PENDAHULUAN
Ada sebuah frasa dari lagu Cole Porter yang populer di tahun 1926 What is this
thing called pain? This funny thing called pain, just who can solve its mystery?. Nyeri
seperti cinta, semua orang mengalaminya, tak ada yang lebih penting dan tak ada yang
bisa anda lakukan terhadapnya. Namun tak seperti cinta, bagaimanapun kita harus
merasakan dan mengatasi misteri dari nyeri. Progres yang penting telah dibuat pada
dekade terakhir mengungkap hal tentang gen, molekul, sel dan jalur-jalur yang
menjelaskan sensasi nyeri, yang membuka peluang untuk mengatasi sensasi tersebut.4
Nyeri memiliki satu peran penting dari sistem saraf dalam memberi peringatan
adanya potensi atau terjadinya cedera. Keduanya merupakan pengalaman sensorik dan
emosional, yang dipengaruhi oleh faktor fisiologis seperti pengalaman masa lalu,
keyakinan terhadap nyeri, ketakutan dan kecemasan.3 Dalam makalah ini akan di
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
penting pada sistem pertahanan tubuh, yang memeberikan peringatan terhadap sistem
saraf untuk menginisiasi rerspon motor yang bertujuan meminimalisir kerusakan fisik,
kurangnya kemampuan untuk merasakan nyeri pada kasus tertentu seperti kondisi
insensitifitas nyeri kongenital pada anhidrosis (Axelrod and Hilz 2003) dapat
menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Nyeri merupakan gejala mayor pada
sebagian besar kondisi medis, dan dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang dan
terkait kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam
Sebagian besar perubahan sensasi somatik dan sensor somatik merupakan media
informatif primer, dimana munculnya nyeri mekanisme perlindungan. Nyeri berbeda dari
sensasi klasik (pendengaran, bau, rasa, sentuh, dan penglihatan) karena merupakan
sebagai ambang yang luas terhadap pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
memastikan bahwa nyeri merupakan sinyal yang tidak dapat diabaikan. Informasi nyeri
2
yang ditransmisikan ke susunan saraf pusat melalui tiga jalur mayor dapat diilustrasikan
penyebab dari nyeri. Sensitifitas dan reaksi dari stimulus noksius merupakan inti dari
pertahanan hidup dari makhluk hidup. Nyeri melalui jalur yang tidak rumit, memastikan
untuk meinformasikan subjek untuk segera pergi dari situasi ini, tanpa mekanisme ini
3
organisme tidak dapat mencegah atau meminimalisir kerusakan jaringan. Individu yang
secara kongenital tidak sensitif terhadap sensasi nyeri sangat mudah cedera atau
Nyeri dapat dibagi dua jenis utama yaitu nyeri cepat dan nyeri lambat. Bila
diberikan stimulus, nyeri cepat timbul dalam waktu sekitar 0,1 detik, sedangkan nyeri
lambat timbul setelah 1 detik atau lebih dan kemudian secara perlahan meningkat selama
beberapa detik atau lebih dan kadang kala bahkan beberapa menit.1
Nyeri cepat juga memiliki banyak nama lain, seperti nyeri tajam, nyeri tertusuk,
nyeri akut, dan nyeri tersetrum. Jenis nyeri ini akan terasa bila sebuah jarum ditusukkan
ke dalam kulit, bila kulit tersayat pisau, atau bila kulit terbakar secara akut. Nyeri ini juga
akan terasa bila kulit mendapat setruman listrik. Nyeri cepat-tajam tidak terasa di
Nyeri lambat juga mempunyai nama lain, seperti nyeri terbakar lambat, nyeri
tumpul, nyeri berdenyut, nyeri mual, dan nyeri kronis. Jenis nyeri ini biasanya diakaitkan
dengan kerusakan jarinagan. Nyeri dapat berlangsung lama, dan rasa sakitnya dapat
menjadi penderitaan yang hamper tidak tertahankan. Nyeri ini dapat terasa di kulit dan
dikelompokkan sebagai rangsang nyeri mekanis, suhu, dan kimiawi. Pada umumnya nyeri
cepat disebabkan oleh rangsangan jenis mekanis atau suhu, sedangkan nyeri lambat
disebabkan oleh ketiga jenis rangsangan tersebut. Beberapazat kimia yang merangsang
4
jenis nyeri kimiawi adalah bradikinin, serotonin, histamine, ion kalium, asam, asetilkoin,
dan enzim proleolitik. Selain itu, prostaglandin dan substansi P meningkatkan sensitivitas
ujung-ujung serat nyeri tetaoi tidak secara langsung merangsangnya. Subtansi kimia
terutama penting untuk perangsangan nyeri lambat, jenis nyeri yang terjadi setelah cedera
jaringan.1
Berbeda dengan sebagian besar reseptor sensorik tubuh lainnya, reseptor nyeri
sedikit sekali beradaptasi dan kadang tidak beradaptasi sama sekali. Bahkan , pada
bebrapa kondisi, eksitasi serat nyeri semakin meningkat secara progresif, terutama pada
nyeri lambat-tumpul-mual, karena stimulus nyeri berlangsung terus menerus. Keadaan ini
akan meningkatkan sensitivitas reseptor nyeri dan disebut hiperalgesia. Kita dapat
mengerti pentingya ketidakmampuan reseptor nyeri untuk beradaptasi, karena hal ini
International Association for the Study of Pain (IASP). membuat klasifikasi nyeri
5. Penyebab
5
Namun hal tersebut dikritisi oleh Clifford J. Woolf tahun 2010 mengatakan bahwa nyeri
terbagi tiga hal yang berbeda, namun kadang para dokter keliru membuat perbedaannya :4
1. Nyeri nosiseptif
meminimalisir kontek dengan stimulus noksius atau yang merusak. Nyeri ini
terasa saat bersentuhan dengan benda terlalu panas, dingin, atau sesuatu yang
tajam.4
2. Nyeri Inflamatif
Bentuk nyeri yang juga adaptif dan protektif dengan meningkatkan sensitifitas
sensorik setelah terjadi kerusakan jarinaganyang tidak dapat dihindari, nyeri ini
yang menjaga kontak fisik dan pergerakan. Nyeri hipersensitif, atau kekakuan
gerak mengurangi resiko kerusakan jarinagan yang lebih besar dan meningkatkan
penyembuhan, seperti pada luka pasca bedah atau radang sendi, dimana saat
pergerakan normal tak terasa nyeri namun pada kondisi tersebut menimbulkan
nyeri. Nyeri tersebut terjadi karena aktivasi sistem imun dari cedera jaringan atau
infeksi, karena itu disebut nyeri inflamasi, namun nyeri juga bagian penting dari
proses inflamasi.4
3. Nyeri Patologis
Merupakan bentuk nyeri yang bukan protektif namun maladaptif, dihasilkan dari
fungsi abnormal sistem saraf. Nyeri patologis ini bukan gejala dari satu kelainan
tapi suatu penyakit yang terjadi pada sistem saraf, dapat terjadi setelah kerusakan
pada sistem saraf (neuropathic pain), kondisi ini juga bukan karena adanya
6
kerusakan atau inflamasi (dysfunctional pain). Kondisi yang memicu
muncul, nyeri yang muncul merupakan nyeri substansial tanpa stimulus noksius
7
2.3.3 Reseptor Nyeri
dalam bahasa Latin), dan nosiseptif berarti sensitif terhadap stimulus yang merusak.
Nosiseptor adalah reseptor sensorik yang mendeteksi sinyal dari jaringan yang rusak atau
perlakuan yang merusak jaringan dan secara tidak langsung respon terhdap pelepasan
mediator kimia dari jaringanyang rusak. Nosiseptor adalah ujung saraf bebas yang
ditemukan di kulit, otot, sendi, tulang dan visera. Sebagian besar jaringan dalam lainnya
hanya sedikit sekali dipersarafi oleh ujung sarafnyeri, namun setiap kerusakan jaringan
yang luas dapat dijumlahkan hingga menyebabkan nyeri jenis lambat kronis-tumpul.1
Belakangan ditemukan ujung saraf yang mengandung transient receptor potential (TRP)
yang mendeteksi kerusakan. Jalur TRP mirip gerbang jalur voltase potassium atau jalur
gebrbang nukleotid, memiliki 6 transmembran domain dengan pori antara domain 5 dan
6. Jalur tersebut mentrandiuksi berbagai stimulus noksius menuju potensial reseptor, yang
mengubah potensial aksi dalam serat saraf nyeri. Potensial aksi ini ditransmisi menuju
spinal cord dan membuat koneksi sinapsis di lamina I dan atau II. Badan sel nosiseptor
Sekalipun semua reseptor nyeri merupakan ujung serat saraf bebas, dalam
mengirimkan sinyal nyeri ke system saraf pusat ujung-ujung serat ini menggunakan dua
jaras yang terpisah. Kedua jaras ini terutama berhubungan dengan dua tipe nyeri- nyeri
8
Sinyal nyeri cepat-tajam dirangsang oleh stimuli mekanik atau suhu, sinyal ini
dikirimkan melalui saraf perifer ke medulla spinalis oleh serat-serat kecil tipe A pada
dirangsang terutam oleh stimuli nyeri kimiawi, tetapi kadang juga oleh stimuli mekanik
dan suhu yang menetap. Nyeri lambat-kronis ini dikirimkan ke medulla spinalis oleh
Large Ab
fibers
Dorsal root
Ad ganglionDorsal Horn
Small
fibers
C Peripheral sensory
Nerve fibers
Oleh karena adanya dua system persarafan nyeri, maka stimulus nyeri yang tiba-
tiba sering menimbulkan sensasi nyeri yang sifatnya ganda, nyeri cepat-tajam yang
dikirimkan otak oleh jaras serat A, diikuti sedetik atau lebih kemudian oleh nyeri lambat
yang dikirimkan oleh jaras tipe C. Nyeri tajam dengan cepat akan memberitahu seseorang
adanya suatu kerusakan sehingga membuat orang tersebut segera bereaksi memindahkan
dirinya stimulus tadi. Nyeri lambat cenderung meningkat seiring waktu, sensasi ini pada
akhirnya akan megakibatkan nyeri yang tidak tertahankan dan membuat sesorang terus-
9
Gambar Konduksi Informasi Noksius melalui A delta dan Serat C
Sewaktu memasuki medulla spinalis dari radiks spinalis dorsalis, serat nyeri
terdapat dua system untuk pengilahan system untuk pengilahan sinyal-sinyal nyeri pada
jalurnya ke otak.1
2.3.4.1 Dua Jaras Nyeri pada Medula Spinalis dan Batang Otak
Sewaktu memasuki medulla spinalis, sinyal nyeri melewati dua jaras ke otak,
terutama mengirimkan nyeri mekanik dan nyeri suhu akut. Serat ini berakhir pada lamina
I (lamina marginalis) pada kornu dorsalis, dan merangsang neuron orde kedua traktus
spinotalamikus. Neuron ini akan mengirimkan sinyal ke serat panjang yang segera
10
menyilang ke sisi medula spinalis yang berlawanan melalui komisura anterior dan
Gambar Pengiriman baik sinyal nyeri cepat-tajam maupun lambat kronis ke dalam
dan melaui medula spinalis dalam perjalanannya menuju otak
system yang jauh lebih tua dan mengirimkan nyeri terutama dari serat nyeri lambat-
kronis tipe C perifer, walaupun jaras ini juga mengirimkan beberapa sinyal dari tipe A.
Dalam jaras ini serat-serat perifer berakhir di dalam medula spinalis hamper seluruhnya
di lamina II dan III kornu dorsalis, yang bersama-sama disebut substansia gelatinosa,
seperti gambar diatas sebagian besar sinyal kemudian melewati satu atau lebih neuron
serat pendek tambahan di dalm system kornu dorsalisnya sendiri sebelum terutama
rangkaian ini membentuk akson-akson panjang yang sebagian besar bergabung dengan
11
serat-serat dari jaras nyeri cepat, mula-mula melewati komisura anterior ke sisi
berlawanan medulla spinalis, kemudian naik ke otak dalam dalam jaras anterolateral.1
Nyeri orofasial berawal dari neuron nosiseptif dari kepala, wajah, dan istruktur
bersama Intralaminar thalamus dan diketahui sebagai intralaminar (IL) nuclei. Semua
serat neospinothalamic bermuara di VPL dan VPM merupakan somatotopikal dan dari
lokasi itu mengirimkan axon yang bersinaps di korteks somatosensory (SCI- Area
Brodman 1 dan 2). Jalur ini bertanggung jawab pada immediate awareness dari sensasi
nyeri tajam dan penentuan letak nyeri dari lokasi yang tepat dari stimulus.3
12
2.3.5 Nyeri Alih
Sering seseorang merasakan nyeri di bagian tubuh yang letaknya cukup jauh dari
jaringan yang menyebabkan nyeri. Nyeri ini disebut nyeri alih, sebagai contoh nyeri di
dalam salah satu organ viseral sering dialihkan ke suatu daerah di permukaan tubuh.
Pengetahuan mengenai berbagai jenis nyeri laih ini sangat berguna dalam diagnosis klinis
penyakit, karena banyak penyakit viseral satu-satunya tanda klinis yang ditemui adalah
nyeri alih.1
pengalihan nyeri. Dalam gambar diatas tampak cabang-cabang serat nyeri viseral dalam
13
medula spinalis bersinaps dengan neuron orde kedua yang sama dengan sinyal nyeri
yang berasal dari kulit. Bila serat nyeri viseral terangsang, sinyal nyeri yang berasal dari
visera selanjutnya dikirimkan melalui setidaknya bebrapa neuron yang sama yang juga
mengirimkan sinyal nyeri yang berasal dari dari kulit, dan akibatnya orangnya itu akan
Derajat reaksi seseorang terhadap nyeri sangat bervariasi. Keadaan ini sebagian
disebabkan oleh kemapuan otak sendiri untuk menekan sinyal nyeri yang masuk ke
dalam sistem saraf, yaitu dengan mengaktifkan sistem pengatur nyeri, disebut sistem
14
1. Area periaquaduktal grisea dan area periventrikular mesensefalon dan bagian atas
pons yang mengelilingi aquaduktus Sylvii dan sebagian vemtrikel ketiga dan
2. Nukleus Rafe magnius, yang merupakan nukleus tipis di garis tengah terletak di
bagian bawah pons dan bagian atas medula oblongata, dan nukleus retikularis
spunalis.
ini sinyal anlgesia dapat menghambat sinyal nyeri sebelum disampaikan ke otak.
Perangsangan listrik baik pada area periaduktual grisea maupun pada nukleus rafe
magnus dapat menekan banyak sinyal nyeri hebat yang memasuki radiks dorsalis medula
spinalis, juga perangsangan pada daerah-daerah otak yang lebih tinggi yang merangsang
periaduktal grisea jugad apat menekan nyeri. Beberapa daerah ini adalah : 1) nuklei
pada kekuatan yang lebih rendah, berkas prosensefalon medial, yang juga terletak di
hipotalamus.
Terdapat bebrapa zat transmitter yang terlibat dalam sistem analgesia khususnya
enkefalin dan serotonin. Bnyak ujung serat saraf yang berasal dari nuklei periventrikuler
dan area periaquaduktal grisea menyekresi enkefalin. Banyak ujung serat dalam nukleus
15
Gambar Pengiriman sinyal nyeri menuju batang otak, talamus, dan korteks serebri
melalui jaras nyeri tusuk cepat dan jaras nyeri terbakar-lambat
Serat-serat yang berasal dari daerah ini mengirimkan sinyal ke kornu dorsalis
menimbulkan baik hambatan prasinaptik maupun pascasinaptik pada serat-serat nyeri tipe
C dan tipe A yang bersinaps di kornu dorsalis. Jadi sistem analgesia ini dapat memblok
sinyal nyeri pada tempat masuknya di medula spinalis. Yang timbul akibat sinyal nyeri,
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Guyton and Hall, Text book of Medical Physiology, 2016, 12th ed, Elsevier
2. Merskey, H., Bogduk, N., Classification of Pain, 2002, 2nd ed, IASP Press, Seattle,
4. Woolf, C.J., What is this thing called pain, 2010, vol. 120, num. 11, The Journal of
Clinical Investigation.
17