T A S I K M A LAYA
KAB.TASIKMALAYA
TENTANG
Mengingat :
2
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA
TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN UMUM
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Tasikmalaya;
2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat Daerah
Kabupaten Tasikmalaya;
3. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya;
4. Bupati adalah Bupati Tasikmalaya;
5. Dinas adalah Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Tasikmalaya;
6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten
Tasikmalaya;
7. Camat adalah Camat setempat di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Tasikmalaya;
8. Pengelolaan Pertambangan adalah pengelolaan dalam arti luas meliputi segala
kegiatan dan usaha penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, inventarisasi,
pengaturan pemanfaatan, perizinan, pembinaan, dan pengawasan serta
pemeliharaan lingkungan pertambangan dan melaksanakan konservasi;
9. Izin Usaha Pertambangan, selanjutnya disingkat IUP adalah wewenang/izin
usaha pertambangan yang diberikan oleh Bupati kepada perorangan dan atau
badan untuk melaksanakan kegiatan usaha pertambangan di daerah;
10. Penyelidikan Umum adalah penyelidikan secara geologi umum atau geofisika di
daratan, perairan dan udara, segala sesuatu dengan maksud untuk membuat
peta geologi umum atau untuk menetapkan tanda-tanda adanya bahan galian
pada umumnya;
11. Eksplorasi adalah kegiatan penyelidikan geologi/pertambangan untuk
menetapkan lebih teliti/seksama adanya dan sifat letakan bahan galian;
6
20. Upaya Pengelolaan Lingkungan, yang selanjutnya disingkat UKL adalah upaya
yang memuat langkah-langkah yang dilakukan dalam rangka pengelolaan
lingkungan pada waktu kegiatan persiapan, pelaksanaan dan pasca tambang
sebagai upaya pencegahan terhadap kerusakan lingkungan hidup;
21. Upaya Pemantauan Lingkungan, selanjutnya disingkat UPL adalah upaya yang
memuat langkah-langkah yang dilakukan dalam rangka memantau lingkungan
pada waktu kegiatan persiapan, pelaksanaan dan pasca tambang;
22. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, selanjutnya disingkat AMDAL adalah
hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan terhadap
lingkungan yang diperlukan bagi proses kegiatan usaha pertambangan umum;
7
BAB II
JENIS BAHAN GALIAN
Pasal 2
Jenis Bahan Galian Pertambangan Umum terdiri dari :
8
BAB III
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN UMUM
Bagian Kesatu
Klasifikasi Usaha Pertambangan
Pasal 3
(1) Pengusahaan Pertambangan Umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Usaha Pertambangan Skala Kecil adalah Pertambangan Umum yang
diusahakan oleh perorangan (rakyat setempat) berdasarkan jenis bahan
galian dan cara penambangannya dilaksanakan secara tradisional dengan
menggunakan peralatan sederhana;
9
KLASIFIKASI USAHA
PERBEDAAN SKALA SKALA SKALA
KECIL MENENGAH BESAR
Jenis Bahan Galian Bahan Galian Bahan Galian Bahan Galian
Tambang Tambang Tambang
Pengusahaan Perorangan Badan Usaha Badan Usaha
Cara Penambangan Sederhana/Tradision Semi Mekanis Mekanis
al
Luas Ruang Usaha Maksimal 5 hektar > 5 25 hektar > 25 hektar keatas
Perijinan IUP IUP IUP
Bagian Kedua
Perizinan
Pasal 4
(1) Bupati mempunyai wewenang dan tanggung jawab di bidang Pertambangan
Umum;
(2) Pelaksanaan kewenangan administratif dan teknis sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) pasal ini dilaksanakan oleh Dinas.
Pasal 5
Wewenang dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 Peraturan
Daerah ini meliputi:
a. Pengaturan dan pengembangan kegiatan Usaha Pertambangan Umum;
b. Pemrosesan perizinan dalam bentuk IUP;
c. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian Usaha Pertambangan Umum
terhadap pemegang izin;
10
Pasal 6
Pembinaan, pengawasan, dan pengendalian sebagaimana dimaksud pada Pasal 5
huruf c Peraturan Daerah ini meliputi aspek penyelidikan umum, eksplorasi,
eksploitasi, produksi, pemasaran, keselamatan dan kesehatan kerja (K3),
pengelolaan lingkungan, konservasi dan tenaga kerja.
Pasal 7
(1) Setiap Pertambangan Umum baru dapat dilaksanakan setelah memiliki IUP
dari Bupati;
(2) Permohonan IUP diajukan secara tertulis kepada Bupati melalui Kepala
Dinas;
(3) Tata cara dan syarat-syarat permohonan IUP diatur dan ditetapkan lebih
lanjut oleh Bupati.
Pasal 8
(1) IUP dituangkan dalam bentuk Keputusan Bupati;
(2) Dalam setiap pemberian IUP harus memperhitungkan aspek teknis,
lingkungan, ekonomi, sosial dan konservasi sumber daya alam;
Pasal 9
(1) Penandatanganan Izin Usaha Pertambangan (IUP) skala kecil dilaksanakan
oleh Kepala Dinas atas nama Bupati;
(2) Penandatanganan Izin Usaha Pertambangan (IUP) skala menengah dan besar
dilaksanakan oleh Bupati;
(3) Penandatanganan Petikan Keputusan Bupati tentang Izin Usaha
Pertambangan Skala Menengah dan Besar sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) pasal ini dilaksanakan oleh Kepala Dinas atas nama Bupati.
Pasal 10
11
(1) IUP sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 ayat (1) Peraturan Daerah ini
memuat hak dan kewajiban;
(2) IUP hanya dapat dipindahtangankan/dialihkan atau dikerjasamakan kepada
Pihak Ketiga dengan persetujuan tertulis dari Bupati;
(3) Persetujuan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal ini akan
diberikan apabila memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
Pasal 11
(1) IUP diberikan untuk 1 (satu) jenis bahan galian berupa :
a. IUP Penyelidikan Umum;
b. IUP Eksplorasi;
c. IUP Eksploitasi;
(2) IUP dapat digunakan sebagai dasar untuk penerbitan izin-izin lain yang
bersifat teknis;
(3) IUP tidak dapat dijadikan dasar dalam pemindahan hak atas tanah dalam
kegiatan Usaha Pertambangan Umum.
Pasal 12
(1) Untuk kepentingan peninjauan indikasi potensi bahan galian, Kepala Dinas
dapat mengeluarkan Surat Keterangan Izin Peninjauan (SKIP);
(2) Surat Keterangan Izin Peninjauan (SKIP) diberikan untuk jangka waktu
maksimal 1 (satu) bulan.
Pasal 13
(1) Apabila pemegang IUP akan mempergunakan alat-alat berat dan atau alat
mekanis untuk menunjang kegiatan usaha pertambangan harus memiliki ijin
dari Kepala Dinas;
(2) Tata cara permohonan izin penggunaan alat-alat berat sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) pasal ini diatur dan ditetapkan lebih lanjut oleh Bupati.
Pasal 14
(1) Luas wilayah IUP Penyelidikan Umum dapat diberikan untuk luas maksimal
20.000 (dua puluh ribu) hektar;
(2) Luas wilayah IUP Eksplorasi dapat diberikan untuk luas maksimal 10.000
(sepuluh ribu) hektar;
12
(3) Luas wilayah IUP Eksploitasi dapat diberikan untuk luas maksimal 1.000
(seribu) hektar.
Pasal 15
(1) IUP Penyelidikan Umum dapat diberikan untuk jangka waktu 3 (tiga) bulan;
(2) IUP Eksplorasi dapat diberikan untuk jangka waktu maksimal 2 (dua) tahun
dan dapat diperpanjang 1 (satu) kali dengan jangka waktu maksimal 1 (satu)
tahun;
(3) IUP Eksplorasi dapat ditingkatkan menjadi IUP Eksploitasi apabila memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati;
(4) IUP Eksploitasi dapat diberikan untuk jangka waktu maksimal 5 (lima) tahun
dan dapat diperpanjang dengan jangka waktu maksimal 2 (dua) tahun setiap
perpanjangan;
(5) IUP Eksploitasi hanya dapat diberikan setelah memenuhi persyaratan
sebagaimana diatur dalam Keputusan Bupati;
(6) Surat Keterangan Pengangkutan dan Penjualan dapat diberikan untuk jangka
waktu 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang dengan jangka waktu yang
sama;
(7) Permohonan perpanjangan IUP diajukan 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya
IUP.
Pasal 16
(1) Apabila dalam 1 (satu) lokasi IUP terdapat bahan galian jenis lainnya kepada
pemegang IUP diberikan prioritas pertama untuk mendapatkan IUP jenis
bahan galian tersebut dan apabila yang bersangkutan tidak mengajukan
permohonan IUP dimaksud, Bupati dapat memberikan IUP kepada pihak lain;
(2) Apabila dalam hal terjadi tumpang tindih antara kegiatan Usaha
Pertambangan Umum dengan kegiatan selain kegiatan Usaha Pertambangan
Umum, maka prioritas peruntukan lahan ditentukan oleh Bupati sesuai
lingkup kewenangannya.
Pasal 17
13
Pasal 18
(1) Pemegang IUP berhak untuk melaksanakan Usaha Pertambangan Umum
berdasarkan izin yang diberikan;
(2) Pemegang IUP berhak mendapatkan prioritas untuk mengusahakan bahan
galian lain dalam wilayah IUP berdasarkan izin yang diberikan.
Pasal 19
(1) Pemegang IUP wajib :
a. Mematuhi setiap ketentuan yang tercantum dalam IUP;
b. Menyampaikan laporan secara tertulis kepada Kepala Dinas atas
pelaksanaan kegiatan usahanya setiap 3 (tiga) bulan sekali;
c. Menyampaikan laporan produksi setiap 1 (satu) bulan sekali;
d. Menyampaikan peta kemajuan tambang selambat-lambatnya 6 (enam)
bulan sekali;
e. Membayar Pajak Produksi Bahan Galian setiap bulan;
f. Melakukan daftar ulang IUP setiap 2 (dua) tahun sekali untuk IUP yang
berlaku di atas 2 (dua) tahun.
(2) Tata cara dan bentuk laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurup b,
c, dan d pasal ini, diatur dan ditetapkan lebih lanjut oleh Bupati;
(3) Tata cara dan prosedur daftar ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf f pasal ini, diatur dan ditetapkan lebih lanjut oleh Bupati;
(4) Hak dan kewajiban Pemegang IUP, diatur dan ditetapkan lebih lanjut oleh
Bupati
Pasal 20
(1) IUP berakhir karena :
a. Habis masa berlakunya dan yang bersangkutan tidak mengajukan
permohonan perpanjangan;
b.Dikembalikan oleh pemegangnya dengan cara :
1.Menyampaikan secara tertulis kepada Bupati melalui Dinas;
2.Pengembalian IUP dinyatakan sah setelah mendapatkan persetujuan
dari Bupati.
14
Bagian Ketiga
Wilayah Pertambangan Umum
Pasal 21
Bupati dapat menetapkan sifat, bentuk dan jenis bahan galian serta wilayah
pertambangan sebagai berikut :
a. Wilayah Pertambangan Umum jenis bahan galian tertentu yang pengusahaannya
tidak memerlukan teknologi tinggi dan wilayah tersebut sudah diusahakan oleh
rakyat setempat ditetapkan oleh Bupati sebagai Wilayah Pertambangan Rakyat;
b. Wilayah Pertambangan Rakyat sebagaimana dimaksud pada huruf a diatas,
hanya dapat diusahakan oleh perorangan (rakyat setempat) berdasarkan IUP
Eksploitasi seluas maksimal 5 hektar;
c. Wilayah Pertambangan Umum jenis bahan galian tertentu yang ditetapkan
sebagai wilayah pertambangan bahan galian unggulan dapat ditetapkan sebagai
Kawasan Pertambangan;
d. Kegiatan usaha pertambangan hanya dapat dilakukan pada wilayah yang telah
ditetapkan secara teknis sebagai wilayah pertambangan atau pada lokasi yang
diperbolehkan dilakukan kegiatan pertambangan.
BAB IV
15
Bagian Kedua
Kemitrausahaan
Pasal 23
(1) Kemitrausahaan meliputi kemitraan dalam pengusahaan, pemasaran dan
permodalan;
(2) Usaha Pertambangan Skala Menengah dan Besar wajib menjalin kemitraan
dengan Usaha Pertambangan Skala Kecil;
BAB VI
PRODUKSI, RETRIBUSI, PAJAK, ROYALTI DAN IURAN TETAP
Bagian Kesatu
Produksi
Pasal 24
(1) Produksi Pertambangan Umum dihitung berdasarkan volume atau tonase
bahan galian yang ditambang;
(2) Untuk keperluan perhitungan jumlah produksi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) pasal ini Dinas menetapkan bobot isi bahan galian setelah dilakukan
pengujian secara laboratoris;
(3) Pendataan, pencatatan, dan perhitungan produksi bahan galian dilakukan oleh
Dinas;
16
Pasal 25
(1) Dalam rangka pengawasan dan pengendalian produksi hasil penambangan
bahan galian, Dinas melaksanakan :
a. Pemeriksaan ulang terhadap setiap laporan hasil produksi yang
dibuat/dilaporkan oleh pemegang Izin Usaha Pertambangan;
b.Menetapkan produksi hasil penambangan bahan galian atas dasar
perhitungan teknis.
(2) Hasil pemeriksaan dan penetapan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini,
dipergunakan sebagai dasar Surat Ketetapan Pajak Daerah/Iuran Bahan
Galian.
Bagian Kedua
Retribusi
Paragraf 1
Retribusi Perizinan
Pasal 26
(1) Setiap pemberian IUP Ekploitasi dan Eksplorasi dikenakan retribusi;
(2) Penetapan retribusi didasarkan pada biaya administrasi, peninjauan lokasi,
pembinaan, pengujian laboratoris dan pengawasan;
(3) Besarnya tarif retribusi IUP eksploitasi dan Eksplorasi ditetapkan sebagai
berikut :
a. Tarif Retribusi IUP Eksploitasi :
TARIF IUP EKPLOITASI (Rp)/ ha
KECIL SEDANG BESAR
NO JENIS BAHAN GALIAN
1 NON LOGAM 20.000,- 25.000,- 30.000,-
2 LOGAM 35.000,- 40.000,- 45.000,-
Pasal 27
(1) Setiap pemberian Izin penggunaan alat berat dan atau alat mekanis dikenakan
retribusi;
(2) Besarnya tarif Retribusi Izin Dispensasi Penggunaan Alat Berat dan atau Alat
Mekanis ditetapkan sebesar Rp. 250.000,- (Dua ratus lima puluh ribu rupiah)
per unit per tahun.
Paragraf 2
Retribusi Pelayanan
Pasal 28
(1) Besarnya tarif retribusi Jasa Pelayanan Informasi Dan Pencadangan Wilayah
Pertambangan (JPIPWP) melalui Daftar Rencana Kerja (DRK) Dinas
ditetapkan sebagai berikut :
a. Peta Potensi Sumber Daya Mineral ukuran A3, ditetapkan sebagai berikut :
-Mineral Logam sebesar Rp. 70.000,00 per lembar;
-Mineral Non Logam sebesar Rp. 70.000,00 per lembar;
-Batubara sebesar Rp. 70.000,00 per lembar.
b.Peta Potensi Sumber Daya Mineral dalam Compact Disket (CD), ditetapkan
sebagai berikut :
-Mineral Logam sebesar Rp. 50.000,00 per CD;
-Mineral Non Logam sebesar Rp. 50.000,00 per CD;
-Batubara sebesar Rp. 50.000,00 per CD
c. Layanan Jasa Digitasi, ditetapkan sebagai berikut :
-Digital Pela Line dan poligon layer/cm sebesar Rp. 300,00 per cm2;
-Digital Peta Point setiap layer/point sebesar Rp. 100,00 per titik;
-Pengisian Data Base/1 ietm record sebesar Rp. 2.000,00 per record.
d.Jasa Pemanfaatan Alat Ukur, ditetapkan sebagai berikut :
-Total Sation sebesar Rp. 170.000,00 per hari;
-EDM sebesar Rp. 80.000,00 per hari
-Theodolite Digital sebesar Rp. 120.000,00 per hari;
-Waterpas sebesar Rp. 50.000,00 per hari;
-GPS sebesar Rp. 30.000,00 per hari.
e. Jasa Teknologi/konsultasi, ditetapkan sebagai berikut :
18
Bagian Ketiga
Iuran dan Pajak
Pasal 29
(1) Setiap pengusahaan pertambangan dikenakan iuran dan pajak;
(2) Jenis iuran dan pajak sebagaiman dimaksud pada ayat (1) pasal ini meliputi :
a. Iuran Tetap;
b. Royalti;
c. Pajak Produksi.
(3) Penetapan tarif iuran tetap didasarkan jenis IUP, luas lahan usaha dan jumlah
Produksi yang diukur berdasarkan tonase sesuai dengan jenis bahan galian
dan tingkat kualitas;
(4) Besarnya tarif Iuran Tetap, Royalti dan Pajak Produksi sebagai berikut :
19
TARIF
No TAHAPAN KEGIATAN TAHUN SATUAN
(Rp.)
1 Penyelidikan Umum I Ha/Tahun 500,-
II Ha/Tahun 1.000,-
2 Eksplorasi I Ha/Tahun 2.000,-
II Ha/Tahun 2.500,-
3 Perpanjangan Eksplorasi I Ha/Tahun 5.000,-
II Ha/Tahun 7.500,-
4 Pembangunan Fasilitas Eksplorasi I Ha/Tahun 8.000,-
II Ha/Tahun 8.000,-
III Ha/Tahun 8.000,-
5 Eksploitasi :
a. Tahap ke I : untuk endapan laterit I Ha/Tahun 15.000,-
dan endapan permukaan (surface II Ha/Tahun 25.000,-
deposit yang meluas lainnya)
b. Tahap ke II : untuk endapan primer
dan endapan elluvia-alluvial
BESARNYA
No JENIS BAHAN GALIAN SATUAN
(Rp)
1 Nitrat Ton 2.000
2 Phosfat Ton 2.500
3 Garam Batu Ton 2.000
4 Asbes Ton 2.500
5 Talk Ton 2.500
6 Mika Ton 2.500
7 Magnesit Ton 2.500
8 Grafit Ton 2.500
9 Yarosit Ton 2.500
10 Tawas Ton 2.000
11 Leusit Ton 2.500
12 Oker Ton 1.750
13 Batu Permata Ton 20% x N.P
14 Batu Permata Ton 20% x N.P
15 Pasir Kuarsa Ton 2.000
16 Kaolin Ton 1.750
17 Feldspar Ton 2.250
20
c. Tarif Royalty :
BESARNYA
No JENIS BAHAN GALIAN SATUAN
(Rp)
1 Batubara
a. Batubara (Open Pit) dengan
tingkat kalori (Kkal/Kg,
airdried basis) :
1) < 5100 Ton 3,00 % dari harga jual
2) > 5100 6100 Ton 5,00 % dari harga jual
3) > 6100 Ton 7,00 % dari harga jual
Bagian Kedua
Tata Cara Pemungutan
Pasal 32
(1) Pemungutan Iuran Tetap, Retribusi dan Pajak tidak dapat diborongkan;
(2) Iuran Tetap, Retribusi dan Pajak dipungut dengan menggunakan Surat
Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) dan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD);
(3) Pemungutan Iuran Tetap dan Retribusi dilakukan oleh Dinas serta
pemungutan Pajak dilakukan oleh Dinas Pendapatan;
(4) Sesuai dengan isi Pasal 24 ayat (3), Dinas melaporkan kepada Dinas Pendapatan
dan Dinas Pendapatan menetapkan dan memungut besarnya pajak;
(5) Dinas diberikan dana peningkatan pelayanan sebesar 5 % (lima persen) dari
jumlah tagihan yang diterima;
(6) Pengaturan lebih lanjut mengenai tata cara pemungutan iuran tetap, retribusi
dan pajak sebagaimana yang dimaksud pada ayat (3) pasal ini akan diatur dan
ditetapkan lebih lanjut oleh Bupati;
(7) Apabila setelah adanya penetapan sebagaimana dimaksud pada Pasal 32 ayat
(2), pengusaha wajib membayar paling lambat 14 (empat belas) hari setelah
Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) diterima;
(8) Apabila pengusaha dalam waktu 14 (empat belas) hari tidak memenuhi
kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (7) pasal ini, maka kepadanya
dikenakan denda sebesar 2 % (dua persen) dari jumlah pajak yang terutang
setiap bulannya.
Bagian Ketiga
Tata Cara Pembayaran
Pasal 33
Tata cara pembayaran iuran tetap, retibusi, royalty dan pajak dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB VII
PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERTAMBANGAN
Pasal 34
24
Pasal 35
Pengelolaan lingkungan usaha pertambangan sebagaimana dimaksud pada Pasal 36
Peraturan Daerah ini berupa Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL),
UKL dan UPL serta SPPL bagi pemegang IUP yang diatur dan ditetapkan lebih
lanjut dengan Keputusan Bupati.
Pasal 36
(1) Pemegang IUP diwajibkan untuk melaksanakan reklamasi pada saat kegiatan
penambangan maupun pada pasca tambang;
(2) Bagi pemegang IUP yang tidak melaksanakan reklamasi baik pada saat
penambangan sedang berjalan maupun pasca penambangan, akan dikenakan
sanksi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
(3) Kegiatan reklamasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mengikuti
petunjuk teknis dari instansi yang berwenang.
BAB VIII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 37
(1) Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan terhadap pemegang IUP
dilaksanakan oleh Dinas;
(2) Pembinaan dan Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini
meliputi aspek :
a. Pengusahaan, Kegiatan dan Administrasi;
b. Produksi dan Pemasaran;
c. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3);
d. Lingkungan Pertambangan;
e. Konservasi;
f. Tenaga Kerja;
g. Barang Modal;
h. Jasa Pertambangan;
i. Pemanfaatan Jasa Produksi Dalam Negeri;
j. Penerapan Standar Pertambangan;
k. Investasi, Divestasi, dan Keuangan;
25
BAB IX
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 39
(1) Dalam hal wajib iuran tetap, retribusi dan pajak tidak membayar tepat pada
waktunya atau kurang membayar dikenakan sanksi administrasi berupa bunga
sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan dari iuran dan retribusi yang terutang
atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan Surat Tagihan
Retribusi Daerah (STRD) dan Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD);
(2) Setiap Pemegang IUP yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud
pada Pasal 8 ayat (1), Pasal 11 ayat (2) dan Pasal 23 ayat (1) Peraturan
Daerah ini dikenakan sanksi berupa :
a. Pencabutan IUP;
b. Penutupan sementara usaha wilayah pertambangan;
BAB X
KETENTUAN PIDANA
Pasal 40
(1) Barang siapa yang melanggar ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud pada
Peraturan Daerah ini diancam dengan pidana kurungan selama-lamanya 6 (enam)
bulan dan atau denda setinggi-tingginya Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah);
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah pelanggaran;
(3) Pemegang IUP yang melakukan tindak pidana yang mengakibatkan kerusakan
dan pencemaran terhadap lingkungan siancam dengan pidana sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup.
BAB XI
26
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 41
Penyidikan terhadap pelanggaran ketentuan-ketentuan Peraturan Daerah ini
dilaksanakan oleh Penyidik, dalam hal ini Penyidik Polisi Republik Indonesia dan
atau Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Tasikmalaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB XII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 42
Kuasa Pertambangan (KP), Kontrak Karya (KK), Perjanjian Karya Pengusahaan
Pertambangan Batubara (PKP2B), Surat Ijin Pertambangan Daerah (SIPD) dan Ijin
Usaha Pertambangan (IUP) yang telah diterbitkan sebelum berlakunya Peraturan
Daerah ini, dinyatakan masih tetap berlaku sampai habis masa berlakunya.
BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 43
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka :
1. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tasikmalaya Nomor 32 Tahun
2002 tentang Pengelolaan Pertambangan Umum ;
2. Peraturan Daerah Kabupaten Tasikmalaya Nomor 11 Tahun 2004 tentang
Perubahan Pertama Peraturan Daerah Nomor 32 Tahun 2002 tentang
Pengelolaan Pertambangan Umum,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 44
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai
pelaksanaannya akan diatur dan ditetapkan lebih lanjut oleh Bupati.
Pasal 45
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Ditetapkan di Tasikmalaya
pada tanggal 31 Oktober 2006
BUPATI TASIKMALAYA
ttd
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATENTASIKMALAYA
ttd
H. ASEP ACHMADJAELANI
NIP. 070 021 212