................
Cara Pembuatan ...................................................................
Cara Penggunaan alat Peraga ...............................................

15
15
16
18

BAB IV
Hasil
A. Deskripsi alat peraga ...........................................................
B. Hasil presentasi ....................................................................

19
20

BAB V
Penutup
A. Kesimpulan ...........................................................................
B. Saran ....................................................................................
...............................................................................................

26
26

Daftar Pustaka .............................................................................

27

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hakekat Matematika dan aplikasinya menjadi salah
satu tujuan pendidikan matematika. Pemahaman konsep
dalam

pembelajaran

matematika

sangat

diperlukan, karena konsep merupakan bagian dasar ilmu


pengetahuan. Konsep dalam matematika adalah ide atau
gagasan yang memungkinkan kita untuk mengelompokkan
benda (obyek) ke dalam contoh. Untuk menanamkan satu
konsep agar pemahaman konsep dapat tercapai dengan
memberikan contoh-contoh yang berhubungan dengan
suatu

konsep.

Sebagai

implikasinya,

maka

dalam

penyampaian materi pembelajaran matematika haruslah


menarik perhatian siswa, agar dapat meningkatkan rasa
antusias siswa serta memberikan motivasi pada siswa.
Matematika sering dianggap sulit oleh sebagian besar
dikalangan

siswa,

karena

matematika

membutuhkan

pemahaman konsep yang lebih mendalam dibandingkan


dengan ilmu pengetahuan yang lain. Selain itu pemahaman
rumus juga dianggap merupakan hal yang tersulit ketika
dihadapkan pada persoalan matematika.
Tugas utama seorang guru adalah mengajar, yaitu
menyampaikan

atau

menularkan

pengetahuan

dan

pandangan (Rooijakkers, 1982 :1). Lebih lanjut dijelaskan


bahwa mengajar adalah suatu kegiatan mengorganisasikan
(mengatur)

lingkungan

sebaik-baiknya

dan

menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses


belajar. Banyak cara yang dapat dilakukan guru dalam
upaya meningkatkan mutu pengajaran disekolah sehingga
tujuan pengajaran dapat tercapai dengan baik. Salah satu
diantaranya adalah mengajar dengan menggunakan alat
peraga/media.
Alat peraga merupakan media pembelajaran yang
mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang
dipelajari (Sudjana, 2005:90). Alat peraga dalam proses
pembelajaran memegang peranan yang penting sebagai
alat bantu untuk menciptakan proses pembelajaran yang
efektif. Alat bantu pembelajaran adalah perlengkapan yang
menyajikan satuan-satuan pengetahuan melalui stimulasi
pendengaran, penglihatan atau keduanya untuk membantu
pembelajaran (Kochhar, 2008:214). Russefendi (1994:132)
memberikan

definisi

alat

peraga,

yaitu

alat

untuk

menerangkan/ mewujudkan konsep pembelajaran. Alat


peraga adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata
dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses
belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien (Sudjana,
2002:59). Menurut Anderson, alat peraga sebagai media
atau perlengkapan yang digunakan untuk membantu para
pengajar.

Ahli lain mengemukakan bahwa alat peraga

yaitu alat bantu atau pelengkap yang digunakan guru atau


siswa dalam belajar mengajar (Engkoswara, 1979:52).
Piaget (dalam Suherman, 2003: 40) berpendapat
bahwa siswa yang tahap berfikirnya masih pada tahap
konkret mengalami kesulitan untuk memahami operasi
logis dan konsep pembelajaran tanpa alat bantu dengan

alat peraga. Menurut Brunner (Suherman, 2003:43) dalam


proses belajar anak sebaiknya diberi kesempatan untuk
memanipulasi benda-benda (alat peraga). Penggunaan alat
peraga dalam pembelajaran oleh Brunner dijelaskan bahwa
dalam proses belajar mengajar, siswa diberi kesempatan
untuk memanipulasi benda-benda konkret/alat peraga,
sehingga siswa langsung dapat berfikir bagaimana, serta
pola apa yang terdapat dalam benda-benda yang sedang
diperhatikannya.
Fungsi

utama

dari

alat

peraga

adalah

untuk

menurunkan keabstrakan dari konsep, agar siswa mampu


menangkap arti sebenarnya konsep tersebut. Penyampaian
informasi

yang

hanya

melalui

bahasa

verbal

memungkinkan terjadinya verbalisme, artinya siswa hanya


mengetahui tentang kata tanpa memahami dan mengerti
makna yang terkandung dalam kata tersebut. Selain
menimbulkan

verbalisme

penyampaian

dengan

dan

bahasa

kesalahan
verbal

persepsi,

menyebabkan

semangat siswa untuk menangkap pesan akan semakin


kurang,

karena

menghayati

siswa

pesan

yang

kurang

diajak

disampaikan,

berfikir
padahal

dan
untuk

memahami sesuatu perlu keterlibatan siswa baik fisik


maupun psikis (Sanjaya, 2007:169). Dengan melihat,
meraba, dan memanipulasi objek atau alat peraga maka
siswa

mempunyai

pengalamanpengalaman

dalam

kehidupan sehari-hari tentang arti dari suatu konsep.


Menurut

Hamalik

(1982:23),

Media

pendidikan

adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam


rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi

antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan


pengajaran di sekolah. Sedangkan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (1990:560) Media pengajaran adalah
sarana/alat

bantu

pembelajaran,

agar

siswa

mudah

memahami apa yang sedang diajarkan oleh guru.


Dalam proses pembelajaran matematika kreativitas
siswa untuk melakukan percobaan dengan alat peraga
yang disediakan oleh guru sangat diperlukan. Sehingga
kreativitas tidak hanya dari guru saja tetapi siswa harus
ikut dalam proses pembelajaran. Siswa yang kreatif berarti
paham

tentang

materi

yang

sedang

dipelajari

dan

mendukung peningkatan pemahaman konsep matematika


siswa.
Alat peraga matematika mempunyai peranan yang
sangat penting dalam memahami konsep matematika,
bahkan

dalam

hal-hal

tertentu

akan

menentukan

keberhasilan proses belajar itu sendiri, karena dalam hal ini


siswa

belajar

melalui

hal-hal

yang

bersifat

untuk

memahami konsep yang abstrak sebagai perantara atau


visualisasi.
Alat

peraga

matematika

diperlukan

bagi

seorang

pengajar dalam menyampaikan pelajaran matematika. Hal


ini dapat dikatakan bahwa alat peraga merupakan media
transfer pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik.
Disamping itu alat peraga dapat digunakan untuk menarik
perhatian siswa dalam mempelajari matematika. Siswa
dapat dengan cara melihat dan memperagakan secara
langsung maka pembelajaran akan lebih membekas pada
diri peserta didik sehingga hasil belajar yang diharapkan
dapat tercapai untuk mendapatkan hasil yang sempurna.
4

Dari

hasil

observasi

di

SMA

SURAKARTA,

diperoleh informasi bahwa materi yang sulit dipahami


siswa dan memerlukan alat peraga adalah materi geometri
tentang irisan kerucut. Materi geometri membutuhkan
imajinasi-imajinasi yang begitu tinggi sehingga para guru
merasa kesulitan ketika mengajarkan materi geometri.
Begitu

pula

para

siswa

juga

tak

dapat

memahami

sepenuhnya apa yang dimaksudkan oleh guru disaat


mengajarkan tentang geometri dikarenakan mereka tidak
melihat bendanya secara nyata.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan,
maka masalah yang berkaitan dengan alat peraga ini
adalah:
1. Bagaimana cara pembuatan alat peraga Puzzle
Kerucut untuk memahami materi tentang irisan
kerucut?
2. Bagaimana cara pemakaian alat peraga Puzzle
Kerucut untuk memahami materi tentang irisan
kerucut?
C. Tujuan Pembuatan Alat Peraga
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan,
maka tujuan yang berkaitan dengan alat peraga ini adalah:
1. Mengetahui cara pembuatan alat peraga Puzzle
Kerucut

untuk

kerucut.
2. Mengetahui

cara

memahami
pemakaian

materi
alat

tentang
peraga

irisan
Puzzle

Kerucut untuk memahami materi tentang irisan kerucut


D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari pembuatan alat
peraga Puzzle Kerucut adalah:
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa

Menarik perhatian siswa dalam memahami pelajaran


bangun

ruang,

dengan

irisan

khususnya
kerucut.

materi

Selain

itu

yang
juga

terkait
dapat

memberikan pengertian yang lebih mendalam, tak


sekedar mendengarkan pengajaran dari guru namun
siswa mengalami sendiri sehingga lebih berkesan
dan

materi

yang

berkaitan

tidak

akan

mudah

terlupakan oleh siswa.


b. Bagi Guru
Dapat membantu guru dalam menarik perhatian
siswa disaat guru sedang menerangkan, sehingga
siswa dapat fokus pada penjelasan guru. Selain itu
memudahkan guru dalam menjelaskan materi irisan
kerucut

yang

pada

diimajinasikan.
c. Bagi Sekolah
Membantu
melengkapi

dasarnya

alat

sulit

untuk

peraga

pada

laboratorium sekolah terkait sehingga ketika para


siswa

sulit

mengerti

pada

materi

dapat

menggunakan alat peraga tersebut.


2. Manfaat Teoritis
Alat peraga ini dapat membantu siswa menggambarkan
secara nyata model-model dari irisan kerucut.

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Kerucut
Kerucut dapat didefinisikan sebagai bangun ruang
sisi lengkung yang menyerupai limas segi-n beraturan
yang bidang alasnya berbentuk lingkaran menurut Aris
Sugiharto dalam buku pendamping lengkap matematika
untuk SMP (2010:247). Kerucut dapat dibentuk dari
sebuah segitiga siku-siku yang diputar satu putaran
penuh (360), di mana sisi siku-sikunya sebagai pusat
putaran seperti gambar di bawah ini.

Bangun ruang kerucut pada gambar di atas dibentuk


dari segitiga siku-siku TOA dengan siku-siku di titik O.
Kemudian segitiga siku-siku tersebut yang diputar, di
mana sisi TO sebagai pusat putaran maka diperoleh
bangun ruang seperti gambar traffic cone di atas.
Sama seperti bangun ruang tabung, bangun ruang
kerucut juga memiliki unsur-unsur penyusunnya. Untuk
mengetahui unsur-unsur kerucut perhatikan gambar di
bawah ini.

a. Unsur-Unsur Kerucut
1) Sisi Alas Kerucut
Sisi alas kerucut merupakan sisi yang berbentuk
lingkaran dengan pusat O (lihat gambar di atas).
2) Jari-Jari Kerucut
Sekarang perhatikan titik A dan O dan titik B dan O
pada bidang alas kerucut. Ruas garis AO dan BO
dinamakan

jari-jari

lingkaran

(jari-jari

bidang

alas

kerucut). Jari-jari lingkaran merupakan jarak pusat


lingkaran ke titik pada lingkaran.
3) Diameter atau Garis Tengah Lingkaran
Sekarang perhatikan ruas garis AB. Ruas garis AB
dinamakan
Diameter

diameter
lingkaran

atau

garis

merupakan

tengah
ruas

lingkaran.

garis

yang

menghubungkan dua titik pada lingkaran yang melalui


titik

pusat

lingkaran.

Panjang

diameter

lingkaran

merupakan dua kali jari-jari lingkaran.


4) Tinggi Kerucut
Sekarang perhatikan titik O dan T. Ruas garis yang
menghubungkan titik O dan T dinamakan tinggi kerucut,
biasanya dinotasikan dengan t. Tinggi kerucut disebut
juga sumbu simetri putar kerucut.
5) Selimut Kerucut

Selimut kerucut merupakan bidang kerucut selain


bidang alas atau bidang lengkung. Selimut kerucut
sering disebut dengan sisi lengkung kerucut. Garis-garis
pada selimut kerucut yang ditarik dari titik puncak T ke
titik pada lingkaran (misalnya TA dan TB) dinamakan
garis pelukis kerucut (s).
a. Volume kerucut
Volume kerucut:
1
2
V = r t
3
Keterangan :
V = Volume kerucut

= 3,14 atau

= jari-jari

= tinggi

22
7

6) Irisan Kerucut
Irisan kerucut adalah sebuah bangun datar yang
diperoleh dengan cara memotong kerucut lingkaran
tegak berselimut ganda menurut aturan tertentu.
Macam-macam irisan kerucut
Berdasarkan
letak
bidang
datar

yang

mengirisnya, maka irisan kerucut dapat berupa


lingkaran, parabola, elips, dan hiperbola.
2. Lingkaran
Apabila sebuah kerucut lingkaran

tegak

dipotong sejajar alasnya, maka penampang hasil


potongannya akan berupa lingkaran.

Persamaan Lingkaran
Persamaan Lingkaran dengan Pusat O(0,0) dan
Jari-jari r

Persamaan dalam x dan y yang memenuhi pada


Gambar di atas adalah :
x2 + y2 =
r2
Persamaan Lingkaran dengan Pusat (a, b) dan
Jari-jari r

Bentuk Umum Persamaan Lingkaran


Jika bentuk persamaan lingkaran (x a) 2 + (y
b)2 = r2 kita jabarkan menjadi suku-suku yang paling
sederhana, maka kita peroleh bentuk sebagai berikut
:
(x a)2 + (y b)2 = r2
x 2 2ax + a2 + y 2 2by + b2 = r2
x 2 + y 2 2ax 2by + a2 + b2 = r2
x 2 + y 2 2ax 2by + a2 + b2 - r2 = 0
atau ditulis :
x 2 + y 2 + Ax + By + C
=0
10

3. Parabola
Jika bidang yang mengiris sejajar garis pelukis
kerucut, maka irisan yang terbentuk berupa parabola
Parabola adalah tempat kedudukan titik-titik yang
jaraknya ke satu titik tertentu sama dengan jaraknya ke
sebuah garis tertentu (direktriks).
Persamaan Parabola dengan Puncak O(0,0)

Persamaan parabola dengan titik puncak O(0,0) dan titik focus


F(p,0) adalah :
y2 = 4px

Untuk parabola yang puncaknya di O(0,0) dan


fokusnya di F(0,p) persamaannya adalah :
x2 = 4py

11

Persamaan Parabola dengan Puncak P( , )

Persamaan parabola yang berpuncak di titik (, )


adalah :
(y - )2 = 4p(x )

Untuk parabola yang berpuncak di P(, ) dan


terbuka ke atas persamaannya adalah :
(x - ) 2 = 4p(y )
4. Elips
Jika bidang yang mengiris tidak melalui puncak,
tidak memotong lingkaran alas, tidak sejajar sumbu
simetri maupun garis pelukis kerucut,maka irisan yang
terbentuk berupa elips.
Elips adalah tempat kedudukan titik-titik yang jumlah
jaraknya terhadap dua titik tertentu mempunyai nilai
yang tetap.Kedua titik tersebut adalah titik focus / titik
api.
Persamaan Elips

12

Persamaan Elips dengan Pusat O(0,0)

Persamaan Elips dengan Pusat di O(0,0) adalah :

x2 y2
1
a2 b2

atau b2x2 + a2y2 =


a2b2

Persamaan Elips dengan Pusat ( , )

(x )2 ( y )2

1
a2
b2

5. Hiperbola
Jika bidang yang mengiris tidak melalui puncak,
memotong lingkaran alas, dan tidak sejajar sumbu
simetri maupun garis pelukis kerucut maka irisannya
berbentuk hiperbola.
Hiperbola adalah tempat kedudukan titik-titik yang
selisih jarak titik itu terhadap dua buah titik tertentu
mempunyai nilai yang tetap. Kedua titik tertentu itu
disebut fokus dari hiperbola.
Persamaan Hiperbola

13

Persamaan Hiperbola dengan Pusat di O(0,0) adalah :

x2 y2
1
a2 b2

atau b2x2 - a2y2 = a2b2

Persamaan Hiperbola dengan Pusat ( , )

(x )2 ( y )2

1
a2
b2
B.

Penerapan Alat Peraga dalam Pembelajaran


Matematika
Alat peraga Puzzle Kerucut dapat digunakan dalam
pembelajaran matematika untuk membantu guru dalam
menarik perhatian siswa. Perhatian siswa yang tertarik
pada

alat

peraga

akan

memudahkan

siswa

dalam

mempelajari dan memahami materi.


Siswa SMA yang masih gemar dengan permainan
akan lebih tertarik dengan alat peraga yang menyerupai
permainan.

Dengan

adanya

alat

peraga

yang

dapat

digunakan untuk bermain akan menimbulkan perasaan


senang siswa pada alat peraga tersebut. Sehingga siswa
akan melakukan permainan dengan alat peraga secara
berulang-ulang. Kegiatan yang berulang-ulang itu akan
meninggalkan sebuah memori yang sulit untuk dilupakan

14

siswa. Memori yang sulit untuk dilupakan siswa berupa


materi yang bersangkutan dengan alat peraga tersebut
sehingga guru tidak perlu berulang-ulang materi pada saat
proses pembelajaran dan waktu proses pembelajaran yang
tersedia dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran
yang lain.
Berikut

ini

merupakan

Standart

Kompetensi,

Kompetensi Dasar, dan Indikator.


SMA kelas XI materi ajar irisan kerucut
1.
Standar Kompetensi
Menganalisis
konsep
sifatsifat

irisan

kerucut(parabola, hiperbola, lingkaran,dan ellips) dan


menerapkannya

dalam

pembuktian

dan

menyelesaikan masalah matematika.


2. Kompetensi Dasar
Menerapkan konsep lingkaran, parabola, ellips, dan
hiperbola
3.

Indikator
lingkaran dideskripsikan

Unsur-unsur

dengan ciri-cirinya
Unsur-unsur parabola dideskripsikan sesuai ciri-

cirinya.
Persamaan

unsur-unsur yang diketahui.


Unsur-unsur ellips dideskripsikan sesuai ciri-

cirinya.
Persamaan ellips ditentukan berdasarkan unsur-

unsur yang diketahui.


Unsur-unsur hiperbola dideskripsikan sesuai ciri-

cirinya.
Persamaan hiperbola ditentukan berdasarkan

parabola

ditentukan

sesuai

berdasarkan

unsur-unsur yang diketahui.


Berdasar standar kompetensi, kompetensi dasar dan
indikator diatas, Puzzle Kerucut menjadi alat peraga yang
tepat

sebagai

media

pembelajaran

geometri

dalam

15

membantu siswa mengingat rurmus, unsur-unsur bangun


ruang dan macam-macam irisan kerucut.

BAB III
METODE PEMBUATAN ALAT PERAGA
A. Bentuk alat Peraga
Alat peraga yang dibuat berupa Puzzle Kerucut yang
berbentuk kerucut dengan diameter 15 cm dan tinggi 20
cm.

16

B. Alat dan Bahan


Dalam pembuatan alatperaga Puzzle Kerucut dibutuhkan
alat dan bahan sebagai berikut:
1.
a. Gergaji
b. Palu
c. Penggaris/meteran
d. Pensil
e. Bor kayu
f. Amplas
g. Cetakan kerucut

2.

Alat

Bahan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

triplek kayu tebal 1 m x 1 m


gips 3 kg
karton
spidol
Magnet 16 biji
Besi 55cm,diameter 1 cm
Pilok 2 warna (hitam dan hijau)

C. Cara Pembuatan
Adapun cara pembuatan alat peraga Puzzle Kerucut
adalah sebagai berikut :
1. Membuat desain gambar sesuai rencana
2. Memotong papan kayu dan dibentuk seperti gambar

17

3. Menyiapkan gips, direndam di ember menggunakan


air
4. Tuang dalam cetakan kerucut, ditunggu sampai
5.
6.
7.
8.

setengah mengeras
Keluarkan dari cetakan
Dipotong sesuai rencana
Melubangi sisi potongan menggunakan pisau
Menempelkan magnet diantara potongan-potongan

kerucut
9. Setelah mengeras cat kerucut dengan pilok atau cat
lain
10.

Disusun sesuai gambar

D. Cara penggunaan alat peraga


Cara menggunakan alat peraga "Puzzle Kerucut"
yaitu, ambil bidang datar untuk memotong kerucut, Jika
bidang datar memotong kerucut sejajar alasnya maka
penampang hasil potongannya berupa lingkaran. Jika
bidang memotong sejajar garis pelukis kerucut maka
penampang
bidang

hasil

yang

potongannya

mengiris

tidak

berupa
melalui

parabola
puncak,

Jika
tidak

memotong lingakaran alas, tidak sejajar sumbu simetri


maupun garis pelukis kerucut maka penampang hasil
potongannya berupa ellips Jika bidang yang mengiris tidak
melalui puncak, memotong lingkaran alas dan tidak sejajar

18

sumbu

simetri

maupun

garis

pelukis

kerucut

maka

penampang hasil potongnya berupa hiperbola.

BAB IV
HASIL
A. Deskripsi Alat Peraga
Alat peraga Puzzle Kerucut adalah salah satu alat
peraga atau media pembelajaran yang digunakan untuk
menunjukan

penampang

dari

sebuah

kerucut

yang

dipotong oleh sebuah bidang datar. Alat ini digunakan


untuk mempermudah siswa dalam mengetahui secara
nyata penampang hasil irisan kerucut yang dipotong
sebuah bidang datar. Alat peraga puzzle kerucut dibuat
dari

gipsum

yang

dicetak

menjadi

sebuah

kerucut,

19

kemudian dipotong sesuai jenis-jenis potongan kerucut.


Untuk lebih jelasnya model alat peraga yang dimaksud
sebagai berikut

B. Hasil Presentasi
1.
Tanggapan dan Saran
a) Tanggapan dan saran dari saudara Melinda Wati
dari kelompok Kemilau Matriks :
Saran : Magnetnya diganti yang lebih kuat, supaya
saat diberi bidang datar yang memotong kerucut
tidak ribet untuk memegangi kerucutnya.
Pertanyaan : Apa kelebihan dan kekurangan dari
alat peraga tersebut?
b) Tanggapan dari saudara Suwar Dewi dari kelompok
Dografti : Kenapa tidak bikin tabung saja yang
lebih mudah dari pada kerucut?

20

c) Tanggapan dari saudara Rizka Nimatilah dari


kelompok

Dografti

dibelakang

alat

Apa

peraga

gunanya

tersebut

rumus

dan

apa

hubunganya dengan alat peraga tersebut?


d) Tanggapan dari saudara Bryan Azhar Algin dari
kelompok Desa prolin : Bagaimana membedakan
irisan

kerucut

yang

berbentuk

parabola

dan

hiperbola dalam alat peraga tersebut?


e) Tanggapan dari Bapak Ikhsan : Apa perbedaan
hiperbola dan parabola serta apa gunanya kurva
didepan?
2. Pembahasan
a) Terima kasih atas sarannya, mungkin untuk alat
peraga berikutnya jika akan membuat puzzle
kerucut bisa menggunakan magnet yang lebih
kuat,

supaya

tidak

repot

untuk

memegangi

kerucutnya.
Kekurangan dari alat peraga ini adalah
Mudah pecah karena terbuat dari gips,untuk
itu

harus

sangat

memakaenya

dan

berhati
saat

hati

dalam

meletakkan

di

besinya tersebut.
Kelebihannya adalah
Membantu siswa dalam materi irisan kerucut,
karena

pada

materi

ini

siswa

sulit

membayangkan bagaimana irisan kerucut


dan cara memotong atau mengiris agar

hasilnya sesuai dengan yang dimaksud.


Bahan yang digunakan mudah diwarnai dan
mudah menyerap warna.

21

b) Karena dari hasil observasi di SMA N 7 SURAKARTA


menurut salah satu guru matematika disana, saat
ini siswa membutuhkan alat peraga yang berupa
irisan

kerucut

mengetahui

yang

bisa

membantu

bentuk-bentuk

irisan

siswa
kerucut.

Sehingga kami membuat alat peraganya berupa


kerucut bukan tabung.
c) Sebenarnya kami menempel rumus yang berada
dibelakang alat peraga ini dengan tujuan untuk
membantu

siswa

mengetahui

persamaan-

persamaan pada irisan kerucut. Saat menggunakan


alat peraga ini siswa akan mengetahui bentukbentuk irisan kerucut, kemudian apabila siswa
ingin

mengetahui

persamaannya

siswa

bisa

melihat bagian belakang alat peraga ini. Untuk


penjelasan dari rumus di belakang guru bisa
menjelaskan di kelas dengan lebih jelas.
d) Perbedaan hiperbola dan parabola dalam alat
peraga ini adalah cara pemotongannya. Jika bidang
yang mengiris sejajar garis pelukis kerucut, maka
irisan yang terbentuk berupa parabola dan jika
bidang

yang

mengiris

tidak

melalui

puncak,

memotong lingkaran alas, dan tidak sejajar sumbu


simetri

maupun

garis

pelukis

kerucut

maka

irisannya berbentuk hiperbola. (cara memotongnya


pun juga berbeda, saat memotong hiperbola lurus
kebawah

dan

saat

memotong

parabola

agak

serong).

22

e) Adapun

perbedaan antara parabola dan hiperbola

adalah
Parabola
Parabola merupakan tempat kedudukan titik-titik
yang berjarak sama terhadap sebuah titik dan
sebuah garis tertentu.
Titik itu disebut fokus/titik api (F)
Garis
tertentu
itu
disebut garis

direktris/garis arah
Garis yang melalui F dan tegak lurus dengan

garis arah disebut sumbu simetri parabola


Titik potong parabola dengan sumbu simetri

disebut puncak parabola


Tali busur terpendek yang

melalui

disebut Latus Rectum tegak lurus dengan


sumbu simetri
Hiperbola
Hiperbola merupakan tempat kedudukan titik-titik
yang selisih jaraknya terhadap 2 titik tertentu tetap.

Selisih jarak itu = 2a (untuk elips horisontal)

atau 2b (untuk elips vertikal)


Kedua titik tetap itu disebut fokus (F) jarak
antara F1 dan F2 adalah 2c

Hiperbola merupakan tempat kedudukan semua


titik yang perbandingan jaraknya terhadap sebuah
titik dan sebuah garis tetap = e , dimana e > 1

Titik-titik tertentu itu disebut fokus (F1 dan

F2 )
Garis yang melalui titik-titik F1 dan
F2 disebut sumbu transvers (sumbu
utama)/ sumbu nyata

23

Titik tengah F1 dan F2 disebut pusat

hiperbola (P)
Garis yang melalui P dan tegak lurus sumbu

transvers disebut sumbu konjugasi


(sumbu sekawan)/ sumbu imajiner
Titik-titik potong hiperbola dan sumbu

transvers disebut puncak hiperbola


Garis yang melalui fokus dan tegak lurus
pada sumbu nyata dan memotong hiperbola
di 2 titik ruas garis penghubung kedua
titik tersebut = Latus Rectum

Perbedaan diantara keduanya sangat simple

Parabola hanya memiliki satu kurva dan hiperbola

memiliki dua kurva


Parabola bentuknya

hiperbola agak melebar


Didalam persamaan keduanya juga berbeda pada
persamaan Parabola:

agak

menyempit,

hanya

salah

adapun

satu

yang

bentuknya kuadrat (x2 saja atau y2 saja) dan pada


persamaan Hiperbola: koefisien x2 dan y2 berbeda
tanda (salah satu positif, yang lain negatif)
Adapun kegunaan dari kurva yang ada didepan
adalah sebagai tambahan apabila siswa ingin
menunjukkan atau membuktikan diantara parabola
dan

hiperbola.

Setelah

mengambil

potongan

kerucut kemudian potongan tersebut ditempelkan


di kurva kemudian dapat kita amati hiperbola yang
mana dan parabola yang mana.
3. Adapun Kekurangan dan Kelebihan Alat Peraga ini adalah
sebagai berikut:
Kekurangan dari alat peraga ini adalah

24

Mudah pecah karena terbuat dari gipsum, untuk itu


harus sangat berhatihati dalam memakainya dan saat
meletakkan di besinya tersebut.

Adapun kelebihan dari alat peraga ini adalah

Membantu siswa dalam materi irisan kerucut, karena


pada materi ini siswa sulit membayangkan bagaimana
irisan kerucut dan cara memotong atau mengiris agar

hasilnya sesuai dengan yang dimaksud.


Bahan yang digunakan mudah diwarnai dan mudah
menyerap warna.

4.

Rekomendasi Pada Alat Peraga Yang Berikutnya


Rekomendasi pada alat berikutnya bisa membuat alat
peraga puzzle kerucut agar bisa lebih menarik lagi dengan
cara

hasil

irisannya

diberi

garis-garis

agar

hasil

pemotongan parabola dan hiperbola berbeda dan diberi


warna yang lebih menarik serta pemilihan bahan yang
bertahan lama.

BAB V
PENUTUP

25

A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan dalam
bab-bab sebelumnya maka kesimpulan yang didapat
adalah
a. Aalat peraga Puzzle Kerucut merupakan sebuah alat
bantu yang dibuat sedemikian rupa sehingga menarik
perhatian siswa.
b. Alat peraga ini merupakan variasi dalam proses belajar
mengajar sehingga tidak membosankan.
c. Alat peraga ini dapat membantu guru dalam
menyampaikan materi irisan kerucut
.
B. Saran
Dari kesimpulan yang telah didapt,

maka

kami

mengajukan saran :
a. Guru dapat membuat sebuah alat peraga sederhana ang
akan mempermudah siswa dalam pemahaman materi,
sehingga guru tidak akan memerlukan waktu yang banyak
untuk menjelaskan materi secara mendetail
b. Siswa diberikan kesempatan dalam penggunaan alat
peraga Puzzle Kerucut agar siswa mengetahui materi
yang bersangkutan

26

DAFTAR PUSTAKA
Engkoswara dan Rocham Natawidjaja. 1979. Alat Peraga dan
Komunikasi Pendidikan. Jakarta: PT Bunda Karya.
Hamalik, O. 1982. Media Pendidikan. Bandung : Alumni.
Kochhar, S.K. 2008. Pembelajaran . Jakarta: Gramedia
Widiasarana.
Roijakkers, 1982, Mengajar dengan Sukses, Jakarta : Gramedia.
Russefendi, E.T. 1979. Pengajaran Matematika Modern untuk
Orang Tua dan Wali Murid dan SPG:Bandung. Tarsito.
Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media.
Sobel, Max A dan Evan M.Maletsky.2004. Mengajar Matematika.
Jakarta:Erlangga.
Sudjana, Nana dan Rivai Ahmad, 1991. Media Pengajaran,
Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sudjana, Nana. 2005. Dasar-dasar Proses Balajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.
Bandung : Remaja Rosdakarya.
Suherman,
E.
2003.
Strategi

Pengajaran

Matematika

Kontemporer. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.


Suherman, Erman. 1994. Strategi Belajar dan Mengajar
Matematika.

Jakarta:

Kebudayaan

Direktorat

Departemen
Jenderal

Pendidikan

Pendidikan

Dasar

dan
dan

Menengah.

27

Anda mungkin juga menyukai