Anda di halaman 1dari 8

1.

1 Pengujian Substansif terhadap Aktiva Tetap

Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaanyang memiliki wujud, mempunyai manfaat


ekonomis, lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan
perusahaan, bukan untuk dijual kembali.

1.1.1 Perbedaan Karakteristik Aktiva Tetap dengan Aktiva Lancar adalah sebagai berikut

1. Akun aktiva tetap mempunyai saldo yang lebih besardi dalam neraca, transaksi
perubahannya relatif sangat sedikit namun umumnya menyangkut jumlah rupiah yang
besar.
2. Kesalahan pisah batasn transsaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap mempunyai
pengaruh kecil terhadap perhitungan rugi/laba,sedangkan kesalahan pisah batas transaksi
yang bersankutan dengan aktiva lancar berpengaruh langsung terhadap perhitungan
laba/rugi tahun yang diaudit.
3. Aktiva tetap disajikan dineraca pada kosnya dikurangi dengan depresiasi
akumulasian,sedangkan aktiva lancar disajikan di neraca pada nilai bersih yang dapat
direalisasikan pada tanggal neraca.

1.1.2 Perbedaan Pengujian Substantif Terhadap Aktiva tetap dengan terhadap Aktiva
lancar

1. Karena frekuensi transaksi yang menyangkut aktiva tetap relatif sedikit, maka jumlah
waktu yang dikonsumsi untuk pengujian substantif terhadap aktifa tetap relatif lebih sedikit
bila dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk pengujian substantif terhadap
aktiva lanacar.
2. Karena ketepatan pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap sedikit
pengaruhnya terhadap perhitungan rugi-laba,maka auditor tidak mengarahkan
perhatiannya terhadap masalah ketelitian pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan
aktiva tetap pada akhir tahun.
3. Pengujian substantif terhadap aktiva tetap dititikberatkan pada verifikasi mutasi aktiva
tetap yang terjadi dalam tahun yang diaudit.
1.1.3 Tujuan pengujian Substantif terhadap Saldo Aktiva Tetap

1. Memperoleh keyakianan tentang keandalan catatan akuntansi


2. Membuktikan keberadaan aktiva tetap dan ketrjadian transaksi
3. Membuktikan hak kepemilikan klien
4. Membuktikan kewajaran penilaian aktiva tetap
5. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan aktiva tetap

1.1.4 Berbagai prosedur audit dilaksanakan dalam lima tahap berikut ini :

Prosedur Audit Awal

1. Lakukan prosedur audit awal atas saldo akun utang yang diuji lebih lanjud.
a. Usut saldo utang yang dicantumkan di dalam neraca ke saldo akun utang usaha yang
bersangkutan di dalam buku besar.
b. Hitung kembali saldo akun usaha di dalam buku besar.
c. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam
akun utang usaha.
d. Usut saldo awal akun utang usaha ke kertas kerja tahun yang lalu.
e. Usut posting pendebitan akun utang usaha ke dalam jurnal yang bersangkutan
f. Lakukan rekonsialiasi akn kontrol utang usaha dalam buku besar ke buku pembantu
utang usaha.

Prosedur Analitik

2. Lakukan prosedur analitik


a. Hitung ratio berikut ini :
1. Tingkat perputaran utang usaha
2. Ratio utang usaha dengan utang lancar
b. Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan yang didasrkan pada data masa
lalu, data industri, jumlah yang dianggarkan, atau data lain.
c. Bandingkan akun biaya dengan akun biaya yang satu tahun lalu atau biaya yang
dianggarkan untuk mendapatkan indikasi kemungkinan adanya understatement utang
lancar.
Pengujian terhadap Transaksi Rinci

3. Periksa sampel transaksi utang usaha yang tercatat ke dokumen yang mendukung
timbulnya utang usaha.
a. Periksa pengkreditan akun utang usaha ke dokumen pendukung : bukti kas
keluar, laporan penerimaan barang, surat order pembeliaan, atau dokumen
pendukung lain.
b. Periksa pendebitan akun utang usaha ke dokumen pendukung : bukti kas masuk,
memo debit untuk retur pembelian.
4. Lakukan verivikasi pisah batas (cutoff) transaksi pembelian
a. Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembelian dalam minggu terakhir
tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca.
5. Lakukan verivikasi pisah batas (cutoff) transaksi pengeluaran kas.
a. Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembayaran dalam minggu
terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca.
6. Lakukan pencarian utang yang belum dicatat.
a. Periksa bukti-bukti yang mendukung transaksi pengeluaran kas yang dicatat
setelah tanggal neraca.
b. Periksa bukti kas keluar yang dibuat setelah tanggal neraca
c. Periksa catatn sediaan barang konsinya masuk
d. Pelajari peraturan perpajakan yang menyangkut bbisnis klien.
e. Lakukan review terhadap anggaran modal, perintah kerja dan kontrak
pembangunan untuk memperoleh bukti adanya utang yang belum dicatat.

Pengujian terhadap Saldo Akun Rinci

7. Lakukan konfirmasi utang :


a. Lakukan identifikasi penjual besat dengan me-review register bukt kas keluar atau
buku pembantu utang, arsip induk utang, dan kirimkan konfirmasi kepada memiliki
karakteristik berikut ini :
1. Berssaldo besar
2. Terdapat kegiatan pembelian yang luar biasa
3. Bersaldo kecil atau nol
4. Bersaldo debit
b. Lakukan rekonsiliasi utang usaha yang tidak dikonfirmasi ke pernyataan piutang
bulanan yang diterima oleh klien dari kreditur.

Verifikasi penyajian dan pengungkapan

8. Bandingkan penyajian utang usaha dengan prinsip akuntansi berterima umum


a. Periksa klasifikasi utang usaha dineraca
b. Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan utang nonusaha
c. Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan utang nonusaha
d. Mintalah informasi dari klien untuk menemukan komitmen yang belum
diungkapakan dan utang bersyarat dan priksa penjelasan yang bersangkutan
dengan utang usaha tersebut.
2.1 Pengujian Substantif Atas Saldo Hutang Jangka Panjang
Dari sudut pandang auditing, wesel bayar, hutang hipotek, dan hutang obligasi mempunyai
karakteristik yang serupa. Pada umumnya, bentuk hutang ini (1) melibatkan perjanjian kontraktual
berbunga, (2) memerlukan persetujuan dari dewan direksi, dan (3) dapat dijamin dengan
penggadaian atau agunan. Untuk akun-akun ini, terdapat masalah yang relatif sedikit dalam
mencapai tujuan audit.

Transaksi hutang jangka panjang ini jarang menimbulkan pisah batas akhir tahun. Jadi, pengujian
substantif atas saldo hutang jangka panjang dapat dilaksanakan baik sebelum maupun sesudah
tanggal neraca.

1. MENENTUKAN RISIKO DETEKSI


Karena sifat dan jarang terjadinya sebagian besar jenis transaksi hutang jangka panjang, maka
risiko inheren seringkali rendah untuk semua asersi saldo akun yang berkaitan kecuali kelengkapan
dan penilaian atau alokasi. Risiko inheren untuk asersi ini mungkin berada pada tingkat sedang
atau tinggi karena kerumitan yang terlibat dalam menghitung amortisasi diskonto atau premi
obligasi. Berdasarkan pertimbangan faktor-faktor ini dan setiap penilaian risiko pengendalian yang
relevan, tingkat risiko deteksi yang tepat dapat ditentukan untuk setiap asersi signifikan yang
berkaitan dengan saldo hutang jangka panjang.
2. MERANCANG PENGUJIAN SUBSTANTIF
Dari pengujian yang mungkin dilakukan ini, auditor merancang program audit untuk
memenuhi tingkat risiko deteksi yang dapat diterima atas setiap asersi. Auditor mengandalkan
terutama pada (1) komunikasi langsung dengan sumber independen dari luar, (2) penelaahan
dokumentasi, dan (3) perhitungan kembali untuk mendapatkan bukti kompeten yang mencakupi
mengenai asersi yang bersangkutan dengan saldo hutang jangka panjang.
3. PROSEDUR AWAL
Di sini penting untuk mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industrinya,
menentukan kebutuhan entitas akan pembiayaan eksternal, dan kemampuan untuk melunasi
hutang. Karena pembiayaan begitu jelas berkaitan dengan aktivitas investasi, maka auditor dapat
melaksanakan prosedur-prosedur tersebut secara serentak.
Karena ada kemungkinan pengujian substantif dapat dilakukan atas masing-masing daftar yang
dibuat sebelumnya, maka prosedur ini berkaitan dengan komponen ketepatan matematis dan
klerikal dari asersi penilaian atau alokasi, serta dilaksanakan dengan menggunakan skedul hutang
jangka panjang sebagai dasar untuk pengujian substantif tambahan.

4. PROSEDUR ANALITIS
Suatu bagian penting dari audit atas hutang jangka panjang adalah menentukan bahwa informasi
keuangan yang akan diaudit konsisten dengan harapan auditor. Auditor juga harus mengevaluasi
pengungkapan mengenai jatuh tempo hutang dan perjanjian utang. Sebagai bagian dari tanggung
jawab auditor atas evaluasi mengenai apakah suatu entitas dapat mempertahankan kelangsungan
hidupnya, auditor akan mengevaluasi kemampuan entitas itu untuk menghasilkan arus kas yang
mencukupi guna memenuhi komitmen yang berkaitan dengan beban bunga (termasuk bunga yang
dikapitalisasi), jatuh tempo hutang, dan perjanjian hutang. Ketika melaksanakan prosedur analitis,
auditor harus mempertahankan tingkat skeptisisme profesional yang tepat dan menyelidiki hasil-
hasil yang abnormal.

5. PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI


Untuk obligasi, auditor harus mendapatkan bukti tentang nilai nominal dan hasil bersih
obligasi itu pada tanggal penerbitan. Penerbitan instrumen hutang ini harus ditelusuri ke
penerimaan kas sebagaimana yang dibuktikan oleh surat kiriman uang dari pialang. Pembayaran
pokok hutang jangka panjang dapat diverifikasi dengan memeriksa voucher dan cek-cek yang
dibatalkan; sementara pembayaran penuh dapat divalidasi dengan memeriksa wesel yang
dibatalkan atau sertifikat obligasi. Bukti-bukti tentang transaksi semacam itu dapat tersedia dalam
bentuk sertifikat obligasi yang dibatalkan dan penerbitan sertifikat saham yang berkaitan.
Apabila bunga obligasi dibayar oleh agen independen, maka auditor harus memeriksa laporan agen
tentang pembayaran tersebut. Vouching atas ayat jurnal yang dicatat tidak akan mengungkapkan
hutang jangka panjang yang belum tercatat.

6. PENGUJIAN RINCIAN SALDO


Ada tiga pengujian substantif dalam kategori ini: (1) menilai otorisasi dan kontrak atas hutang
jangka panjang, (2) mengkonfirmasi hutang dengan pemberi pinjaman dan perwalian obligasi,
serta (3) menghitung kembali beban bunga.

7. PERBANDINGAN PENYAJIAN LAPORAN DENGAN GAAP


Pengujian terdahulu yang memeriksa kontrak utang dan mengkonfirmasi hutang
memberikan data tentang klien untuk digunakan dalam perbandingan. Pengujian ini berkaitan
dengan asersi penyajian dan pengungkapan.

3.1 Pengujian Substantif Atas Saldo Ekuitas Pemegang Saham


Seperti dalam kasus hutang jangka panjang, pengujian atas saldo ekuitas pemegang saham dapat
dilakukan sebelum atau sesudah tanggal neraca. Untuk saldo-saldo ini, asersi penilaian atau alokasi
dan penyajian ataupengungkapan adalah mempertahankan perbedaan antara modal disetor dan
laba ditahan.

1. MENENTUKAN RISIKO DETEKSI


Penilaian risiko inheren untuk asersi-asersi yang berkenaan dengan saldo ekuitas pemegang saham
tergantung pada sifat dan frekuensi transaksi yang mempengaruhi akun-akun bersangkutan.
Transaksi saham yang bersifat rutin dalam perusahaan terbuka sering ditangani oleh register dan
agen transfer. Dalam kasus tersebut, baik penilaian risioko inheren maupun pengendalian untuk
asersi saldo akun yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut mungkin rendah. Penilaian risiko
inheren dan pengendalian mungkin lebih tingg jika ada transaksi nonrutin yang melibatkan
penerbitan saham dalam akuisisi, sekuritas konvertibel, atau opsi saham.

2. MERANCANG PENGUJIAN SUBSTANTIF


Suatu daftar pengujian substantif yang mungkin dilakukan atas saldo ekuitas pemegang saham dan
tujuan audit spesifik yang berkaitan dengan setiap pengujian.

3. PROSEDUR AWAL
Auditor harus mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industri serta menentukan (1)
kebutuhan entitas akan pembiayaan eksternal dan (2) manfaat menggunakan pembiayaan dengan
ekuitas guna mendukung pertumbuhan entitas itu. Pembiayaan dengan ekuitas dapat digunakan
baik untuk mendukung aktivitas investasi, atau pun untuk mendukung investasi yang diperlukan
dalam modal kerja (yakni, pertumbuhan persediaan dan piutang yang diperlukan untuk
mengembangkan entitas itu).
4. PROSEDUR ANALITIS
Hubungan keuangan yan dinyatakan dalam rasio-rasio ini dapat bermanfaat untuk mengevaluasi
kelayakan saldo-saldo ekuitas pemegang saham. Bukti yang diperoleh dari prosedur analitis ini
berkaitan dengan asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau alokasi.

4.1 Jasa Bernilai Tambah Dalam Siklus Investasi Dan Pembiayaan

Setelah menyelesaikan audit atas aktivitas investasi, auditor dapat mengevaluasi investasi entitas
dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama. Auditor juga dapat memberikan
dua jasa bernilai tambah yang penting. Pertama, auditor dapat mengevaluasi seberapa efektif
entitas telah memanfaatkan aktivanya untuk menghasilkan penjualan, laba, dan arus kas, serta
mencapai tujuan entitas itu. Kedua, auditor kemudian dapat memberikan jasa independen dengan
mengevaluasi aktiva investasi yang direncanakan dapat menjadi pendukung yang penting untuk
mencapai sasarannya
DAFTAR PUSTAKA

Jusup, Al Haryono.2014. Auditing Edisi II. Yogyakarta: STIE-YKPN

http:// akuntansi.blogspot.co.id/2013/12/audit-siklus-investasi-dan-pembiayaan.html
(diakses pada tanggal 5 November 2017)

Anda mungkin juga menyukai