Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

HALUSINASI

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Gangguan persepsi sensori : Halusinasi

II. TINJAUAN TEORI


A. PENGERTIAN
Halusinasi adalah suatu keadaan yang merupakan gangguan pencerapan
(persepsi) panca indra tanpa ada rangsangan dari luar yang dapat meliputi
semua sistem penginderaan pada seseorang dalam keadaan sadar penuh
(Prasetiya, 2013).
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tida kterjadi, suatu pencerapan
panca indra tanpa ada rangsangan dari luar (Prasetiya, 2013).
B. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI
Faktor Predisposisi
1. Faktor Perkembangan
Jika tugas perkembangan mengalami hambatan dan hubungan
interpersonal terganggu maka individu akan mengalami stress dan
kecemasan.
2. Faktor Sosiokultural
Berbagai faktor di masyarakat dapat menyebabkan seorang merasa
disingkirkan oleh kesepian terhadap lingkungan tempat klien
dibesarkan.

TUTIANSIH 13028 DIII KEPERAWATAN STIKES KEPANJEN


3. Faktor Biokimia
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Dengan
adanya stress yang berlebihan dialami seseorang maka di dalam tubuh
akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia
seperti Buffofenon dan Dimetytranferase (DMP).
4. Faktor Psikologis
Hubungan interpersonal yang tidak harmonis serta adanya perang
anda yang bertentangan dan sering diterima oleh anak akan
mengakibatkan stress dan kecemasan yang tingg idan berakhir dengan
gangguan orientasi realitas.
5. Faktor genetic
Gen apa yang berpengaruh dalam skizoprenia belum diketahui,
tetapi hasil studi menunjukkan bahwa faktor keluarga menunjukkan
hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.
Faktor Presipitasi
Yaitu stimulus yang dipersepsikan oleh individu sebagai tantangan,
ancaman atau tuntutan yang memerlukan energy ekstra untuk kopping.
Adanya rangsang lingkungan yang sering yaitu seperti partisipasi klien
dalam kelompok, terlalu lama diajak komunikasi, objek yang ada di
lingkungan juga suasana sepi / isolasi adalah sering sebagai pencetus
terjadinya halusinasi karena hal tersebut dapat meningkatkan stress dan
kecemasan yang merangsang tubuh mengeluarkan zat halusinogenik.

C. POHON MASALAH
Resti menciderai diri, orang lain, lingkungan

Halusinasi (efek)

Menarik diri (cor problem)

Koping individu tidak efektif (causa)

TUTIANSIH 13028 DIII KEPERAWATAN STIKES KEPANJEN


D. RENTANG RESPON
Respon Adaptif Respon Maladaptif
Pikiran logis Distorsi pikiran Gangguan pikir
Persepsi akurat Ilusi Halusinasi
Emosi konsisten dengan pengalaman Reaksi emosi Sulit berespon
emosi
Prilaku sesuai Prilaku aneh/tidak biasa Perilaku
disorganisasi
Berhubungan sosial Menarik diri Isolasi sosial

E. PENENTUAN DIAGNOSA
TANDA MAYOR (harus terdapat satu atau lebih)
1. Tidak akuratnya interpretasi stimulus lingkungan dan/atau
2. Perubahan negative dalam jumlah atau pola stimulus yang datang
TANDA MINOR (mungkin terdapat)
1. Disorientasi mengenai waktu atau tempat
2. Halusinasi dengar atau halusinasi lihat
3. Perubahan kemampuan memecahkan masalah
4. Perubahan perilaku atau pola komunikasi
5. Kegelisahan
6. Peka rangsang
7. Konsentrasi buruk
8. Disorientasi terhadap orang

F. PERUMUSAN DIAGNOSA
- Diagnosa Keperawatan Tunggal
Gangguan persepsi sensori : halusinasi

G. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


TUM : Klien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya

TUTIANSIH 13028 DIII KEPERAWATAN STIKES KEPANJEN


TUK 1 :
Klien dapat membina hubungan saling percaya
Kriteria evaluasi :
Klien mampu membina hubungan saling percaya dengan perawat dengan
criteria: ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa, senang, ada kontak
mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam,
klien mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan
masalahnya
Rencana tindakan keperawatan
1. Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip
komunikasi terapeutik.
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
klien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g. Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
2. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya
3. Dengarkan ungkapan klien dengan penuh perhatian ekspresi perasaan
klien

TUK 2 :
Klien dapat mengenal halusinasi
Kriteria evaluasi
Klien dapat menyebutkan waktu, isi, frekuensi, situasi dan kondisi
yang menimbulkan halusinasi
Klien menyatakan perasaan dan responnya saat mengalami
halusinasi (marah, takut, sedih, senang)
Rencana tindakan keperawatan
1. Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap

TUTIANSIH 13028 DIII KEPERAWATAN STIKES KEPANJEN


2. Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya : berbicara
dan tertawa tanpa stimulus, memandang ke kiri/ ke kanan/ ke depan
seolah-olah ada teman bicara.
3. Bantu klien mengenal halusinasinya :
a. Jika menemukan klien yang sedang halusinasi, tanyakan apakah ada
suara yang didengar.
b. Jike klien menjawab ada, lanjutkan apa yang dikatakan.
c. Katakan bahwa perawat percaya klien mendengar suara itu, namun
perawat sendiri tidak mendengarnya (dengan nada bersahabat tanpa
menuduh)
d. Katakan bahwa klien lain juga ada seperti klien
e. Katakan bahwa perawat akan membantu klien.
4. Diskusikan dengan klien
a. Situasi yang menimbulkan/ tidak menimbulkan halusinasi.
b. Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi, siang, sore dan
malam atau jika sendiri, jengkel/ sedih)
5. Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi
(marah/takut, sedih, senang) beri kesempatan mengungkapkan
perasaan.
6. Diskusikan dengan klien apa yang dilakukan untuk mengatasi perasaan
tersebut
7. Diskusikan tentang dampak yang akan dialaminya bila klien menikmati
halusinasinya.

TUK 3 :
Klien dapat mengkontrol halusinasinya
Kriteria evaluasi
a. Klien dapat menyebutkan tindakan yang biasaya dilakukan untuk
menghindari halusinasi
b. Klien dapat menyebutkan cara baru
c. Klien dapat memilih cara mengatasi halusinasi seperti yang telah
didiskusikan.

TUTIANSIH 13028 DIII KEPERAWATAN STIKES KEPANJEN


d. Klien dapat melaksanakan cara yang telah dipilih untuk mengendalikan
halusinasinya.
e. Klien dapat mengikuti terapi aktivitas kelompok
Rencana tindakan keperawatan
1. Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi
halusinasi (tidur, marah, menyibukkan diri dll)
2. Diskusikan manfaat dan cara yang digunakan klien, jika bermanfaat beri
pujian.
3. Diskusikan cara baru untuk memutus/ mengontrol timbulnya halusinasi
a. Katakan : "Saya tak mau dengan kamu" (pada saat halusinasi terjadi)
b. Menemui orang lain (perawat/ teman/ anggota keluarga) untuk
bercakap-cakap atau mengatakan halusinasi yang didengarnya.
c. Membuat jadwal kegiatan sehari-sehari agar halusinasi tidak sempat
muncul
d. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat untuk
mengendalikan halusinasi
4. Bantu klien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk
mencobanya
5. Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih, jika berhasil beri
pujian
6. Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok, orientasi realita,
stimulasi persepsi

TUK 4 :
Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya
Kriteria evaluasi
1. Keluarga dapat membina hubungan saling percaya
2. Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan tindakan untuk
mengendalikan halusinasi

Rencana tindakan keperawatan

TUTIANSIH 13028 DIII KEPERAWATAN STIKES KEPANJEN


1. Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan (waktu, tempat, dan
topik)
2. Diskusikan dengan keluarga (pada saat keluarga berkunjung/ pada saat
kunjungan rumah)
a. Pengertian halusinasi
b. Tanda dan gejala halusinasi
c. Proses terjadinya halusinasi
d. Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus
halusinasi.
e. Obat-obatan halusinasi
f. Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi di rumah, beri
kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama.
g. Beri informasi waktu follow up atau kapan perlu mendapat bantuan
halusinasi tidak terkontrol dan risiko mencederai orang lain.

TUK 5 :
Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
Kriteria evaluasi
a. Klien dapat menyebutkan manfaat, kerugian minum obat, nama, warna,
dosis, dan efek samping obat
b. Klien dapat mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar
c. Interaksi klien menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpa
konsultasi dokter

Rencana tindakan keperawatan


1. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang manfaat dan kerugian
tidak minum obat, nama, warna, dosis, cara, efek terapi dan efek
samping penggunaan obat
2. Pantau klien saat penggunaan obat
3. Anjurkan klien minta sendiri obat pada perawat dan merasakan
manfaatnya
4. Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar

TUTIANSIH 13028 DIII KEPERAWATAN STIKES KEPANJEN


5. Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter
6. Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/perawat jika terjadi hal-
hal yang tidak diinginkan

DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna, 2007. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Buku
Kedokteran EGC:Jakarta
Kusumawati, Farida, 2012. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Salemba Medika:
Jakarta
Stuart GW, Sundeen SJ. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC.
1998

TUTIANSIH 13028 DIII KEPERAWATAN STIKES KEPANJEN


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
a. Data Objektif : klien terlihat lebih banyak menyendiri dan jarang
berinteraksi dengan orang lain
b. Data subjektif : klien mengatakan dirinya sekarang sudah baik-baik saja
dan tidak pernah mendengar suara aneh-aneh lagi.
2. Diagnosa Keperawatan :
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Dengar
3. Tujuan Khusus :
a. Membina hubungan saling percaya
b. Mengenal halusinasi klien
c. Mengendalikan halusinasi klien
4. Tindakan Keperawatan :
TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya
Rencana tindakan keperawatan
1. Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip
komunikasi terapeutik.
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
klien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g. Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
2. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya
3. Dengarkan ungkapan klien dengan penuh perhatian ekspresi perasaan
klien

TUTIANSIH 13028 DIII KEPERAWATAN STIKES KEPANJEN


TUK 2 : Klien dapat mengenal halusinasi
Rencana tindakan keperawatan
1. Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
2. Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya : berbicara
dan tertawa tanpa stimulus, memandang ke kiri/ ke kanan/ ke depan
seolah-olah ada teman bicara.
3. Bantu klien mengenal halusinasinya :
a. Jika menemukan klien yang sedang halusinasi, tanyakan apakah ada
suara yang didengar.
b. Jike klien menjawab ada, lanjutkan apa yang dikatakan.
c. Katakan bahwa perawat percaya klien mendengar suara itu, namun
perawat sendiri tidak mendengarnya (dengan nada bersahabat tanpa
menuduh)
d. Katakan bahwa klien lain juga ada seperti klien
e. Katakan bahwa perawat akan membantu klien.
4. Diskusikan dengan klien
a. Situasi yang menimbulkan/ tidak menimbulkan halusinasi.
b. Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi, siang, sore dan
malam atau jika sendiri, jengkel/ sedih)
5. Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi
(marah/takut, sedih, senang) beri kesempatan mengungkapkan
perasaan.
6. Diskusikan dengan klien apa yang dilakukan untuk mengatasi perasaan
tersebut
7. Diskusikan tentang dampak yang akan dialaminya bila klien menikmati
halusinasinya.

TUK 3 : Klien dapat mengkontrol halusinasinya


Rencana tindakan keperawatan
1. Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi
halusinasi (tidur, marah, menyibukkan diri dll)

TUTIANSIH 13028 DIII KEPERAWATAN STIKES KEPANJEN


2. Diskusikan manfaat dan cara yang digunakan klien, jika bermanfaat beri
pujian.
3. Diskusikan cara baru untuk memutus/ mengontrol timbulnya halusinasi
a. Katakan : "Saya tak mau dengan kamu" (pada saat halusinasi terjadi)
b. Menemui orang lain (perawat/ teman/ anggota keluarga) untuk
bercakap-cakap atau mengatakan halusinasi yang didengarnya.
c. Membuat jadwal kegiatan sehari-sehari agar halusinasi tidak sempat
muncul
d. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat untuk
mengendalikan halusinasi
4. Bantu klien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk
mencobanya
5. Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih, jika berhasil beri
pujian
6. Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok, orientasi realita,
stimulasi persepsi

TUTIANSIH 13028 DIII KEPERAWATAN STIKES KEPANJEN


B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
1. Fase orientasi
a. Salam Terapeutik
Selamat pagi bapak! Perkenalkan nama saya Tyas biasa dipanggil Tyas,
saya mahasiswa dari Akper Panti Waluya Malang yang akan merawat
bapak selama 2 minggu ini. Oh iya, nama bapak siapa? Biasanya
dipanggil apa?
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apa yang dirasakan bapak saat
ini?
c. Kontrak:
Topik :Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang
suara yang selama ini bapak dengar?
Waktu : Mau berapa lama kita ngobrolnya? Bagaimana kalau 15
menit?
Tempat :Dimana kita mau duduk? Ya baiklah,kita disini saja.
2. Fase kerja
Apakah bapak mendengar suara tanpa ada wujudnya? Apa yang dikatakan
suara itu? Apakah bapak terus mendengar suara itu atau sewaktu-waktu?
Kapan bapak terakhir kali mendengar suara itu? Berapa kali sehari? Pada
waktu bapak sedang apaketika suara itu muncul? Apakah ketika bapak
sendiri? Apa yang bapak rasakan pada saat mendengar suara itu? Apa
yang bapak lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu
suaranya bisa hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk
mencegah suara itu muncul?Ada beberapa cara untuk mencegah suara-
suara itu muncul. Tapi hari ini kita belajar 1 cara dulu, yaitu dengan cara
menghardik. Caranya adalah saat suara-suara itu muncul bapak langsung
menutup telinga dan bilang di dalam hati pergi, pergi..saya tidak mau
dengar!! Begitu diulang-ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coba
sekarang bapak lakukan! Nah, begitu...bagus! Coba lagi! Nah bagus, bapak
sudah bisa!

TUTIANSIH 13028 DIII KEPERAWATAN STIKES KEPANJEN


3. Fase terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien)
Bagaimana perasaan bapak setelah memperagakan latihan tadi?
Kalau suara-suara itu muncul lagi, silahkan bapak coba cara tersebut.
Evaluasi Obyektif (Perawat)
Siapa nama saya?
Panggilan saya siapa?
Dari mana saya?

b. Rencana Tindak Lanjut


Bagaimana kalau bapak besok belajar dan latihan mengendalikan
halusinasi itu dengan cara yang kedua? Tapi sebelumnya mari kita
masukkan latihan menghardik itu kedalam jadwal harian bapak!
c. Kontrak yang akan datang
Topik :Baiklah pak, besok saya akan kembali ke bapak untuk
melanjutkan kegiatan ini.
Waktu :Jam berapa besok bapak maunya? Bagaimana kalau jam
9?
Tempat :Baiklah. Dimana besok kita mau ngobrol-ngobrolnya?
Bagaimana kalau disini saja?

TUTIANSIH 13028 DIII KEPERAWATAN STIKES KEPANJEN

Anda mungkin juga menyukai