Anda di halaman 1dari 10

PEMULASARAN JENAZAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/2

Diterbitkan
Direktur

Standar Prosedur Tanggal terbit


Operasional

dr. Devvy Megawati

Pengertian Pemulasaran jenazah adalah proses perawatan jenazah yang meliputi kegiatan
memandikan, mengkafani, sebelum jenazah dibawa pulang kerumah duka
/pemakaman jenazah.
Tujuan Mengetahui dan memahami tentang tata cara perawatan jenazah sesuai
dengan agama islam sehingga tidak terjadi kesalahan pahaman atau
miss perception antara pengurus atau perawat jenazah dengan keluarga.
Kebijakan 1. Semua prosedur di tangani oleh petugas mulai saat memandikan
sampai jenazah siap dibawa ke rumah duka.
2. Pelaksana pemulasaran jenazah adalah Rohaniawan dan Tim yang
bertugas di ruang jenazah
Prosedur Memandikan jenazah

1. Petugas kamar jenazah mengambil jenazah dari ruangan yang telah


dilengkapi dengan surat keterangan kematian dari dokter yang berasal
dari ruang rawat inap.
2. Lama tinggal jenazah di kamar jenazah paling lama 2 x 24 jam.
3. Apabila dalam 2 x 24 jam tidak ada pihak yang bertanggungjawab,
maka jenazah dinyatakan sebagai jenazah terlantar, dan penanganannya
mengacu kepada SPO Jenazah terlantar.
4. Dalam hal pemakaman jenazah menjadi tanggung jawab keluarga.
5. Waktu pemulasaran jenazah yaitu -/+ 1.5 jam.
6. Petugas kamar jenazah mencatat identitas jenazah dalam buku realisasi
jenazah.
7. Petugas memandikan dan mengkafani jenazah.

PEMULASARAN JENAZAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


0 2/2

Prosedur
8. Petugas meminta kepada wali untuk menandatangani penyerahan
jenazah di buku kematian dan petugas mencatat waktu
penyerahannya.
9. Waktu tunggu kesiapan mobil jenazah saat diperlukan -/+ 2 jam.
10. Namun bila wali jenazah sejak awal menghendaki jenazah
dimandikan di rumah, maka petugas kamar jenazah/perawat
ranap / IGD menyerahkan jenazah kepada wali untuk segera
dibawa pulang dengan menunggu -/+ 2 jam.
11. Petugas kamar jenazah membuat laporan dalam buku realisasi
jenazah dan buku catatan jenazah keluar.
12. Apabila wali jenazah menghendaki penggunaan jasa mobil
jenazah, prosedur pelayanannya mengacu kepada prosedur
pelayanan mobil ambulance /jenazah pada prosedur Mutu
Pelayanan Ambulance.
Unit Terkait 1. Rawat-rawat inap
2. Rawat jalan
PEMULASARAN JENAZAH DENGAN PENYAKIT MENULAR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/2

Diterbitkan
Direktur

Standar Prosedur Tanggal terbit


Operasional

dr. Devvy Megawati

Pengertian Jenazah adalah seseorang meninggal karena penyakit

Cara memandikan jenazah pengidap penyakit menular seperti HIV / AIDS


tidak bias sembarangan, salah satunya, wajib mengenakan universal
precaution (UP), yakni standar perlengkapan kesehatan yang terdiri atas
penutup kepala, masker, google (penutup hidung), sarung tangan, pakaian
steril, dan sepatu bot.
Tujuan 1. Upaya pencegahan standar atau pencegahan dasar pada semua kondisi.
2. Mencegah penularan secara kontak pada petugas atau masyarakat umum.
Kebijakan 1. Semua kendali dan tanggung jawab ada pada tenaga medis dan paramedis.
2. Peralatan dalam keadaan steril saat di gunakan di awal dan di lakukan
sterilisasi ulang saat setelah pemakaian sesuai prosedur sterilisasi alat
penanganan jenazah.
3. Semua prosedur di tangani petugas mulai saat memandikan sampai
mengkafani kecuali saat mensolati yang akan di pimpin oleh modin / pak
kaum setempat.
4. Pelaksana perawatan jenazah adalah Tim pengrukti jenazah yang sudah
terbina oleh paramedis.
5. Kewaspadaan dini dalam hal ini yang paling gencar saat ini adalah HIV /
AIDS dan FLU burung, tetapi tidak menutup kemungkinan penyakit-
penyakit lain yang berbahaya.
Prosedur Alat yang di siapkan:

Alat pelindung diri di antaranya :sarung tangan, pelindung muka (masker dan
kacamata), gaun / jubah / apron dan pelindung kaki.
Penatalaksanaan
1. Petugas melakukan cuci tangan dengan menggunakan antiseptic bisa
pilih salah satu antiseptic dan di lanjutkan dengan mencucitangan
kembali dengan air mengalir selama 2-5 Menit.
2. Semua petugas memakai alat pelindung, semua alat harus di pakai
pada saat menangani jenazah untuk mengurangi pejanan darah dan
cairan tubuh jenazah.
3. Petugas yang sudah berpakaian lengkap mengangkat jenazah di bawa
kemeja kamar jenazah untuk di mandikan.
4. Setelah selesai di mandikan jenazah di siram dengan larutan kaporit,
tunggu 5-10 menit dan bila sulang dengan air sampai kering dengan
dosis kaporit dengan konsentrasi 35% :14 gr kaporit dalam 1 liter air,
kaporit dengan konsentrasi 60% : 8 gr kaporit dalam 1 liter air,
kaporit dengan kosentrasi 70% : 7,1 % gr kaporit dalam satu liter air.
5. Setelah jenazah kering di lakukan pengkafanan dengan bungkus kain
kafan yang harus di lakukan oleh petugas yang berpakaian lengkap.
PEMULASARAN JENAZAH DENGAN PENYAKIT MENULAR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


0 2/2

Prosedur 6. Setelah di kafani jenazah di bungkus dengan plastic.


7. Setelah petugas selesai mengkafani jenazah, petugas menyerahkan
kemodin / kaum setempat untuk di sholatkan.
8. Lakukan serah terima jenazah ke keluarga dengan menandatangani
buku register sebagia bukti bahwa jenazah sudah dukembalikan ke
keluarga untuk dibawa pulang
Unit Terkait 1. Rawat Inap
2. Rawat Jalan
PEMULASARAN JENAZAH INFEKSIUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/2

Diterbitkan

Standar Prosedur Tanggal terbit


Operasional

dr. Devvy Megawati

Pengertian Pemulasaran jenazah adalah proses perawatan jenazah yang meliputi kegiatan
memandikan, mengkafani, dan meshalatinya sebelum di bawa pulang
kerumah pasien (dimakamkan).

Jenazah infeksius adalah jenazah yang di tetapkan oleh dokter mengidap


penyakit menular seperti HIV / AIDS, Hepatitis B, Hepatitis C, dan yang
semisalnya.
Tujuan 1. Upaya pencegahan standar atau pencegahan dasar pada semua
kondisi
2. Mencegah penularan secara kontak pada petugas atau masyarakat
umum.
Kebijakan
1. Semua kendali dan tanggung jawab ada pada paramedic dan
tenagamedis,
2. Peralatan dalam keadaan steril saat digunakan di awal dan
dilakukan sterilisasi ulang saat setelah pemakaian sesuai prosedur
sterilisasi alat penanganan jenazah.
3. Prosedur disini dengan semua prosedur semua ditangani oleh
petugas mulai saat memandikan sampai menguburkan kecuali
mensholati yang akan di pimpin oleh modin/ kaum setempat.
4. Pelaksana pemulasaran jenazah infeksius adalah Tim petugas
Ruang Jenazah dan di awasi oleh Rohaniawan dan perawat medis.
5. Kewaspadaan dini dalam hal ini yang paling gencar saat ini adalah
HIV/AIDS dan Flu burung, tetapi tidak menutup kemungkinan
penyakit-penyakit lain yang berbahaya.
Prosedur 1. Petugas memandikan jenazah dan mengkafaninya lalu di bungkus
plastik, dan petugas masih dalam keadaan mengenakan baju
pelindung.
2. Segera mencuci kulit dan permukaan lain dengan air mengalir bila
terkena darah atau cairan tubuh.
3. Petugas membuat perincian biaya pemulasaran jenazah lalu
memberikannya kepada wali jenazah agar menyelesaikan
administrasinya di bagian keuangan.
4. Petugas menerima bukti pelunasan administrasi, selanjutnya
petugas meminta wali jenazah untuk menandatangani penyerahan
jenazah di buku kematian dan mencatat waktu penyerahannya.
5. Petugas kamar jenazah membuat laporan dalam buku realisasi
jenazah dan dibuku catatan jenazah keluar.
6. Apabila wali jenazah menghendaki penggunaan jasa mobil
jenazah, maka prosedur pelayanannya mengacu kepada SOP
mobil ambulance.
PEMULASARAN JENAZAH INFEKSIUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


0 2/2

Prosedur 7. Petugas menyampaikan kekeluarga jenazah bahwa jenazah yang


telah di bungkus (dibalut kain kafan) tidak boleh dibuka lagi.
8. Lama tinggal jenazah di kamar jenazah paling lama 2 x 24 jam.
9. Apabila dalam 2 x 24 jam tidak ada pihak yang bertanggung
jawab, maka ia digolongkan sebagai jenazah terlantar.
10. Apabila dalam 2 x 24 jam tidak ada pihak yang bertanggung
jawab, maka ia digolongkan sebagai jenazah terlantar.
11. Jenazah terlantar menjadi tanggung jawab Negara/pemda
setempat.
12. Dalam hal pemakaman jenazah menjadi tanggung jawab keluarga.
13. Waktu pemulasaran jenazah infeksius yaitu 2.5 jam.
14. Waktu tunggu kesiapan mobil jenazah saat diperlukan yaitu -/+ 1
jam.
Unit Terkait 1. Rawat inap
2. Rawat Jalan
PERAWATAN/PENGAWETAN JENAZAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/2

Diterbitkan
Direktur

Standar Prosedur Tanggal terbit


Operasional

dr. Devvy Megawati

Pengertian Perawatan /pengawetan jenazah adalah suatu tindakan medis


melakukan pemberian bahan kimia tertentu pada jenazah untuk
menghambat pembusukan serta menjaga penampilan luar jenazah
supaya tetap mirip dengan kondisi sewaktu hidup.
Tujuan 1. Untuk mencegah terjadinya pembusukan pada jenazah.
2. Untuk membunuh kuman, karena dengan menyuntikan zat-zat
tertentu kuman tersebut akan mati dan agar tidak meninggalkan
luka serta agar tubuh jenazah tidak kaku.
Kebijakan 1. Pengawetan jenazah atas persetujuan direktur
2. Pengawetan jenazah dilakukan oleh Tim medis yang di tunjuk
oleh direktur
3. Petugas kamar jenazah hanya menjaga jenazah
Prosedur A. Tindakan yang di lakukan diluar kamar jenazah yaitu:
1. Mencuci tangan sebelum memakai sarung tangan.
2. Memakai pelindung wajah dan jubah.
3. Luruskan tubuh jenazah dan letakan dalam posisi terlentang
dengan tangan di sisi atau terlipat di dada.
4. Tutup kelopak mata, mulut dan telinga dengan kapas atau
kasa.
5. Beri alas kepala dengan kain handuk untuk menampung
bila ada rembesan darah atau cairan tubuh lainnya.
6. Tutup anus dengan kasa dan plester dengan plester kedap
air.
7. Lepaskan semua alat kesehatan dan letakkan alat bekas
tersebut kedalam wadah yang aman sesuai dengan kaidah
kewaspadaan unifersal.
8. Tutup setiap luka yang ada dengan plester kedap air.
9. Bersihkan tubuh jenazah serta tutup dengan kain bersih
untuk di saksikan oleh keluarga.
10. Pasang label identitas pada kaki jenazah.
PERAWATAN/PENGAWETAN JENAZAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


0 2/2

Prosedur 11. Beritahu petugas kamar jenazah bahwa jenazah adalah


penderita penyakit menular.
12. Cuci tangan setelah melepas sarung tangan.

B. Tindakan di kamarjenazahyaitu;
1. Lakukan prosedur baku kewaspadaan unifersal yaitu cuci
tangan sebelum memakai sarung tangan.
2. Petugas memakai alat pelindung:
a. Sarung tangan karet yang panjang (sampai ke siku).
b. Sepatu boot sampai lutut.
c. Pelindung wajah (masker dan kacamata)
d. Jubah atau celemek yang kedap air.
3. Jenazah di mandikan oleh petugas kamar jenazah yang telah
memahami cara membersihkan atau memandikan jenazah
penderita penyakit menular.
4. Bungkus jenazah dengan kain kafan atau atau kain
pembungkus lain sesuai dengan agama dan kepercayaan
Yang di anut.
5. Cuci tangan dengan sabun sebelum memakai sarung tangan
dan sesudah melepas sarung tangan.
6. Jenazah yang sudah di bungkus kain kafan tidak boleh di
buka lagi.
7. Jenazah tidak boleh di balsam atau di suntik dengan zat
pengawet kecuali oleh petugas khusus yang telah mahir
dalam hal tersebut.
8. Jenazah tidak boleh di otopsi, dalam kondisi tertentu otopsi
dapat di lakukan setelah mendapat persetujuan dari
pimpinan rumah sakit dan di laksanakan oleh petugas
rumah sakit yang telah mahir dalam hal tersebut.
Unit Terkait 1. Rawat inap
2. Rawat jalan
PENANGANAN JENAZAH TERLANTAR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/2

Diterbitkan
Direktur

Standar Prosedur Tanggal terbit


Operasional

dr. Devvy Megawati

Pengertian Penanganan jenazah terlantar adalah proses perawatan jasad orang meninggal
dunia tanpa di ketahui identitas dan ahli warisnya yang meliputi kegiatan
memandikan, mengkafani, menshalati, dan (pemakaman jenazah).

Tujuan 1. Upaya menghormati jasad sebagai ciptaan Allah SWT sehingga tidak
membusuk yang bisa menggangu lingkungan setempat.
2. Membantu pihak pemerintah dalam mengayomi warganya khususnya
dalam hal menangani jenazah terlantar sampai jenazah tersebut
dikuburkan.
3. Memberi contoh kepada masyarakat dalam mewujudkan sebuah
kepedulian agar ke depan bisa manusiawi dan peduli antar sesama
manusia.
Kebijakan 1. Segala tindakan terhadap jenazah wajib atas persetujuan direktur secara
tertulis.
2. Petugas kamar jenazah hanya menjaga saat berada dikamar jenazah.
Prosedur 1. Ada surat bukti temuan jasad dari kepolisian.
2. Barang titipan berupa jenazah dari pihak kepolisian berada di
pemulasaran jenazah paling lama 2x24 jam.
3. Jenazah terlantar menjadi tanggung jawab negara / pemda
setempat atas pemakamannya berdasarkan UU dasar 1945 pasal
33.
4. Pihak yang berwajib (kepolisian) memberikan imbauan kepada
masyarakat yang kehilangan anggota keluarga dengan ciri-ciri
yang di sebutkan agar segera mendatangi rumah sakit.
5. Petugas kamar jenazah mengambil jenazah terlantar dari ruangan
yang telah di lengkapi dengan surat kematian dari dokter jaga.
6. Petugas kamar jenazah mencatat identitas jenazah beserta ciri-ciri
fisik yang ada dalam buku realisasi jenazah.
PENANGANAN JENAZAH TERLANTAR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


0 2/2

Prosedur 7. Petugas memandikan dan mengkafani jenazah.


8. Petugas membuat perincian biaya pemulasaran jenazah dan
memberikannya kepada wali jenazah / pihak yang berwenang agar
membayar biayanya di bag keuangan.
9. Petugas meminta bukti pelunasan administrasi, selanjutnya
meminta kepada wali / pihak yang berwenang untuk
menandatangani penyerahan jenazah di buku kematian dan petugas
mencatat waktu penyerahannya.
10. Apabila wali jenazah menghendaki penggunaan jasa mobil jenazah
maka prosedur pelayanannya mengacu kepada SPO mobil
ambulance.
11. Waktu tunggu kesiapan mobil jenazah saat di perlukan -+ 1 jam.
Unit Terkait 1. Rawat Inap
2. Rawat Jalan
3. Instansi Kepolisian

Anda mungkin juga menyukai