TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN
Preeklampsia atau sering juga disebut toksemia adalah suatu kondisi yang bisa dialami
oleh setiap wanita hamil. Preeklampsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu
hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias : hipertensi, proteinuri,
dan edema.
f) Pre eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil,
bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak
menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan
gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ( Rustam
Muctar, 1998 ).
2.2 ETIOLOGI
Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak teori teori
dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya. Oleh karena
itu disebut penyakit teori namun belum ada memberikan jawaban yang memuaskan.
Di Indonesia, setelah perdarahan dan infeksi pre eklampsia masih merupakan sebab
utama kematian ibu, dan sebab kematian perinatal yang tinggi. Oleh karena itu
diagnosis dini preeklampsia yang merupakan tingkat pendahuluan eklampsia, serta
penanganannya perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian ibu dan
anak.
Penyebab preeklampsia sampai sekarang belum diketahui. Tetapi ada teori yang dapat
menjelaskan tentang penyebab preeklamsia, yaitu :
Beberapa teori yang mengatakan bahwa perkiraan etiologi dari kelainan tersebut
sehingga kelainan ini sering dikenal sebagai the diseases of theory. Adapun teori-teori
tersebut antara lain :
c. Beberapa studi juga mendapatkan adanya aktivasi system komplemen pada pre-
eklampsi/eklampsia.
b. Proteinuria : Secara kuantitatif lebih 0,3 gr/l dalam 24 jam atau secara kualitatif
positif 2 (+2).
d. Timbul salah satu atau lebih gejala atau tanda-tanda preeklamsia berat.
2.4 PATOFISIOLOGI
Gangguan multiorgan terjadi pada organ- oragan tubuh diantaranya otak, darah,
paru- paru, hati/ liver, renal dan plasenta. Pada otak akan dapat menyebabkan
terjadinya edema serebri dan selanjutnya terjadi peningkatan tekanan intrakranial.
Tekanan intrakranial yang meningkat menyebabkan terjadinya gangguan perfusi
serebral , nyeri dan terjadinya kejang. Pada darah akan terjadi enditheliosis
menyebabkan sel darah merah dan pembuluh darah pecah. Pecahnya pembuluh darah
akan menyebabkan terjadinya pendarahan,sedangkan sel darah merah yang pecah
akan menyebabkan terjadinya anemia hemolitik. Pada paru- paru, LADEP akan
meningkat menyebabkan terjadinya kongesti vena pulmonal, perpindahan cairan
sehingga akan mengakibatkan terjadinya oedema paru. Oedema paru akan
menyebabkan terjadinya kerusakan pertukaran gas. Pada hati, vasokontriksi
pembuluh darah menyebabkan akan menyebabkan gangguan kontraktilitas miokard
sehingga menyebabkan payah jantung. Pada ginjal, akibat pengaruh aldosteron, terjadi
peningkatan reabsorpsi natrium dan menyebabkan retensi cairan dan dapat
menyebabkan terjadinya edema. Selain itu, vasospasme arteriol pada ginjal akan
meyebabkan penurunan GFR dan permeabilitas terrhadap protein akan meningkat.
Penurunan GFR tidak diimbangi dengan peningkatan reabsorpsi oleh tubulus sehingga
menyebabkan diuresis menurun sehingga menyebabkan terjadinya oligouri dan anuri.
Permeabilitas terhadap protein yang meningkat akan menyebabkan banyak protein
akan lolos dari filtrasi glomerulus dan menyenabkan proteinuria. Pada mata, akan
terjadi spasmus arteriola selanjutnya menyebabkan oedem diskus optikus dan retina.
Keadaan ini dapat menyebabkan terjadinya diplopia. Pada plasenta penurunan perfusi
akan menyebabkan hipoksia/anoksia sebagai pemicu timbulnya gangguan
pertumbuhan plasenta sehinga dapat berakibat terjadinyaIntra Uterin Growth
Retardation .
Hipertensi akan merangsang medula oblongata dan sistem saraf parasimpatis akan
meningkat. Peningkatan saraf simpatis mempengaruhi traktus gastrointestinal dan
ekstrimitas. Pada traktus gastrointestinal dapat menyebabkan terjadinya hipoksia
duodenal dan penumpukan ion H menyebabkan HCl meningkat sehingga dapat
menyebabkan nyeri epigastrik. Selanjutnya akan terjadi akumulasi gas yang
meningkat, merangsang mual dan timbulnya muntah. Pada ektrimitas dapat terjadi
metabolisme anaerob menyebabkan ATP diproduksi dalam jumlah yang sedikit yaitu 2
ATP dan pembentukan asam laktat. Terbentuknya asam laktat dan sedikitnya ATP
yang diproduksi akan menimbulkan keadaan cepat lelah, lemah. Keadaan hipertensi
akan mengakibatkan seseorang kurang terpajan informasi.
2.5 KOMPLIKASI
Tergantung pada derajat preeklampsi yang dialami. Namun yang termasuk komplikasi
antara lain:
a. Pada Ibu
1. Eklapmsia
2. Solusio plasenta
b. Pada Janin
2. Prematur
3. Asfiksia neonatorum
1. Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring
terlentang; atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih; atau kenaikan sistolik 30
mmHg atau lebih .Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan
dengan jarak periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam.
2. Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka; atau kenaikan berat 1 kg atau lebih
per minggu.
3. Proteinuria kwantatif 0,3 gr atau lebih per liter; kwalitatif 1 + atau 2 + pada urin
kateter atau midstream.
b. Preeklampsia Berat
4. Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri pada epigastrium.
Biasanya tanda-tanda pre eklampsia timbul dalam urutan : pertambahan berat badan
yang berlebihan, diikuti edema, hipertensi, dan akhirnya proteinuria. Pada pre
eklampsia ringan tidak ditemukan gejala gejala subyektif. Pada pre eklampsia berat
didapatkan sakit kepala di daerah prontal, diplopia, penglihatan kabur, nyeri di daerah
epigastrium, mual atau muntah. Gejala gejala ini sering ditemukan pada pre
eklampsia yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa eklampsia akan tim Tes
Diagnostik.
a. Pemeriksaan Laboratorium
2) Urinalisis
b. Radiologi
1) Ultrasonografi
2) Kardiotografi
2.9 PENATALAKSANAAN
1. Perawatan aktif
a. Ibu
Usia kehamilan 37 minggu atau lebih
b. Janin
c. Laboratorium
2. Pengobatan mediastinal
b. Tirah baring miring ke satu sisi. Tanda vital perlu diperiksa setiap 30 menit,
refleks patella setiap jam.
1. Dosis awal sekitar 4 gr MgSO4) IV (20% dalam 20 cc) selama 1 gr/menit kemasan
20% dalam 25 cc larutan MgSO4 (dalam 3-5 menit). Diikuti segera 4 gram di pantat
kiri dan 4 gr di pantat kanan (40% dalam 10 cc) dengan jarum no 21 panjang 3,7 cm.
Untuk mengurangi nyeri dapat diberikan xylocain 2% yang tidak mengandung
adrenalin pada suntikan IM.
2. Dosis ulang : diberikan 4 gr IM 40% setelah 6 jam pemberian dosis awal lalu dosis
ulang diberikan 4 gram IM setiap 6 jam dimana pemberian MgSO4 tidak melebihi 2-3
hari.
Tersedia antidotum MgSO4 yaitu calcium gluconas 10% 1 gr (10% dalam 10 cc)
diberikan IV dalam 3 menit.
Refleks patella positif kuat.
- Berikan calcium gluconase 10% 1 gr (10% dalam 10 cc) secara IV dalam waktu
3 menit
- Berikan oksigen
MgSO4 dihentikan juga bila setelah 4 jam pasca persalinan sedah terjadi
perbaikan (normotensi).
f. Deuretikum tidak diberikan kecuali bila ada tanda-tanda edema paru, payah
jantung kongestif atau edema anasarka. Diberikan furosemid injeksi 40 mg IM.
1. Desakan darah sistolik > 180 mmHg, diastolik > 110 mmHg atau MAP lebih 125
mmHg. Sasaran pengobatan adalah tekanan diastolik <105 mmHg (bukan < 90 mmHg)
karena akan menurunkan perfusi plasenta.
3. Pengobatan obstetri :
c. Bila setelah 24 jam tidak ada perbaikan maka dianggap pengobatan medisinal
gagal dan harus diterminasi.
d. Bila sebelum 24 jam hendak dilakukan tindakan maka diberi lebih dulu MgSO4
20% 2 gr IV.
b. Bila selama 3 hari tetap berada dalam keadaan preeklamsia ringan : penderita
dapat dipulangkan dan dirawat sebagai preeklampsia ringan (diperkirakan lama
perawatan 1-2 minggu).
TINJAUAN KASUS
DI RSUD SURADADI
Tempat : R. VK
I. DATA SUBYEKTIF
A. Biodata Klien
1. Identitas Ibu
Nama : Ny. T
Umur : 36 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Alamat : Bojongsana RT 7 RW 3
2. Identitas Suami
Nama : Tn. T
Umur : 40 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Bojongsana RT 7 RW 3
Alasan Datang:
B. Keluhan Utama
Ibu mengatakan merasakan kenceng-kenceng sejak tadi pagi tapi jarang. 2 hari
sebelum masuk rumah sakit, kedua kaki bengkak, sering pusing, tidak sesek, tidak
ada nyeri ulu hati. Ibu juga mengatakan tekanan darah tinggi sejak hamil ini.
1. 15 Seha Bi Bidan
tahun t da
n
2. 8 Seha Bi Bidan
tahun t da
n
3. Hamil
ini
Keadaan Anak
Nifas
Sekarang
No
Tgl lahir
Usia kehamilan
Jns persalinan
Tpt persalinan
Komplikasi
Penolong
Bayi
Nifas
Ibu
Bayi
PB/BB/JK
Keadaan
Lochea
Laktasi
1
2
2005
2011
2014
Aterm
aterm
aterm
Sc
Sc
sc
Rs
Rs
Sc
Mioma uteri
peb
peb
Dr
Dr
Dr
3000/ lk
3600/lk
Pr
Hidup
mati
mati
Normal
normal
normal
Normal
b. Lama : th 2005-2011
c. Keluhan : tidak ada
b. Riwayat alergi
DM : tidak ada
8. Riwayat psikososial
a. Perkawinan
Perkawinan ke :1
Direncanakan : ya
Diterima : ya
b. Pola eliminasi
Konsistensi : lunak
1) Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran : cmc
b. BB sekarang : 50 kg
d. TB : 150 cm
e. LILA : 27 cm
2) Tanda-tanda Vital
a. TD : 150 / 90 mmHg
b. Nadi : 86 x permenit
c. Pernafasan : 23 x permenit
d. Suhu : 36,7oC
3) Pemeriksaan Khusus
a. Kepala
1) Inspeksi
2) Palpasi
b. Leher
c. Dada
1) Inspeksi
Aerola : hiperpigmentasi
2) Palpasi
d. Abdomen
Inspeksi
Palpasi
e. Ekstremitas
Ekstremitas Atas
Ekstremitas Bawah
3) Perkusi
1) Inspeksi
Perineum : normal
RSUP.DR.M.Djamil Padang
Tanda-tanda Vital
a. TD : 150 / 90 mmHg
b. Nadi : 86 x permenit
c. Pernafasan : 23 x permenit
d. Suhu : 36,7oC
kontraksi baik
Therapy :
- Dopamet 3 x 500 mg
- Sf 1 x 1
- Cefixam 2 x 1
3. menganjurkan ibu tidur telungkup agar luka bekas SC bisa cepat kering, ibu
sudah tidur telungkup
4. memberi ibu dukungan agar mau makan, ibu sudah mulai mau makan
5. menganjurkan ibu agar makan makanan tinggi protein seperti telur, ibu makan
telur 6 buah sehari
6. menganjurkan ibu agar lebih tenang dan tidak banyak pikiran, ibu mulai
membaik.
7. melanjutkan therapy sesuai order dokter, ibu sudah minum obat yang diberikan :
- Sf
- Cefixam
RSUP.DR.M.Djamil Padang
KU ibu sedang
Tanda-tanda Vital
a. TD : 140 / 90 mmHg
b. Nadi : 89 x permenit
c. Pernafasan : 23 x permenit
d. Suhu : 36,4oC
kontraksi baik
Therapy :
- Dopamet 3 x 500 mg
- Sf 1 x 1
- Cefixam 2 x 1
3. Menganjurkan ibu tidur telungkup agar luka bekas SC bisa cepat kering, ibu
sering tidur telungkup
4. Memberi ibu dukungan psikologis pada ibu , ibu mulai sedikit lebih tenang
5. Menganjurkan ibu agar makan makanan tinggi protein seperti telur, ibu sudah
makan telur 6 buah sehari
6. Menganjurkan ibu agar lebih tenang dan tidak banyak pikiran, ibu terlihat lebih
tenang
7. Melanjutkan terapi sesuai order dokter, ibu sudah minum obat yang diberikan :
- Dopamet 500 mg
- Cefixam
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS Ny. W P3A0H1 DENGAN
RSUP.DR.M.Djamil Padang
KU ibu sedang
Tanda-tanda Vital
a. TD : 130 / 90 mmHg
b. Nadi : 92 x permenit
c. Pernafasan : 24 x permenit
d. Suhu : 36,5oC
kontraksi baik
Therapy :
- Sf 1 x 1
- Cefixam 2 x 1
2. Menganjurkan ibu tidur telungkup agar luka bekas SC bisa cepat kering, ibu
sering tidur telungkup
3. Memberi ibu dukungan psikologis agar ibu bisa tidur, ibu terlihat mulai bisa tidur
4. Menganjurkan ibu agar makan makanan tinggi protein seperti telur, ibu makan
telur 6 buah perhari
5. Menganjurkan ibu agar lebih tenang dan tidak banyak pikiran, ibu sedikit lebih
tenang
6. Memberitahu ibu bahwa ibu belum boleh pulang karena luka jahitan ibu masih
ada yang belum kering, ibu susah menerima keputusan dokter.
7. Melanjutkan terapi sesuai order dokter, ibu sudah minum obat yang diberikan :
- Dopamet 500 mg
KIE :
1. Personal hygiene
2. Perawatan luka
3. Nutrisi