LANDASAN TEORI
DAN TINJAUAN PUSTAKA
Gempa bumi terjadi pada retakan dalam kerak bumi yang disebut patahan. Patahan
terbentuk karena batuan rapuh dan pecah yang disebabkan oleh tekanan besar (meregang,
menekan, atau memilin) yang mendesaknya. Tekanan yang timbul di daerah kerak ini
disebabkan oleh pergerakan perlahan-lahan lempeng bumi.
Gempa bumi terjadi ketika tekanan telah semakin meningkat di daerah batuan sampai
pada tingkat tertentu sehingga terjadi pergerakan mendadak. Pergerakan mendadak ini
dapat menciptakan patahan baru ketika batuan pecah pada titik terlemah, atau pergerakan
menyebabkan batuan tergelincir di sepanjang patahan yang ada. Ketika ini terjadi,
sejumlah besar energi dilepaskan bersamaan dengan dilepasnya tekanan.
Energi yang dilepaskan menyebabkan batuan di sekitarnya bergetar, sehingga terjadi
gempa bumi. Titik di mana batuan menggelincir atau pecah untuk pertama kalinya,
sehingga menyebabkan gempa bumi disebut fokus. Tempat di permukaan bumi yang
berada tepat di atas fokus disebut episentrum.
1. Gempa Rencana
Tata cara ini menentukan pengaruh gempa rencana yang harus ditinjau dalam
perencanaan dan evaluasi struktur bangunan gedung serta bagian dan peralatan secara
umum. Gempa rencana ditetapkan sebagai gempa dengan kemungkinan terlewati
besarannya selama umur struktur bangunan 50 Tahun adalah sebesar dua persen.
Tabel 1- Kategori risiko bangunan gedung dan non gedung untuk beban gempa (
lanjutan )
Kategori
Jenis Pemanfaatan
Risiko
Gedung dan non Gedung yang memiliki risiko rendah terhadap jiwa
manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi
untuk, antara lain :
- Fasilitas Pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan
I
- Fasilitas sementara
- Gudang penyimpanan
- Rumah jaga dan struktur kecil lainnya
Gedung dan non Gedung yang memiliki risiko tinggi terhadap jiwa
manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi
untuk, antara lain :
- Bioskop
- Gedung pertemuan
- Stadion
- Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki unit bedah dan unit
gawat darurat
- Fasilitas penitipan anak
- Penjara
III
- Bangunan untuk orang jompo
Gedung dan non Gedung yang tidak termasuk risiko IV, ( termasuk,
tetapi tidak dibatasi untuk fasilitas manufaktur, proses, penanganan,
penyimpanan, penggunaan atau tempat pembuangan bahan bakar
berbahaya, bahan kimia berbahaya, limbah berbahaya, atau bahan
yang mudah meledak ) yang mengandung bahan beracun atau peledak
dimana jumlah kandungan bahannya melebihi nilai batas yang
disyaratkan oleh instansi yang berwenang dan cukup menimbulkan
bahaya bagi masyarakat jika tidak terjadi kebocoran.
Sumber : Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan gedung dan non
gedung
(Standar Nasional Indonesia 03-1726,2012.hal.15)
Bila beban air F bekerja pada struktur, maka keberadaannya harus diperhitungkan
dengan nilai faktor beban yang sama dengan faktor beban untuk beban mati D pada
kombinasi 1 hingga 6 dan 8.
Bila beban tanah H bekerja pada struktur, maka keberadaannya harus harus
diperhitungkan sebagai berikut :
3. Bila adanya beban H memperkuat pengaruh variabel beban utama, maka
perhitungkan pengaruh H dengan faktor beban =1,6 ;
4. Bila adanya beban H memberi perlawanan terhadap pengaruh variabel beban
utama, maka perhitungkan pengaruh H dengan faktor beban = 0, 6 (jika bebannya
bersifat permanen) atau dengan faktor beban = 0 (untuk kondisi lainnya).
Pengaruh yang paling menentukan dari beban-beban angin dan seismik harus ditinjau,
namun kedua beban tersebut tidak perlu ditinjau secara simultan.