Anda di halaman 1dari 12

2.

Urine
Urine adalah spesimen yang paling sering dikirim untuk biakan. Urine juga
menimbulkan masalah besar dalam hal pengumpulan spesimen yang baik,
pengiriman, teknik biakan serta interprestasi hasil. Seperti jua spesimen lain
yang dikirim kelaboratorium, makin komprehensif informasi yang diberikan
oleh dokter pengirim, makin mampu laboratorium memberikan data biakan
terbaik yang dimungkinkan.

A. TUJUAN
1. Warna
Untuk mengetahui wara urin
2. Bau
Untuk mengetahui dan melihat kejernihan /kekurahan urin
3. pH
Untuk menegtahui pH urin
4. Suhu
Untuk mengetahui suhu urin
5. Volume
Untuk mengetahui volume urin
6. Berat jenis
Untuk mnegetahui berat jenis urin

B. PRINSIP
a. Warna
Warna urin diuji pada tebal lapisan 7-10cm dengan cahaya tembus,
tindakan itu dapat dilakukan dengan mengisis tabung reaksi 3/4 penuh dan
ditinjau dalam sikap serong.
b. Kejernihan / kekeruhan
Urin dimasukan kedalam tabung yang bersih dan tanpa goresan , lalu di
bandingkan dengan aquades.
c. Bau
Bau urin dihirup di atas mulut botol penampung atau tabung reaksi, bau
urin yang noral adalah bau amoniak.

1.
d. Suhu
Celupkan termometer kedalam urin, tunggu sampai skala konstan lalu
baca hasil
e. pH dengan pH stick
Celupkan pH stick ke dalam tempat penampung urin, diamkan 30 detik.
Lalu bandingkan dengan skala warna yang tersedia.
f. Volume
Masukan urin kedalama tabung / gelas ukur lalu baca skalanya. Unutk
berat jenis, volume urin yang dibutuhkan adalah 50ml, jika kurang
lakukakan pengeceran.
g. Berat jenis.
50ml urin masukan kedalam gelas ukur. Masukan urinometer biarkan
mengapung pegang tangkai urinometer lalu putar dan selah berhenti
berputar baca skalanya

C. Alat dan bahan


1. Alat
Gelas ukur termometer
Tabung reaksi rak tabung reaksi
pH stik penampung urin
urinometer botol semprot
2. Bahan
Urin
D. Identitas sampel
Nama :
Umur :
JK :
Hari/ tanggal pengambilan urin ;

E. Peran perawat dalam specimen


Peran perawat dalam diagnosis laboratorium mikrobiologi, yaitu :
1. Memeriksa permintaan pengambilan specimen dari dokter.
2. Member petunjuk sederhana kepada pasien dalam pengambilan specimen
yang mungkin dapat dilakukan oleh pasien sendiri atau dibantu oleh

1.
keluarga.
3. Pengambilan specimen standar oleh perawat.
4. Labeling specimen, yaitu memberi label pada specimen yang telah diambil
agar jelas dan tidak tertukar nantinya.
5. Pengiriman specimen ke laboratorium ASAP atau disimpan.
6. Dokumentasi setelah pengambilan specimen.

E. Prosedur kerja
a. warna
1. Siapakan semua alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Masukan sampel urin kedalam botol penampung yang bening
3. Amati warna urin, lalu catat warna yang terlihat.
1.
b. Kejernihan / kekeruhan
1. Siapkan alat dan bahan
2. Masukan urin kedalam tabung reaksi
3. Bandingkan dengan aquades yang juga berada dalam tabung reaksi
(saat membandingkan dilakukan dengan cahaya terang)
4. Catatan hasilnya.
c. Bau
1. Masukan urin ke dalam botol penampung
2. Hirup bau urin dengan cara mendekatkan penampung ke hidung lalu
hirup dengan menghabiskan uapnyadengan tangan ke hidung
3. Catat bau yang terbaca
d. pH
1. Masukan urin ke dalam botol penampung
2. Lalu masukan pH stick ke dalam tabung tersebut
3. Setelah itu angkat dan tunggu selama 30 detik
4. Bandingkan warna pH stick dengan skala warna yang ada di botol pH
stick
5. Catatan pH yang terbaca.
e. suhu
1. Masukan urin kedalam botol penampang

1.
2. Celupkan thermometer kedalam botol tersebut, lalu diamkan
3. Tunggu samapai warna yang menunjukan sakala konstan
4. Bacaskala, lalu catat
f. Olume
1. Masukan urin kedalam gelas ukur
2. Lalu baca skalanya dengan miniskus bawah
3. Catat skala yang dibaca.
g. Berat jenis.
1. Masukan urin ke dalam gelas ukur
2. Volumenya harus 50ml, jika volumenya kurang dari 50ml, lakukan
pengeceran.
3. Masukan urinometer dengan cara memutar, lalu lihat sakalanya pada
urinometer.
4. Catat skala yang terbaca lalu lakukan perhitungan

h. Interprestasi hasil.
- warna :kuning muda
- kejernihan/kekruhan : jernih
- bau ; bau khas, seperti amoniak
-pH : 4,8-7,4
- berat jenis ; 1015-1025

G. Hasil pratikum

1. Suhu ;
2. Volume :
3. Warna :
4. Bau :
5. Kejernihan / kekruhan :
6. pH :
7. Berat jenis ;
8. Leukosit ;
9. Nitrit :
10. Keton :
11. Billirubin :
12. Glukosa :
a.
13. MeniskusBakteri dalam :urine
1) Escherichia
14. Urobilinogen : coli
15. Protein :

1.
b. Dalam tubuh manusia ditemukan E coli dibagian bawah dari
1. Bakteribakteri dalam urine
a) Escherichia coli
Dalam tubuh manusia ditemukan E coli dibagian bawah dari saluran usus.
Bakteri gram negative ini diekskresikan dalam feses pada saat buang air besar
setiap bagian dalam saluran kemih dapat terinfeksi oleh bakteri ini meliputi
infeksi ginjal, infeksi kandung kemih dan infeksi urethra.
b) Enterococcus faecalis
Bakteri ini adalah salah satu jenis umum dari bakteri yang ada dalam urine,
sebuah bakteri gram positif ditemukan dalam saluran pencernaan pada orang sehat
yang menyebabkan ISK dan mampu menginfeksi darah luka dan daerah panggul
dan bakteri ini sulit untuk diobati.

c) Klebsiella pneumonia
Jenis bakteri lainya dalam urine adalah K. pneumoniae. Bakteri ini
menyebabkan pneumonia yang berkolonisasi pada kulit, faring, saluran
pencernaan, paru-paru dan pada sayatan akibat bedah. Infeksi saluran kemih pada
gram negative ini dapat terjadi pada anak-anak.
d) Lactobacillus
Bakteri gram positif hadir dalam saluran pencernaan, saluran kemih dan
vagina pada wanita ini menciptakan lingkungan asam dengan memproduksi asam
laktat sehingga membuat daerah menjadi tempat berbagai mikroba berbahaya.
e) Proteus
Spesies proteus bersama-sama dengan E.coli, Klebsiela dan bakteri lainya
membuat flora saluran usus. Infeksi proteus dihasilkan ketika bakteri gram
negative dari usus membuat jalan menuju kandung kemih dan uretra dan
mengakibatkan ISK, pada penderita ini urine terlihat gelap dan menjadi lebih bau.

PENGERTIAN
Suatu tindakan mengambil sejumlah urine sebagai sampel untuk
pemeriksaan laboratorium.

TUJUAN
1. Mengambil sampel urine yang tidak terkontaminasi untuk menganalisa urine
rutin atau test diagnostik yang meliputi test kultur dan sensitivitas.
2. Mengetahui adanya mikroorganisme dalam urine.
BOBOT
NO TINDAKAN BOBOT NILAI X KETERANGAN
NILAI

1.
I PENGKAJIAN
1. Mengkaji instruksi / pesanan medik untuk pemeriksaan
diagnostik.
2. Mengkaji intake dan pola eliminasi klien.
3. Mengkaji tingkat pengetahuan klien akan prosedur dan 2
tujuan pemerikasaan urine.
4. Mengkaji tujuan pengambilan sampel urine, untuk
menetukan metode yang tepat dalam pengambilan sampel
urine.
II INTERVENSI
A. Persiapan Alat :
1. Bokal/botol/wadah tempat sampel urine.
a. Bokal/botol/wadah steril untuk pemeriksaan urine kultur dan
sensitivitas.
b. Bokal/botol/wadah bersih untuk pemeriksaan urine rutin
atau urine lengkap.
2. Handscoen bersih.
3. Pot/urinal.
4. Nierbeken/bengkok.
5. Perlak/alas.
6. Etiket.
7. Formulir pemeriksaan.
8. Menurut cara pengambilan sampel urine :
a. Melalui kateter : 3
1) Spuit 10 cc bila kateter mempunyai port menggunakan
jarum no 21 G atau 22 G.
2) Klem penjepit.
3) Kapas alkohol 70%.
b. Dengan cara mid stream :
1) Baskom berisi air hangat, sabun, washlap dan handuk.
2) Pinset steril dan kapas betadine.
B. Persiapan Klien :
Menjelaskan prosedur dan tujuan dilakukannya
pengambilan sampel urine.
III IMPLEMENTASI
1. Menutup sampiran.
2. Mencuci tangan.
3. Memakai handscoen bersih.
4. Melakukan pengambilan sampel urine :
a. Melalui Kateter :
1) Mengklem selang urine bag selama kurang lebih 30 menit.
2) Meletakkan perlak/pengalas dibawah tempat pengambilan
urine.
3) Melakukan pengambilan urine :
a) Kateter dengan port :
Mendesinfeksi lokasi penusukan dengan kapas alkohol
70%.
Menusukkan jarum dengan sudut 90 pada port.
Melakukan aspirasi urine sebanyak 3 5 cc untuk
pemeriksaan kultur urine, atau 10 20 cc untuk
pemeriksaan urine lengkap.
Memindahkan urine dari spuit kedalam bokal/botol steril.
b) Kateter tanpa port :
Membuka tutup bokal/botol urine dan meletakkannya diatas
perlak/pengalas.

1.
Mendesinfeksi sambungan kateter selang urine bag
dengan kapas alkohol 70%.
Membuka sambungan tersebut dengan hati-hati, pegang
selang diatas sambungan 5 c, jaga jarak agar tidak
terkontaminasi.
Memasukkan urine kedalam bokal/botol urine (jangan
sampai bersentuhan dengan ujung kateter).
Mendesinfeksi selang kateter dengan kapas alkohol 70%
kemudian sambungkan kembali urine bag dengan kateter.
4) Membuka klem penjepit.
b. Dengan Cara Mid Stream :
1) Meletakkan perlak/pengalas dibawah bokong klien,
lepaskan pakaian bawah klien dan atur posisi yang sama
seperti saat membersihkan vulva/perineum (bila klien harus
dibantu).
2) Membersihkan daerah perineum dan alat genitalia dengan
menggunakan air hangat + sabun dan washlap, kemudian
keringkan dengan handuk.
3) Membersihkan daerah meatus urethra eksternus dengan
menggunakan kapas betadine dan pinset steril.
4) Menganjurkan kepada klien untuk berkemih dan tampung
3
urine yang pertama keluar dalam pot/urinal, kemudian
tampung urine yang keluar selanjutnya kedalam bokal/botol
urine sampai 10 20 cc dan anjurkan klien untuk
menuntaskan berkemihnya kedalam pot/urinal.
5. Menempatkan bokal/botol urine ditempat yang aman,
setelah urine untuk pemeriksaan ditampung.
6. Menutup bokal/botol urine.
7. Merapihkan klien dan alat.
8. Melepaskan handscoen.
9. Menempelkan etiket pemeriksaan urine pada bokal/botol
urine, dan buatkan formulir pemeriksaannya.
10. Membuat formulir pmerikasaan.
11. Membawa sampel urine beserta formulir pemeriksaannya
ke laboratorium.
IV EVALUASI
1. Mengevaluasi hasil pemeriksaan laboratorium untuk
mengetahui hasil test. 1
2. Mengevaluasi respon klien selama pelaksanaan prosedur.
3. Mengobservasi karakteristik urine : warna, kepekatan dan
bau.
V DOKUMENTASI
1. Mencatat jumlah, warna, baud an konsistensi urine.
2. Mencatat waktu dan cara pengambilan sampel urine.
3. Mencatat respon klien selama prosedur. 1

VI SIKAP

1.
1. Sistematis.
2. Hati-hati.
3. Berkomunikasi.
4. Mandiri.
5. Teliti.
6. Tanggap terhadap respon klien.
7. Rapih.
8. Menjaga privacy.
9. Sopan.

TOTAL 10

Analisa Pemeriksaan Urine


1. Penafsiran berdasarkan warna urine
No. Warna urine Penyebab patologis Penyebab non patologis
1. Merah Ada hemoglobin, mioglobin dan - oleh karena obat tertentu
porfirin (berarti ada perdarahan - karena zat warna dari
saluran kencing) makanan tertentu, misal Biet,
Senna, Robarber
2. Jingga Zat warna empedu - karena obat-obat: antiseptik
saluran kencing, pyridium,
dan obat fenothiazin
3. Kuning - urine pekat - banyak makan wortel
- keberadaan urobiliin dan - obat fenacetin, kaskara,
bilirubin nitrofurantoin
4. Hijau - keberadaan biliverdin - obat preparat vitamin dan
- keberadaan bakteri obat psikoaktif
pseudomonas
5. Biru Tak patologis Deuretika tertentu
6. Coklat - keberadaan hematin asam, - obat-obat nitrofurantoin,
mioglobin dan zat warna levodopa
empedu
7. Hitam / hampir Keberadaan melanin, urobilin - obat levodopa, kaskara,
hitam dan methemoglobin senyawa besi dan fenol.

1.
2. Analisa berdasarkan keberadaan gula dalam urine

No Gula dalam urine Penafsiran


1 Urine + bersama - Penyakit DM
hiperglikemi - Penyakit endokrien: akromegali cushing
singdrom, hipertirroidisme, dan
fdeokromositosis
- Pangkeatitis, Ca pangkreas
- Disfungsi SSP: asfiksia, pendarahan/tumor
hipotalamus
- Gangguan metabolism berat: luka bakar berat,
shock kardiogenik, uremia, penyakit hati berat,
sepsis
- Obat kartikosteroid dan thiazid
2 Urine+tanpa - Disfungsi tubulus ginjal, kehamilan, gula non
hiperglikemia glukose

3. Penafsiran keberadaan protein dalam urine (proteinuria)

No Keberadaan protein dalam Tafsiran gangguan organ/penyakit


urine
1 Proteinuria ringan - Organ sehat setelah kerja jasmani berat
- Kondisi demam, stress emosi, hipertensi
- Disfungsi tubulus ginja
- Ginjal polikistik
- Infeksi saluran urin distal
- Hemoglobinuria karena hemolisis berat
2 Protein uria sedang 0,5- - Glumerulonefritis kronis
3gr/hari - Gagal jantung kongesti
- Nefropati DM
- Pielonefritis
- Mieloma multiple
- Preeklamasia
3 Proteinuria berat>3gr/hari - Gllumerulonefritis akut
- Glumerullonefritis kronis berat

1.
- Nefrosis lipoid
- Nefropatie DM berat
- Nefritis pada lupus
- Penyakit amioid

4. Penafsiran keberadaan hemoglobin dalam urine dalam sediment


(hemoglobinuria)

No. Keadaan Hemoglobin Tafsiran gangguan organ/penyakit


1. Eritrosit utuh dalam sediment tanpa - cemaran
silinder - akibat aktifitas jasmani berat
- trauma pada saluran kencing
- sistitis
- kencing batu
- tumor ginjal
- hipertensi berat
- penggunaan obat antikoagulan
- penyakit sel sabit
2. Eritrosit utuh diikuti adanya silinder - GNC
eritrosit, silinder bergranula dan - nefritus
proteinuria - poliarthritis
- nefropatie alergi
3. Dalam sedimen tak ada eritrosit utuh - lisis eritrosit dalam sirkulasi
- hemolisis transfusi / transfusi darah
hemolisis

5. Tafsiran keberadaan silinder dalam urine

No. Jenis silinder Penafsiran


1. Hialin 1. Gerak badan berat pada orang normal
2. Gagal jantung kongesti
3. Nefropatie DM
4. Glumerub nefritis kronis

1.
2. Eritrosit 1. Glumerulonefritis akut
2. Endokarditis bacterial
3. Nefritis lupus
4. Infark ginjal
3. Lekosit 1. Pyelonefritis akut
2. Nefritis
4. Epithel 1. Nekrosis tubuler
2. Infeksi Cytomegalovirus
3. Keracunan logam berat atau salisilat
5. Granuler (butir kasar/halus) 1. Sindrom nefrotik
2. Pyelonefritis
3. Glumerulonefritis
4. Keracunan timbal
6. Lilin 1. Atropi tubulus ginjal berat
2. Gagal ginjal

6. Penafsiran terhadap kadar bilirubin serum, bilirubin urin dan urobilin urine

No. Bilirubin serum Bilirubin urin Urobilin urine Tafsiran


1. Indirek meningkat Negatif (-) Meningkat Hemolisis
Direk normal (n)
2. Indirek normal Negatif (-) Meningkat Kerusakan sel
Direk (n) - meningkat hati awal
3. Indirek meningkat Meningkat Meningkat Kerusakan sel
Direk meningkat hati berat
4. Indirek (n) Meningkat Negatif (-) Obstrusi
Direk meningkat saluran
empedu ekstra
atau intra
hepatik

7. Pemeriksaan Bence Jones


Adalah pemeriksaan urine untuk mendeteksi keberadaan protein patologis
dengan cara mencampur urine dengan asam asetat dan dipanaskan. Dinyatakan
positip apabila terjadi kekeruhan pada saat urine dingin. Biasanya dilakukan pada
penderita yang dicurigai mieloma multiple. Reaksi bence jones (+) dapat juga terjadi

1.
pada tumor tulang dan leukimia.

1.

Anda mungkin juga menyukai