Anda di halaman 1dari 149

STRATEGI PEMBELAJARAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM)

DI PKBM KYAI SURATMAN KECAMATAN PANDAK


KABUPATEN BANTUL

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan


Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana S1

Oleh
Muhammad Nurudin
NIM 09102249029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH


JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FEBRUARI 2016
MOTTO

Hidup adalah perjuangan yang harus di hadapi,

Perjuangan yang harus di menangkan,

Rahasia yang harus digali, dan

Anugrah yang harus di syukuri

Life is barrier that must be faced,

Struggle that must be won,

Secret that must be searched and,

Award which must thank goodness.

v
PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan untuk :

1. Anggota keluarga saya, istri dan anak-anak saya tercinta.

2. Program Studi Pendidikan Luar Sekolah FIP UNY

vi
STRATEGI PEMBELAJARAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM)
DI PKBM KYAI SURATMAN KECAMATAN PANDAK
KABUPATEN BANTUL

Oleh:
MUHAMMAD NURUDIN
NIM. 09102249029

ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini
mempunyai tiga tujuan. Pertama, bertujuan untuk mendeskripsikan strategi
pengorganisasian pembelajaran. Kedua, bertujuan untuk mendeskripsikan strategi
penyampaian pembelajaran, dan yang ketiga bertujuan untuk mendeskripsikan
strategi pengelolaan pembelajaran.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sebagai sumber
informasi dalam penelitian ini adalah tutor, pengelola, dan peserta didik. Sampel
diambil secara purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah wawancara secara mendalam, dokumentasi, dan observasi. Teknik analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data (data reduction),
penyajian data (data display), dan verifikasi data. Sebagai alat untuk
mempertinggi validitas digunakan metode triaggulasi sumber.
Hasil penelitian dan data yang ada terungkap bahwa strategi pembelajaran
yang dipergunakan oleh tutor meliputi : pertama, strategi pengorganisasian
pembelajaran dilaksanakan mulai dari penyusunan jadwal sampai dengan
standarisasi kegiatan pembelajaran yang kesemuanya dibawah bimbingan
pengelola PKBM. Kedua, strategi penyampaian pembelajaran dilakukan melalui
materi pembelajaran yang kontekstual dan mudah dipahami oleh warga belajar,
dan selanjutnya tutor menggunakan metode pembelajaran WB aktif serta di
lanjutkan dengan Tanya jawab. Ketiga, strategi pengelolaan pembelajaran
dilakukan dengan pembuatan media pembelajaran yang sesuai dengan keinginan
WB termasuk di dalamya adalah tempat, waktu pelaksanaan pembelajarannya.
Dengan strategi pengelolaan yang baik selanjutnya akan membuahkan hasil yang
baik sesuai dengan yang diharapkan tutor dan pengelola PKBM. Dengan cara
inilah bagi tutor akan menimbulkan strategi dan seni tersendiri dalam mengelola
pembelajaran.

Kata kunci: strategi pembelajaran, keaksaraan usaha mandiri.

vii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan karunia dan berkahNya sehingga penelitian dan laporan penelitian ini

dapat terselesaikan dengan baik.

Penelitian dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan karena adanya

kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

peneliti menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Ketua jurusan PLS FIP Universitas Negeri Yogyakarta yang telah

memberikan ijin dalam penulisan skripsi ini.

2. Bapak RB Suhato, M.Pd. dan Bapak Mulyadi, M.Pd., pembimbing I dan II

yang telah dengan ikhlas dan sabar memberikan bimbingan dan dorongan

semangat dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Suyanto dari SKB Bantul yang telah memberikan berbagai arahan

dan literatur hidup dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Marsudi, S.S. ketua PKBM Kyai Suratman yang telah bersedia sebagai

informan sekaligus menemani kami dalam melakukan penelitian ini.

5. Ibu Elia Efti Ervanida tutor KUM di dusun Kwalangan, yang telah banyak

memberikan informasinya dalam penelitian ini.

6. Ibu-ibu peserta didik KUM yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu, yang

telah banyak menambahkan informasi dalam penelitian ini.

7. Keluarga anak-anak, istriku, dan handai taulan yang telah banyak memberikan

spirit dan doanya hingga terselesaikan skripsi ini.

viii
8. Teman-teman mahasiswa PTK-PNF yang telah banyak memberikan masukan

dan wawasannya dalam penulisan skripsi ini.

9. Semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak

memberikan bantuan dalam penelitian dan penulisan skripsi ini.

Penulis berharap semoga kebaikan Bapak / Ibu / Saudara mendapat

imbalan yang sepantasnya dari Tuhan Yang Maha Esa. Terima kasih.

Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Yogyakarta, Desember 2015

Penulis

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iv
HALAMAN MOTTO .......................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi
ABSTRAK ........ vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR . xi
DAFTAR LAMPIRAN .. xii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 6
C. Batasan Masalah ...................................................................................... 6
D. Rumusan Masalah .................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ................................................................................... 7
BAB II. KAJIAN TEORI
A. Strategi Pembelajaran ............................................................................. . 8
1. Pengertian Strategi . 8
2. Pengertian Pembelajaran 10
3. Pengertian Strategi Pembelajaran .. 11
B. Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) ................................................. 13
C. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) .......................................... 14
1. Pengertian PKBM .. 14
2. Metode Pembelajaran di PKBM 25

x
D. Kerangka Berfikir 26
E. Pertanyaan Penelitian ..................................................... 29
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Pendekatan penelitian ............................................................................. 30
B. Subyek dan Obyek Penelitian ................................................................. 30
C. Seting Penelitian ..................................................................................... 31
D. Waktu Penelitian ..................................................................................... 31
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 32
1. Wawancara Mendalam .. 32
2. Dokumentasi .. 33
3. Observasi 33
F. Teknik Analisis Data ................................................................................ 35
1. Reduksi Data (data reduction) 36
2. Penyajian Data (data display) . 36
3. Verifikasi 37
G. Uji Keabsahan Data .................................................................................. 37
1. Trianggulansi .. 38
2. Perpanjangan Keikutsertaan ... 38
3. Ketekunan Pengamatan 39
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian . 40
1. Deskripsi Lembaga .. 40
a. Sejarah Berdirinya PKBM Kyai Suratman 40
b. Letak Geografis PKBM Kyai Suratman 41
2. Visi dan Misi Lembaga PKBM Kyai Suratman .. 42
3. Tujuan dan Sasaran Lembaga .. 42
4. Program PKBM Kyai Suratman .. 43
5. Struktur Organisasi Lembaga .. 44
B. Hasil Penelitian . 48
1. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran ........ 48
a. Penyusunan Jadwal ... 48

xi
b. Standar Kegiatan pembelajaran 51
1) Koordinasi Kegiatan . 52
2) Pengambilan Keputusan 52
2. Strategi Penyampaian Pembelajaran . 53
a. Materi Pembelajaran ... 53
b. Metode Pembelajaran .. 54
3. Strategi Pengelolaan Pembelajaran .. 54
a. Media Pembelajaran 55
b. Tempat Pembelajaran .. 55
c. Pelaksanaan Pembelajaran . 56
d. Hasil Pembelajaran ......... 57
e. Pendukung dan Penghambat Pembelajaran 58
f. Peran Tutor dan PKBM Dalam Pembelajaran KUM .. 59
C. Pembahasan . 60
1. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran .. 60
2. Strategi Penyampaian Pembelajaran . 63
3. Strategi Pengelolaan Pembelajaran ... 67
a. Penjadwalan Semua Program ... 73
b. Pembuatan Catatan Kemajuan Belajar . 74
c. Pengelolaan Motivasional 75
d. Kontrol Belajar . 77
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan . 79
1. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran . 79
2. Strategi Penyampaian Pembelajaran 79
3. Strategi Pengelolaan Pembelajaran ... 79
B. Saran ... 79
DAFTAR PUSTAKA .. 81
LAMPIRAN . 84
1. Pedoman Wawancara/Pengumpulan Data ...... 85
2. Hasil Pengumpulan Data 88

xii
3. Dokumentasi Foto 98
4. Dokumen Pembelajaran .. 106
5. Surat Ijin Penelitian . 132

xiii
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 1. Jadwal Penelitian ... 31
Tabel 2. Pedoman Wawancara . 33
Tabel 3. Pedoman Observasi . 34
Tabel 4. Susunan Tutor PKBM Kyai Suratman 46
Tabel 5. Sarana dan Prasarana .. 47
Tabel 6. Jadwal Pembelajaran ..... 49
Tabel Hasil Pengumpulan Data Dokumentasi . 89
Tabel Hasil Pengumpulan Data Observasi Lapangan .. 90
Tabel Hasil Pengumpulan Data Wawancara Lapangan ... 91-97
Tabel Silabus KUM PKBM Kyai Suratman ... 107-148

xiv
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 1. Alur Kerangka Berfikir .. 28
Gambar 2. Component of data analysis .. 36
Gambar 2. Bagan Struktur PKBM Kyai Suratman . 44
Gambar 3. Dokumentasi Foto . 98

xv
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Lampiran 1. Pedoman Wawancara . 85
Lampiran 2. Hasil Pengumpulan Data .... 88
Lampiran 3. Dokumentasi Foto .. 98
Lampiran 4. Dokumen Pembelajaran/Silabus ... 106
Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian ... 132

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya adalah hak bagi setiap warga Negara sejak ia

dalam kandungan sampai akhir hayatnya (pendidikan sepanjang hayat).

Pendidikan nasional secara umum telah dapat dinikmati oleh sebagian warga

masyarakat yang tidak mengalami permasalahan, baik secara ekonomi, keluarga

maupun sosialnya. Bagi mereka yang mengalami masalah tersebut di atas, tentu

mereka mengalami kendala yang mengakibatkan mereka tidak bisa mengakses

pendidikan secara formal. Dalam rangka itulah, maka pendidikan non formal

sangat penting peranannya agar setiap warga Negara berkesempatan memperoleh

pendidikan sesuai dengan bakat dan ketrampilannya, sebagaimana diamanatkan

dalam UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 tentang pendidikan non formal

berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan atau pelengkap pendidikan formal.

Sesungguhnya pendidikan non formal telah dikenal dalam peradaban

manusia jauh sebelum adanya pendidikan formal dan sistem persekolahan. Namun

pembinaan pendidikan nasional selama ini masih didominasi oleh pendidikan

formal. Pembinaan pendidikan non formal dilakukan oleh pemerintah hanya

melalui berbagai pendekatan proyek yang bersifat sementara dan kadangkala tidak

berkelanjutan. Cakupannyapun masih sangat terbatas pada beberapa jenis

kebutuhan pendidikan yang bersifat nasional. Sementara pendidikan non formal

yang diselenggarakan oleh masyarakat masih bertumpu pada jenis-jenis

1
pendidikan yang memiliki nilai komersial sehingga dapat ditarik pembayaran dari

masyarakat untuk membiayai kegiatan pendidikan tersebut.

Kegiatan Pendidikan Non Formal atau sering disebut Pendidikan Luar

Sekolah yang mencakup pendidikan informal, non formal dan berfungsi menjadi

mitra pendidikan formal merupakan perwujudan Pendidikan Sepanjang Hayat.

Pendidikan informal yang diselenggarakan pada lingkup keluarga memainkan

peran utama dalam memprakarsai proses belajar sepanjang hayat yang

berlangsung selam rentang waktu kehidupan seseorang. Selain pembelajaran

diperoleh pula pembiasaan dan peneladanan, sebagai mitra pendidikan formal

maksudnya Pendidikan Luar Sekolah dapat berfungsi sebagai substitusi,

komplemen, dan suplemen serta dapat menjembatani ke dunia kerja.

Pendidikan non formal yang diselenggarakan di masyarakat pada lembaga

yang membantu peserta didik dimasyarakat sehingga selalu belajar tentang nilai,

sikap, pengetahuan dan ketrampilan fungsional yang diperlukan untuk

mengatualisasikan diri dan untuk mengembangkan masyarakat serta bangsa

dengan selalu berorientasi pada kemajuan kehidupan masa depan. Melihat

cakupan yang sedemikian luas, Pendidikan Luar Sekolah atau Non Formal tidak

ditempatkan pada pilar pendidikan ketat, Pendidikan luar sekolah diletakan pada

tatanan Pendidikan Sepanjang Hayat karena Pendidikan Sepanjang Hayat

memberi arah agar PLS membantu peserta didik untuk mengembangkan diri

melalui proses pendewasaan yang selalu berusaha menemukan kepuasan bagi

diri individu di lingkuangan melalui aktualisasi diri, serta dalam upaya

2
meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan untuk kebermaknaan diwaktu yang

akan datang.

Kegiatan belajar mengajar (KBM), seorang tutor harus pandai

menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana, bukan sembarangan yang bisa

merugikan peserta didik. Pandangan tutor terhadap peserta didik akan menentukan

sikap dan perbuatan. Setiap tutor tidak selalu mempunyai pandangan yang sama

dalam menilai peserta didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang tutor

ambil dalam pengajaran. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik

tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran , yang merujuk pada

pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum,

didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode

pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.

Salah satu aspek penting dan sering menjadi masalah mengemuka dalam

pendidikan keaksaraan, adalah aspek pembelajaran. Aktivitas pembelajaran bukan

sekedar penyampaian dan penerimaan informasi, melainkan juga memberikan

pengalaman belajar yang mampu mendukung proses transformasi pengetahuan,

ketrampilan, dan sikap peserta didik. Dalam pendidikan keaksaraan, pembelajaran

yang efektif terjadi apabila rangsangan yang diberikan oleh tutor menyebabkan

terjadinya perubahan tingkah laku pada peserta didik sesuai dengan yang

diharapkan.

Tutor sebagai komponen penting dari tenaga kependidikan di PKBM,

memiliki tugas untuk melaksanakan proses pembelajaran. Dalam pelaksanaan

pembelajaran tutor diharapkan paham tentang pengertian strategi pembelajaran.

3
Sepertihalnya dalam peperangan yang harus dituntut menggunakan strategi yang

handal di dalamnya.

Strategi pembelajaran yang ideal menurut Made Wena, (2011:12) adalah

mencakup tiga hal yaitu, strategi pengorganisasian, strategi penyampaian, dan

strategi pengelolaan. Strategi pengorganisasian merupakan cara untuk menata isi

suatu bidang studi KUM yaitu membaca, menulis dan berhitung. Kegiatan ini

berhubungan dengan tindakan pememilihan isi atau materi, penataan isi,

pembuatan diagram, format dan sejenisnya. Strategi penyampaian adalah cara

untuk menyampaikan pembelajaran pada peserta didik dan atau untuk menerima

serta merespon masukan dari peserta didik. Sedangkan strategi pengelolaan adalah

cara untuk menata interaksi antar peserta didik dan variabel strategi pembelajaran

lainnya. Strategi pengelolaan pembalajaran berhubungan dengan pemilihan

tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian yang digunakan

selama proses pembelajaran berlangsung. Strategi pengelolaan pembelajaran

berhubungan dengan penjadwalan, pembuatan catatan kemajuan belajar, dan

motivasi.

Saat ini di PKBM Kyai Suratman telah menggunakan strategi

pembelajaran yang dilakukan oleh tutor Keaksaran Usaha Mandiri (KUM).

Strategi pengorganisasian yaitu dengan cara koordinasi bahan ajar sesama tutor

KUM sesuai dengan kondisi lokal yang ada di wilayahnya. Pemilihan materi dan

pembuatan RPP di sesuaikan dengan ketrampilan yang diminati oleh peserta

didik. Bahan ajar yang disiapkan oleh tutor juga menyesuaikan dengan materi

CALISTUNG (membaca, menulis dan berhitung) yang berhubungan dengan

4
ketrampilan yang akan diajarkan, kemudian format dan diagram yang

dipersiapkan juga menyesuaikan dengan materi ketrampilannya.

Strategi penyampaian yang dilakukan oleh tutor KUM di PKBM Kyai

Suratman adalah dengan cara menyampaikannya secara lisan maupun bendanya

secara langsung dengan merujuk pada bahan praktek yang telah disepakati oleh

peserta didik sebelumnya. Dalam strategi ini peserta didik akan tahu wujud dari

bendanya dan sekaligus langsung belajar calistung dengan bimbingan dan arahan

dari tutor.

Strategi pengelolaan yang dilakukan oleh tutor di PKBM Kyai Suratman

adalah pengkondisian dari kedua strategi diatas dengan peserta didik.

Pengkondisian disini adalah mengkondisikan peserta didik agar materi bahan ajar

yang disampaikan oleh tutor cepat direspon dan langsung ada tindakan calistung,

kemudian tidak menutup kemungkinan akan timbul diskusi dan kerjasama dalam

cara-cara menuliskannya. Sambil mengingat bentuk wajah huruf tutor

mendampingi peserta didik KUM ini untuk belajar menggoreskan pensilnya

kedalam buku tulis yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dari beberapa kali proses

pembelajaran akhirnya tutor dapat mengklasifikasikan peserta didiknya sesuai

dengan kemampuan masing-masing, dan sekaligus tutor membuat dan

mencatatnya dalam buku perkembangan peserta didik sesuai dengan jumlah

pertemuan yang direncanakan.

Permasalahan yang sering timbul dalam melakukan strategi pembelajaran

KUM di PKBM Kyai Suratman adalah bagaimana melakukan strategi pada saat

proses pembelajaran berlangsung. Pada saat penyusunan program hapir tidak ada

5
masalah, pada saat pembuatan RPP, Silabus, dan bahan ajar di kerjakan secara

bersama oleh tutor KUM se kecamatan Pandak yang difasilitasi oleh PKBM

sampai teknis pelaporannya.

Strategi pembelajaran yang dilakukan oleh tutor pada saat kegiatan

pembelajaran inilah yang pelaksanaannya tergantung dari kreatifitas dan inovasi

tutor itu sendiri. Dari sinilah strategi ini dapat dikatakan merupakan seni tersendiri

bagi tutor dalam menghadapi peserta didik yang berfariasi dan beraneka ragam.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, peneliti mengidentifikasi

permasalahan yang timbul berkaitan dengan penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

1. Belum optimalnya peran tutor dalam melakukan strategi pembelajaran pada

saat proses pembelajaran berlangsung.

2. Minimnya strategi yang dilakukan oleh tutor dalam penyusunan program

belajar seperti, pada saat pembuatan RPP, Silabus, dan bahan ajar.

3. Kurangnya peran dan upaya tutor dalam teknis pelaporannya.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, agar penelitian ini lebih terfokus

dan mendalam, maka permasalahan ini di batasi pada Strategi Pembelajaran pada

program Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) di PKBM Kyai Suratman Kecamatan

Pandak Kabupaten Bantul.

6
D. Rumusan Masalah

Berdasar latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya,

maka rumusan permasalahan yang diajukan oleh peneliti dalam proposal ini

adalah :

1. Bagaimana strategi pengorganisasian pembelajarannya?

2. Bagaimana strategi penyampaian pembelajarannya?

3. Bagaimana strategi pengelolaan pembelajarannya?

E. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi yang dilakukan

oleh tutor di PKBM Kyai Suratman dalam melakukan kegiatan pembelajaran

KUM, yang meliputi:

1. Mendeskripsikan strategi pengorganisasian pembelajaran KUM.

2. Mendeskripsikan strategi penyampaian pembelajaran KUM.

3. Mendeskripsikan strategi pengelolaan pembelajaran KUM.

F. Manfaat

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat

sebagai berikut :

1. Bagi penulis yaitu mengetahui berbagai strategi pembelajaran yang telah

dilakukan oleh tutor KUM.

2. Bagi tutor diharapkan setelah selesai penelitian ini akan dapat menambah

wawasan dan memperkaya strategi pembelajaran KUM.

3. Bagi lembaga PKBM diharapkan setelah selesai penelitian ini agar dapat

menjadi bahan masukan, dan analisa kebijakan selanjutnya.

7
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Strategi Pembelajaran

1. Pengertian Strategi

Strategi sangat penting untuk dikaji lebih mendalam terutama dalam

bidang pembelajaran dan peserta didik. Strategi pembelajaran terdiri atas dua kata,

yaitu strategi dan pembelajaran. Istilah strategi (strategy) berasal dari kata benda

dan kata kerja dalam bahasa Yunani yaitu strategos. Sebagai kata benda strategos

merupakan hubungan kata stratos (militer) dengan ago (memimpin)

(Sudjana, 2000: 5). Sebagai kata kerja strategi berarti merencanakan. Pada

awalnya strategi berarti kegiatan memimpin militer dalam menjalankan tugas-

tugasnya di lapangan. Konsep strategi yang semula di terapkan dalam kemiliteran

dan dunia politik, kemudian banyak diterapkan pula dalam bidang manajemen,

dunia usaha, pengadilan dan pendidikan. Dengan makin luasnya penerapan

strategi Mintzberg dan Waters (1983:9) sebagaimana dikutib oleh Sudjana

berpendapat bahwa strategi adalah pola umum tentang keputusan atau tindakan

(Sudjana, 2000: 5).

Menurut eksiklopedi pendidikan, strategi adalah the art of bringing forces

to the battle field in favourable position (W. Gulo, 2002: 2). Dalam pengertian

ini strategi adalah suatu seni, yaitu seni membawa pasukan ke dalam medan

tempur dalam posisi yang paling menguntungkan. Dalam perkembangan

selanjutnya strategi tidak hanya seni, tetapi sudah merupakan ilmu pengetahuan

yang dapat dipelajari.

8
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) strategi adalah ilmu dan

seni menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan

kebijakan tertentu dalam perang dan damai.

Menurut Daeng dalam Made Wena Strategi berasal dari bahasa Yunani

stratogos yang berarti ilmu para jendral untuk memenangkan suatu pertempuran

dengan menggunakan sumber daya yang terbatas. Strategi diartikan pula sebagai

rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. (Made

Wena, 2011: 2).

Adapun dalam strategi terdapat unsur yang berperan dalam menyelesaikan

suatu kegiatan. Menurut teorinya Newman dan Logan yang dikutib oleh Abin

Syamsuddin Makmun (Made Wena, 2011:12) mengemukakan empat unsur

strategi dari setiap usaha, yaitu:

a. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan

sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan

selera masyarakat yang memerlukannya.

b. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang

paling efektif untuk mencapai sasaran.

c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan

dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.

d. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran

(standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement)

usaha.

9
Berdasar beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi

adalah suatu pola yang direncanakan dan diterapkan secara sengaja untuk

melakukan kegiatan atau tindakan sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal.

2. Pengertian Pembelajaran

Pengertian pembelajaran, dalam Undang-undang No.20 Tahun 2003

tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa

pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan. Syaiful Sagala (2011: 62) mendefinisikan

pembelajaran sebagai suatu proses dimana lingkungan seseorang secara

disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu

dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu,

pembelajaran merupakan subyek khusus dari pendidikan. Pembelajaran juga

diartikan sebagai sebuah kegiatan guru secara terprogram dalam desain

instruksional, untuk membuat belajar secara aktif, yang menekankan pada

penyediaan sumber belajar.

Pengertian pembelajaran yang lain disampaikan juga oleh Triyanto (2010:

17), pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang

tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran secara mudah dapat diartikan

sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman

hidup. Pembelajaran dalam makna komplek adalah usaha sadar dari seorang guru

atau tutor untuk membelajarkan peserta didik dalam rangka mencapai tujuan yang

diharapkan.

10
Berdasar penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

merupakan suatu proses interaksi yang bertujuan untuk membantu peserta didik

memiliki pengalaman belajar yang bermakna sehingga tujuan pendidikan dapat

tercapai. Berkaitan dengan hal ini maka diperlukan strategi khusus dalam

melakukan pembelajaran.

3. Pengertian Strategi Pembelajaran

Pengertian strategi pembelajaran, Menurut Rowntree dalam Wina Senjaya

Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan

guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008:2)

menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna

perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual

tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan

pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke

dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-

individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008).

Kemp (Wina Senjaya, 2008:2) mengemukakan bahwa strategi

pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan

siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008:2)

menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung

makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat

11
konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam

suatu pelaksanaan pembelajaran.

Menurut Nana Sudjana, strategi mengajar (pengajaran) adalah taktik

yang digunakan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar (pengajaran)

agar dapat mempengaruhi para siswa (peserta didik) mencapai tujuan pengajaran

secara lebih efektif dan efisien (Nana Sudjana dalam Rohani, 2004: 34).

Pendapat Nana Sudjana tersebut berarti strategi mengajar/pengajaran ada pada

pelaksanaan, sebagai tindakan nyata atau perbuatan guru itu sendiri pada saat

mengajar berdasarkan pada rambu-rambu dalam satuan pelajaran. Disamping itu,

strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang metode/prosedur dan

teknik yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan kata

lain, strategi pembelajaran mempunyai arti yang lebih luas daripada metode dan

teknik. Artinya, metode/prosedur dan teknik pembelajaran merupakan bagian dari

strategi pembelajaran. Dari metode, teknik pembelajaran diturunkan secara

aplikatif, nyata, dan praktis di kelas saat pembelajaran berlangsung.

Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi

tentang rangkaian kegiatan yang didisain untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu (disarikan dari pendapatnya J.R. David dalam Sanjaya, 2008: 126).

Selanjutnya dijelaskan strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran

yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai

secara efektif dan efisien (Kemp dalam Sanjaya, 2008:126). Istilah strategi

sering digunakan dalam banyak konteks dengan makna yang selalu sama. Dalam

konteks pengajaran strategi bisa diartikan sebagai suatu pola umum tindakan

12
guru-peserta didik dalam manifestasi aktivitas pengajaran (Ahmad Rohani, 2004:

32).

Berdasar beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, strategi

pembelajaran berarti cara dan seni untuk menggunakan semua sumber belajar

dalam upaya membelajarkan peserta didik atau warga belajar. Sebagai suatu cara,

strategi pembelajaran dikembangkan dengan kaidah-kaidah tertentu sehingga

membentuk suatu bidang pengetahuan tersendiri. Sebagai suatu bidang

pengetahuan, strategi pembelajaran dapat dipelajari dan kemudian diaplikasikan

dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan sebagai suatu seni, strategi

pembelajaran kadang-kadang secara implisit dimiliki oleh seseorang tanpa pernah

belajar secara formal tentang ilmu strategi pembelajaran, misalnya banyak tutor

dan praktisi yang tidak memiliki latar belakang keilmuan tentang pendidikan,

namun mereka mampu mengajar dengan baik dengan strategi yang seadanya, dan

peserta didik yang diajar merasa senang dan termotivasi. Sebaliknya tutor yang

sudah profesional dan mempunyai latar belakang pendidikan keguruan, sekaligus

mereka juga sebagai guru di formal dan memiliki pengalaman mengajar yang

cukup lama, namun dalam mengajar di pembelajaran KUM yang dirasakan oleh

peserta didiknya tetap tidak enak. Mengapa demikian?, tentu hal tersebut bisa

dijelaskan dari segi seni. Sebagai suatu seni, kemampuan mengajar dimiliki oleh

seseorang diperoleh tanpa harus belajar ilmu cara-cara mengajar secara formal.

B. Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM)

Sebelum membahas lebih banyak tentang Keaksaraan Usaha Mandiri

(KUM) terlebih dahulu dijelaskan tentang aksara. Adapaun yang dimaksud

13
dengan aksara adalah sistem penulisan suatu bahasa dengan menggunakan tanda-

tanda simbul, bukan hanya sebagai huruf atau rangkaian abjad (Dikbud, 2012: 1).

Adapun yang dimaksud Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM)

adalah kegiatan peningkatan kemampuan keberaksaraan melalui pembelajaran

ketrampilan usaha yang dapat meningkatkan produktivitas perorangan maupun

kelompok secara mandiri bagi peserta didik yang telah mengikuti dan atau

mencapai kompetensi keaksaraan dasar (Acuhan Penyelenggaraan dan

Pembelajaran Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) PNFI, 2010: 4).

C. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

1. Pengertian PKBM

Program pendidikan non formal dilaksanakan pada tempat yang

disediakan oleh masyarakat yang memungkinkan untuk melaksanakan proses

belajar. Tempat kegiatan belajar yang menampung berbagai program layanan

pendidikan non formal dinamakan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

yang pengelolaannya dilakukan oleh masyarakat sendiri. Melalui program

pembelajaran di PKBM pendidikan non formal berusaha untuk memperdayakan

masyarakat sebagai wujud keikutsertaan dalam menyiapkan sumber daya manusia

yang berdaya saing (Sihombing, 2000: 6).

Sujana (2003: 2) menyatakan PKBM merupakan suatu tempat kegiatan

pembelajaran masyarakat yang terfokus pada pemberdayaan masyarakat melalui

pendidikan sesuai dengan kebutuhan belajar dan potensi masyarakat dalam

mencapai kemajuan pendidikan, ekonomi, sosial, dan budaya. Lebih luas

dijelaskan Buhai (2003: 3), bahwa PKBM adalah wahana pendidikan luar

14
sekolah yang didirikan dan dikelola oleh masyarakat setempat yang secara khusus

berkonsentrasi dalam berbagai usaha pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat

yang termarginalkan, sesuai dengan dinamika kebutuhan masyarakat.

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah suatu wadah dari

berbagai kegiatan pembelajaran masyarakat yang diarahkan pada pemberdayaan

potensi untuk menggerakkan pembangunan dibidang sosial, ekonomi dan budaya.

PKBM dibentuk oleh masyarakat, merupakan milik masyarakat, dan dikelola oleh

masyarakat untuk memperluas pelayanan kebutuhan belajar masyarakat.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah suatu wadah dari berbagai

kegiatan pembelajaran masyarakat yang diarahkan pada pemberdayaan potensi

untuk menggerakkan pembangunan dibidang sosial, ekonomi dan budaya. PKBM

dibentuk oleh masyarakat, merupakan milik masyarakat, dan dikelola oleh

masyarakat untuk memperluas pelayanan kebutuhan belajar masyarakat.

Sebagai salah satu wahana pendidikan non formal, PKBM mempunyai

fungsi: (1) melaksanakan kegiatan pembelajaran kepada warga masyarakat, (2)

melakukan koordinasi dalam memanfaatkan potensi-potensi di masyarakat, (3)

menyediakan informasi kepada anggota masyarakat yang membutuhkan

ketrampilan bekal hidup, (4) menyediakan ajang berbagi pengalaman, ilmu

pengetahuan, dan nilai-nilai ketrampilan diantara anggota masyarakat, dan (5)

menjadi tempat upaya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan bagi warga

masyarakat yang membutuhkannya. (Sujana, 2003: 3).

15
Sebagai institusi pendidikan luar sekolah dan wadah pembelajaran dari,

oleh, dan untuk masyarakat, maka PKBM harus bersifat fleksibel dan netral.

PKBM disebut fleksibel karena ada peluang bagi masyarakat untuk belajar apa

saja sesuai yang dibutuhkan. Program-program yang diselenggarakan di PKBM

adalah sebagai berikut: program Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH), pendidikan

kesetaraan (paket A, B, C), pendidikan keaksaraan Dasar (PKD), Pendidikan

Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM), PAUD, dan pendidikan ketrampilan lain (Life

Skill). Selanjutnya bersifat netral karena tidak menggunakan atribut Diknas atau

Pemerintah, oleh karena itu semua lembaga atau instansi pemerintah, swasta

LSM, atau pihak-pihak lain dapat memanfaatkan keberadaan PKBM sepanjang

untuk kepentingan masyarakat.

PKBM yang kegiatannya berbasis masyarakat minimal memiliki berbagai

ciri khas yang utama, yaitu:

1. Inisiatif pembentukan dari masyarakat.

2. Pengelolaan penyelenggaraan program dilakukan oleh masyarakat.

3. Perencanaan dan penetapan program bertitik tolak dari pengalaman-

pengalaman yang ada di masyarakat.

4. Penyelenggaraan program diutamakan mendayagunakan potensi dan

sumber daya masyarakat.

5. Pembiayaan diusahakan dari sumber yang ada di masyarakat.

6. Tempat strategis dan sesuai kesepakatan masyarakat.

7. Melibatkan lembaga pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat sebagi

mitra kerja dalam penyelenggaraan program kegiatannya.

16
8. Memberikan layanan pendidikan baik baik individu maupun kelompok.

9. Penyelenggaraan program berdasarkan pada upaya peningkatan kualitas

sumber daya manusia.

10. Memiliki fasilitator / pendamping atau tutor.

11. Tersedianya tempat dan sarana belajar.

12. Tersedianya tempat informasi dan dokumentasi.

PKBM berbasis masyarakat akan memiliki 2 fungsi strategis yaitu:

1. Fungsi utama, yaitu sebagai wadah berbagai kegiatan belajar masyarakat

untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang diperlukan

untuk mengembangkan diri dan masyarakat.

2. Fungsi pendukung

a. Sebagai pusat informasi

1) Bagi masyarakat sekitar berkenaan dengan sumberdaya dari

dalam maupun dari luar yang dapat didayagunakan atau

dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran, program kegiatan

yang diluncurkan kedaerahnya, dan informasi umum lainnya.

2) Bagi lembaga pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat

yang berkepentingan pada pembangunan masyarakat,

berkenaan dengan sumber daya potensi berikut

masalah/kebutuhan untuk peluncuran program yang berkaitan

langsung maupun tidak langsung dengan pembelajaran

masyarakat.

17
b. Sebagai pusat jaringan informasi dan kerjasama dari lembaga yang ada

di masyarakat (lokal) dan lembaga di luar masyarakat.

c. Sebagai tempat koordinasi, konsultasi, komunikasi dan

bermusyawarah para pembina teknis, tokoh masyarakat dan para

pemuka agama untuk merencanakan pembangunan dan pemberdayaan

masyarakat desa.

d. Sebagai tempat kegiatan penyebarluasan program dan teknologi tepat

guna.

Adapun berbagai program yang telah dilaksanakan di PKBM merupakan

program belajar yang dikembangkan/diselenggarakan telah digali dari kebutuhan

nyata yang rasakan masyarakat yang dikaitkan dengan potensi lingkungan dan

kemungkinan pemasaran hasil belajar, ketrampilan fungsional terintegrasi dengan

seluruh program pembelajaran, waktu belajar disesuaikan dengan kesiapan warga

belajar, menggunakan pendekatan orang dewasa, ijasah tidak menjadi tujuan

utama, walaupun bagi mereka yang masih usia sekolah, program kesetaraan tetap

berjalan. Belajar sambil bekerja dan menghasilkan barang yang laku dijual

merupakan proses pembelajaran di PKBM.

Ada tiga tujuan penting dalam rangka pendirian dan pengembangan

PKBM: (a) memberdayakan masyarakat agar mampu mandiri (berdaya), (b)

meningkatkan kualitas hidup masyarakat baik dari segi sosial maupun ekonomi,

(c) meningkatkan kepekaan terhadap masalah-masalah yang terjadi di

lingkungannya sehingga mampu memecahkan masalah-masalah yang terjadi di

lingkungannya sehingga mampu memecahkan permasalahan tersebut. Sihombing

18
dalam bukunya Pendidikan Luar Sekolah Kini dan Masa depan (1999:116)

menyebutkan, bahwa tujuan pelembagaan PKBM adalah untuk menggali,

menumbuhkan, mengembangkan, dan memanfaatkan seluruh potensi yang ada di

masyarakat, untuk sebesar-besarnya pemberdayaan masyarakat itu sendiri.

Berdasar pada peran ideal PKBM ada beberapa fungsi yang dapat

dijadikan acuan. Fungsi dari PKBM antara lain :

a. Sebagai tempat masyarakat belajar (learning society), PKBM merupakan


tempat masyarakat memperoleh berbagai ilmu pengetahuan dan bermacam
ragam keterampilan funsional sesuai dengan kebutuhannya, sehingga
masyarakat berdaya meningkatkan kualitas hidup dan kehidupannya.
b. Sebagai tempat tukar belajar (learning exchange), PKBM memiliki fungsi
sebagai tempat terjadinya pertukaran berbagai informasi (pengalaman), ilmu
pengetahuan dan keterampilan antar warga belajar, sehingga anatar warga
belajar yang satu dengan yang lainnya bisa saling mengisi.
c. Sebagai pusat informasi atau taman bacaan masyarakat (perpustakaan)
masyarakat, sebagai TBM.
d. Sebagai sentra pertemuan berbagai lapisan masyarakat. PKBM berfungsi
sebagai tempat berkumpulnya seluruh komponen masyarakat (tokoh
masyarakat, organisasi masyarakat, aparat pemerintah daerah,
pengusaha/swasta, dll), dalam berbagai bidang sesuai dengan kepentingan,
masalah dan kebutuhan masyarakat serta selaras dengan asas dan prinsip
belajar masyarakat atau pengembangan pendidikan dan pembelajaran
sepanjang hayat (lifelong learning dan lifelong education).

Sebagai pusat penelitian masyarakat (community research center), PKBM

berfungsi sebagai tempat menggali, mengkaji menganalisa, berbagai persoalan

dalam bidang pendidikan nonformal dan ketrampilan baik yang berkaitan dengan

program yang dikembangkan di PKBM maupun berkaitan dengan program-

program yang lain yang selaras dengan azas dan tujuan PKBM, (Mustofa Kamil,

2009:89).

19
Beberapa program yang dikembangkan PKBM, diantaranya adalah :

a. Program Keaksaraan Fungsional

Program ini bertujuan membelajarkan masyarakat (warga belajar) agar dapat

memanfaatkan kemampuan dasar baca, tulis, hitung, dan kemampuan

fungsionalnya sehari-hari. Materi pembelajaran dan bahan atau sarana

pembelajaran dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan mata pencaharian

warga belajar. Perkembangan kemampuan dan keterampilan warga belajar

dicatat oleh tutor sebagai hasil evaluasi pembelajaran, terutama berhubungan

dengan mata pencahariannya, baik dalam bentuk tulisan maupu perubahan

tingkah laku warga belajar selama mengikuti proses pembelajaran.

b. Pengembangan Anak Usia Dini (early childhood)

Di samping program keaksaraan fungsional, program lain yang dikembangkan

adalah program pendidikan Anak Usia Dini, meskipun program ini

diselenggrakan oleh lembaga-lembaga pendidikan lainnya di luar PKBM.

Alasan dasar mengapa program ini dikembangkan karena sampai saat ini

perhatian terhadap pendidikan anak usia dini masih sangat rendah. Padahal,

konsep pembangunan sumber daya manusia (SDM) justru dimulai sejak masa

usia dini. Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia selama ini cerminan

rendahnya perhatian terhadap pendidikan anak usian dini, sehingga berdampak

terhadap rendahnya kualitas SDM Indonesia. Oleh karena itu PKBM memiliki

kewajiban untuk mngembangkan program tersebut sejalan dengan tujuan dan

fungsi PKBM di tengah-tengah masyarakat.

20
c. Kelompok Belajar Usaha

Salah satu tujuan PKBM adalah, meningkatnya kualitas hidup masyarakat atau

warga belajar dari sisi ekonomi atau meningkatnya pendapatan (income

generating). Maka salah satu program yang dikembangkan PKBM adakah

program kelompok usaha. Melalui proses belajar usaha, kemandirian warga

belajar (masyarakat) dalam mengembangkan jiwa makarya (enterpreneurship)

akan mudah dicapai. Melalui program kejar usaha diharapkan pengetahuan,

keterampilan dan sikap serta kemampuan warga belajar akan semakin

bertambah atau semakin meningkat. Terutama bagi warga belajar yang belum

memiliki sumber mata pencaharian tetap atau berpenghasilan rendah.

d. Kursus Keterampilan

Beberapa jenis keterampilan yang teridentifikasi dalam PKBM adalah: kursus

mekanik otomotif, elektronika, keterampilan menjahit, tata boga, tata

kecantikan, dll. Sasaran kursus keterampilan diarahkan bagi masyarakat

(wargabelajar) yang minimal terbebas dari buta huruf atau telah menyelesaikan

pendidikan kesetaraan dasar paket A, dan paket B, atau telah lulus pendidikan

dasar formal (SD/MI, SMP/ MTs).

e. Program Kesetaraan (equivalency education),

Sesuai dengan fungsi dan perannya PKBM sebagai pusat kegiatan belajar

masyarakat memilki peran penting dalam mengembangkan program-program

kesetaraan ditengah-tengah masyarakat. Program kesetaraan melingkupi program

kelompok paket A setara SD/MI, kelompok belajar paket B setara SMP/MTs, dan

kelompok belajar paket C setara SMA/MA.

21
Pendidikan kesetaraan di PKBM sebagai bagian dari pendidikan

nonformal, disamping memberikan kemampuan akademik sesuai jenjangnya,

secara terintegrasi juga memberikan kemampuan berbagai kecakapan hidup yang

nantinya bisa dimanfaatkan oleh peserta didik setelah lulus dari program-program

pendidikan kesetaraan. Program pendidikan kesetaraan dilaksanakan dengan

memperhatikan beberapa komponen sebagai berikut:

a. Warga belajar

Warga belajar umumnya sangat beragam/hiterogen, yang dipengaruhi faktor

geografis dan demografi, ekonomi, sosial budaya, dan faktor usia (usia sekolah

dan orang dewasa). Terdapat dua kelompok sasaran utama program kesetaraan.

Sasaran pertama, adalah kelompok usia wajib belajar yang tidak terjangkau

pendidikan formal seperti anak jalanan, para pekerja di bawah umur, anak-anak

tidak pernah sekolah, putus sekolah dan putus lanjut. Sasaran kedua adalah

masyarakat umum, orang dewasa yang karena seuatu dan lain hal tidak

berkesempatan memperoleh pendidikan (misal PNS, TNI/POLRI, karyawan

swasta, karywan perusahaan, BUMD, petani, nelayan, penduduk terpencil dan lain

sebagainya).

b. Tutor

Di samping penyelenggara program sebagai tenaga pengelola program dan

administrasi, tenaga pendidik (tutor dan nara sumber teknis) direkrut dari

masyarakat yang memilki kemauan dan kemampuan menjadi tutor atau

narasumber teknis sesuai kriteria yang ditentukan. Namun umumnya tutor berasal

dari kalangan pendidik, guru, Pamong Belajar yang bertugas sebagai tenaga

22
pendidik akademik, sedangkan nara sumber teknis berasal dari berbagai bidang

keahlian yang bertugas memberikan bimbingan keterampilan prkatis bagi warga

belajar.

c. Kurikulum

Kurikulum program kesetaraan menekankan pada kecakapan hidup dan

penambahan penghasilan, meliputi (a) kurikulum akademik yang setara dengan

kompetensi minimal pendidikan dasar dan menengah, dan (b) kurikulum

keterampilan fungsional dengan penekanan pada kemampuan untuk bekerja atau

berusaha mandiri dengan membuka lapangan pekerjaan bagi dirinya dan bagi

sesamanya.

d. Media pembelajaran

Media adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan

dan dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian dan

kemauan warga belajar sehingga dapat mendorong proses pembelajaran pada diri

warga belajar. Media pembelajaran meliputi media cetak dan media elektronik.

Media cetak meliputi gambar, sketsa, kartun, diagram, chart, grafik, poster. Media

elektronik meliputi audio seperti a). radio, tape; b). visual seperti film slide, film

strip, film loop, epideskop, OHP; c). audio visual seperti televisi, film suara, radio

vision, slide suara, tape dan film suara.

e. Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi adalah suatu kegiatan terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek

dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolok ukur

untuk memperoleh kesimpulan. Evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktivitas

23
secara spontan dan insidental, melainkan merupakan menilai sesuatu secara

terencana, sistematis dan terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas. Evaluasi

pendidikan berfokus pada training, implementasi, transaksi dan dan hasil training.

Dalam proses pembelajaran, kemampuan seorang tutor sangat menentukan hasil

dari pembelajaran yang efektif.

f. Strategi pembelajaran

Strategi pembelajaran adalah suatu strategi dalam mengelola secara

sistematiskegiatan pembelajaran sehingga sasaran didik dapat mencapai isi

pelajaran atau mencapai tujuan seperti yang diharapkan (Dick dan Carey, 1991:1).

Dalam kegiatan pembelajaran tutor dituntut memiliki kemampuan memilih

strategi pembelajaran yang tepat. Untuk memilih strategi pembelajaran strategi

pembelajaran, hendaknya berangkat dari perumusan yang jelas. Setelah tujuan

pembelajaran ditentukan, kemudian memilih strategi pembelajaran yang efektif

dan efisisen. Suatu strategi pembelajaran dikatakan efektif dan efisien apabila

metode tersebut dapat mencapai tujuan dengan waktu lebih singkat. Kriteria lain

yang perlu diperhatikan dalam memilih strategi pembelajaran adalah tingkat

keterlibatan peserta didik dalam proses pemebelajaran. Dalam pengelolaan

pembelajaran seorang tutor perlu menyiapkan materi, metode, media dan semua

fasilitas yang dapat mendukung dan memperlancar terjadinya proses

pembelajaran. Sistem pembelajaran program kesetaraan berpusat pada kebutuhan

dan potensi lokal (berbasis masyarakat) dengan menggunakan bahan belajar

hemat biaya, luwes, dan memuat menu dengan sajian berbagai pilihan.

24
2. Metode Pembelajaran di PKBM

Metode yang digunakan dalam Pembelajaran di PKBM adalah metode

pendidikan orang dewasa yang lebih di kenal dengan andragogi jika diartikan

secara harafiah adalah seni dan ilmu memgajar orang dewasa. Dalam hal ini

terdapat dua aliran pengembangan andragogi yaitu aliran ilmiah dan aliran seni

(Sodiq, 2005: 13-14). Aliran ilmiah dilakukan melalui penelitian ilmiah tentang

kemampuan belajajar orang dewasa, bukan proses belajarnya. Artinya bahwa

orang dewasa dapat belajar, memiliki minat dan kemampuan belajar yang berbeda

dari anak-anak. Sementara itu aliran seni dilakukan melalui intuisi dan

pengelaman yang member perhatian tentang bagaimana orang dewasa belajar.

Pendidikan orang dewasa adalah suatu proses seseorang dengan peran

sosialnya melaksanakan kegiatan belajar yang sistematis dan berkelanjutan

dengan tujuan untuk mencapai perubahan pengetahuan, sikap dan nilai atau

ketrampilan. Dalam hal ini jelas bahwa orang dewasa adalah orang yang sudah

memiliki peran sosial yang secara sadar melekukan kegiatan belajar untuk dirinya

secara sistematis dan berkelanjutan. Tujuan akhinya adalah adanya perubahan

pengetahuan, sikap, nilai dan ketrampilan tertentu.

Ada lima asusmsi dasar dalam pendekatan andragogi ini sebagaimana

disampaikan oleh Knowles dalam (Sodiq 2005 : 25). Kelima asumsi dasar tersebut

adalah:

a. Kebutuhan untuk belajar.


Orang dewasa perlu tahu mengapa mereka perlu belajar sesuatu. Orang
dewasa mengetahui konsekuensi logis jika ia belajar atau tidak belajar sesuatu
hal tersebut. Orang dewasa memiliki motivasi internal yang kuat dari pada
motivasi ekternal. Selain itu orang dewasa memiliki kebutuhan belajar yang
dekat dengan perubahan peran sosial.

25
b. Konsep tentang pebelajar.
Orang dewasa memiliki konsep diri tentang belajar serta bertanggung jawab
terhadap keputusan yang diambilnya. Pada saat itu orang dewasa ingin
dianggap mampu melakukan tugasnya dan mampu mengarahkan dirinya
secara mandiri.
c. Peranan pengalaman.
Orang dewasamemasuki aktifitas belajar dengan menggunakan pengalaman
yang dimilikinya. Pengalaman hidup ini bervariasi jumlahnya maupun
kualitasnya. Orang dewasa menggunakan pengalaman hidupnya yang banyak
tersebut sebagai sumber untuk belajar.
d. Kesiapan belajar.
Orang dewasa siap belajar apa yang ingin diketahuinya dan mampu
mengerjakan secara efektif tugas yang diberikan sesuai dengan situasi
kehidupan nyata.
e. Orientasi belajar.
Berbeda dari anak-anak atau remaja, orang dewasa memiliki orientasi belajar
yang berpusat pada kehidupan nyata.

Dapat disimpulkan pendidikan orang dewasa atau dikenal dengan

andragogy adalah belajar berbasis tugas atau masalah yang dialaminya dalam

kehidupan sehari-hari, sehingga ia memiliki motivasi untuk belajar karena apa

yang dipelajari tersebut dapat membantu dirinya dalam menghadapi dan

memecahkan masalah dan tugas-tugas pada situasi hidup yang nyata.

D. Kerangka Berfikir

Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) merupakan inovasi dari

program pendidikan keaksaraan sebelumnya yang memiliki cita-cita tidak hanya

menjadikan warga buta aksara mampu membaca, menulis dan berhitung, akan

tetapi lebih dari itu, yaitu membuat warga belajar atau peserta didik mampu dan

berdaya. Pada kenyataan di daerah lokasi penelitian ini dilakukan hasilnya tidak

demikian, masih banyak warga yang telah memiliki SUKMA (Surat Keterangan

Melek Aksara) tetap masih belum berdaya. Situasi ini yang mendorong PKBM

26
untuk melanjutkan program tersebut dengan berorientasi pada life skill. Situasi ini

yang mendorong munculnya program Keaksaraan Usaha Mandiri.

Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri dirancang sebagai upaya saling

membelajarkan diantara peserta didik dalam kelompok belajar tersebut. Dengan

prinsip ini peserta didik yang sudah melek aksara akan membantu temannya

dalam kontek pembahasan usaha sekaligus memanfaatkan kemampuan

keberaksaraannya untuk meningkatkan kualitas hidup melalui pelatihan

keterampilan kecakapan hidup (life skill).

Kegiatan pendampingan kecakapan hidup dilakukan untuk

mempertahankan kemampuan keberaksaraan peserta didik sekaligus

meningkatkan kualitas kehidupan keluarga, dengan strategi pembelajaran yang

mempertimbangkan kemampuan dan kondisi peserta didik, serta potensi yang

dapat dikembangkan di lingkungan dimana ia tinggal. Berawal dari konsep inilah

peserta didik perlu dilibatkan dalam setiap tahapan kegiatan, mulai dari

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Strategi pembelajaran Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) yang dilakukan

oleh tutor di PKBM Kyai Suratman meliputi : strategi pengorganisasian

pembelajaran, strategi penyampaian pembelajaran, dan strategi pengelolaan

pembelajaran.

27
KUM

Pendampingan

Pembelajaran Hasil Dampak

Strategi :
1. Pengorganisasian
2. Penyampaian
3. Pengelolaan

Gambar 1. Alur Kerangka Berfikir

28
E. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan penjabaran kajian teori diatas, peneliti merumuskan

pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana strategi pembelajaran yang telah dilakukan oleh tutor KUM di

PKBM Kyai Suratman?

2. Bagaimana bentuk strategi dalam pelaksanaan program KUM?

3. Bagaimana keterlibatan peserta didik dalam membantu kelancaran

pembelajaran program KUM?

4. Apa saja hasil yang pernah diraih oleh peserta didik dengan strategi yang

diterapkan?

5. Apa faktor pendukung dan penghambat dari strategi pembelajaran yang telah

ditetapkan oleh tutor terhadap pelaksanaan program KUM di PKBM Kyai

Suratman?

6. Bagaimana peran tutor dan pengelola PKBM dalam upaya bersama

membangun strategi pembelajaran di setiap kelompok belajar?

29
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang

berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan

data-data, sedangkan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian secara

holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

kontek khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

Melong (2005: 6).

Jenis penelitian deskriptif kualitatif menggunakan jenis penelitian studi

kasus (case study). Suharsimi Arikunto (2002: 120) menjelaskan bahwa

penelitian studi kasus merupakan suatu penelitian yang dilakukan secara intensif,

terinci, dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tetentu.

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara rinci dan mendalam tentang

Strategi Pembelajaran pada program Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) di PKBM

Kyai Suratman Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul.

B. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian pada penelitian studi kasus di PKBM Kyai Suratman

yakni seluruh pihak yang berperan dalam proses pembelajaran Keaksaraan Usaha

Mandiri. Subyek penelitian ini meliputi Tutor/pamong belajar, peserta didik

KUM, pengelola PKBM, dan Yayasan Kyai Suratman. Subyek penelitian

didapatkan melalui metode snowball (efek bola salju) melalui key informan (tokoh

30
kunci) yaitu tutor/pamong belajar KUM, pengelola PKBM, dan warga belajar

KUM. Sedangkan objek dalam penelitian ini yakni strategi pembelajaran yang

dilakukan oleh tutor KUM di PKBM Kyai Suratman Pandak Bantul.

C. Setting Penelitian

Seting penelitian ini di lakukan pada saat kegiatan belajar mengajar

PKBM Kyai Suratman, di dusun Kwalangan, desa Wijirejo, Kecamatan Pandak

Kabupaten Bantul tahun 2014.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Desember

2014, dengan rincian jadwal penelitian sebagai berikut :

Tabel 1. Jadwal Penelitian


Bulan
NO
Agenda September
Agustus

Oktober
Juni
Mei

Juli

1. Penyususnan proposal

2. Pembuatan instrumen penelitian

3. Pengumpulan data

4. Pengolahan dan analisa data

5. Penyusunan draft laporan

6. Penyempurnaan laporan

31
E. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

1. Wwancara Mendalam

Melong (2005: 186) menyebutkan wawancara merupakan percakapan

dengan maksud tertentu, Sugiyono (2012: 317) mendefinisikan, interviev is a

meeting of two persons to exchange information and idea through question and

responses, resulting in communication and joint construction of meaning about a

particular topic wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna

dalam suatu topik.

H.M. Burhan (2007: 108) menjelaskan bahwa wawancara mendalam

merupakan suatu proses mendapatkan keterangan untuk tujuan penelitian dengan

cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan

atau orang yang diwawancarai dengan atau tanpa pedoman wawancara.

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik

wawancara tersetruktur. Seperti yang disampaikan oleh melong (2005: 190),

wawancara terstruktur merupakan wawancara yang pewawancaranya menetapkan

sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan.

Melalui wawancara ini peneliti diharapkan akan mengetahui hal-hal yang

lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan

fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui

observasi(Sugiyono, 2012: 318).

32
Tabel 2. Pedoman Wawancara
Aspek yang diungkap Hal yang diungkap

a. Strategi pengorganisasian pembelajaran


1. Strategi pembelajaran yang
b. Strategi penyampaian pembelajaran
digunakan
c. Strategi pengelolaan pembelajaran
2. Motifasi dan pengaruhnya Motivasi dan semangat belajar baik yang
terhadap warga belajar alami oleh tutor maupun peserta didik

2. Dokumentasi

Dokumentasi akan memberikan tambahan informasi dalam penelitian yang

berkaitan dengan strategi pembelajaran keaksaraan usaha mandiri (KUM).

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang (Sugiyono, 2012: 328). Peliti memerlukan dokumen untuk mendukung

data yang diperoleh dari wawancara dan observasi.

3. Observasi

Observasi merupakan dasar semua ilmu pengetahuan (Nasution, 1998)

dalam Sugiyono (2012: 310) melalui observasi seorang peneliti dapat belajar

tentang perilaku dan sebuah makna dari perilaku tersebut. Melong (2005: 176)

mengklasifikasikan pengamatan menjadi dua bagian yakni pengamatan melalui

cara berperan serta dan tanpa berperanserta. Melengkapi penjelasan yang telah

disampaikan oleh Melong, Sugiyono (2012: 310) mengklasifikasikan pengamatan

(observasi) menjadi tiga bagian yakni partisipasi observatif, observasi tersamar,

dan observasi tak berstruktur.

Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan teknik observasi

partisipatif. Observasi partisipatif peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari

33
orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian

(Sugiyono, 2012: 310). Proses observasi yang dilakukan akan menggunakan

catatan lapangan untuk menuangkan hasil dari apa yang amati. Catatan lapangan

merupakan alat perantara yaitu antara apa yang dilihat, didengar, dirasakan,

dicium, dan diraba dengan catatan sebenarnya (Melong, 2005: 208). Catatan

lapangan merupakan coretan-coretan yang sangat dipersingkat, berisi kata-kata

kunci, frasa, pokok-pokok isi pembicaraan atau pengamatan, bias berupa gambar,

sketsa, sosiogram, diagram, dan lain-lain.

Melong (2005: 209) menyebutkan pentingnya catatan lapangan dalam

suatu penelitian kualitatif, karena catatan lapangan sebagai hal yang menunjang

hipotesis kerja, penentuan derajat kepercayaan, dan dalam rangka keabsahan

data. Catatan lapangan terdiri dari dua bagian yakni bagian deskriptif yang

berisi gambaran tentang latar pengamatan, orang, tindakan dan pembicaraan, serta

bagian reflektif yang berisi kerangka berfikir dan pendapat peneliti, gagasan, dan

kepeduliannya (Melong, 2005: 211).

Tabel 3. Pedoman observasi

No. Aspek yang diobservasi Indikator

1. Proses pembelajran a. Ruang atau tempat belajar, meja, kursi,


lesehan/tikar, dll
b. Komunikasi tutor dengan warga
belajar/peserta didik, termasuk bahasa
yang digunakan.
c. Peran pendampingan tutor dalam KBM,
terutama untuk WB yang mengalami
kesulitan belajar.

34
d. Tingkah laku warga belajar saat kegiatan
pembelajaran, tenang seksama,
ramai/gaduh, termasuk warga belajar
yang membawa anak kecil.
e. Kesesuaian tema dengan kondisi
lingkungan warga belajar.
2. Dokumen pembelajaran a. Perencanaan pembelajaran
b. Pelaksanaan pembelajaran
c. Media yang digunakan
d. Peran tutor dalam proses pembelajaran
e. Proses evaluasi

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses mengatur urutan data

mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar

sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang

disarankan oleh data (Melong, 2005: 280). Analisis data bertujuan untuk

mengorganisasikan data dengan jumlah yang sangat banyak dan terdiri dari

catatan lapangan dan tanggapan peneliti, gambar, foto, dokumen berupa laporan,

biografi, artikel, dan sebagainya. Dalam hal ini analisis data yang dilakukan yakni

mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan

mengkatagorisasikannya.

Terdapat berbagai macam model dalam proses analisis data kualitatif, dan

peneliti pada penelitian ini akan menggunakan pendekatan model Miles &

Huberman (1994: 2) dalam proses analisis data yang dijelaskan sebagai berikut:

35
Data Collection Data Display

Conclussion
Data Reduction
drawing/verifying

Gambar 2. Component of data analysis: interactive model


Sumber: Miles & Huberman (1994: 2)

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan

pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu.

Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti computer mini,

dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu. Dalam mereduksi data harus

berfokus pada tujuan yang akan dicapai yakni temuan-temuan. Jika peneliti

melakukan penelitian dan menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak

dikenal, belum memiliki pola, justru itulah yang dijadikan perhatian peneliti

dalam melakukan reduksi data.

2. Penyajian Data (Data Display)

Pada penelitian kualitatif penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan lain sebagainya.

Melalui penyajian data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang

36
terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami

tersebut.

3. Verifikasi

Langkah terakhir dalam analisis kualitatif menurut Miles & Huberman

adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Apabila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten

saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif diharapkan merupakan temuan

baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap

sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau

interaktif, hipotesis atau teori.

G. Uji Keabsahan Data

Sugiyono (2012: 365) menyatakan bahwa penelitian kualitatif

menekankan pada aspek validitas. Temuan atau data dapat dinyatakan valid

apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti denga apa yang

sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Kebenaran realitas dalam

penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal, melainkan jamak, dan tergantung pada

kemampuan peneliti mengkonstruksi fenomena yang diamati, serta dibentuk

dalam diri seorang sebagai hasil proses mental tiap individu dengan berbagai latar

belakangnya.

37
1. Trianggulasi

Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain. Teknik trianggulasi yang paling sering

digunakan yakni pemeriksaan melalui sumber lainnya. Terdapat empat macam

trianggulasi sebagai teknik pemeriksaan yakni memanfaatkan penggunaan

sumber, metode, penyidik, dan teori.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan trianggulasi sumber dan metode.

Sumber yang berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan

suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam

penelitian kualitatif. Sumber yang dijadikan sebagai dasar dalam trianggulasi pada

penelitian ini yakni Tutor, warga belajar KUM, dan pengelola PKBM. Sedangkan

metode yang digunakan untuk trianggulasi pada penelitian ini yakni metode

wawancara, observasi, dan catatan lapangan.

2. Perpanjangan Keikutsertaan

Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian

sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Hal ini dilakukan untuk membatasi

gangguan dari dampak peneliti pada konteks, membatasi kekeliruan peneliti, dan

mengkonpensasikan pengaruh dari kejadian-kejadian yang tidak biasa atau

pengaruh sesaat. Perpanjangan keikutsertaan menurut peneliti supaya terjun

kelokasi dan dalam waktu yang cukup panjang guna mendeteksi dan

memperhitungkan distorsi yang mungkin mengkotori data. Disisi lain

perpanjangan keikutsertaan juga dimaksudkan untuk membangun kepercayaan

para subyek terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.

38
3. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan berarti mencari secara konsisten intepretasi dengan

berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentative,

mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh dan mencari apa yang dapat

diperhitungkan dan apa yang tidak dapat. Ketekunan pengamatan bermaksud

menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan

persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal

tersebut secara rinci.

39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Deskripsi Lembaga

a. Sejarah Berdirinya PKBM Kyai Suratman

PKBM Kyai Suratman dirintis oleh pentutors yayasan Kyai Suratman.

Yayasan Kyai Suratman berdiri sejak tahun 1983 sudah berkecimpung dalam

upaya pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Pelopor penggerak yayasan

pada waktu itu dipimpin oleh bapak KH. Sutojo Ahmad, SU. M. Psi. Yayasan

Kyai Suratman sudah menyelenggarakan berbagai kursus diantaranya kursus las

karbit, las listrik, montir sepeda motor, tukang kayu, tukang batu (nyelep tegel),

menjahit, mc bahasa jawa, karawitan, membuat gula merah, membuat tas al-

quran, keristik, dan nganyam rotan (kursi). Kepemimpinan bapak Sutojo Ahmad

berlangsung hingga tahun 1998, kemudian kepemimpinan diserahkan kepada

bapak Sambudi, A.Md selaku Lurah Desa Caturharjo.

Pada tahun 1998 Dr. Sihombing mencetuskan adanya program PKBM di

Jakarta. Mendengar kabar tersebut yayasan Kyai Suratman pertama kalinya

mendeklarasikan kegiatan yang ada di yayasan Kyai Suratman dibentuk menjadi

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dengan penambahan kegiatan

Pemberantasan Buta Aksara dan Pendidikan Kesetaraan di desa Catur Harjo.

Pada masa kepemimpinan bapak Sambudi tersebut kegiatan PKBM masih

menggunakan gedung milik yayasan Kyai Suratman, sedangkan secara

kelembagaan berbeda yaitu yayasan Kyai Suratman merupakan lembaga

40
independen karena sumberdananya untuk yayasan dari masyarakat, sedangkan

PKBM merupakan instansi dibawah Dinas Pendidikan.

Dari tahun ke tahun perkembangan kegiatan PKBM semakin pesat,

program-program PKBM semakin bertambah banyak, dan sasaran PKBM tidak

hanya di desa Caturharjo tetapi meluas sampai ke kecamatan Pandak.

Pada tahun 2004 bapak Sambudi menyerahkan kepemimpinan PKBM

Kyai Suratman kepada bapak MS. Sos. Beliau meneruskan perjuangan bapak

Sambudi dengan di dampingi penilik PLS dan membentuk kepentutoran yang

tetap. Berkat dukungan dan kerjasama pentutors PKBM bisa mengakses dana

bantuan mulai dari bantuan program keaksaraan fungsional, pendidikan

kesetaraan, dan program Life Skills. Karena perkembangan PKBM sangat bagus

pada masa pemerintahan presiden B.J. Habibi, PKBM Kyai Suratman dinobatkan

sebagai PKBM penggerak masyarakat pertama kali dan mendapatkan prestasi.

PKBM Kyai Suratman sebagai PKBM pertama dan tertua di Indonesia terus

melangkahkan perjuangan dan terus melakukan inovasi program sampai sekarang.

b. Letak Geografis PKBM Kyai Suratman

Kondisi geografis PKBM Kyai Suratman pada posisi strategis karena

berada di Jalan Srandakan Km. 9, tepatnya di dusun Tegallayang 9, Kelurahan

Caturharjo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul. Batasbatas PKBM Kyai

Suratman yaitu sebelah barat berbatasan dengan desa Trimurti, sebelah utara

berbatasan dengan desa Trimurti, sebelah timur berbatasan dengan desa Triharjo,

dan sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Sanden.

41
2. Visi dan Misi Lembaga PKBM Kyai Suratman

a. Visi

Terwujudnya masyarakat yang cerdas, berdaya saing, berkepribadian terampil,

kreatif dan mandiri

b. Misi

1) Meningkatkan pembelajaran dan bimbingan secara efektif melalui program

Pendidikan Keaksaraan dan Pendidikan Kesetaraan Paket A, Paket B, dan

Paket C.

2) Memberikan keterampilan dan menciptakan masyarakat yang berdaya saing

melalui program Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri dan program Life

Skills.

3) Menumbuhkan semangat wirausaha yang mandiri melalui program program

pelatihan.

3. Tujuan dan Sasaran Lembaga

a. Tujuan Lembaga PKBM Kyai Suratman

Tujuan dibentuknya lembaga PKBM Kyai Suratman adalah sebagai

lembaga pelaksana pendidikan nonformal yang berada di bawah naungan Dinas

Pendidikan Menengah dan Nonformal Kabupaten Bantul, yang bertujuan untuk

membekali pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat, dan memberikan

kesempatan belajar kepada masyarakat.

b. Sasaran Lembaga PKBM Kyai Suratman

Daerah sasaran PKBM Kyai Suratman cukup luas karena masuk ke

pelosok-pelosok dusun, yaitu: Teggallayang 1, Tegallayang 2, Tegallayang 3,

42
Tegallayang 4, Tegallayang 5, Tegallayang 6, Tegallayang 7, Tegallayang 8,

Tegallayang 9, Tegallayang 10, Gluntung Kidul, Gluntung Lor, Banyu Urip,

Bogem, Gumulan, Samparan, Krapakan, Pijenan, Wijirejo, Kwalangan, Ngeblak,

dan Pedak.

Kriteria sasaran program pendidikan yang dilaksanakan di PKBM Kyai

Suratman adalah masyarakat Kabupaten Bantul dan sekitarnya yang

menginginkan layanan pendidikan nonformal.

4. Program PKBM Kyai Suratman

Program yang diselenggarakan oleh PKBM Kyai Suratman adalah:

a. Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

b. Program Pendidikan Keaksaraan Dasar (PKD)

c. Program Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM)

d. Program Pendidikan Kesetaraan Paket A

e. Program Pendidikan Kesetaraan Paket B

f. Program Pendidikan Kesetaraan Paket C

g. Program Pendidikan Pemberdayaan Perempuan

h. Program Taman Bacaan Masyarakat (TBM)

i. Program Pelatihan

43
5. Struktur Organisasi, Uraian Tugas, dan Susunan Tutor

a. Struktur Organisasi PKBM Kyai Suratman

PEMBINA
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN

PENILIK PNF

KETUA

MARSUDI, S.S

SEKRETARIS BENDAHARA

TRI WULANDARI MUH. NURUDIN

PJ. PAUD PJ. KF PJ. Paket B PJ Paket C PJ. Life Skill PJ. Lansia

Gambar 3. Bagan Struktur Organisasi PKBM Kyai Suratman

b. Uraian Tugas

a). Ketua

i. sebagai koordonator atau penanggungjawab program di lembaga

ii. mengusulkan program yang akan diselenggarakan, mencari terobosan

program dan pendanaan

44
iii. melaporkan setiap program kegiatan yang diselenggarakan di lembaga

b). Sekretaris

i. mencatat dan mendokumentasikan setiap kegiatan

ii. menyusun rencana program kegiatan

iii. menyiapkan data yang diperlukan

iv. pengadministrasian organisasi

c). Bendahara

i. mengelola keuangan yang terkait dengan kegiatan lembaga

ii. membukukan setiap kegiatan yang menggunakan dana lembaga

iii. melaporkan secara tertulis setiap pengeluaran kepada atasan baik di

lembaga maupun kepada dinas terkait

iv. mengambil keputusan sehubungan dengan keuangan

v. mencari sumber dana

d). PJ Program

i. melaksanakan program

ii. bertanggungjawab atas keberhasilan program

iii. melaporkan kegiatan atau program secara berkala

iv. Susunan Pentutors PKBM Kyai Suratman

45
Tabel 4. Susunan Tutor PKBM Kyai Suratman

Susunan Tutor PKBM Kyai Suratman

Tempat
No Nama L/P Pend. Pekerjaan Jabatan
Tgl Lahir

1. Marsudi, S.S Bantul, L S1 Wiraswasta Ketua


17-06-72

2. Tri Wulandari Bantul, P SMEA Karyawan Sekretaris


05-11-83

3. M. Nurudin, K.Progo, L D3 Wiraswasta Bendahara


A.Md. 24-02-75

4. Endardi Bantul,12- L S1 Pamong Seksi Pkt B


09-66

5. Sukijo Bantul, L SMA Pamong Seksi KF


07-10-65

6. Jarnawi, Bantul, L S1 Tutor Seksi Lansia


S.Ag. 06-05-66

46
Tabel 5. Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana PKBM Kyai Suratman

No Sarana dan Prasarana Jumlah Kondisi

1. Ruang kelas 1 unit Baik

2. Ruang kantor 1 unit Baik

3. Dapur 1 unit Baik

4. Kamar mandi 2 unit Baik

5. Ruang Ibadah 1 unit Baik

6. Ruang perpustakaan (TBM) 1 unit Baik

7. Meja 20 buah Baik

8. Kursi 38 buah Baik

9. White board 5 buah Baik

10. Almari 4 buah Baik

11. Loker 3 buah Baik

12. Rak buku 4 buah Baik

13. Laptop 1 buah Baik

14. Printer 2 buah Baik

15. Mesin foto kopi 1 buah Baik

16. Mesin jahit 10 buah Baik

17. Mesin Bordir 1 buah Baik

47
B. Hasil Penelitian

1. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran

Pembelajaran Keaksaraan Usaha Mandiri PKBM Kyai Suratman dalam

strategi keorganisasian pembelajarannya dilakukan melalui beberapa cara

(sumber: tutor/Jarnawi, S. Ag), yaitu:

a. Penyusunan jadwal

Warga belajar yang mengikuti pembelajaran beraneka ragam aktifitasnya

(pekerjaannya). Oleh karena itu jadwal yang dibuat tidak berlaku selamanya sama

(dalam satu semester). Jadwal belajar berubah jika kondisi warga belajar sulit

mengikutinya. Adapun fungsi jadwal pembelajaran itu sendiri adalah agar

pembelajaran yang berlangsung dapat berjalan dengan tertib dan progam-progam

yang ada dapat terlaksana dengan baik.

Dalam rapat pengurus dan staf pengajar jika jadwal yang telah ada dan

warga belajar sulit menyesuaikannya, maka dalam rapat tersebut jadwal akan

dirubah sesuai dengan waktu yang dimiliki oleh warga belajar, karena progam

yang ada ini khusus disediakan untuk warga yang pendidikan sangat rendah, di

samping bertujuan meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat sebagaimana

yang disampaikan oleh Bpk Sukijo (pamong di PKBM kyai Suratman).

Bpk Sukijo menyampaikan kalau jadwalnya sulit diikuti warga belajar,


maka jadwal harus dirubah, karena kita tidak sekolah formal, dan jika jadwal
disamakan dengan sekolah formal, maka tidak akan berjalan dengan baik
PKBM ini, akan tetapi pada dasarnya jadwal dibuat sedemikian rupa.

48
Dengan demikian jadwal di PKBM Kyai suratman bersifat lunak/tidak

kaku dan mudah diikuti. Adapun secara tertulis/formal dalam penyusunan jadwal

pembelajaran sebagai berikut:

Tabel 6. Jadwal Pembelajaran

JADWAL PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI
NO Nama Warga Alamat Hari Jam
Kelompok belajar Kelompok Pembelajaran
1. Samparan 10 Samparan, Senin, 18.3021.30
Caturharjo, Rabu,
Pandak Sabtu
2. Korowelang 1 10 Korowelang, Senin, 18.3021.30
Caturharjo, Rabu,
Pandak Jumat
3. Korowelang 10 Korowelang, Senin, 18.3021.30
2 Caturharjo, Rabu,
Pandak Jumat
4. Tegallurung 1 10 Tegallurung, Senin, 18.3021.30
Gilangharjo, Rabu,
Pandak Jumat
5. Tegallurung 2 10 Tegallurung, Senin, 18.3021.30
Gilangharjo, Rabu,
Pandak Jumat
6. Jomboran 10 Jomboran, Senin, 18.3021.30
Gilangharjo, Rabu,
Pandak Jumat
7. Kauman 1 10 Kauman, Selasa, 18.3021.30
Gilangharjo, Jumat,
Pandak Minggu
8. Kauman 2 10 Kauman, Selasa, 18.3021.30
Gilangharjo, Jumat,
Pandak Minggu
9. Daleman 10 Daleman, Senin, 18.3021.30
Gilangharjo, Rabu,
Pandak Jumat
10. Pandak 10 Pandak, Minggu, 18.3021.30
Wijirejo, Selasa,
Pandak Kamis
11. Tegalsempu 1 10 Tegalsempu, Senin, 18.3021.30
Caturharjo, Rabu,

49
Pandak Jumat
12. Tegalsempu 10 Tegalsempu, Senin, 18.3021.30
2 Caturharjo, Rabu,
Pandak Jumat
13. Kauman Wiji 10 Kauman, Senin, 18.3021.30
1 Wijirejo, Rabu,
Pandak Jumat
14. Gesikan 1 10 Gesikan, Senin, 18.3021.30
Wijirejo, Rabu,
Pandak Jumat
15. Gesikan 2 10 Gesikan, Senin, 18.3021.30
Wijirejo, Rabu,
Pandak Jumat
Bantul, 12 September 2012

Ketua PKBM

MARSUDI,S.S.

Jadwal yang telah disusun dengan baik di atas disosialisasikan dengan warga

belajar, supaya jauh hari peserta warga belajar mengatur waktunya dengan baik.

Walaupun demikian, jadwal tersebut kadangkala berubah sesuai dengan waktu

yang dimiliki oleh warga belajar, karena warga belajar mempunyai

aktivitas/pekerjaan yang berbeda-beda. Akan tetapi jika yang tidak bisa hanya satu

atau dua orang pembelajaran tetap berlaku sesuai dengan jadwal yang tertulis.

Kondisi warga belajar, beraneka ragam, ada yang menjadi petani,

pedagang, buruh, dan lain sebagainya. Keluarga warga belajar juga beraneka

macam, ada yang mempunyai anak satu, dua, tiga, dan lain sebagainya. Oleh

karena itu, di samping mereka disibukkan dengan pekerjaan dan keluarga mereka,

juga ditambah dengan kegiatan PKBM. Sebagai mana hasil wawancara dengan

warga belajar (supardi).

50
Setiap hari kami bekerja dan mengurusi anak istri, waktu kami kadangkala
habis untuk digunakan kegitan itu, tetapi kami berusaha semaksimal mungkin
mengikuti kegiatan PKBM untuk meningkatkan kemampuan pengetahuan
kami dan sekaligus memberi contoh pada anak-anak kami.

Warga belajar, dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di PKBM dengan

baik, walaupun dalam kondisi kecapean setelah kerja pada siang hari. Guru

pengajarnya juga berusaha dengan baik dalam mendampingi warga belajar

melakukan proses pembelajaran. Kegiatan PKBM dapat berjalan dengan baik

melalui kerja sama antara warga belajar dengan guru pembimbingnya dan

menggunakan strategi yang baik sebagaimana teori yang disampaikan oleh Abin

Syamsuddin Makmun (2003) di dalam strategi terdapat empat unsur, yaitu:

1) Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out


put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan
aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.
2) Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way)
yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
3) Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan
dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
4) Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan
ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan
(achievement) usaha.

b. Standar kegiatan pembelajaran

Standardisasi kegiatan pembelajaran merupakan prosedur yang digunakan

organisasi untuk menjamin kelayakan kegunaan kegiatan. Menstandardisasi

artinya menjadikan seragam dan konsisten pekerjaan yang harus dilakukan,

biasanya dengan menggunakan peraturan, uraian jabatan, dan program seleksi,

orientasi kerja, keterampilan kerja. PKBM kyai Suratman melaksanakan

51
standarisasi kegiatan pembelajaran dengan menggunakan beberapa langkah di

bawah ini

1) Koordinasi kegiatan

Koordinasi kegiatan melalui pertemuan penanggung jawab masing-masing

kelompok untuk mengadakan kegiatan pembelajaran atau mengevaluasi hasi

pembelajaran yang telah dilakukannya. Masing-masing kelompok melaporkan

kegiatan yang telah direncanakan serta hasil yang telah diperoleh.

Kelompok belajar yang ada mempunyai progam atau rencana yang akan

dilaksanakan dengan mengacu pada tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan

diadakannya koordinasi adalah untuk mengetahui seberapa banyak hasil yang

telah dicapai oleh PKBM. Pola yang diterapkan dalam berkoordinasi adalah

masing-masing penanggungjawab kelompok melaporkan (menjelaskan) kegiatan

yang telah dilakukan ean hasil yang telah didapatkan.

Beberapa hasil koordinasi dijadikan sebagai pertimbangan dalam

menentukan kebijakan selanjutnya, sebagaimana pernyataan yang di sampaikan

oleh bapak samsul dalam wawancara

Kebijakan yang digunakan dalam PKBM melalui musyawarah yang dilakukan


oleh penanggungjawab kelompok masing-masing PKBM, dan para pengajar
hanya mengikuti kebijakan yang telah ditetapkan dalam musyawarah
pengurus.

2) Pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan lembaga mengacu pada hasil musyawarah yang

dilakukan oleh para penanggunjawab kelompok PKBM. Adapun para pengajarnya

dan warga belajarnya mengikuti keputusan yang telah diambil dari musyawarah

52
tersebut. Pengambilan keputusan merupakan proses dalam menjalankan PKBM

berjalan.

Pemberian wewenang pengambilan keputusan dalam PKBM merupakan

suatu kebijakan yang disepakati dalam lembaga tersebut. Oleh karena itu, semua

yang terkait dengan PKBM mengikuti keputusan bersama dalam musyawarah

yang telah dilakukan oleh pengurus-pengurus atau penanggungjawab kegiatan di

PKBM.

2. Strategi Penyampaian pembelajaran

a. Materi pembelajaran

Materi yang digunakan dalam pembeajaran bersumber dari pemerintah dan

ditambahi dengan materi yang bersifat lokal (PKBM kyai Suratman). Materi-

materi tersebut diurutkan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki

oleh warga belajar dan berbentuk tema atau topik-topik tertentu. Bapak Marsudi,

S.S. (Ketua PKBM) menyampaikan materi ajar yang ada sekarang ini di

kelompok-kelompokkan dan disesuaikan dengan kebutuhan warga belajar

(wawancara tgl 22 oktober 2014). Adapun sikap warga belajar yang mengikuti

program ini melakukannya dengan sungguh-sungguh selama proses pembelajaran

berlangsung.

Materi-materi pembelajaran yang disampaikan kepada warga belajar atau

progam yang harus diselesaikan warga belajar berupa cara membaca huruf vokal

dan huruf konsonan, cara menulis, berkaitan dengan keterampilan, dan

pengetahuan secara luas. Adapun keterampilan yang dipelajari adalah cara

memasak atau membuat kue-kue ringan, seperti donat, roti, dan lain sebagainya.

53
Materi tersebut tersusun rapi dalam bentuk buku pegangan baik yang dibawa oleh

warga belajar maupun tutor yang bersangkutan.

b. Metode pembelajaran

Metode pembelajaran yang digunakan dalam proses kegiatan belajar

mengajar dengan model pembelajaran aktif. Guru dan warga belajar bekerjasama

dalam melaksanakan aktifitas pembelajarn, dan kadangkala pengajar seperti teman

belajar warga belajar (tidak sebagai guru). Namun metode yang seperti ini tidak

berlaku setiap pembelajaran, kadang-kadang guru menggunakan metode ceramah

dengan disertai tanya jawab.

Pokok pembelajaran yang berlangsung dengan menggunakan beberapa

metode yang intinya mengaktifkan warga belajar dalam proses pembelajaran.

Adapun kesan yang diterima warga belajar, Merasakan bahwa pembelajaran yang

berlangsung terasa menyenangkan (tidak membosankan), sebagaimana pernyataan

salah satu warga belajar dalam hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti

Belajar di PKBM ini menyenangkan, tidak sepaneng, suasana pembelajaran


seperti dalam keluarga sendiri yang saling membantu satu sama lain. Dan
kami sangat berharap suasana yang seperti ini terus berjalan dengan baik,
tidak terputus di tengah-tengah pembelajaran. Kami merasa bersaudara, jika
ada yang sakit kami berusaha untuk menjenguknya atau membantunya dalam
meringankan bebannya.

3. Strategi Pengelolaan Pembelajaran

Pengelolaan pembelajaran adalah cara-cara yang dipakai untuk

menyampaikan pembelajaran kepada warga belajar, dan sekaligus untuk

menerima serta merespon masukan-masukan dari warga belajar. Adapun

penyampaian materi ajar dalam proses pembelajaran menekankan pada media

54
yang digunakan dan ketersediaan media di PKBM, kegiatan yang dilakukan warga

belajar, dan struktur belajar mengajar yang digunakan. Untuk lebih jelasnya akan

diuraikan di bawah ini.

a. Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah alat atau peraga yang digunakan proses

pembelajaran dalam menyampaikan materi. Media pembelajaran yang tersedia di

PKBM berupa alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktek, seperti

memasak kue donat, dengan media calistung (membaca, menulis, berhitung)

soblok, wajan, takaran bahan, dan lain-lain. Media pembelajaran tersebut tersebut

sebagian disediakan sendiri oleh warga belajar dan sebagian yang lain diperoleh

melalui sumbangan dari pemerintah atau PKBM itu sendiri. Setiap pembelajaran

yang menggunakan media tersebut diatur dengan baik.

Setiap kelompok warga belajar dalam proses pembelajaran dianjurkan

untuk membawa alat pembelajaran sendiri dengan dibantu penyediaan dari

PKBM. Media yang digunakan untuk belajar ini, setelah selesai pembelajaran

dibawa pulang sendiri-sendiri dan diwa lagi jika akan melaksanakan pembelajaran

kembali. Adapu masing-masing kelompok dalam proses pembelajaran materinya

tidak sama dan disesuaikan jadwal yang ada.

b. Tempat pembelajaran

Kegiatan pembelajaran keaksaraan usaha mandiri PKBM Kyai Suratman

dilakukan di beberapa tempat sesuai dengan kelompoknya masing-masing.

Adapun tempat-tempat yang digunakan tersebut diantaranya adalah rumah tutor

dan rumah warga belajar. Penggunaan tempat pembelajaran tersebut sesuai

55
dengan kesepakatan sekaligus mempertimbangkan ketersediaan bahan

pembelajaran yang akan digunakan.

Dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut tempat duduk yang digunakan

warga belajar adalah tikar (duduk lesehan) dan papan tulis seadanya, dan

kadangkala menggunakan halaman belakang kertas kalender yang masih kosong.

Masing-masing kelompok warga belajar melaksanakan pembelajaran cara dan

tempat yang digunakan pembelajarn bentuknya sama.

c. Pelaksanaan pembelajaran

Dalam pelaksanaan pembelajaran tutor merupakan pemegang kendali

utama dalam kelangsungan proses pembelajaran. Orang yang menjadi tutor adalah

seseorang yang dianggap mampu mengajar dan kebanyakan mereka dari tetangga

warga belajar itu sendiri. Tutor dalam mengajar pada warga belajar

mengggunakan cara atau gaya serta bahasa yang disesuaikan dengan kebiasaan

yang dilakukan oleh warga belajar dalam aktifitas sehari-hari. Oleh karena itu

dalam proses pembelajaran tersebut antara tutor dan warga belajar kelihatan

sangat akrab dan kadang-kadang bersunda gurau tapi masih dalam kontek

pembelajaran secara santai, seperti tidak terasa kalau sedang melakukan proses

pembelajaran.

Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan jadwal jika tidak ada

penghakangnya, akan tetapi jika ada penghalang seperti ada oranng yang

meninggal dunia, ada orang sakit, dan lain-lain, maka pembelajaran disesuaikan

dengan waktu yang dimiliki oleh warga belajar dan mengadakan kesepakatan

56
terlebih dahulu. Bagi warga belajar yang tidak bisa datang biasanya minta ijin dan

materi ajarnya minta pada teman sejawatnya.

Adapun peran warga belajar dalam proses mengikuti pembelajaran dengan

santai, terarah, kadang dengan lelucon, dan kadang ada yang membawa anaknya

yang masih kecil. Warga belajar merasa dalam mengikuti pembelajaran sangat

semangat. Materi yang diajarkan langsung berkaitan dengan alat, bahan, resep,

dan cara memasak kue donat atau ketrampilan yang diminati warga belajar.

Dengan model ini warga lebih semangat karena ada dana praktek ketrampilan,

sukur-sukur nanti ada modal untuk usaha baik secaramandiriataupunkelompok,

harapannya.

d. Hasil pembelajaran

Pembelajaran yang dilaksanakan oleh warga belajar bersama dengan tutor

menghasilkan beberapa pengetahuan dan keterampilan (Wawancara dengan ibu

Elia Evti). Pengetahuan yang diperoleh warga belajar anatara lain:

1) Warga dikenalkan tanda tangan ini merubah dari cap jempo menjadi

tandatangan walaupun masih kelihatan belum sempurna,

2) Warga belajar mengenal identitasdiri (KTP); mengamati dan menghafal huruf

namanya sendiri, syukur bias menuliskannya atau meniru huruf nama pada

KTPnya sendiri.

3) Mengenalkan angka pada tanggal lahirnya, termasuk tanggal kadaluarsa KTP.

4) Belajar tanda tangan secara ajeg sesuai di KTP.

Adapun keterampilan yang diperoleh oleh warga belajar adalah mengenal,

mengetahui resep, cara berwira usaha terutama masakan, warga bisa membaca

57
resep, membaca takaran, dan sekaligus cara memasaknya. Spiritual tidak

terprogamkan secara tersendiri, akan tetapi disisipkan pada saat pembelajaran

berlangsung.

e. Pendukung dan penghambat pembelajaran;

1) Pendukung;

Pendukung dalam proses pembelajaran untuk menghasilkan tujuan yang

diinginkan adalah sumber daya manusia (tutor) mempunyai kemampuan yang

cukup dan dapat memahami kondisi warga belajar yang baik dan handal, sehingga

yang digunakan untuk merekrut tutor diutamakan terlebih dahulu rumahnya yang

dekat dengan tempat pembelajaran warga belajar.

Tutor yang mengajar warga belajar sangat paham kondisinya, ia tahu

banyak tentang seluk beluk, kondisi rumah tangga bahkan suami dan anaknya.

Bahkan masih ada yang hubungan darah dan juga hubungan darah dengan bapak

dukuh. Di samping itu, progam yang direncanakan sangat tepat sesuai dengan

kebutuhan

2) Penghambat;

Mencari tutor yang berkompeten dan secara totalitas ikut

menangani/mendampingi warga belajar PKBM. Sebagian tempat tinggal tutor ada

yang jauh dari lokasi pembelajaran. Di samping itu, orang yang menjadi tutor itu

juga disibukkan dengan kesibukan-kesibukannya sendiri, sehingga mendampingi

warga belajar tidak bisa maksimal.

58
f. Peran tutor dan PKBM dalam pembelajaran KUM

Dalam proses berlangsungnya pembelajaran KUM di PKBM Kyai

Suratman Pandak Bantul tidak terlepas dari pihak-pihak yang sangat berperan

dalam keberlangsungan pembelajaran yang direncanakan. Diantara pihak yang

membantu keberlangsungan pembelajaran adalah tutor dan PKBM. Tutor

merupakan salah satu orang yang mendampingi pembelajaran sehingga

pembelajaran dapat berjalan dengan baik, sekaligus mewakili masyarakat.

Seorang tutor menjadi ujung tombak berjalannya program KUM yang telah di

tentukan, jika tutor tidak ada pembelajaran tidak dapat berjalan dengan baik.

Disisi lain, lembaga PKBM sebagai kepanjangan tangan dari dinas,

tertuntut harus bersinergi dengan pemerintah, kecamatan, kelurahan/desa, dukuh

juga sangat berperan berjalannya program ini, karena KUM jika tidak ditangani

dengan PKBM maka KUM tidak akan berjalan dengan baik. Adapun progam

yang berjalan di KUM dituntut menyelesaikan selama tiga bulan sejak diadakan

sosialisasi (wawancara dengan tutor ibu Elia Efti E). Tetapi di lapangan target

tersebut belum bisa dilaksanakan sebagaimana yang direncanakan, karena warga

belajar cara belajarnya dengan pelan-pelan dan hati-hati serta santai.

Jika progam ini belum selesai dalam tiga bulan dan harus membuat

laporan, maka progam tetap dilanjutkan dan laporannya dibuat sebagaimana

rencana yang telah ada. Di samping itu, jika progam telah selesai dan warga masih

menginginkan berlanjut, maka progam akan tetap dilanjutkan. Adapun dana yang

digunakan jika terjadi kekurangan kadangkala tutor menombokinya.

59
C. Pembahasan

1. Strategi pengorganisasian pembelajaran

Berdasarkan data yang diperoleh, bahwa strategi pengorganisasian

pembelajaran KUM di PKBM Kyai Suratman melibatkan berbagai macam pihak,

antara lain pengurus yayasan, pemeritah, tutor, dan masyarakat sekitar. Masing-

masing pihak mempunyai peran atau tugas sesuai dengan kapasitas dan posisi

yang diamanahkan, seperti yayasan bertugas menyelenggarakan PKBM dan

menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan PKBM bersama dengan pemerintah,

sebagaimana pendapat yang disampaikan oleh Gagne dan Briggs (1979) yang

menyebutkan strategi ini dengan delivery system, yang didefinisikan sebagai the

total of all components necessary to make an instructional system operate as

intended (jumlah keseluruhan komponen yang dibutuhkan untuk menyusun

sistem) (Degeng, 1989 :69).

Strategi pengorganisasian pembelajaran yang dilakukan di PKBM Kyai

Suratman adalah berupa materi yang akan dipelajari warga belajar disusun dengan

baik sesuai dengan kebutuhan dan keadaan pada waktu pelaksanaannya. Materi

ajar yang terorganisasi atau tersusun dengan baik akan mudah menyampaikan dan

warga belajarpun akan mudah menerimanya. Tutor juga akan mudah menjelaskan

materi pada warga belajar, sehingga warga belajar akan semangat mengikuti

pembelajaran. Untuk meningkatkan keterampilan tutor dalam membuat strategi

pembelajaran hendaknya ada pelatihan atau pembinaan khusus dari yayasan atau

pengurus KUM baik secara rutin atau secara insidental.

60
Dalam kajian teori Daeng menyatakan strategi pengorganisasian adalah

cara untuk membuat urutan (sequencing) dan mensintesis (synthesizing) fakta,

konsep, prosedur, dan prinsip yang berkaitan, suatu isi pembelajaran.

Sequencing terkait dengan cara pembuatan urutan penyajian isi suatu bidang studi,

dan synthesizing terkait dengan cara untuk menunjukkan kepada siswa

hubungan/keterkaitan antara fakta, konsep, prosedur, atau prinsip suatu isi

pembelajaran. Synthesizing bertujuan untuk membuat topik-topik dalam suatu

bidang studi menjadi lebih bermakna bagi siswa. Hal ini dilakukan dengan

menunjukkan keterkaitan topik-topik itu terkait dengan keseluruhan isi bidang

studi. Adanya kebermaknaan tersebut akan menyebabkan siswa memiliki retensi

yang lebih baik dan lebih lama terhadap topik-topik yang dipelajari (Daeng, 1989:

30).

Diungkapkan lebih jauh oleh Daeng bahwa penataan urutan suatu materi

sangat penting artinya, karena amat diperlukan dalam pembuatan sintesis. Sintesis

yang efektif hanya dapat dibuat apabila isi telah ditata dengan cara tertentu, dan

yang lebih penting, karena pada hakikatnya semua isi bidang studi memiliki

prasyarat belajar. Sedangkan strategi pengorganisasian materi ajar dilakukan

dengan dua cara sebagaimana yang disampaikan oleh Reigeluth (1983: 40) bahwa

tsrategi pengorganisasian dalam pengelolaan materi ajar dibagi menjadi dua, yaitu

strategi mikro dan strategi makro. Strategi pengorganisasian makro pada materi

ajar adalah strategi untuk menata urutan keseluruhan isi bidang studi, sedangkan

strategi pengorganisasian mikro pada materi ajar adalah strategi untuk menata

urutan sajian untuk suatu ide tunggal.

61
Adapun tutor KUM PKBM Kyai Suratman dalam mengajar menggunakan

berbagai macam media yang ada dengan cara-cara yang memudahkan warga

belajar memahami materi dengan mudah (kreatif), karena berprinsip janganlah

keterbatasan media yang ada menyebabkan pembelajaran tidak baik atau tidak

menarik bahkan membosankan. Sedangkan warga belajar sendiri juga

menyesuaikan dengan kondisi yang ada, mereka tetap selalu berusaha belajar

dengan baik, tetap semangat mengikuti pembelajaran, dan tidak pantang menyerah

dengan keadaan. Tutor dan warga belajar berjalan bersama bekerjasama mencoba

melakukan pembelajaran dengan baik dan menyenangkan dengan menggunakan

berbagai macam cara agar progam yang telah direncakan dapat terlaksana dengan

baik dan warga belajar dapat merasakan hasilnya.

Tutor KUM di PKBM Kyai Suratman sebagai pendamping berusaha selalu

mendampingi warga belajar dalam proses pembelajaran baik dalam kondisi yang

kurang baik maupun kondisi yan baik. Pendampingan yang dilakukan oleh tutor

dilakukan dengan sabar dan perhatian, setiap ada persoalan diselesaikan dengan

hati-hati dan cermat, karena bagaimanapun baiknya perencanaan strategi

pengorganisasian pembelajaran jika pengelolaannya tidak baik/diperhatikan

secara serius maka efektivitas pembelajaran tidak bisa maksimal dan hasil yang

diperoleh tidak memuaskan.

Pembelajaran KUM di PKBM Kyai Suratman untuk menjalankan progam

yang direncanakan, membuat struktur organisasi dan bekerja sama dengan pihak-

pihak luar untuk menangani progam-progam yang telah ditentukan. Adapun

kondisi progam yang ada pada KUM di PKBM Kyai Suratman berjalan

62
disesuaikan dengan kondisi warga belajar, situasi dan kondisi lingkungan karena

progam ini hanya diperuntukkan untuk warga belajar, akan tetapi warga

belajarnya banyak kesibukan dalam memenuhi rumah tangganya dan banyak

tugas untuk memenuhi kebutuhan kehidupan diri dan keluarganya.

Berbagai macam kondisi dialami oleh warga belajar di PKBM Kyai

Suratman, seperti mengurus anak (momong), bekerja mencari nafkah, dan

lingkungan dan kondisi yang menyebabkan warga belajar tidak masuk. Kondisi-

kondisi tersebut sudah menjadi kebiasaan orang desa yang tidak pernah

ditinggalkan seperti aada orang meninggal, kebiasaan orang desa mereka

mendatanginya sampai selesai dikuburkan dan malamnya dibacakan doa-doa yang

biasanya sampe hari ke tujuh. Dengan demikian progam yang telah direncanakan

akan berjalan jika kondisi warga belajar baik dan organisasi atau struktur yang

ada, juga harus konsentrasi menanganinya.

2. Strategi penyampaian pembelajaran

Pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang

telah ditentukan dilakukan dengan menggunakan berbagai macam strategi yang

sesuai dengan kebutuhan dan situasi dan kondisi yang ada. Tutor yang sangat

berkompeten dalam menyampaikan materi ajar akan tetapi jika tidak

menggunakan metode yang baik maka tidak akan dapat mencapai tujuan yang

diinginkan. Strategi sangat mempengaruhi berhasil tidaknya tujuan pembelajaran

yang telah direncanakan, sebaik apapun materi ajar akan tetapi strategi

penyampaiannya kurang baik, maka sulit untuk mencapai keberhasilan.

63
Dalam hal ini media pembelajaran merupakan satu komponen penting dari

strategi penyampaian pembelajaran karena pembelajaran (KUM) tanpa disertai

dengan media maka pembelajaran sulit dilaksanakan. Itulah sebabnya, media

pembelajaran merupakan bidang kajian utama strategi.

Adapun pihak-pihak yang berperan tersebut mempunyai tugas sesuai

dengan bagiannya masing-masing yang saling mendukung dan saling memberi

sumbangan. Jika ada satu bagian yang tidak ada, maka akan mempersulit faktor

lain, sehingga dalam menjalankan program, faktor-faktor pendukungnya

diusahakan terpenuhi dengan baik. Pemenuhan faktor-faktor tersebut dilakukan

dengan cermat dan teliti agar tidak ada sedikitpun bagian yang terlewatkan

sebagaimana pendapat yang disampaikan oleh Daeng dalam Made Wena bahwa

strategi merupakan rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai

sasaran khusus (Made Wena, 2011: 2).

Menurut Degeng (1989: 10) secara lengkap ada komponen yang perlu

diperhatikan dalam mendiskripsikan strategi penyampaian, yaitu Media

pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian yang dapat dimuati pesan

yang akan disampaikan kepada siswa, baik berupa orang, alat, atau pun bahan.

Interaksi siswa dengan media adalah komponen strategi penyampaian

pembelajaran yang mengacu kepada kegiatan apa yang dilakukan oleh siswa dan

bagaimana peranan media dalam merangsang kegiatan daerah.

Strategi penyampaian materi ajar hendaknya dilakukan dengan baik.

strategi penyampaian materi dapat dilakukan dengan cara pembagian waktu mulai

awal sampai selesainya waktu yang tersedia. Waktu yang digunakan

64
menyampaikan materi ajar dibagi secara rutin dan direncanakan sebaik-baiknya,

sehingga materi-materi yang telah disiapkan dapat terselesaikan dengan baik dan

dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Awal mulainya penyampaian materi dibagi dengan rinci dan jelas serta

langkah-langkah yang digunakan dalam mencapai tujuan, seperti gambaran waktu

pembelajaran satu jam, maka dalam satu jam tersebut sepuluh menit diguanakan

untuk pembukaan atau pengantar, empat puluh menit digunakan untuk

menjelaskan materi pokok, dan sepuluh menit digunakan untuk menyimpulkan

dan menutup pembelajaran yang dilakukan. Dengan demikian waktu yang tersedia

dapat bermanfaat dengan baik.

Keterampilan tutor sangat mempengaruhi mudah tidaknya ketercapaian

progam yang telah direncanakan dan kinerja yang dilakukan. Tutor yang

keterampilan atau kemampuannya kurang (kurang berkualitas) akan kesulitan

melaksnakannya, dan tutor yang keterampilan atau kemampuannya cukup baik

(berkompeten) akan mudah melaksanakan tugas yang ada pada diriya.

Kemampuan yang dimiliki oleh tutor merupakan hal yang sangat mendasar yang

memberi sumbangan besar terhadap kesuksesan warga belajar.

Keterampilan yang ada pada tutor juga merupakan modal dalam

menyampaikan materi terhadap warga belajar dalam proses pembelajaran.

Penyampaian materi ajar sangat membutuhkan keterampilan dalam mengajar, dan

penyampaian materi tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai

macam metode dan pendekatan. Metode pengajaran yang baik akan baik pula

hasil yang diperolehnya, dan metode pembelajaran yang buruk juga akan

65
menghasilkan hal yang kurang baik. Adapun baik tidaknya metode dapat diukur

dengan melihat keadaan warga belajar dalam mengikuti pembelajaran.

Adapun pendekatan dalam penyampaian pembelajaran dilakukan dengan

melihat situasi dan kondisi dalam proses pembelajaran. Lingkungan dan kondisi

yang ada dapat memberi peran tersendiri dalam mengantarkan warga belajar

mengikuti proses pembelajaran. Pendekatan yang baik tidaklah semata-mata

kepandaian atau kemampuan tutor pengampu pelajaran akan tetapi ada pihak lain

yang juga berperan dalam membantu keberhasilan warga belajar. Oleh karena itu

baik tidaknya metode pembelajaran dan pendekatan pembelajaran disesuaikan

dengan situasi dan kondisi serta kemampuan lembaga itu sendiri.

Lembaga yang lengkap media belajarnya, tentu lebih mudah proses

pembelajarannya dari pada lembaga yang berjalan apa adanya (tidak ada media

pembelajarannya). Adapun media yang disediakan disesuaikan dengan kebutuhan

dalam pembelajaran, karena satu lembaga dengan lembaga lain sangat mungkin

terjadi perbedaan kebutuhan yang hal tersebut dipengaruhi oleh tujuan yang ingin

dicapai.

Keberhasilan lembaga sangat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor,

antara lain sumber daya manusia, kemampuan lembaga, organisasi lembaga,

lembaga diluar lembaga itu sendiri (rekanan), kesungguhan dalam

penangannannya, dan lain-lain. Di samping itu, pola kepemimpinan seorang

pemimpin atau ketua lembaga juga berperan atau mempengaruhi berjalannya

organisasi dalam lembaga tersebut. Pemimpin yang baik dan bijaksana akan

berusaha memimpin dengan bijaksana dan selalu perhatian terhadap bawahannya.

66
3. Strategi pengelolaan pembelajaran

Strategi pengelolaan pembelajaran yang dilakukan akan dapat memberi

sumbangan kepada tutor yang akan digunakan untuk memonitor perkembangan

progam yang ada. Strategi yang baik akan menghasilkan tujuan dengan baik pula,

begitu juga sebaliknya strategi yang tidak baik akan mempersulit mencapai

kesuksesan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Adapun strategi

pengelolaan yang baik dibutuhkan beberapa faktor pendukung, yaitu rencana yang

jelas, tujuan, objek yang ditangani, media, dan pengetahuan yang berkaitan.

Pengelolaan pembelajaran yang baik akan mempermudah warga belajar

menerima materi ajar, mempermudah pengaturan warga belajar dalam mengikuti

pembelajaran, dan mempermudah tutor dalam menyampaikan materi ajar.

Pengelolaan yang kurang baik, akan berjalan apa adanya (tanpa adanya strategi

yang baik). Tidak adanya kesungguhan dalam mengelola kelas warga belajar akan

kesulitan dalam menyesuaikan progam-progam yang telah direncanakan.

Pengelolaan pembelajaran membutuhkan keterampilan yang baik bagi tutor dan

pengurus lembaga serta dinas-dinas yang terkait.

Pembelajaran yang dilaksanakan di buat jadwal dengan baik dan jelas serta

disosialisasikan secara transfaran. Pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan

ditulis secara lengkap dan disosialisasikan ke semua pihak yang berhubungan

dengan keaksaraan usaha mandiri (KUM). Pimpinan atau kepala sekolah (KUM)

semaksimal mungkin berusaha menyampaikan pola-pola pembelajaran yang

kemungkinan dapat dilaksanakan oleh para tutor.

67
Pembuatan strategi pengelolaan pembelajaran mempertimbangkan empat

unsur pokok dalam setiap usaha, yaitu mengidentifikasi dan menetapkan

spesifikasi dan kualifikasi hasil yang akan diperoleh (out pout). Hasil yang akan

didapatkan menjadi tolak ukur menentukan langkah-langkah yang akan digunakan

agar tindakan yang dilakukan efektif dan efesien. Pembuatan strategi tanpa

mempedulikan hasil yang diinginkan, maka strategi tersebut akan dilakukan asal-

asalan dan tidak efektif dan efesien.

Strategi yang kedua yaitu pengelolaan dengan mempertimbangkan dan

memilih jalan utama untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pertimbangan dan

pemilihan jalan terbaik sangat mendukung dan mempengaruhi bentuk strategi

yang akan digunakan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Penentuan jalan

utama untuk mencapai hasil yang diinginkan sangat penting dan hendaknya

diperhatikan sungguh-sungguh. Karena jalan atau cara akan mengantarkan

mencapai hasil yang baik.

Setelah penentuan cara atau jalan, maka langkah selanjutnya menentukan

langkah-langkah yang akan ditempuh. Penentuan langkah yang pasti akan

memudahkan menjalankan rencana yang telah ditetapkan bersama, tanpa adanya

langkah-langkah yang pasti akan mempersulit menjalankan progam-progam yang

telah ditentukan, sehingga hasil yang sesuai harapan tidak tercapai.

Langkah selanjutnya adalah mempertimbangkan dan menetapkan tolok

ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf

keberhasilan (achievement) usaha. Untuk mengetahui berhasil tidaknya progam

yang telah dibuat diukur dengan menggunakan standar yang ada di lembaga.

68
Stantar yang ada dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan progam yang telah

diadakan. Jika hasil yang diperoleh kurang dari standar yang telah disepakati

berarti progam tersebut belum sukses atau sebaliknya jika hasil yang diperoleh

seperti standar yang telah ditentukan menunjukkan progam tersebut dapat

dilakukan dengan baik.

Keempat langkah tersebut diatas sejalan dengan pendapat yang

disampaikan oleh Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003: 40)

yang berbunyi ada empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu: Mengidentifikasi

dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target)

yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat

yang memerlukannya. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama

(basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran. Mempertimbangkan dan

menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai

dengan sasaran.

Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan

ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement)

usaha. Pengelolaan pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan cara-cara

yang baik dan menarik serta memungkinkan dilaksanakan. Kondisi dan keadaan

warga belajar dapat mempengaruhi pengambilan kebijakan dalam penentuan

kebijakan pengelolaan pembelajaran. Penentuan kebijakan dilakukan dengan

mempertimbangkan berbagai macam faktor yang ada dalam lembaga (KUM).

Faktor-faktor yang ada hendaknya diperhatikan dengan sungguh-sungguh dan

dijadikan penunjang atau pertimbangan dalam membuat kebijakan. Adapun

69
kebijakan yang dilakukan hendaknya memberi kemudahan dan kemanfaatan

kepada semua cifitas yang ada dalam lembaga (KUM) tanpa terkecuali.

Warga belajar hendaknya dapat merasakan kenyamanan dan kemudahan

terhadap kebijakan atau pengelolaan pembelajaran yang telah ditentukan.

Pimpinan lembaga (KUM) juga hendaknya berusaha selalu memperhatikan tutor,

warga belajar, dan kondisi yang sedang berlangsung dalam lembaga. Kebijakan

yang diambil yang tanpa memperdulikan kondisi lembaga, tutor, dan warga

belajar akan menghasilkan kebijakan yang kurang baik bagi pihak-pihak tertentu,

sehingga kebijakan yang diambil tidak dapat berjalan sesuai dengan harapan.

Adapun dalam penentuan kebijakan pengelolaan pembelajaran dapat

dilakukan dengan berbagai macam cara dengan bekerja sama dengan tutor yang

menjadi pendamping warga belajar. Cara yang dapat dilakukan dalam mengelola

pembelajaran dari pihak tutor adalah tutor membuat strategi dalam proses

pembelajaran yaitu tutor memposisikan dirinya sebagai fasilitator. Oleh karena

itu, warga belajar dalam proses pembelajaran hendaknya aktif dan mandiri dalam

mengikuti pembelajaran, dan berusaha semaksimal mungkin menyelesaikan

progam-progam yang ditentukan dengan pendampingan seorang tutor.

Bagi pengurus lembaga KUM hendaknya pembelajaran dijadwalkan

dengan jelas dan mudah diikuti oleh warga belajar dan tentornya. Materi-materi

pembelajaran juga disusun dengan baik untuk disampaikan sesuai dengan jadwal

yang ada dan materi tersebut hendaknya mudah dipelajari dan dipahami karena

warga belajar kesempatan mengikuti pembelajaran sangat terbatas, dan waktu

70
belajar mandiri juga sangat sedikit, mereka telah disibukkan dengan urusan

keluarganya.

Bagi pengelola yayasan PKBM Kyai Suratman pengelolaan pembelajaran

dapat dilakukan dengan cara musyawarah bersama dengan pengurus KUM dan

tutor pendampingnya. PKBM Kyai Suratman sangat luas bagian-bagian yang

harus ditanganinya atau diselesaikannya sesuai dengan bagian yang ada dalam

PKBM tersebut. Adapun dalam penentuan kebijakan terkait dengan pengelolaan

pembelajaran hendaknya bekerja sama dengan tutor dan pengurus KUM.

Kebijakan yang dikeluarkan oleh PKBM dapat berupa pemantauan terhadap

jalannya progam yang ada. Jika ada progam yang tidak dapat dilaksnakan

hendaknya dievaluasi oleh PKBM dicari penyebab tidak berhasilnya progam

tersebut.

Ketidakberhasilan progam tidak dijadikan sebagai alasan untuk

menyalahkan pengurus KUM yang tidak suskses menjalankan progamnya, akan

tetapi dicari penyebab terjadinya ketidakberhasilan menjalankan progam tersebut.

Jika kegagalan itu dijadikan alat untuk menyalahkan pengurus KUM, maka yang

terjadi adalah tidak berjalannya pembelajaran yang telah dijadwalkan tersebut.

Kegagalan progam yang telah ditentukan bukanlah satu-satunya pengurus menjadi

penyebabnya, akan tetapi bagian-bagian yang lainpun sedikit banyak juga ikut

mempengaruhinya.

Selain empat unsur pokok di atas, media yang digunakan pembelajaran

hendaknya diperhatikan, karena media tersebut sangat membantu warga belajar

dalam mengikuti pembelajaran yang ada. Jika media tersedia dengan baik

71
(lengkap), maka pembelajaran akan berkualitas dan kemungkinan tujuan

pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Adapun tempat belajar juga merupakan

sarana yang hendaknya disediakan sebaik mungkin agar progam-progam yang

tersusun dapat terlaksana dengan baik, sesuai harapan.

Walaupun mencari tempat belajar yang ideal sulit, tetapi tetap diusahakan

proses pembelajaran berjalan dengan baik dan berkualitas. Tempat-tempat yang

dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran anatara lain rumah warga belajar,

rumah dukuh, atau rumah tutor. Pemilihan tempat tersebut dilakukan dengan

kesepakatan terlebih dahulu agar semua menjadi lega (tidak mempunyai perasaan

yang kurang baik).

Pada dasarnya strategi pengelolaan pembelajaran terkait dengan usaha

penataan interaksi antar siswa dengan komponen strategi pembelajaran yang

terkait, baik berupa strategi pengorganisasian maupun strategi penyampaian

pembelajaran sangat memberi sumbangan dengan ketercapaian progam yang

dilaksanakan. Progam akan dapat terlaksana dengan baik jika ada dukungan

berbagai macam faktor. Sedangkan tutor sendiri merupakan faktor yang sangat

mendukung keberlangsungan progam yang akan dilaksanakan. Sebaik progam

yang direncanakan jika tidak ada tutor maka tidak akan berjalan, begitu juga

sebaliknya, jika ada tutor akan tetapi tidak adanya progam yang terencana dengan

baik maka tidak akan menghasilkan sesuatu yang baik dan bermanfaat. Oleh

karena itu tutor dan progam harus berjalan seiringan.

Secara garis besar strategi pengelolaan pembelajaran berjalan dengan baik

walaupun kadang-kadang tidak sesuai waktu yang direncakan karena melihat

72
situasi dan kondisi warga belajar yang beraneka ragam kesibukan dan

kegiatannya. Kegiatan yang ada dalam KUM PKBM Kyai Suratman Pandak

Bantul dibuat jadwal dengan baik, akan tetapi jadwal yangtelah dibuat itu

sewaktu-waktu bisa berubah dengan melihat situasi dan kondisi warga belajar.

Strategi pengelolaan pembelajaran dilakukan dengan mengelompokkan bagian-

bagian penting sebagaimana yang disampaikan oleh Daeng (1989: 40) paling

tidak ada empat hal yang menjadi urusan strategi pengelolaan, yaitu penjadwalan,

catatan kemajuan kelas, pengelolaan motivasi, dan kontrol belajar. Adapun secara

lebih rinci strategi pengelolaan pembelajaran dalam KUM PKBM Kyai suratman

dipaparkan sebagai berikut :

a. Penjadwalan semua progam

Semua progam dan kegiatan yang ada pada KUM PKBM Kyai Suratman

Pandak Bantul disusun secara rinci dengan baik. penyusunan tiap progam

dilakukan oleh pengurus inti dan pengurus harian dan penyusunan tersebut dengan

menggunakan pertimbangan atau dengan asas manfaat dan kemampuan yang

tersedia di PKBM. Penjadwalan yang telah tersusun dengan baik disosialisasikan

kepada seluruh bagian yang berwenang menjalankannya dan juga bagian yang

lain yang sifatnya sekedar mengetahui.

Adapun progam yang ada itu sendiri terdri dari bebarapa progam,

diantaranya adalah progam PKBM secara umum, progam yayasan, dan secara

khusus progam KUM. Masing progam tersebut direncanakan dengan baik dan

disusun jauh hari sebelum progam tersebut dilaksanakan. Di samping adanya

progam yang telah disusun, kadangkala dalam proses perjalanan pelaksanaan

73
progam muncul progam baru yang sifatnya insidental dan akan dilaksanakan jika

waktunya memungkinkan. Apabila progam yang telah tersusun tersebut terdapat

kekurangan dan ketidak sesuaian situasi dan kondisi, maka akan direfisi sesuai

dengan keadaannya.

Adapun progam KUM tersendiri berusaha semaksimal mungkin

dilaksanakan dengan menggunakan berbagai macam sumber pendukung. Progam-

prom KUM tersebut antara lain pelatihan membuat koe donat, pelatihan masak,

jahit, dan lain-lain. Progam tersebut dilakukan dengan kerjasama pemerintah,

yayasan, masyarakat sekitar PKBM Kyai Suratman, dan tutor. Sebelum progam

tersebut dilaksanakan terlebih dahulu disusun secara baik dan terperinci. Adapun

dalam pelaksanaannya tutor berusaha untuk mencapai tujuan yag telah ditetapkan

dan tutor juga tetap memperhatian situasi dan kondisi warga belajar.

Dalam menjalankan progam tersebut tutor melakukan dengan

menggunakan berbagai macam cara/metode atau meramu sebaik mungkin agar

tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik, sehingga menjadi satu kesatuan

yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu tutor dituntut

untuk mampu merancang tentang kapan, apa, berapa kali suatu strategi

pembelajaran digunakan dalam suatu pembelajaran. Untuk menentukan strategi

apa, kapan, dan berapa kali suatu strategi digunakan dengan memperhatikan

kondisi dan keadaan pembelajaran yangsedang berlangsung.

b. Pembuatan catatan kemajuan belajar warga belajar

Catatan kemajuan belajar warga belajar sangat penting dan bermanfaat

bagi tutor, karena untuk melihat efektivitas dan efisiensi pembelajaran yang

74
dilakukan serta tujuan yang telah ditetapkan. Catatan yang telah dilkukan tutor

berupa kemajuan warga belajar, prestasi yang diraih oleh warga belajar, dan

keberhasilan pembelajaran yang telah didapatkan warga belajar. Catatan-catatan

tersebut ditulis secara rapi sesuai urutan kejadiannya dalam buku khusus,

kemudian di dianalisis dengan teliti dan disimpulkan hasilnya.

Disamping itu, hasil analisis tesebut juga digunkan untuk melihat prosen

pembelajaran (pembelajaran efektivitas dan efisiensi atau tidak). Dengan hasil

analisis catatan kejadian tersebut juga dapat digunakan oleh tutor untuk

menentukan langkah-langkah pembelajaran selanjutnya seperti strategi

pembelajaran yang digunakan, hasil belajar siswa, penjadwalan strategi

pembelajaran, dan lain sebagainya. Jika hasil catatan tersebut menunjukkan

pembelajaran kurang baik, maka ada rencana yang baru untuk memperbaiki

pembelajaran tersebut.

Dengan demikian pencatatan kemajuan belajar warga belajar tersebut

merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan proses pembelajaran agar

pembelajaran yang dilakukan berkualitas, sehingga menghasilkan pembelajaran

yang memuaskan. Adapun tutor juga harus selalu siap dan berusaha melakukan

pembelajaran yang berkualitas dengan berbagai macam cara dan bekerja sama

dengan baik dengan pihak lain agar hasilnya baik.

c. Pengelolaan motivasional

Motivasi yang ada di dalam diri warga belajar akan memunculkan

dorongan melakukan pembelajaran dengan sungguh-sungguh. Keinginan kuat

warga belajar dalam mengikuti pembelajaran akan mengarahkan warga belajar

75
melakukan pembelajaran yang sungguh-sungguh, sehingga berusaha sebaik

mungkin pembelajaran yang dilakukan berhasil. Oleh karena itu, tutor berusaha

dengan berbagai macam cara untuk menimbulkan semangat/motivasi warga

belajar. Degeng (1989: 30) menyatakan peranan strategi penyampaian untuk

meningkatkan motivasi belajar jauh lebih nyata dari strategi pengorganisasian.

Melihat hal tersebut, seorang tutor hendaknya mampu mengembangkan

kiat-kiat khusus dalam melakukan penjadwalan penggunaan strategi

penyampaian. Strateggi penyampainan dilakukan dengan baik dapat

mempermudah warga belajar menerima dan memahami metri yang sedang

dipelajari, sehingga kemudahan pemahamn materi itu akan menimbulkan

semangat untuk mempelajri materi lebih jauh atau lebih banyak dengan sungguh-

sungguh.

Peran tutor sagat dibutuhkan untuk memunculkan atau meningkatkan

motivasi yang ada dalam diri warga belajar. Adapun untuk menunculkan atau

meningkatkan motivasi warga belajar dapat dilakukan dengan menggunakan

berbagai macam cara, antara lain memberi pelayanan yang menyenangkan,

menyampaikan materi ajar dengan jelas dan mudah diterima, memberi perhatian

dengan baik, selalu siap membimbing warga belajar, dan lain sebagainya.

Sikap yang ada dalam diri tutor akan keluar ketika membimbing warga

belajar. Membimbing warga belajar dengan sungguh-sungguh akan

menyenangkan warga belajar dalam mengikuti progam keaksaraan usaha mandiri,

sehingga progam-progam yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan

baik dan akan tercapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikian progam

76
yang dilaksanakan akan berhasil atau sukses dan dapat dirasakan langsung oleh

warga belajar.

d. Kontrol belajar

Selain adanya penjadwalan, pencatatan kemajuan pembelajaran, dan usaha

memunculkan atau meningkatkan motivasi warga belajar, juga diperlukan kontrol

belajar terkait dengan kebebasan warga belajar dalam mengikuti progam

keaksaraan usaha mandiri dalam mengikuti progam yang telah direncanakan.

Kontrol belajar dilakukan untuk mengontrol berbagai macam bagian yang ada

dalam progam keaksaraan usaha mandiri, seperti materi ajar, jadwal

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan lain sebagainya, sebagaimana

pernyataan yang disampaikan oleh Degeng (1989: 32) kontrol dilakukan untuk

melakukan pilihan pada bagian isi yang dipelajari, kecepatan belajar, komponen

strategi pembelajaran yang dipakai dan strategi kognitif yang digunakan.

Warga belajar dalam kegiatan pembelajaran dapat memilih terhadap

progam-progam yang telah direncanakan, dan pilihan warga belajar yang telah

dilakukan dikontrol oleh yayasan dan tutor yang membimbingnya. Seorang tutor

harus mampu merancang kegiatan pembelajaran yang mampu memberikan

berbagai alternatif pilihan belajar bagi siswa. Tutor tersebut selalu melakukan

kontrol terhadap progam yang telah di rencanakan agar progam tersebut dapat

terkontrol dengan baik, sehingga keberhasilan dan kegagalan progam yang telah

direncanakan dapat dipantau dengan baik.

Adapun kontrol yang dilakukan oleh yayasan dapat dilakukan dengan cara

melihat berjalannya progam yang telah dilakukan di keaksaraan usaha mandiri.

77
Kontrol yang dilakukan oleh yayasan berfungsi untuk mendukung keberhasilan

progam yang telah dilakukan oleh yayasan yang diberlakukan di KUM. Adapun

pengurus dan para tutor Keaksaraan Usaha Mandiri berusaha menjalankan progam

yang telah dilakukan dengan bekerja sama dengan PKBM Kyai Suratman, dinas

pendidikan dan kebudayaan, warga setempat, dan pihak-pihak yang bersangkutan.

Adapun strategi dalam pengelolaan pembelajaran KUM di PKBM Kyai

Suratman yang telah dilakukan meliputi tutor, warga belajar, dan warga

masyarakat sekitar. Warga masyarakat yang berperan dalam pembelajaran KUM

adalah memberi tempat belajar/menyediakan tempat belajar serta sarananya dan

peralatan/media pembelajaran yang dibutuhkan. Tempat, sarana dan prasarana,

dan media pembelajaran yang disediakan alakadarnya (terbatas kemampuannya),

sehingga kadangkala waktu pembelajaran berlangsung disesuaikan dengan media

yang ada.

78
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang diperoleh, dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Strategi pengorganisasian pembelajaran dilaksanakan mulai dari penyusunan

jadwal sampai dengan standarisasi kegiatan pembelajaran yang kesemuanya

dibawah bimbingan pengelola PKBM.

2. Strategi penyampaian pembelajaran dilakukan melalui materi pembelajaran

yang kontekstual dan mudah dipahami oleh warga belajar, dan selanjutnya

tutor menggunakan metode pembelajaran WB aktif serta di lanjutkan dengan

Tanya jawab.

3. Strategi pengelolaan pembelajaran dilakukan dengan pembuatan media

pembelajaran yang sesuai dengan keinginan WB termasuk di dalamya adalah

tempat, waktu pelaksanaan pembelajarannya. Dengan strategi pengelolaan

yang baik selanjutnya akan membuahkan hasil yang baik sesuai dengan yang

diharapkan tutor dan pengelola PKBM.

B. Saran

Berdasarkan temuan yang dihasilkan dalam penelitian ini, maka dikemukakan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Tutor hendaknya selalu meningkatkan kemampuannya dalam menyampaikan

materi pembelajaran. Disamping itu, perhatiannya juga hendaknya ditingkatkan

agar pembelajaran berjalan lebih baik kembali

79
2. Bagi pengurus keaksaraan usaha mandiri dan pengurus PKBM Kyai Suratman

hendaknya meningkatkan kualitas pengelolaaannya, agar lebih baik lagi

kualitas pembelajarannya.

3. Bagi pemegang kebijakan (pemerintah) hendaknya lebih meningkatkan

perhatiannya dengan langsung memberi segala fasilitas yang dibutuhkan dalam

pembelajaran agar pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan dapat

meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat setempat khususnya warga

belajar.

80
DAFTAR PUSTAKA

Ace Suryadi. (2006). Proses Pelaksanaan dan Pembelajaran Pendidikan


Kesetaraan. Jakarta: Depdiknas.

Agus Salim, 2010, Teori & Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara
Wacana.

BPKB Jayagiri. (2003). Manajemen PKBM Berbasis Masyarakat. Bandung.

Daryanto (2010). Media Pembelajaran. Bandung: PT. Sarana Tutorial Nurani


Sejahtera.

Ella Yulaelawati (2011). Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Sebagai Satuan


Pendidikan Nonformal. Jakarta: Depdiknas. K Bandung: Citra Umbara.

Kemdikbud, 2013. NSPK Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri. Jakarta:


Direktorat pembinaan pendidikan masyarakat.

Knud IllerisTerjemahan M. Khozim, 2011. Contemporary Theories of Learning.


Bandung: Nusa Media.

Lexy J. Moleong (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Made Wena, 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi


Aksara.

Martinis Yamin. (2011). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada.

Muhtar Dan Martini Yamin, 2002. Metode Pembelajaran Yang Berhasil. Jakarta:
Sasama Mitra Suksena.

Mustofa Kamil. (2011). Pendidikan Nonformal Pengembangan Melalui PKBM di


Indonesia. Bandung: Alfabeta.

Nurul Zuriah, 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.

Nurul Zuriah. (2007). Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.

Oemar Hamalik. (2011). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Safruddin Nurdin dan M. Basyiruddin Usman, 2002. Guru Profesional Dan
Implementasi Kurikulum. Jakarta: Ciputat Pers.

81
Saleh Marzuki (2010). Pendidikan Nonformal Dimensi Dalam Keaksaraan
Fungsional, Pelatihan, dan Andragogi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sisdiknas. (2003). Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003. Bandung: Citra


Umbara.

Siti Sariah, 2012. Skripsi Strategi Pembelajaran Seni Musik di SMP N 8


Yogyakarta, FBS-UNY.

Sudjana, S. 2000. Strategi Pembelajaran. Bandung: Falah Production.

Sudjana. (2004). Pendidikan Nonformal (Pendidikan Luar Sekolah). Bandung:


Falah Production.

Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfa betha.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto, 2011. Dasar-dasar Evaluasi Pendidika, Jakarta: Bumi


Aksara.

Suharsimi Arikunto. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.


Rineka Cipta.

Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain. (2010). Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Umberto Sihombing, 1999. Pendidikan Luar Sekolah Kini Dan Masa depan.
Jakarta: PD Mahkota.

Umberto Sihombing. (2001). Pendidikan Luar Sekolah Tantangan dan Peluang.


Jakarta: PD. Mahkota.

Umberto Sihombing. (2000). Pendidikan Luar Sekolah Managemen Strategi.


Jakarta: PD. Mahkota.

Wina Sanjaya, 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Wirawan. (2011). Evaluasi Teori, Model, Aplikasi, dan Profesi. Jakarta: Rajawali
Press.

82
Yoyon Suryono. (2009). Peningkatan Kemampuan Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat. Jakarta: Depdiknas.

83
LAMPIRAN

84
Lampiran 1 : Pedoman Wawancara

Pedoman Wawancara

85
PEDOMAN PENGUMPULAN DATA
STRATEGI PEMBELAJARAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM)
DI PKBM KYAI SURATMAN KECAMATAN PANDAK KABUPATEN
BANTUL

A. Dokumentasi

1. Sejarah berdirinya PKBM kyai Suratman

2. Sarana dan prasarana PKBM kyai Suratman

3. Keadaan warga belajar PKBM kyai Suratman

B. Pedoman Observasi

Hal-hal yang diobservasi

1. Lokasi PKBM kyai Suratman dan lingkungannya

2. Keadaan peserta / warga belajar KUM PKBM kyai Suratman

3. Pelaksanaan pembelajaran KUM PKBM kyai Suratman

4. Pelaksanaan pemberdayaan warga belajar melalui kegiatan keterampilan

KUM yang diselenggarakan PKBM kyai Suratman

5. hasil yang dicapai warga belajar setelah mengikuti kegiatan KUM di

PKBM kyai Suratman

C. Pedoman Wawancara

Informan yang diwawancarai dalam penelitia ini terdiri dari:

1. Pengurus (key Informan)

2. Pemilik PKBM (responden)

3. Staf pengajar (responden)

4. Warga belajar (responden)

86
1. Wawancara dengan pengurus

a. Apa saja progam yang telah direncanakan di PKBM kyai Suratman?

b. Apa saja bagian-bagian yang ditangani pengurus ?

c. Bagaimana cara merikrut warga belajar ?

d. Fasilitas apa saja yang diperoleh warga belajar ?

e. Apa saja persyaratan menjadi warga belajar ?

f. Apa saja fasilitas yang ada di PKBM kyai Suratman ?

2. Wawancara dengan pemilik PKBM

a. Bagaimana sejarah berdirinya PKBM kyai Suratman ?

b. Mengapa anda mempunyai kepedulian terhadap warga yang

pendidikannya rendah ?

c. Adakah pihak-pihak yang membantu PKBM kyai Suratman ?

d. Apa yang diperoleh dalam mendirikan PKBM kyai Suratman ?

3. Wawancara dengan staf pengajar

a. Bagaimana cara mengajar yang dilakukan di PKBM kyai Suratman?

b. Bagaimana tanggapan warga belajar dalam proses pembelajaran yang

sedang berlangsung ?

c. Bagaimana pengaruh hasil belajar terhadap warga belajar di PKBM

kyai Suratman ?

d. Apakah Tutor mendapat imbalan mengajar di PKBM kyai Suratman ?

87
Lampiran 2 : Hasil Pengumpulan Data Wawancara, Observasi, dan
Dokumentasi.

Hasil Pengumpulan Data


Wawancara, Observasi, dan
Dokumentasi

88
HASIL PENGUMPULAN DATA DOKUMENTASI

Hari : Selasa
Tanggal : 22 Juli 2014
Pukul : 16.00 s/d 18.00 WIB
Tempat : Kantor Sekretariat PKBM Kyai Suratman
Responden : Bp. Marsudi, SS. (Ketua PKBM)

No. Hal yang di tanyakan Ada / tidak

1. Sejarah Berdirinya PKBM Ada

2. Sarana dan prasarana Ada

3. Data warga belajar/keadaan WB Ada

89
HASIL PENGUMPULAN DATA OBSERVASI LAPANGAN

Hari : Jumat
Tanggal : 27 Juli 2014
Pukul : 16.00 s/d 18.00 WIB
Tempat : Kantor Sekretariat PKBM Kyai Suratman
Responden : Bp. Marsudi, SS. (Ketua PKBM)

Tindakan yang
No. Hal yang di tanyakan
dilakukan
1. Lokasi PKBM dan lingkungannya Di foto
Keadaan peserta / warga belajar KUM PKBM
2. Di foto
kyai Suratman
Pelaksanaan pembelajaran KUM PKBM kyai
3. Di foto
Suratman
Pelaksanaan pemberdayaan warga belajar
4. Di foto
melalui kegiatan keterampilan
Hasil yang dicapai warga belajar setelah
mengikuti kegiatan KUM di PKBM kyai
5. Wawancara, pengamatan
Suratman

90
HASIL PENGUMPULAN DATA WAWANCARA LAPANGAN

Hari : Senin
Tanggal : 6 Agustus 2014
Pukul : 14.00 s/d 16.00 WIB
Tempat : Kantor PKBM
Responden : Bp. Jarnawi

Hasil wawancara
No. Hal yang di tanyakan dengan pengurus, Bp. Jarnawi

1. Apa saja progam yang telah PKBM memiliki program Paket


direncanakan di PKBM kyai B, C dan KUM ini.
Suratman?
2. Yang di handel pengurus adalah
Apa saja bagian-bagian yang ditangani
yang berhubungan dengan Dinas
pengurus ? Kabpupaten dan propinsi, yang
berhubungan dengan pemerintah
desa dan kecamatan.

3. Bagaimana cara merikrut warga Perekrutan data warga belajar


belajar ? melalui rekomendasi bapak dukuh
setempat.

4. Fasilitas apa saja yang diperoleh Fasilitas : modul bergilir satu


warga belajar ? kelompok, buku dan alat tulis,
buku administrasi tutor.

5. Apa saja persyaratan menjadi warga Persyaratan WB KUM adalah


belajar ? alumni kesetaraan paket A, warga
masyarakat yang rentan buta
huruf.

6. Apa saja fasilitas yang ada/diberikan Fasilitas : administrasi dan honor


oleh PKBM kyai Suratman ? tutor, dana ketrampilan, yang
kesemuanya bersumber dari dinas
pendidikan kabupaten atau
propinsi.

91
HASIL PENGUMPULAN DATA WAWANCARA LAPANGAN

Hari : Senin
Tanggal : 6 Agustus 2014
Pukul : 14.00 s/d 18.00 WIB
Tempat : Kantor PKBM
Responden : Bp. Marsudi, SS.

Hasil Wawancara dengan Bp.


No. Hal yang di tanyakan Marsudi, S.S. Senin 6 Agustus
2014, di kantor PKBM :

1. Bagaimana sejarah berdirinya PKBM Sejarah PKBM Kyai Suratman


kyai Suratman ? terlampir.

Mengapa Bapak mempunyai mesakake dan ikut prihatin


2. kepedulian terhadap warga yang dengan warga yang kondisinya
pendidikannya rendah/terbelakang ? demikian memprihatinkan.

3. Adakah pihak-pihak yang membantu PKBM tidak hanya dibiayai


PKBM kyai Suratman ? dari dinas, tetapi ada dari
partisipasi warga yang memiliki
usaha sukses, ada juga yang
melalui teman saudara aparat
desa, dll.

4. Apa yang diperoleh dalam mendirikan Tidak ada yang diperoleh


PKBM kyai Suratman ? secara material, tetapi secara
batiniah merasa mantep
senang sudah bisa membantu
warga yang kurang mampu.

92
HASIL PENGUMPULAN DATA WAWANCARA LAPANGAN

Hari : Selasa
Tanggal : 7 Agustus 2014
Pukul : 14.00 s/d 18.00 WIB
Tempat : Kantor PKBM
Responden : Ibu Elia Efti

Hasil Wawancara dengan


No. Hal yang di tanyakan staf pengajar/tutor
Ibu Elia Efti E

1. Bagaimana cara mengajar yang Karena yang dihadapi adalah


dilakukan di PKBM kyai Suratman? warga yang serba kurang dalam
berfikir atau tidak sekolah, maka
harus dilayani dengan sabar, tulus
dan iklhas.

2. Bagaimana tanggapan warga belajar Warga belajar terlihat antusias


dalam proses pembelajaran yang dan serius, dalam mengikuti KBM
sedang berlangsung ? ini.

3. Bagaimana pengaruh hasil belajar Hasil belajar tidak terlalu


terhadap warga belajar di PKBM kyai berpengaruh, tatapi sepanjang
Suratman ? pengamatan saya warga merasa
termotivasi oleh kegiatan ini.

4. Apakah Tutor mendapat imbalan Saya merasa senang bisa


mengajar di PKBM kyai Suratman ? membantu tatangga saya yang
belum pernah sekolah SD atu DO,
walaupun saya hanya dihargai 75
ribu perbulan selama program ini
berlangsung.

93
HASIL PENGUMPULAN DATA WAWANCARA LAPANGAN

Hari : Selasa
Tanggal : 7 Agustus 2014
Pukul : 14.00 s/d 18.00 WIB
Tempat : Kantor PKBM
Responden : Ibu Elia Efti

Hasil Wawancara dengan


No. Hal yang di tanyakan staf pengajar/tutor
Ibu Elia Efti E
1. Apakah ada bahan ajar, media Ada jawabya, terlampir.
pembelajaran yang digunakan ?

2. Apakah ada silabus, RPP KUM dan Ada.


sebagainya, yang digunakan oleh tutor
dan bagaimana persiapannya ?

3. Bahan ajar, media pembelajaran, Bahan ajar dipersiapkan oleh


jadwal apakah dipersiapkan oleh tutor tutor yang bersangkutan, dengan
yang bersangkutan atau lembaga ? terlebih dahulu diadakan
kesepakan antara WB dengan
tutornya terutama tentang pokok
materi dan disesuaikan dengan
ketrampilan yang diinginkan
WB.

4. Termasuk materi dan jenis ketrampilan Materi dan jenis keterampilan


yang di ajarkan mbak? yang akan dipakai disesuaikan
dengan kondisi local daerah
tersebut.

94
HASIL PENGUMPULAN DATA WAWANCARA LAPANGAN

Hari : Selasa
Tanggal : 7 Agustus 2014
Pukul : 14.00 s/d 18.00 WIB
Tempat : Kantor PKBM
Responden : Ibu Elia Efti

Hasil Wawancara dengan


No. Hal yang di tanyakan staf pengajar/tutor
Ibu Elia Efti E
1. Pengorganisasian pembelajaran KUM ? Pengorganisasian pembelajaran
saya menyesuaikan dengan
petunjuk yang sudah dibuat
dalam pelatihan tutor KUM se
PKBM Kyai Suratman beberapa
waktu lalu, namun dalam
implementasi dilapangan saya
menyesuaikan dengan kondisi
warga belajar saya.

2. Penyampaian pembelajaran KUM ? Penyampaian pembelajaran


dimulai dari batin saya sendiri,
karena mengajar dengan rasa
batin yang tulus akan
membuahkan rasa empati
tersendiri bagi warga belajar
saya. Dengan materi
pembelajaran yang sama namun
suasananya berbeda, saya juga
menyesuaikan dengan suasana
terkini yang menurut WB adalah
serba baru atau bahkan belum
mengerti sama sekali, inilah yang
dinamakan seni dalam mengajar
dan mendidik.

3. Pengelolaan pembelajaran KUM ? Pengelolaan pembelajaran saya


menurut petunjuk yang ada,
karena harus sesuai tidak boleh
kurang dan atau bahkan lebih.
Hal ini juga kaitannya dengan

95
pelaporan ke dinas terkait.

4. Untuk silabusnya sendiri, bagaimana Tentang silabus materi dan


mbak? bahan ajar saya sesuaikan dengan
kemampuan warga belajar saya,
dan juga yang saya ajarkan
dalam pembuatan silabus saya
menyesuaikan dengan tingkat
daya serap WB KUM di tempat
saya. Kesepakatan tentang jenis
ketrampilan yang akan dipelajari
juga saya sesuaikan dengan
bahan lokal yang tersedia di
dusun ini.

96
HASIL PENGUMPULAN DATA WAWANCARA LAPANGAN

Hari : Sabtu
Tanggal : 11 Agustus 2014
Pukul : 14.00 s/d 16.00 WIB
Tempat : Saat kegiatan pembelajaran, di dusun Kwalangan
Responden : Ibu Sarjiyem, dkk

Hasil Wawancara dengan


No. Hal yang di tanyakan Warga Belajar
Ibu Sarjiyem, dkk
1. Apakah menyenangkan atau tidak kulo rumaos mongkog lan
dalam mengikuti pembelajaran ? bombing, ing atase kulo naming
tiyang cilik lan sekeng mekaten
tasih wonten ingkang
nggatossaken dhateng pasinaon
kados jaman riyin.

2. Bagaimana peran tutor dalam Bu Elia meniko sabar sanget lan


mendampingi warga belajar ? tlaten tenan pak, ngajari kulo
nulis ngantos dipun cepengke
potlot meniko kanthi kenceng
wonten tangan kulo, amargi
dredeg gemeter mboten nate
nyepeng potlot.

3. Ramah dan kesabaran tutor dalam matur nuwun nggih bu Elia, kulo
kegiatan belajar KUM ? sakmeniko pun mboten kesupen
nyerat jeneng kulo piyambak
kados wonten ing KTP, kulo ugi
pun saget damel coretan tanda
tangan senajan mboten ajeg tur
mesthi sok bedo, matur nuwun
bu!

97
Lampiran 3 : Dokumentasi Foto

Dokumentasi Foto

98
Papan nama PKBM

Poster PKBM

99
Wawancara dengan ketua PKBM

Mertamu di PKBM

100
Kantor PKBM

Pembekalan Tutor KUM

101
Pelatihan Tutor

Pembuatan silabus oleh tutor

102
Evaluasi Tutor

Belajar Calistung

103
Warga Belajar menulis

Belajar Menulis

104
Praktek Membuat Kue Donat

Senam Warga Belajar dengan Tutor

105
Lampiran 4 : Dokumen Pembelajaran / Silabus

Dokumen Pembelajaran / Silabus

106
e.
f. SILABUS
PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM)

PKBM KYAI SURATMAN

Alamat: Tegallayang, Caturharjo, Pandak, Bantul

g.

107
h. SILABUS
PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM)

Nama PKBM : Kyai Suratman


Alamat : Tegallayang, Caturharjo, Pandak, Bantul

Standar Kompetensi Alokasi Sumber


No Indikator Kegiatan Pembelajaran Materi Penilaian
Kompetensi Dasar Waktu Belajar

1 Mengungkapkan Mengidentifika Mampu Tutor mengajak WB Bidang 1 Jpl Modul Tes Lisan
keinginan si bidang usaha mengungkapkan menyebutkan macam usaha Usaha Keaksaraan (Komunikasi)
berusaha yang sesuai macam bidang keluarga misalnya ; membuat Usaha
berdasarkan dengan minat usaha criping pisang, keripik Mandiri
minat dan dan tempe, anyaman tikar
potensi yang keterampilan mendong, kacang telur, susu
tersedia yang dimiliki kedelai, minuman gujahe dan
lain-lain.

Mampu Tutor meminta WB Bidang 1 Jpl Modul Tes Tertulis


mengungkapkan menuliskan daftar bidang Usaha Keaksaraan
jenis usaha yang usaha yang sesuai minat dan Usaha
sesuai dengan keterampilan yang Mandiri
minat dan mendukung, misalnya
kemampuan/keter berjualan goreng pisang,

108
ampilan yang keterampilan yang
dimiliki mendukung adalah membuat
gorengan.

Menetapkan Mampu memilih Tutor meminta WB Minat 1 Jpl Modul Tes Tertulis
bidang usaha beberapa bidang- menuliskan 3 jenis usaha Usaha Keaksaraan
yang akan bidang udaha yang paling sesuai dengan Usaha
dikembangkan yang paling minat dan keterampilan Mandiri
sesuai dengan anggota keluarga.
minat dan
keterampilannya.

Mampu Tutor meminta WB untuk Minat 1 Jpl Modul Tes Lisan


menetapkan satu memilih satu bidang usaha Usaha Keaksaraan (Komunikasi)
bidang usaha yang akan dikembangkan Usaha
yang akan dalam keluarga. Mandiri
dikembangkan

2 Mempraktikkan Menjelaskan Mampu Tutor meminta WB untuk Jenis-jenis 1 Jpl Modul Tes Tertulis
sebuah bahan, alat, mengidentifikasi membuat rincian jenis dan Usaha Keaksaraan
keterampilan dan angkah- bahan dan alat kuantitas bahan dan jumlah Usaha
yang berpeluang langkah yang diperlukan peralatan yang dibutuhkan Mandiri
menjadi bidang produksi dalam dalam dalam pembuatan produk
usaha sesuai usaha yang keterampilan
minat dan akan yang mendukung

109
potensi yang dikembangkan usaha yang akan
dimiliki dikembangkan

Mampu Tutor meminta WB untuk Kegiatan 2 Jpl Modul Tes Lisan


menjelaskan menjelaskan langkah- Usaha Keaksaraan (Komunikasi)
langkah-langkah langkah berproduksi. Usaha
kerja Mandiri
keterampilan
yang mendukung
usaha yang akan
dikembangkan

Mendemonstra Mampu Tutor meminta WB Kegiatan 3 Jpl Modul Tes Praktek


sikan mempraktikkan mempraktikkan keterampilan Usaha Keaksaraan
keterampilan keterampilan yang dikuasai oleh tiap-tiap Usaha
yang dimiliki yang mendukung WB. Misalnya WB yang Mandiri
untuk usaha yang akan terampil membuat anyaman,
mendukung dikembangkan ceriping pisang, susu kedelai
usaha dll

Mampu Setelah praktek Kegiatan 1 Jpl Modul Tes Lisan


mengemukakan keterampilan. Tutor Usaha Keaksaraan (Komunikasi)
factor pendukung mengajak WB untuk Usaha
agar keterampilan berdiskusi tentang apa yang Mandiri
yang dikuasainya dibutuhkan agar

110
dapat menjadi keterampilannya menjadi
usaha lahan usaha.

3 Mengidentifikasi Mengungkapka Mampu Tutor meminta WB untuk Sumber 1 Jpl Modul Tes Tertulis
sumberdaya n jenis-jenis mengungkapka menyebutkan sumber daya Daya Alam Keaksaraan
alam dan sumber daya jenis-jenis sumber alam di sekitar rumahnya Usaha
manusia di alam yang daya alam yang yang dapat dikembangkan. Mandiri
lingkungannya potensial di ada di
sesuai dengan lingkungannya lingkungannya
bidang usaha sesuai bidang
yang dipilih. usaha yang Mampu Dari sumber daya alam yang Sumber 1 Jpl Modul Tes Tertulis
dikembangkan menyebutkan disebutkan buat daftar mana Daya Alam Keaksaraan
jenis sumber daya yang paling mudah Usaha
alam potensial berpeluang memberikan Mandiri
yang dapat keuntungan jika
dikembangkan dikembangkan

Mengungkapka Mampu Tutor meminta WB Sumber 1 Jpl Modul Tes Tertulis


n sumber daya menyebutkan menyebutkan anggota Daya Alam Keaksaraan
mausia di siapa saja di keluarga dan keterampilan Usaha
lingkungannya lingkungannya yang dimiliki maisng- Mandiri
yang kompeten yang memiliki masing,
dalam bidang keterampilan
usaha yang tertentu
dikembangkan

111
Mampu membuat Tutor meminta WB membuat Sumber 1 Jpl Modul Tes Tertulis
daftar siapa saja daftar anggota keluarga dan Daya Alam Keaksaraan
di lingkungannya keterampilan yan sesuai Usaha
yang memiliki dengan bidang usaha yang Mandiri
keterampilan akan dikembangkan.
tertentu sesuai
denga bidang
usaha yag akan
dikembangkan

4 Mengidentifikasi Menjelasan arti Mampu Tutor meminta warga belajar Pasar 1 Jpl Modul Tes Lisan
kebutuhan dan pasar menyebutkan menyebutkan contoh pasar Keaksaraan (Komunikasi)
permintaan contoh pasar yang yang mereka ketahui Usaha
masyarakat ada di Mandiri
terhadap barang lingkungannya
dan jasa yang
sesuai denga Mampu Tutor menjelaskan arti pasar Pasar 1 Jpl Modul Tes Lisan
bidang usaha menjelaskan arti yaitu tempat bertemunya Keaksaraan (Komunikasi)
penjual dan pembeli. Dalam Usaha

112
yang dipilih pasar lingkup keluarga misalnya Mandiri
warung di depan rumah.

Menyebutkan Mampu Tutor meminta WB untuk Barang dan 1 Jpl Modul Tes Tertulis
kebutuhan menyebutkan menyebutkan beberapa Jasa Keaksaraan
barang dan jasa barang dan jasa barang dan jasa yang Usaha
yang yang dibutuhkan dibutuhkan di daerahnya Mandiri
pasokannya masyarakat di namun belum ada yang
belum lingkungannya memasoknya atau belum
terpenuhi tercukupi pasokannya.

Mampu membuat Tutor meminta WB membuat Barang dan 2 Jpl Modul Tes Tertulis
daftar barang dan daftar barang dan jasa yang Jasa Keaksaraan
jasa yang dibutuhkan di daerahnya Usaha
dibutuhkan oleh namun belum ada yang Mandiri
masyarakat dan memasoknya atau belum
belum terpenuhi tercukupi pasokannya.
pasokannya

Menjelaskan Mampu Tutor terlebih dahulu Permintaan 1 Jpl Modul Tes Lisan
faktor mengidentifikasi menjelaskan bahwa: dan Keaksaraan (Komunikasi)
permintaan dan faktor-faktor yang permintaan adalah jumlah Penawaran Usaha
penawaran mempengaruhi barang/jasa yang ingin dibeli Pasar Mandiri

113
produk yang permintaan oleh konsumen pada tingkat
dikembangkan produk dan harga tertentu. Kemudian
pengaruhnya tutor menjelaskan kepada
WB faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan
terhadap barang/jasa yang
ditawarkan oleh WB.
Contohnya: faktor harga,
selera masyarakat, tingkap
pendapatan masyarakat, dll.

Mampu Tutor terlebih dahulu Permintaan 1 Jpl Modul Tes Lisan


mengenali faktor- menjelaskan penawaran dan Keaksaraan (Komunikasi)
faktor yang adalah jumlah barang yang Penawaran Usaha
mempengaruhi ingin disupplai/ditawarkan Pasar Mandiri
penawaran oleh produsen pada harga
produk dan tertentu. Kemudian tutor
pengaruhnya menjelaskan kepada WB
faktor-faktor yang
mempengaruhi penawaran
terhadap barang/jasa yang
ditawarkan oleh WB.
Contohnya : faktor harga,

114
biaya tenaga kerja, harga
bahan baku, dll.

5 Menyusun Menyusun Mampu Tutor memberikan contoh Pemilihan 1 Jpl Modul Tes Tertulis
rancangan usaha rencana usaha menjelaskan latar penulisan rencana usaha, Usaha Keaksaraan
dan menjalankan yang akan belakang dengan format sbb: * Bidang Usaha
usaha mandiri dikembangkan pemilihan dan Usaha yang akan Mandiri
yang tujuan usaha dikembangkan; usaha
dikembangkan Kerupuk Nasi : *Latar
Belakang: jumlah panen
yang dimiliki warga cukup
banyak

*tujuan usaha: mendapatkan


keuntungan dengan jumlah
tertentu dan menyediakan
lapangan kerja.

Mampu Langkah-langkah yang akan Peluang 1 Jpl Modul Tes Tertulis


menjelaskan dilakukan: 1. Mencari tempat Usaha Keaksaraan
langkah-langkah yang strategis. 2. Usaha
yang akan Mengidentifikasi peralatan Mandiri
dilakukan dan dan tenaga kerja yang
peluang diperlukan. 3. Menghitung
keberhasilannya biaya yang dibutuhkan. 4.

115
Melakukan pemasaran
kepada calon konsumen
*peluang keberhasilan:
Besar, karena belum ada
saingan. Selanjutnya.

6 Merancang dan Mengidentifika Mampu Tutor memberikan Merancang 1 Jpl Modul Tes Lisan
mengelola biaya si jenis-jenis mengungkapkan pengertian biaya tetap: yaitu biaya usaha Keaksaraan (Komunikasi)
pada usaha yang biaya pada jenis biaya tetap biaya yang tetap harus Usaha
akan usaha tertentu dikeluarkan walaupun tidak Mandiri
dikembangkan memproduksi satu unit
produk apapun. Contohntya:
jika usaha yang
dikembangkan adalah ternak
ayam, maka sewa tanah tetap
harus dikeluarkan walaupun
tidak ada sedang beternak.

Mampu Tutor memberikan Merancang 1 Jpl Modul Tes Lisan


mengungkapkan pengertian biaya tidak tetap: biaya usaha Keaksaraan (Komunikasi)
biaya tidak tetap yaitu biaya yang dikeluarkan Usaha
pada usaha yang disesuaikan dengan produk Mandiri
dikembangkan yang diproduksi. Contohnya:

116
jika usaha yang
dikembangkan adalah
pembuatan kacang telur,
maka jika kacang telur yang
dibuat adalah untuk 1 kg ,
maka biaya yang dikeluarkan
sesuai yang dibutuhkan.

Mampu Tutor dapat meminta WB Merancang 1 Jpl Modul Tes Tertulis


mengenali biaya mengidentifikasi dan biaya usaha Keaksaraan
tetap dan biaya menyebutkan biaya tetap dan Usaha
tidak tetap pada biaya tidak tetap dari usaha Mandiri
usaha yang akan produksi yang akan
dikembangkan dikembangkan.

Mengidentifika Mampu Tutor meminta WB untuk Sumber 1 Jpl Modul Tes Tertulis
si sumber- menyebutkan menyebutkan sumber- Permodalan Keaksaraan
sumber sumber-sumber sumber permodalan yang Usaha
permodalan permodalan dan mungkin untuk usaha yang Mandiri
perbedaan ingin dimulai. Contoh: dari
masing-masing modal sendiri, dari bantuan
pemerintah, bank, koperasi
ataupun menawarkan bisnis
tersebut kepada orang lain
yang tertarik untuk menanam

117
modal di dalamnya.

Mampu Tutor meminta WB untuk Sumber 1 Jpl Modul Tes Tertulis


menentukan menyebutkan apakah Permodalan Keaksaraan
sumber modal kelebihan dan kekurangan Usaha
yang paling tepat dari setiap sumber dana Mandiri
bagi usaha yang tersebut, yang diketahui oleh
dilaksanakan masing-masing WB. Contoh:
Kelebihan bank: dana yang
dipinjam dalam jumlah
besar, Penanam modal: tidak
susah prosedurnya
berdasarkan kepercayaan.
Kekurangan Bank: bunganya
biasanya cukup besar,
prosedurnya rumit.dll dan
menetapkan sumber dana
untuk usaha yang akan
dikembangkan.

Menghitung Mampu Tutor menjelaskan bahwa Menghitung 2 Jpl Modul Tes Tertulis
biaya, Menghitung biaya total biaya produksi adalah keuntungan Keaksaraan
pendapatan produksi jumlah dari seluruh biaya dan Usaha
dan produksi yang dikeluarkan kerugian Mandiri
keuntungan baik biaya tetap maupun

118
atau kerugian biaya tidak tetap.
dalam
menjalankan Mampu Tutor menjelaskna bahwa Menghitung 1 Jpl Modul Tes Tertulis
Usaha mandiri menghitung total pendapatan adalah keuntungan Keaksaraan
yang pendapatan dan seluruh pendapatan yang dan Usaha
dikembangkan laba rugi dari diterima dari penjualan kerugian Mandiri
kegiatan usaha produk ataupun jasa yang
dijualkan. Secara sederhana
dapat dirumuskan sebagai
Harga X unit penjualan

Membuat Mampu mencatat Tutor mengajarkan cara Pembukuan 1 Jpl Modul Tes Tertulis
pembukuan biaya-biaya yang melakukan pencatatan Sederhana Keaksaraan
sederhana dikeluarkan dan sederhana kegiatan usaha. Usaha
pendapatan yang Pembukuan yang dapat Mandiri
diterima pada dikelompokkan berdasarkan
usaha yang pengeluaran dan pendapatan
dikembangkan

7 Mengidentifikasi Mengenali Mampu Tutor menjelaskan bahwa Resiko 1 Jpl Modul Tes Tertulis
risiko-risiko risiko usaha menyebutkan dalam memulai dan Usaha Keaksaraan
yang mungkin yan g dapat risiko-risiko yang mengembangkan usaha, WB Usaha
timbul dan terjadi dan dapat terjadi pada akan menghadapi berbagai Mandiri
mempengaruhi dampaknya usaha yang resiko. Contonya krisis
laba rugi usaha terhadap laba dikembangkan ekonomi yang dialami secara

119
rugi usaha nasional, hampir semua
yang usaha menjadi lesu. Contoh
dikembangkan lainnya: risiko naiknya harga
kedelai akan berpengaruh
pada usaha keripik tempe.

Mampu Tutor memberikan beberapa Resiko 1 Jpl Modul Tes Lisan


menjelaskan contoh resiko yang mungkin Usaha Keaksaraan (Komunikasi)
dampak dari muncul dari usaha yang akan Usaha
risiko yang dapat dimulai atau dikembangkan Mandiri
terjadi terhadap WB dan meminta WB
laba rugi usaha memperkirakan dampaknya
yang akan
dikembangkan

Menemukan Mampu Tutor meminta WB untuk Antisipasi 1 Jpl Modul Tes Tertulis
langkah- menjelaskan merinci langkah-langkah resiko usaha Keaksaraan
langkah untuk langkah-langkah yang akan dilakukan untuk Usaha
mengantisipasi untuk menghadapi risiko yang Mandiri
risiko yang menghadapi mungkin timbul pada usaha
mungkin risiko yang yang akan dikembangkan.
timbul mungkin timbul Contoh: untuk mengurangi
pada usaha yang risiko naiknya hutang akibat
akan suku bunga yang naik, maka
pinjaman sebaiknya

120
dikembangkan dilakukan dengan bunga
yang tetap

Mampu Tutor meminta WB untuk Antisipasi 1 Jpl Modul Tes Tertulis


menjelaskan merinci langkah-langkah resiko usaha Keaksaraan
langkah-langkah yang akan dilakukan Usaha
untuk mencegah timbulnya risiko Mandiri
mengantisipasi dalam berusaha. Misalnya
risiko yang untuk mencegah kesulitan
mungkin timbul bahan bakar ia harus
menyimpan cadangan untuk
beberapa waktu dll

8 Melakukan Menjelaskan Mampu Tutor memberikan contoh Macam- 1 Jpl Modul Tes Lisan
interaksi dengan produk usaha menyebutkan cara mengemukakan macam Keaksaraan (Komunikasi)
konsumen kepada keunggulan keunggulan produk yang promosi Usaha
konsumen produk yang dikembangkan. Misalnya Usaha Mandiri
dihasilkan di produk pisang goreng ini
bandingkan dibuat dari pisang yang
dengan produk matang di pohon, digoreng
sejenis lainnya dengan minyak goreng yang
bagus sehingga pisang
menjadi garing, tidak basah
oleh minyak. Tutor juga
menunjukkan cara berbicara

121
yang ramah, menatap muka
calon pembeli.

Mampu Tutor juga menunjukkan cara Macam- 1 Jpl Modul Tes Praktek
menyampaikan berbicara yang ramah, macam Keaksaraan
keunggulun menatap muka calon promosi Usaha
produk kepada pembeli. Tutor juga Usaha Mandiri
konsumen baik menunjukkan cara berbicara
individu maupun yang kurang menyenangkan,
kelompok tidak menatap pembeli.
Dengan mencontohkan dua
cara yang berbeda itu
diharapkan WB.

Menapilkan Mempu Tutor meminta WB untuk Macam- 1 Jpl Modul Tes Lisan
bahasa lisan memberikan menanggapi ungkapan macam Keaksaraan (Komunikasi)
dan bahasa tanggapan yang keunggulan produk yang promosi Usaha
tubuh yang sesuai atas telah dikemukakan oleh Usaha Mandiri
simpatik informasi lisan Tutor atau WB lain.
kepada atau bahasa tubuh Kemudian Tutor memberi
konsumen yang contoh cara menghadapi
dikemukakan komentar atau pertanyaan
oleh konsumen yang diajukan kepadanya.
Tubuh harus dihadapkan
kepada orang yang memberi

122
komentar atau bertanya, mata
manatap si pembicara,
memperhatikan apa yang
diungkapkan pembicara dan
wajah tetap tersenyum.
Kemudian WB diminta
untuk mencoba praktik
berpasangan dengan WB
lain.

Mampu Tutor meminta WB untuk Macam- 1 Jpl Modul Tes Lisan


menunjukkan menanggapi ungkapan macam Keaksaraan (Komunikasi)
sikap dan keunggulan produk yang promosi Usaha
penyataan yang telah dikemukakan oleh Usaha Mandiri
simpatik kepada Tutor atau WB lain.
konsumen Kemudian Tutor memberi
contoh cara menjawab yang
baik, tidak terpancing emosi
atau memperlihatkan
kejengkelan atas komentar
atau pertanyaan yang
diajukan kepadanya. Bahasa
tetap sopan, muka
dihadapkan kepada orang
yang memberi komentar atau

123
bertanya, dan wajah tetap
tersenyum. Kemudian WB
diminta untuk mencoba
praktik secara berpasangan
dengan WB lain.

9 Memahami Menentukan Mampu Tutor mengajak WB Strategi 1 Jpl Modul Tes Tertulis
stategi harga produk menghitung harga menghitung harga yang ingin Pemasaran Keaksaraan
pemasaran yang bersaing pokok dan harga dikenakan pada produk/jasa Usaha
jual yang ditawarkan dengan Mandiri
mempertimbangkan
keuntungan yang ingin diraih
dan keinginan membayar
dari calon konsumen

Mampu Tutor mengajak WB melihat Strategi 1 Jpl Modul Tes Tertulis


membandingkan daftar harga barang-barang Pemasaran Keaksaraan
harga produk yang sejenis yang dijual di Usaha
yang dihasilkan pasar Mandiri
dengan harga
produk sejenis

124
Melakukan Mampu memilih Tutor memperkenalkan Strategi 1 Jpl Modul Tes Lisan
promosi yang jenis media yang kepada WB macam-macam Pemasaran Keaksaraan (Komunikasi)
efektif sesuai untuk media promosi produk yang Usaha
melakukan mungkin dilakukan oleh WB Mandiri
promosi

Mampu Tutor mengajak WB Strategi 2 Jpl Modul Tes Lisan


menyusun memikirkan media dan Pemasaran Keaksaraan (Komunikasi)
langkah-langkah langkah promosi seperti apa Usaha
promosi yang yang akan membuat produk Mandiri
akan dilakukan yang akan ditawarkan
diminati masyarakat.
Contoh: mempromosikan
dengan menawarkan ke
arisan di sekitar.

Mengemas Mampu Tutor memberikan contoh Strategi 1 Jpl Modul Tes Tertulis
produk dengan menjelaskan ciri- dua produk yang sama, Pemasaran Keaksaraan
menarik ciri kemasan yang namun dikemas berbeda. Usaha
menarik bagi Tutor meminta WB memilih Mandiri
konsumen produk mana yang akan
dipilih jika mereka akan
membeli dan alasannya.

125
Mampu Tutor memberi contoh Strategi 1 Jpl Modul Tes Tertulis
menentukan jenis kemasan yang sesuai untuk Pemasaran Keaksaraan
kemasan yang produk dan menarik. Usaha
sesuai untuk Misalnya, membungkus Mandiri
produk dihasilkan lumpia dengan plastik yang
dan menarik dihiasi dengan potongan
konsumen cabe dan daun seledri; tidak
dibungkus dengan kertas
Koran.

10 Mengenali Mengenali Mampu Tutor meminta WB Mengenali 1 Jpl Modul Tes Tertulis
kekuatan pesaing produk-produk menyebutkan menyebutkan produk-produk pesaing Keaksaraan
dalam pasar sejenis di pasar produk-produk sejenis yang menjadi pesaing usaha Usaha
produk yang sejenis yang dari produk yang akan Mandiri
dikembangkan menjadi pesaing dikembangkan.
dalam usaha yang
dikembangkan

Mampu Tutor mengajak WB Mengenali 1 Jpl Modul Tes Tertulis


membandingkan menyebutkan keunggulan pesaing Keaksaraan
keunggulan dan dan kelemahan satu produk usaha Usaha
kelemahan dari dibandingkan produk sejenis Mandiri
produk sejenis lainnya.
yang ada di pasar
dengan produk

126
yang akan
dikembangkan.

Mengenali Mampu Tutor meminta WB Mengenali 1 Jpl Modul Tes Tertulis


produsen menyebutkan menyebutkan produsen dari pesaing Keaksaraan
pesaing produk produsen- produk pesaing di atas dan usaha Usaha
sejenis produsen yang mengidentifikasi kelebihan Mandiri
menjadi pesaing dan kekurangannya.
pada produk
usaha yang
dikembangkan.

Mampu Tutor mengajak WB Mengenali 2 Jpl Modul Tes Tertulis


menjelaskan memikirkan bagaimana pesaing Keaksaraan
langkah-langkah langkah yang dilakukan usaha Usaha
antisipasi dalam menghadapi langkah yang Mandiri
menghadapi dilakukan pesaing.
pesaing

11 Menjalin Menjalin Mampu Tutor memberi contoh Mitra Usaha 1 Jpl Modul Tes Tertulis
kemitraan kerjasama menyebutkan dengan memilih suatu Keaksaraan
dengan mitra pihak-pihak yang produk, misalnya membuka Usaha
usaha dapat menjadi usaha angkringan. WB diajak Mandiri
pemasok, pemberi bersama-sama Tutor
modal, pemberi menentukan siapa pihak

127
pinjaman, pekerja yang dapat memasok
dan jaringan kebutuhan, Siapa yang dapat
penjualan usaha diajak untuk mengerjakan
yang usaha angkringan,
dikembangkan

Mampu Tutor memberi contoh Mitra Usaha 2 Jpl Modul Tes Tertulis
menjelaskan strategi pendekatan terhadap Keaksaraan
langkah-langkah mitra kerja. Pendekataan Usaha
dalam melakukan misalnya dilakukan dengan Mandiri
pendekatan, cara membuat rencana kerja
menjali dan yang jelas, meliputi kejelasan
memelihara barang yang akan
hubungan dikembangkan, bahan-bahan
kemitraan dengan yang diperlukan, rencana
pihak pemasok, hasil yang dicapai dalam
pemberi modal, periode tertentu (bulan,
pemberi semester atau tahunan);
pinjaman, pekerja kepastian cara
dan jaringan mengembalikan pinjaman
penjualan atau melakukan pembayaran.
Sedangkan pembinaan dapat
dilakukan dengan cara
menunjukkan komitmen
terhadap kesepakatan yang

128
telah dilakukan dengan mitra
kerja, mematuhi janji dan
jujur.

12 Menjaga Mengidentifika Mampu merinci Tutor mengajak WB Menjaga 1 Jpl Modul Tes Tertulis
kelangsungan si kebutuhan kebutuhan modal menghitung besarnya modal kelangsunga Keaksaraan
usaha yang modal dan kas dan kas usaha dan uang kas yang n usaha Usaha
dikembangkan secara dalam satu siklus dibutuhkan dalam satu siklus Mandiri
berkelanjutan usaha usaha.

Mampu merinci Tutor mengajak WB Menjaga 1 Jpl Modul Tes Tertulis


kebutuhan modal melakukan perhitungan kelangsunga Keaksaraan
dan kas usaha modal dan kas untuk jangka n usaha Usaha
sicara panjang. Mandiri
berkelanjutan

Mempertahank Mampu membuat Tutor meminta WB Menjaga 1 Jpl Modul Tes Tertulis
an kepercayaan rumusan tentang mengidentifikasi produk kelangsunga Keaksaraan
konsumen kontrol kualitas yang dulu banyak dipakai n usaha Usaha
produk masyarakat namun tidak lagi Mandiri
dipakai karena mutunya yang
menurun. Tutor kemudian
mengingatkan pentingnya
upaya kontrol kualitas

129
produk terhadap pemasaran
produk dimasa yang akan
dating.

Mampu membuat Tutor menjelaskan kepada Menjaga 2 Jpl Modul Tes Lisan
rumusan tentang WB bagimana memberikan kelangsunga Keaksaraan (Komunikasi)
langkah-langkah layanan sebaik mungkin n usaha Usaha
untuk kepada pelanggan untuk Mandiri
memberikan kepuasan pelanggan. 1.
layanan prima Kualitas produk. 2. Memberi
terhadap kemudahan dalam layanan,
konsumen 3. Ramah,

Memahami Mampu Tutor menjelaskan ada Menjaga 1 Jpl Modul Tes Tertulis
peraturan mengenali beberapa kebijakan kelangsunga Keaksaraan
pemerintah perlunya pemerintah yang mendukung n usaha Usaha
terhadap usaha peraturan pengembangan usaha kecil Mandiri
yang pemerintah dalam seperti PNPM Mandiri, dll
dikembangkan mengatur usaha

Mampu Tutor menjelaskan adanya Menjaga 1 Jpl Modul Tes Lisan


mengidentifikasi peraturan pemerintah yang kelangsunga Keaksaraan (Komunikasi)
peraturan yang mengatur bidang usaha yang n usaha Usaha
terkait denga dikembangkan. Contohnya; Mandiri
usaha yang untuk usaha makanan,

130
dikembangkan pemerintah melarang
penggunaan bahan-bahan
berbahaya bagi kesehaan
seperti penggunaan Borax,
daging glongongan, dll

Menampilkan Mampu Tutor mengajak WB untuk Menjaga 1 Jpl Modul Tes Lisan
produk kreatif menentukan bersama-sama memikirkan kelangsunga Keaksaraan (Komunikasi)
dan inovatif keunikan/keikhlas ide baru yang belum banyak n usaha Usaha
an dari produk dikembangkan orang lain Mandiri
yang untuk produk yang mereka
dikembangkan pilih untuk dikembangkan.

Mampu membuat Tutor menjelaskan cara-cara Menjaga 2 Jpl Modul Tes Tertulis
dan memproduksi menghasilkan produk kreatif kelangsunga Keaksaraan
produk usaha menambah sisi yang berbeda n usaha Usaha
yang kreatif dan yang tidak biasa/unik dari Mandiri
inovatif suatu produk

131
Lampiran 5 : Surat Ijin Penelitian

Surat Ijin Penelitian

132

Anda mungkin juga menyukai