Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berbicara mengenai asuransi pastinya kita sudah tidak asing lagi. Apalagi jasa
perasuransian dalam tata kehidupan ekonomi rumah tangga, biasanya dibutuhkan dalam
menghadapi risiko keuangan yang timbul sebagai akibat datangnya kematian pada anggota
ekonomi rumah tangga yang menimbulkan masalah bagi yang ditinggalkan, dan risiko atas harta
yang dimiliki. Sedangkan jasa perasuransian dalam dunia bisnis dibutuhkan dalam menghadapi
berbagai risiko yang secara rasional dapat mengganggu kesinambungan kegiatan usaha bisnis
tersebut.

Usaha asuransi merupakan suatu mekanisme yang memberikan perlindungan pada


tertanggung apabila terjadi resiko di masa mendatang. Apabila risiko tersebut benar-benar terjadi,
pihak tertanggung akan mendapatkan ganti rugi sebesar nilai yang diperjanjikan antara
penanggung dan tertanggung. Mekanisme perlindungan ini sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis
yang penuh dengan risiko. Secara rasional, para pelaku bisnis akan mempertimbangkan untuk
mengurangi risiko yang dihadapi. Pada tingkat kehidupan keluarga atau rumah tangga, asuransi
juga dibutuhkan untuk mengurangi permasalahan ekonomi yang akan dihadapi apabila ada salah
satu anggota keluarga yang menghadapi risiko cacat atau meninggal dunia.

Asuransi itu ada yang berupa asuransi kerugian yang meliputi asuransi kebakaran, asuransi
pengangkutan, dan asuransi aneka. Selain itu juga ada asuransi jiwa dalam penanggulangan
risiko yang berkaitan dengan jiwa atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan. Dan
risiko itu sendiri merupakan hal-hal yang yang tidak diinginkan, yang mana dapat menimbulkan
kerugian.

Masyarakat memilih melakukan asuransi pasti mempunyai tujuan, yang mana tujuannya
adalah untuk mengurangi risiko-risiko yang pasti, dan masyarakat sendiri dapat
mempertanggungkan risiko tersebut pada perusahaan asuransi.

16
Perkembangan asuransi di Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Berbagai perusahaan asuransi berlomba-lomba menawarkan program asuransi baik bagi
masyarakat maupun perusahaan. Seiring dengan perkembangan berbagai program syariah yang
telah diusung oleh lembaga keuangan lain, banyak perusahaan asuransi yang saat ini juga
menawarkan program asuransi syariah.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari asuransi dan reasuransi?


2. Bagaimana pengaturan dan perijinan pendirian asuransi di Indonesia?

3. Apa saja manfaat asuransi?

4. Apa saja prinsip kerja dalam asuransi?

5. Apa yang dimaksud dengan polis dan premi asuransi?

6. Bagaimana penggolongan asuransi?

1.3. Tujuan

Makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat :

1. Mengetahui pengertian dari asuransi dan reasuransi.


2. Mengetahui pengaturan dan perijinan pendirian asuransi di Indonesia.

3. Mengetahui manfaat asuransi.

4. Mengetahui prinsip kerja dalam asuransi.

5. Mengetahui tentang polis dan premi asuransi.

6. Mengetahui penggolongan asuransi.

1.4. Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada para pembaca berupa :

1. Pengetahuan mengenai seluk beluk asuransi dan sekilas pengetahuan tentang reasuransi.

16
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asuransi dan Reasuransi

2.1.1 Pengertian Asuransi

Berikut adalah beberapa definisi asuransi menurut beberapa sumber :

1. Menurut Kitab Undang-undang Hukum Dagang pasal 246

Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana sesorang penanggung
mengikatkan diri kepada seseorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk
memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tentu.

2. Menurut Undang-undang No. 2 Th. 1992 tentang Usaha Perasuransian

Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana
pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi
asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu
peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan
atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

3. Menurut Paham Ekonomi

Asuransi merupakan suatu lembaga keuangan karena melalui asuransi dapat dihimpun
dana besar, yang dapat digunakan untuk membiayai pembangunan, disamping bermanfaat
bagi masyarakat yang berpartisipasi dalam bisnis asuransi, serta asuransi bertujuan

16
memberikan perlindungan atau proteksi atas kerugian keuangan (financial loss), yang
ditimbulkan oleh peristiwa yang tidak diduga sebelumnya (fortuitious event).

2.1.2 Pengertian Reasuransi

Menurut Purwosutiipto : Reasuransi diartikan sebagai "Pertanggungan Ulang".


Pengertian reasuransi timbul bila seseorang Penanggung pertama (ceding company) yang
terlalu berat untuk ditanggung sendirian, menerima suatu risiko karenanya dia lalu
berusaha untuk mengurangi beban risiko itu dengan menyerahkan atau melimpahkan
sebagian risiko kepada Asuransi penanggung Iain (perusahaan reasuransi).

Sedangkan menurut Abbas Salin pengertian reasuransi adalah


"Mempertanggungkan kembali sejumlah risiko oleh suatu perusahaan asuransi kepada
perusahaan asuransi lainnya.

Dapat disimpulkan Reasuransi adalah suatu perjanjian, yang diadakan antara dua
pihak, yaitu antara ceding company perusahaan asuransi sebagai penanggung pertama
sebagai pihak pertama dengan perusahaan reasuransi sebagai Penanggung yaitu pihak
kedua. Pihak pertama menyetujui untuk memindahkan dan pihak kedua menyetujui untuk
menerima suatu bagian yang ditentukan dari suatu risiko sebagaimana ketentuan yang
diperjanjikan.

2.2 Pengaturan dan Perijinan Pendirian Asuransi di Indonesia

Berikut merupakan peraturan perundangan yang digunakan sebagai dasar acuan


pembinaan dan pengawasan atas usaha perasuransian di Indonesia saat ini :

1. UU no.2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian

2. PP no.73 tahun 1002 tentang usaha perasuransian

3. Keputusan menteri keuangan, antara lain:

16
Nomor 223/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Perizinan
Perusahaan Asuransi dan Reasuransi
No.224/KNE.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Kesehatan Keuangan
Perusahaan Asuransi dan Reasuransi

No.225/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Penyelenggaraan Usaha


Perusahaan Asurasni dan Reasuransi

No.226/CMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Perizinan dan


Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi

I. Perizinan Pendirian Perusahaan Asuransi

Pemberian izin oleh Menteri Keuangan bagi perusahaan perasuransian menurut


PP Nomor 73 Tahun 1992 dilakukan dalam dua tahap, yaitu:

1. Persetujuan Prinsip

Adalah persetujuan yang diberikan untuk melakukan persiapan pendirian suatu


perusahaan yang bergerak di bidang perasuransian, dimana batas waktu persetujuan
prinsip dibatasi selama-lamanya satu tahun.

2. Izin usaha

Adalah izin yang diberikan untuk melakukan usaha setelah perisiapan pendirian
selesai, dimana izin usaha diberikan setelah persyaratan izin usaha telah dipenuhi.

J. Asuransi Kredit

Asuransi kredit mempunyai kaitan erat dengan jasa perbankan terutama di bidang
perkreditan yang selalu dikaitkan dengan jaminan kredit berupa barang bergerak dan
tidak bergerak yang sewaktu-waktu dapat tertimpa risiko yang dapat mengakibatkan
kerugian bagi pemilik barang dan bank sebagai pemberi kredit.

16
Kredit adalah pinjaman uang yang diberikan oleh pemberi kepada nasabahnya.
Untuk melindungi diri dari kemungkinan nasabah yang tidak dapat mengembalikan
kredit, pemberi kredit menutup asuransi atas kredit tersebut. Dalam asuransi kredit, yang
menjadi pihak tertanggung adalah pemberi kredit (bank dan/atau lembaga keuangan) dan
yang ditanggung oleh penanggung adalah risiko kredit di mana tidak diperolehnya
kembali kredit kepada para nasabahnya (yang umumnya terdiri atas para pengusaha).
Asuransi kredit bertujuan :

1. Melindungi pemberi kredit dari kemungkinan tidak diperolehnya kembali kredit yang
diberikan kepada para nasabahnya.
2. Membantu kegiatan, pengarahan, dan keamanan perkreditan baik kredit perbankan
maupun kredit lainnya diluar perbankan.

3. Dengan adanya asuransi kredit ini bank terdorong untuk lebih giat membantu para
nasabahnya dalam menyediakan modal untuk mengembangkan usahanya.
Pengelolaan asuransi kredit di Indonesia dipercayakan oleh pemerintah kepada PT
Asuransi Kredit Indonesia (PT Askrindo) yang berkantor pusat di Jakarta, di mana
yang menjadi tertanggung adalah bank-bank pemerintah, bank-bank swasta, dan
lembaga-lembaga keuangan lainnya. Sebagai imbalan atas jaminan yang diberikan
oleh PT Askrindo, bank membayar premi atas kredit yang ditanggung. Premi tersebut
menjadi beban bank, tetapi dalam praktik, ada juga bank yang membebankan premi
tersebut kepada nasabahnya yang memperoleh kredit. Walaupun begitu, yang menjadi
tertanggung bukan nasabahnya, tetapi bank pemberi kredit.

2.3 Manfaat Asuransi

Pada dasarnya asuransi memberikan manfaat bagi pihak tertanggung, antara lain:

1. Rasa aman dan perlindungan

Polis asuransi yang dimiliki oleh tertanggung akan memberikan rasa aman dari risiko
atau kerugian yang mungkin timbul. Kalau risiko atau kerugian tersebut benar-benar

16
terjadi, pihak tertanggung (insured) berhak atas nilai kerugian sebesar nilai polis atau
ditentukan berdasarkan perjanjian antara tertanggung dan penanggung.

2. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil

Prinsip keadilan diperhitungkan dengan matang untuk menentukannilai


pertanggungan dan premi yang harus ditanggung oleh pemegang polis secara periodik
dengan memperhatikan secara cermat faktor-faktor yang berpengaruh besar dalam
asuransi tersebut. Untuk mendapatkan nilai pertanggungan, pihak penanggung sudah
membuat kalkulasi yang tidak merugikan kedua belah pihak. Semakin besar nilai
pertangguangan, semakin besar pula premi periodik yang harus dibayar oleh
tertanggung.

3. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit.


4. Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan

Premi yang dibayarkan setiap periode memiliki substansi yang sama dengan
tabungan. Pihak penanggung juga memperhitungkan bunga atas premi yang
dibayarkan dan juga bonus (sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak).

5. Alat penyebaran risiko

Risiko yang seharusnya ditanggung oleh tertanggung ikut dibebankan juga pada
penanggung dengan imbalan sejumlah premi tertentu yang didasarkan atas nilai
pertanggungan.

6. Membantu meningkatkan kegiatan usaha

Investasi yang dilakukan oleh para investor dibebani dengan risikokerugian yang bisa
diakibatkan oleh berbagai macam sebab (pencurian, kebakaran, kecelakaan, dan lain-
lain).

2.4 Prinsip Kerja Asuransi

16
Bahwasanya setiap perjanjian dilakukan mengandung prinsip-prinsip asuransi.
Tujuannya adalah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari
antara pihak perusahaan asuransi dengan pihak nasabahnya.

Prinsip-prinsip asuransi yang dimaksud adalah:

1. Insurable interest (kepentingan yang dipertanggungkan)

Pada prinsipnya merupakan hak berdasarkan hukum untuk mempertanggungkan suatu


risiko yang berkaitan dengan keuangan, yang diakui sah secara hukum antara
tertanggung dengan sesuatu yang dipertanggungkan. Syarat yang perlu dipenuhi agar
memenuhi kriteria insurable interest:

Kerugiaan tidak dapat diperkirakan. Risiko yang bisa diasuransikan berkaitan


dengan kemungkinan terjadinya kerugian. Kemungkian tersebut tidak dapat
diperkirakan terjadinya.
Kewajaran. Risiko yang dipertanggungkan dalam asuransi adalah benda atau harta
yang memiliki nilai material baik bagi tertanggung maupun bagi penanggung.

Catastrophic. Risiko yang mungkin terjadi haruslah tidak akan menimbulkan


suaatu kemungkinan rugi yang sangat besar, yaitu jika sebagian besar
pertanggungan kemungkinan akan mengalami kerugian pada waktu yang
bersamaan.

Homogen. Untuk memenuhi syarat dapat diasuransikan, barang atau harta yang
akan dipertanggungkan harus homogen, yang berarti banyak barang yang serupa
atau sejenis.

2. Utmost Good Faith (itikad baik)

Dalam melakukan kontrak asuransi, kedua belah pihak dilandasi oleh itikad baik.
Antar pihak tertanggung dan penanggung harus saling mengungkapkan keterbukaan.

16
Kewajiban dari kedua belah pihak untuk mengungkapkan fakta disebut duty of
disclosure.

3. Indemnity

Konsep indemnity adalah mekanisme penanggung untuk mengompensasi risiko yang


menimpa tertanggung dengan ganti rugi finansial. Konsep ini tidak dapat mengganti
nyawa yang hilang atau anggota tubuh yang rusak atau cacat karena indemnity
berkaitan dengan ganti rugi finansial.

4. Proximate Cause

Adalah suatu sebab aktif, efisien yang mengakibatkan terjadinya suatu persitiwa
secara berantai atau berurutan tanpa intervensi suatu ketentuan lain, diawali dan
bekerja dengan aktif dari suatu sumber baru dan independent.

5. Subrogation

Pada prinsipnya merupakan hak penanggung yang telah memberikan ganti rugi
kepada tertanggung untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan kepentingan
asuransinya mengalami suatu peristiwa kerugian.

6. Contribution

Bahwa penanggung berhak mengajak penanggung-penanggung yang lain yang


memiliki kepentingan yang sama untuk ikut bersama membayar ganti rugi kepada
seorang tertanggung meskipun jumlah tanggungan masing-masing belum tentu sama
besar.

2.5 Polis dan Premi Asuransi

2.5.1 Polis Asuransi

Polis asuransi adalah bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak-pihak yang
mengadakan perjanjian asuransi. Dengan adanya polis asuransi perjanjian antara edua

16
belah pihak mendapatkan kekuatan secara hukum. Polis asuransi memuat hal-hal sebagai
berikut:

1. Nomor polis
2. Nama dan alamat tertanggung

3. Uraian risiko

4. Jumlah pertanggungan

5. Jangka waktu pertanggungan

6. Besar premi, bea materai, dan lain-lain

7. Bahaya-bahaya yang dijaminkan

8. Khusus untuk polis pertanggungan kendaraan bermotor ditambah dengan nomor


polisi, nomor rangka, dan nomor mesin kendaraan.

2.5.2 Premi Asuransi

Premi asuransi adalah kewajiban pihak tertanggung kepada pihak penanggung


yang berupa pembayaran uang dalam jumlah tertentu secara periodik. Jumlah premi
tergantung pada faktor-faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya tingkaat risiko dan
jumlah nilai pertanggungan. Jangka waktu pembayaran premi sangat tergantung pada
perjanjian yang sudah dituangkan dalam polis asuransi.

2.6 Penggolongan Asuransi

1. Menurut Sifat Pelaksanaannya

a. Asuransi sukarela

Pada prinsipnya pertanggungan dilakukan dengan cara sukarela, dan semata-mata


dilakukan atas kesadaran seseorang akan kemungkinan terjadinya risiko kerugian atas
sesuatu yang dipertanggungkan.

16
b. Asuransi wajib

Merupakan asuransi yang sifatnya wajib dilakukan oleh pihak-pihak terkait yang
pelakasanaannya dilakukan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang
ditetapkan oleh pemerintah.

2. Menurut Jenis Usaha Perasuransian

Menurut UU No. 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian jenis usaha perasuransian
dibagi menjadi beberapa jenis :

a. Usaha Asuransi

Asuransi kerugian

Yaitu usaha yang memberikan jasa-jasa dalam penanggulangan risiko


atas kerugian, kehilangan manfaat dn tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang timbul dari peristiwa yag tidak pasti. Usaha asuransi kerugian ini
dapat dipilah sebagai berikut:

Asuransi kebakaran adalah asuransi yang menutup risiko kebakaran.


Asuransi pengangkutan adalah asuransi pengangkutan penanggung atau
perusahaan asuransi akan menjamin kerugian yang dialami tertanggung
akibat terjadinya kehilangan atau kerusakan saat pelayaran.

Asuransi aneka adalah jenis asuransi kerugian yang tidak dapat


digolongkan kedala kedua asuransi diatas, misal : asuransi kendaraan
bermotor, asuransi kecelakaan diri, dan lain sebagainya.

Asuransi jiwa (Life Insurance)

16
Adalah suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi dalam
penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan jiwa atau meninggalnya
seseorang yang dipertanggungkan. Asuransi jiwa memberikan:

Dukungan bagi pihak yang selamat dari suatu kecelakaan.


Santunan bagi tertanggung yang meninggal.

Penghimpunan dana untuk persiapan pensiun

Ruang lingkup usaha asuransi jiwa dapat digolongkan menjadi 3, yaitu :

Asuransi jiwa biasa (ordinary life insurance) : Biasanya polis asuransi


jiwa ini diterbitkan dalam suatu nilai tertentu dengan premi yang
dibayar secara periodik (bulanan, triwulanan, semesteran, dan
tahunan).
Asuransi jiwa kelompok (group life insurance) : Asuransi jiwa ini
biasanya dikeluarkan tanpa ada pemeriksaan medis atas suatu
kelompok orang di bawah satu polis induk di mana masing-masing
anggota kelompok menerima sertifikat partisipasi.

Asuransi jiwa industrial (industrial life insurance) : Dalam jenis


asuransi ini dibuat dengan jumlah nominal tertentu. Premi umumnya
dibayar mingguan yang dibayarkan di rumah pemilik polis kepada
agen yang disebut debit agent.

Reasuransi (reinsurance)

Adalah pertanggungan ulang atau pertanggungan yang dipertanggungkan


atau asuransi dari asuransi. Reasuransi adalah suatu system penyebaran risiko
dimana penanggung menyebarkan seluruh atau sebagian dari pertanggungan
yang ditutupnya kepada penanggung yang lain. Penyebaran risiko tersebut
dapat dilakukan dengan dua mekanisme, yaitu koasuransi dan reasuransi.
Koasuransi adalah pertanggungan yang dilakukan secara bersama atas suatu
objek asuransi. Sedangkan reasuransi adalah proses untuk untuk

16
mengasuransikan kembali pertanggung jawaban pada pihak tertanggung.
Fungsi reasuransi adalah :

1. Meningkatkan kapasitas akseptasi.


2. Alat penyebaran risiko.

3. Meningkatkan stabilitas usaha.

4. Meningkatkan kepercayaan.

Mekanisme untuk reasuransi antara lain:

1. Treaty dan facultative reinsurance : Dalam model ini, reasuradur


memberikan sejumlah pertanggungan yang diinginkan dengan perjanjian
kontrak dan reasuradur harus menerima jumlah yang ditawarkan.
2. Reasuransi proporsional : Pembagian risiko antara ceding company
dengan reasuradur dilakukan secara proporsional berdasarkan jumlah
retensi yang telah ditetapkan. Retensi adalah jumlah maksimum risiko
yang ditahan atau ditanggung oleh ceding company.

3. Reasuransi nonproporsional : Bentuk ini memberikan kemungkinan bagi


reasuradur untuk tidak membayar klaim atau membayar klaim terbatas
jumlah yang ada di treaty. Treaty dalam mekanisme reasuransi adalah
pertanggungan yang dilakukan berdasarkan ketentuan-ketentuan dan
syarat-syarat yang dituangkan dalam suatu perjanjian antara ceding
company dan reasuradur yang mana reasuradur mengikatkan diri untuk
menerima setiap penutupan yang diberikan oleh ceding company.

b. Usaha Penunjang

Pialang asuransi adalah usaha yang memberikan jasa keperantaraan dalam


penutupan asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi asuransi dengan
bertindak untuk kepentingan tertanggung.

16
Pialang reasuransi adalah usaha yang memberikan jasa keperantaraan
dalam penetapan reasuransi dan penanganan ganti rugi reasuransi dewan
bertindak untuk kepentingan perusahaan asuransi.

Penilai kerugian asuransi adalah usaha yang memberikan jasa penilaian


terhadap kerugian pada objek asuransi yang dipertanggungkan.

Konsultan aktuaria adalah usaha yang memberikan jasa konsultan aktuaria.

Agen asuransi adalah pihak yang memberikan jasa keperantaraan dalam


rangka pemasaran jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung.

3. Menurut The Chartered Insurance Institute London


a. Asuransi kerugian (property insurance)

Merupakan pertanggungan untuk semua milik yang berupa harta


benda yang memiliki risiko. Jenisnya ada :

Asuransi kebakaran (fire insurance)


Asuransi pengangkutan (marine insurance)

Asuransi penerbangan (flight insurance)

Asuransi kecelakaan (accident insurance)

b. Asuransi tanggung gugat (liability insurance)

Adalah asuransi untuk melindungi tertanggung terhadap kerugian


yang timbul dari gugatan pihak ketiga karena kelalaian tertanggung.

c. Asuransi jiwa (life insurance)

Asuransi jiwa terdiri atas :

Asuransi kecelakaan
Asuransi jiwa

16
Anuitas

Asuransi industri

Asuransi kerugian (general insurance)

Reasuransi (reinsurance)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Asuransi merupakan lembaga keuangan yang melakukan suatu jasa perlindungan


dan penyediaan jaminan kepada individeu, organisasi maupun perusahaan yang dilakukan
dengan perjanjian tertentu, apabila dimasa yang akan datang tertanggung mengalami hal-
hal yang tidak diinginkan seperti musibah baik yang disebabkan oleh faktor bencana
alam, kelalaian, kebangkrutan, kecelakaan dan lain sebagainya. Asuransi akan
memberikan bantuan berupa materi sehingga pihak tertanggung bisa meminimalisir
kerugian yang terjadi.

16
Lembaga ini perlu dikaji mulai dari jenis-jenis, manfaat, penggolongan contoh
perusahaan dan terakhir tata cara pendirian perusahaan asuransi. Hal ini diperlukan agar
kita dapat mengerti dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehar-hari.
Asuransi sangat bermanfaat bagi kita dan perusahaan diantaranya dapat memberikan rasa
aman., perlindungan serta dapat membantu kegiatan.

3.2 Saran

Asuransi sebagai jasa yang cukup vital dimasa yang akan datang bagi individu
maupun kolektif diharapkan dapat berperan maksimal bagi masyarakat, sehingga akan
membantu kemungkinan adanya kerugian akibat musibah yang terjadi. Demi
terwujudnya hal tersebut perusahaan asuransi juga diharapkan dapat berprilaku jujur,
bersih dan transparan kepada pihak klien/nasabah/tertanggung. Selain itu tanggung jawab
dan komitmen yang tinggi dari pihak penanggung jaminan sangat diperlukan. Sayangnya
masih banyak perusahaan asuransi yang tidak bersikap aktif di Indonesia. Oleh
karenanya, diperlukannya pengawasan baik dari pemerintah maupun masyarakat agar
pelayanan jasa asuransi dapat berjalan dengan baik sehingga mampu mengurangi masalah
perekonomian di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

1. Emmi Pangaribuan Sinanjuntak, Pertanggungan Wajib Sosial Undang-undang No. 33


Tahun 1964 dan Undang-undang No. 34 Tahun 1964, Budi Atmadja, Yogyakarta, 1980.
2. Santoso, Gatot. Makalah Asuransi, Pengertian dan Manfaat Asuransi dalam
http://www.pusatmakalah.com/2015/02/makalah-asuransi-pengertian-manfaat-
prinsip.html diakses pada 6 November 2016.

16

Anda mungkin juga menyukai