Anda di halaman 1dari 14

H.

BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS (SPESIFIC


GRAVITY AND WATER ABSORPTION OF FINE AGGREGATES )

1. Teori Dasar

Mencari nilai relative density dari suatu contoh bahan mentah secara

umum dilakukan dengan menggunakan timbangan, keranjang baja (steel

yard) yang mengacu pada sifat fisik dan mineralogi fisik (physical

mineralogy) (Hurlbut and Klein, 1977). Untuk agregat yang lebih halus

digunakan piknometer (pycnometer), selain penggunaan piknometer ini

ada beberapa metoda yang bisa menghitung berat jenis agregat halus

sedang yakni dengan menggunakan gas jar dan specific gravity bottle

(BS 812: 1975). Karakteristik berat jenis secara umum digunakan dalam

perhitungan volume agregat di berbagai jenis campuran yang

mengandung agregat termasuk beton semen portland dan campuran lain

yang secara proposional atau dianalisis berdasarkan volume. Nilai

penyerapan digunakan dalam perhitungan perubahan berat agregat karena

penyerapan air oleh pori-pori, dibanding dengan kondisi kering.

2. Tujuan Percobaan

Untuk menentukan berat jenis pada agregat kasar untuk kondisi SSD

(Surface Saturated Dry), kondisi kering (Bulk Spesific Gravity Dry),

kondisi semu (Apperant Spesific Gravity ) dan penyerapan (absorption)

dari agregat halus.

IBNU ABI LAILA


1515011011
3. Bahan

a. Agregat lolos saringan no. 8 (diameter 2,38 mm) sebanyak 500 gram

Gambar 3.H.1 Agregat Lolos Saringan no.8

b. Abu batu sebanyak 500 gram

Gambar 3.H.2 Abu Batu

4. Peralatan

a. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram dan kapasitas 1 kg

Gambar 3.H.3 Timbangan


IBNU ABI LAILA
1515011011
b. Tabung piknometer dengan kapasitas 500 ml

Gambar 3.H.4 Tabung piknometer

c. Oven yang dilengkapi pengatur suhu

Gambar 3.H.5 Oven

d. Kerucut terpancung (cone); dengan diameter bagian atas 40 3 mm,

diameter bagian bawah 90 3 mm, dan tinggi 75 3 mm yang

terbuat dari logam dengan tebal minimum 0,8 mm

Gambar 3.H.6 Kerucut terpancung (Cone)

IBNU ABI LAILA


1515011011
e. Tongkat penumbuk (tamper) yang mempunyai bidang penumbuk

rata; berat 340 15 gram, diameter permukaan penumbuk 25 3

mm

Gambar 3.H.7 Tongkat penumbuk (Tamper)

f. Saringan no. 8 diameter 2,38 mm

Gambar 3.H.8 Saringan

g. Kontainer

Gambar 3.H.9 Kontainer


IBNU ABI LAILA
1515011011
h. Bejana Tempat Air

Gambar 3.H.10 Bejana Tempat Air

5. Prosedur Percobaan

Langkah-langkah dalam percobaan ini sebagai berikut :

a. Menimbang benda uji yang lolos saringan No. 8 sebanyak 500 gr.

Gambar 3.H.11 Menimbang benda uji

b. Mencuci benda uji untuk menghilangkan kotoran dan bahan-bahan

lain yang melekat pada permukaan, kemudian merendamnya dalam air

selama 24 jam menggunakan talam.

IBNU ABI LAILA


1515011011
Gambar 3.H.12 Merendam selama 24 jam

c. Memasukkan sebagian dari benda uji pada cetakan kerucut pasir

sebanyak 1/3, lalu di lanjutkan memasukkan sampel sebanyak 2/3 dan

3/3.

Gambar 3.H.13 Memasukan benda uji

d. Memadatkan benda uji dengan tongkat pemadat (tamper). Melakukan

pemadatan pada 3 lapisan, memadatkan tiap lapisan dengan 25 kali

tumbukan dengan tingkat jatuh tongkat pemadat 1 cm.

IBNU ABI LAILA


1515011011
Gambar 3.H.14 Memadatkan benda uji

e. Kondisi SSD benda uji diperoleh, jika cetakan diangkat, butiran-

butiran benda uji/agregat halus longsor atau runtuh 1/3 dari tinggi

kerucut.

Gambar 3.H.15 Kondisi SSD

f. Mengambil benda uji kondisi SSD sebanyak 500 gram (Berat A), lalu

memasukannya ke dalam piknometer dan menambah air sampai batas

500 cc.

IBNU ABI LAILA


1515011011
Gambar 3.H.16 Memasukan benda uji kondisi SSD ke piknometer

g. Mengeluarkan udara sedikit demi sedikit dengan cara memutar-mutar

piknometer sampai tidak terlihat gelembung udara didalamnya.

Gambar 3.H.17 Mengeluarkan udara sedikit demi sedikit

h. Menimbang piknometer, air, dan benda uji.

Gambar 3.H.18 Menimbang piknometer, air, dan benda uji

IBNU ABI LAILA


1515011011
i. Mengeluarkan benda uji dan air dari dalam piknometer kemudian

memasukannya ke dalam kontainer dan mengovennya selama 24 jam.

Gambar 3.H.19 Mengeluarkan benda uji dan air

j. Mencatat berat benda uji setelah dioven dalam keadaan kering.

Gambar 3.H.20 Mencatat benda uji setelah di oven

k. Menimbang berat piknometer dan air.

Gambar 3.H.21 Menimbang Berat Piknometer dan Air

IBNU ABI LAILA


1515011011
6. Data Hasil Percobaan

Tabel H.1 Tabel Hasil Percobaan

Sampel 1 Sampel
Berat
(gram) (gram)
Benda uji kondisi SSD (A) 500 500
Benda uji dalam kering (Bk) 486,2 482,7
Piknometer + air (B) 724,32 724,32
Piknometer + benda uji +air (Bt) 1035,66 1030,75

7. Perhitungan

a. Berat Jenis Kering (Bulk Spesific Gravity Dry)

Bk
BJ Kering =
B+A-Bt

486,2
BJ Kering = = 2,5771
724,32 + 500 1035,66

482,7
BJ Kering 2 = = 2,4937
724,32 + 500 - 1030,75

2,5771 + 2,4937
BJ Kering Rata-rata = = 2,5354
2

b. Berat Jenis Kondisi SSD (Bulk Spesific Gravity SSD)

A
BJ SSD =
B+A-Bt

500
BJ SSD 1 = = 2,6503
724,32+500-1035,66

500
BJ SSD 2 = = 2,5830
724,32+500-1030,75

IBNU ABI LAILA


1515011011
2,6503 + 2,5830
BJ SSD Rata-rata = = 2,6167
2

c. Berat Jenis Semu (Apperant Spesific Gravity)

Bk
BJ Semu =
B+Bk-Bt

486,2
BJ Semu 1 = = 2,7805
724,32 + 486,2 - 1035,66
482,7
BJ Semu 2 = = 2,7384
724,32 + 482.7 -1030,75
2,7805 + 2,7384
BJ Semu Rata-rata = = 2,7595
2

d. Persentase Absorbsi (Absorbtion Percentage)

A-Bk
Persentase Absorbsi = x 100%
Bk

500 486,2
Persentase 1 = x 100% = 2,8383 %
486,2

500 482,7
Persentase 2 = x 100% = 3,5840 %
482,7

3,5840+ 4,8218
Persentase Rata-rata = = 3,2112 %
2

IBNU ABI LAILA


1515011011
8. Kesimpulan dan Saran

a. Kesimpulan

Beedasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan pada Sampel A yaitu

didapatkan nilai BJ Kering 2,5771; BJ Kondisi SSD BJ 2,6503; BJ Semu

2,7805 ; dan Kadar penyerapan air 3,8383 %. Sedangkan pada Sampel B

yaitu abu batu didapatkan nilai BJ Kering 2,4937 ; BJ Kondisi SSD

2,5830; BJ Semu 2,7384; dan Kadar penyerapan air 3,5840%.

Maka diambil BJ rata-rata:

BJ Kering = 2,5354

BJ Kondisi SSD = 2,6167

BJ Semu = 2,7595

Kadar Penyerapan Air = 3,2112 %

Data perhitungan tersebut menunjukan bahwa agregat yang digunakan

dalam percobaan ini mempunyai berat jenis yang sesuai dengan standar

SKBI-2.4.26.1987 (PB-0202-76 MPBJ) yaitu minimum 2,5 untuk BJ

Kering (Bulk), sedangkan nilai penyerapan yang didapatkan masuk dalam

standar yang telah ditetapkan (AASHTO T 189) yaitu maksimum 5 %.

Dengan demikian agregat halus yang digunakan dalam percobaan ini

sudah memenuhi standar yang telah ditetapkan.

a. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dari pengujian yang telah dilakukan

adalah:

1) Kebersihan laboratorium perlu di perhatikan untuk kenyamanan

selama menjalankan praktikum.

IBNU ABI LAILA


1515011011
2) Diharapkan asisten dapat menjelaskan fungsi setiap peralatan yang

akan digunakan sehingga praktikan tidak mengalami kesalahan

dalam praktikum

3) Sebaiknya praktikum dapat dilakukan dengan teliti dan dengan

koordinasi yang baik dengan asisten pendamping dan anggota

kelompok.

IBNU ABI LAILA


1515011011
LABORATORIUM INTI JALAN RAYA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS LAMPUNG
Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS


(Specific Gravity and Water Absorption of Fine Aggregate)

Nama : Ibnu Abi Laila Tanggal : 8 November 2017


Np : 1515011011
Jurusan : Teknik Sipil Asisten : Alvio Rini
Universitas : Universitas Lampung

Sampel 1 Sampel 2
No. Berat (Gram)
(gram) (gram)
Mengukur Berat benda uji kering permukaan 500 500,3
1. jenuh (Bk)
2. Mengukur Berat benda uji kering oven (Bk) 486,2 477

3. Mengukur Berat Piknometer yang diisi air (B) 724,34 724,34


Mengukur Berat Piknometer + Benda uji SSD 1036,71 1029,20
4.
+ air (Bt)

Catatan : Berdasarkan SKBI penterapan maksimum maximum 5% dan berat jenis


minimum, jadi agregat halus tersebut memenuhi standar.

Persetujuan Asisten
Tanda Tangan

ALVIO RINI
NPM 1345011001

IBNU ABI LAILA


1515011011

Anda mungkin juga menyukai